Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Jalan Utudae Samad Kel. Mandati III, Kec. Wangi-Wangi Selatan Kode Pos 93791
e-mail : rsudkabwakatobi@gmail.com Telp. (0404) 2222011. Fax. (0404) 2222011

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


NOMOR : 226 / KEP / Tahun 2019

TENTANG
KEBIJAKAN KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE)

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

Menimbang : a. bahwa upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah


Sakit Umum Daerah Kabupaten Wakatobi merupakan upaya
untuk meminimalisir terjadinya resiko infeksi melalui kontak
langsung yang terkait dengan kegiatan pelayanan di Rumah
Sakit Umum Kabupaten Wakatobi
b. bahwa kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di RS,
adalah sangat penting yang harus dilaksanakan dengan metode
monitoring mengenai kepatuhan kebersihan tangan terhadap
seluruh karyawan RS dalam hal melakukan cuci tangan menurut
standar WHO
c. bahwa untuk melaksanakan maksud pada poin b, perlu disusun
pedoman secara tertulis sebagai acuan dalam melakukan cuci
tangan melalui Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Wakatobi

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik


Kedokteran;
2. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
4. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382/Menkes/SK/III/2007
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya;

6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008


tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/Menkes/PER/VII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 Tentang
Akreditasi Rumah Sakit;
9. Surat Keputusan Bupati Nomor 337 Tahun 2017, tanggal 10 April
2017 tentang Penetapan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kab. Wakatobi
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN WAKATOBI TENTANG KEBIJAKAN KEBERSIAHAN
TANGAN
Kedua : Kebersiahan tangan (Hand Hygiene) sebagaimana yang dimaksud
dalam DIKTUM PERTAMA disusun dalam bentuk panduan sebagai
lampiran yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini
Ketiga : Kebersiahan tangan (Hand Hygiene) merupakan tugas pokok dan
tanggung jawab komite dan tim PPIRS dalam hal sosialisasi,
monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan pegawai dalam
melaksanakan kepatuhan mencuci tangan
Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan bila mana
dikemudian hari terdapat kekliruan di dalamnya maka akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan Di : Wangi – Wangi


Tanggal : 14 Oktober 2019

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah


Kabupaten Wakatobi,

dr. H. Munardin Malibu


Nip. 19770619 200904 1 002
Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Wakatobi,
Nomor : 226 / KEP / Tahun 2019
Tentang : Kebijakan Bebersihan Tangan (Hand Hygiene)

PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN ( HAND HYGIENE )

I. LATAR BELAKANG
Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang di dapat dari rumah sakit
ketika pasien masuk rawat atau pernah dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial
terjadi setelah lebih dari 48 jam, hari rawat. Kegagalan melakukan kebersihan
tangan yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama infeksi nosokomial
( HAIs / Healthcare-associated infections ) dan penyebaran mikroorganisme multi
resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai contributor yang
penting terhadap timbulnya wabah.
Dari sudut pandang pencegahan dan pengendalian infeksi, praktik
membersihkan tangan adalah untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalu
tangan. Tujuan kebersihan tangan adalah untuk menghilangkan semua kotoran
atau debris serta menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit.
Mikroorganisme di tangan ini diperoleh dari kontak dengan pasien dan lingkungan.
Sejumlah mikroorganisme permanen juga tinggal dilapisan terdalam permukaan
kulit yaitu staphylococcus epidermis.
Selain memahami prosedur mencuci, para petugas kesehatan perlu
memahami indikasi dan keuntungan dari kebersihan tangan terutama keterbatasan,
pemakaian sarung tangan. Dengan adanya panduan kerbersihan tangan
diharapkan masyarakat rumah sakit mampu menerapkan prosedur tangan dengan
baik dan benar dapat mencegah penularan mikroorganisme dan menurunkan
frekuensi infeksi nosokomial.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya kegiatan kebersihan tangan untuk mencegah infeksi yang
ditularkan melalu tangan.

2. Tujuan Khusus
a. Semua petugas/staf Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Wakatobi mengetahui
pengertian tentang kebersihan tangan.
b. Semua petugas/staf Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Wakatobi mengetahui
pentingnnya pelaksanaan kebersihan tangan.

c. Semua petugas/staf Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Wakatobi mengetahui


indikasi dalam kebersihan tangan.
d. Semua petugas/staf Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Wakatobi mengetahui
persiapan untuk kebersihan tangan.
e. Semua petugas/staf Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Wakatobi mengetahui
metode kebersihan tangan.
f. Semua petugas/staf Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Wakatobi mengetahui
prosedur tentang kebersihan tangan.
g. Semua petugas/staf Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Wakatobi mampu
mengaplikasikan kebersihan tangan.

III. DEFINISI
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran
dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
Flora transien dan flora resien pada kulit
1. Flora transien pada tangan diperoleh melalui kontak dengan psien, petugas
kesehatan lain dan permukaan lingkungannya (misalnya meja periksa, lanati
atau toilet). Organism ini tinggal dilapiskanluar kulit dan terangkat dengan
mencuci tangan menggunakan sabun biasa dan air mengalir.
2. Flora residen tinggal dilapiskan kulit yang lebih serta di dalam folikel rambut,
dan tidak dapat dihilangkan seluruhnya, bahkan dengan pencucian dan
pembilasan keras dengan sabun dan air bersih. Untungnya pada sebagian
kasusu, flora residen kemungkinan kecil terkait dengan penyakit infeksi yang
menular melalu udara, seperti flu burung. Tangan ata ukuku dari petugas
kesehatan dapat terkolonisasi pada lapisan dalam oleh organism yang
menyebabkan infeksi seperti S.aureus, batang Gram negative atau ragi.
3. Air bersih adalah air yang secara lalami atau kimiawi dibersihkan dan disaring
sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya (misalnya
mencuci tangan dan membersihkan instrument medis) karena memnuhi
standar kesehatan yang telah ditretapkan. Pada keadaan minimal, air bersih
harus bebas dari mikroorganisme dan memiliki turbuditas rendah (jernih, tidak
berkabut).
4. Sabun adalah produk-produk pembersih (batang, ccair, lembek atau bubuk)
yang menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu melepaskan
kotoran, debris dan mikroorganisme yang menempel sementara pada tangan.
Sabun biasa memerlukan gosokan untuk melepaskan mikroorganisme secara
mekanik, sementara sabun antiseptic (antimikroba) selain melepas juga
membunuh atau menghambat pertumbuhan dari hampir sebagian besar
mikroorganisme.

5. Agen antiseptic atau antmikroba adalah bahan kimia yang diaplikasikan di


atas kulit ata ujaringan hidup untuk menghambat atau membunuh
mikroorganisme(baik yang sementara atau yang merupakan penghuni tetap),
sehingga mengurangi jumlah hitung bakteri total.
Contohnya adalah :
- Alcohol 60-90 % (etil dan isopropyl atau metal alcohol)
- Klorheksidin glukonat 2-4 % (hibiclens, hibiscrub, hibitane)
- Korheksidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai konsentrasi (savlon)
- Yodium 3 %, yodium dan produk alcohol berisi yodium atau tincture
(yodium tinktur) lodofor 7,5 – 10 %, berbagai konsentrasi (betadine atau
wescodyne).
- Triklosan
6. Emollient adalah cairan organic, seperti gliserol, propilen atau sorbitol yang
ditambahkan pada handrub danlosion. Kegunaan emollient untuk
melunakkan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan,
kekeringan, iritasi, dan dermatitis) akibat pencucian tangan dengan sabun
yang sering (dengan atau tampa antiseptic) dan air.

IV. RUANG LINGKUP


Panduan hand hygiene dipakai sebagai acuan dalam penerapan cuci
tangan oleh semua petugas/staf Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Wakatobi,
pasien, keluarga dan pengunjung.

V. TATA LAKSANA
1. Kebersihan tangan
a. Kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
b. Kebersihan tangan merupakan hal yang paling penmting untuk mencegah
penyebaran infeksi.
c. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir bila tangan terlihat kotor atau
terkontaminasi dengan bahan-bahan protein.
d. Gunakan handrub berbasis alcohol secara rutin untk deontaminasi tangan,
jika tangan tidak terlihat noda.
e. Jangan gunakan handrub berbasis alcohol jika tangan terlihat kotor.
f. Jangan menggunakan produk berbasi alcohol setelah menyentuh kulit
yang tidak utuh, darah atau cairan tubuh. Pada kondisi ini cuci tangan
dengan sabun dan air mengalir dan kekeringan dengan lap/tisu sekali
pakai.

Hal-hal yang perlu diingat saat membersihkan tangan :


a. Bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung
protein, tangan harus di cuci engan sabun dan air mengalir.

b. Bila tangan TIDAK jelas terlihat kotor atau terkontaminasi, harus


digunakan antiseptic berbasis alcohol untuk dekontaminasi tangan rutin.
c. Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan.
2. Indikasi kebersihan tangan
1) Segera : setelah di tempat kerja
2) Sebelum :
1. Kontak langsung dengan pasien
2. Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan
invasive (pemeberian suntikan intra vaskuler)
3. Menyediakan / mempersiapkan obat-obatan.
4. Mempersiapkan makanan
5. Memberi makan pasien
6. Meinggalkan rumah sakit
3) Diantara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan
terkontaminasi, untuk menghindari kontaminasi.
4) Setelah :
1. Kontak dengan pasien
2. Melepas sarung tangan
3. Melepas alat pelindung diri
4. Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, eksudat luka, dan
peralatan yang diketahui atau kemungkinan terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh, ekskresi (bedpen, urinal) apalah menggunakan
sarung tangan ata utidak menggunakan sarung tangan.
5. Menggunakan toilet, menyentuh/melap hidung dengan tangan.

Perlu diperhatikan 5 saat melakukan praktik membersihkan tangan :


1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sebelum tindakan aseptis
3) Setelah terkena cairan tubuh pasien
4) Setelah kontak dengan pasien
5) Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

3. Mempersiapkan kebersihan tangan


a) Air mengalir
Sarana utama untuk mencuci tangan adalah air mengalir dengan saluran
pembuangan ata ubak penampung yang memadai. Dengan guyuran air
mengalir tersebut maka mikroorganisme yang terlepas karena gesekan
mekanis atau kimiawi saat mencuci tangan akan terhalau dan tidak
menempel lagi dipermukaan kulit.

b) Sabun
Bahan tersebut tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat dan
mengurangi jumlah mikroorganisme dengan jalan mengurangi tegangan
permukaan sehingga mikroorganisme terlepas dari permukaan mulit dan
mudah terbawa oleh air.
c) Larutan antiseptic
Larutan antiseptic atau antimikroba topical, dipakai pada kulit atau
jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktivitas atau membunuh
mikroorganisme pada kulit. Kulit manusia tidak dapat disterilkan. Tujuan
yang ingin dicapai adalah penurunana jumlah mikroorganisme pada kulit
secara maksimal terutama kuman transien. Criteria memililh antiseptic
adalah sebagai berikut :
- Memiliki efek yang luas, menghambat ata umerusa mikroorganisme
secara luas (gram positif dan gram negative, virus lipofilik, basillus
atau tuberculosis, fungi, endospora).
- Efektifitas
- Kecepatan aktifitas awal
- Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam
pertumbuhan
- Tidak mengakibatkan iritasi kulit
- Tidak menyebabkan alergi
- Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang
- Dapat diterima secara visual meupun estetik.
d) Keringkan tangan menggunakan tisu

4. Prosedur standar membersihkan tangan


Prosedur cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dilakukan selama 40 –
60 detik.
Tehnik membersihkan tangan dengan sabun dan air harus dilakukan esperti di
bawah ini :
1) Basahi tangan mulai dari pergelangan tangan dengan air mengalir
2) Tuangkan 3 – 5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh permukaan
tangan, dengan metode 6 langkah yaitu :
1. Ratakan dengan kedua telapak tangan
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya
3. Gosok kedua tangan dan sela-sela jari
4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
6. Gosok dengan memutar ujung jari – jari ditelapak tangan kiri dan
sebaliknya.

3) Bilas kedua tangan adeng air mengalir


4) Keringkan dengan handuk sekali pakai atau tissue towel sampai benar-
benar kering
5) Gunakan handuk sekali pakai atau tissue toel untuk menutup kran
Karena mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak pada keadaan lembab
dan air yang tidak mengalir, maka :
1) Dispenser sabun harus dibersihkan terlebh dahulu sebelum pengisian
ulang
2) Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempatnya bila masih ada
isinya, penambahan ini dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada
sabun yang diamsukkan.
3) Jangan menggunakan baskom yang berisi air. Meskipun memakai
tambahan antiseptic, mikroorganisme dapat bertahan dan berkembang
biak dalam larutan ini.
4) Jika air mengalir tidak tersedia, gunakan wadah air dengan kran tampung
air yang telah digunakan dalam sebuah ember dan buanglah ke toilet.

5. Handrub antiseptic (handrub berbasis alcohol)


Prosedur cuci- tangan denga handrub abtiseptic dilakukan selama 20-30 detik.
Penggunaan handrub antiseptic untunk tangan yang bersih lebih efektif
membunuh flora residen dan flora tramsien daripada mencuci tangan dengan
sabun antiseptic atau dengan sabun biasa dan air. Penggunaan larutan
handrub yang efektif sesuai petunjuk pabrik (sekitar satu sendok teh 3-5 cc).
Tehnik untuk menggosok tangan dengan antiseptic adalah (tetap
menggunakan 6 langkah) :
Langkah 1 : Tuangkan handrub berbasis alcohol untuk dapat mencakup
seluruh permukaan tangan dan jari (kira-kira satu sendok teh).
Langkah 2 : Gosokkan larutan dengan teliti dan benar pada kedua belah
tangan, khususnya diantara jari-jari jemari dan di bawah kuku
hingga kering.
Handrub antiseptic tidak menghilangkan kotoran atau zat organic, sehingga
jika tangan sangat kotor atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh,
harus mencuci tangan dengan sabun dan air terlebih dahulu. Selain untuk
mengurangi penumpukan emolien pada tangan setelah memakai handrub
antiseptic berulang, tetap diperlukan mencuci tangan dengan sabun air setiap
setelah 5-10 aplikasi handrub.

6. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan tangan


1. Jari tangan
Kuku harus dijaga tetap pendek (tidak lebih dari 3mm melebihi ujung jari)
2. Kuku buatan
Dilarang menggunakan kuku buatan karena dapat berperan sebagai
reservoir untuk bakteri gram negative
3. Cat kuku
Tidak diperkenakan menggunakan cat kuku saat bertugas
4. Perhiasan
Tidak diperkenankan menggunakan perhiasan saat bertugas

7. Penatalaksanaan hand hygiene


1. Petugas penanggung jawab
Penanggung jawab penerapan hand hygiene adalah IPCN dan IPCD
dibantu IPCLN.
2. Perangkat kerja
a. SPO mencuci tangan
b. Daftar tilik kepatuhan hand hygiene
c. Peralatan cuci tangan :
 Menggunakan handwash
- Sabun cair
- Air mengalir
- Wastafel
- Lap pengering (tisu towel)
 Menggunakan Handrub
- Botol handrub
- handrub
3. Tata laksana
IPCN :
a. Melakukan kunjungan di tiap unit pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Kab. Wakatobi
b. Melakukan observasi penerapan hand hygiene sesuai dengan SPO
mencuci tangan yang berlaku.
c. Mencatat hasil observasi penerapan hand hygiene sesuai daftar tilik
hand hygiene.
d. Melakukan klarifikasi tentang hasil penerapan hand hygiene.
e. Memberikan informasi dan pelatihan tentang penerapan hand hygiene
yang sesuai dengan SPO yang berlaku.
f. Memberika reward
IPCLN :
a. Melakukan observasi penerapan hand hygiene sesuai SPO mencuci
tangan yang berlaku.
b. Selalu meningkatkan untuk menerapkan SPO hand hygiene diunit
masing-masing menjadi tanggung jawabnya.

VI. DOKUMENTASI
1. Hasil observasi penerapan hand hygiene dicatat dalam daftar tilik.
2. Hasil daftar tilik direkap sesuai masing-masing unit kerja di petugas/staf
Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Wakatobi
3. Setiap bulan hasil rekapitulasi dilaporan kepada pimpinan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Wakatobi

VII. PENUTUP
Demikian panduan kebersihan tangan di Rumah Sakit Umum Daerah Kab.
Wakatobi yang merupakan keharuswan untuk dilaksanakan, dimana dengan
adanya panduan dan pelaksanaan program kebersihan tangan dapat
meningkatkan mutu pelayanan dan mampu mengendalikan dan mencegah
kejadian infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Wakatobi.

Ditetapkan di : Wangi - Wangi


Pada tanggal : 14 Oktober 2019

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah


Kabupaten Wakatobi,

dr. H. MUNARDIN MALIBU


Nip. 19770619 200904 1 002

Anda mungkin juga menyukai