Anda di halaman 1dari 7

TABULASI DISKUSI TADRIS BIOLOGI 3/VII

KELOMPOK 2

Mata Kuliah : Biokimia Pangan

Hari/Tanggal : Rabu, 29 September 2021

Waktu : 14:00 s/d Selesai

Materi : Karbohidrat (Manfaat dan Reaksi)

Dosen Pengampu : Tri Suci Handayani Lubis M. Pd

Moderator : Deslia Amanda

Notulen : Asy Shafa Audina Saragih

Anggota : 1. Asy Shafa Audina Saragih (0310182065)

2. Deslia Amanda (0310183110)

3. Fitriyani (0310181008)

4. Ladisa Cikal Asa Bangsa (0310182093)

5. Muhammad Ardiansyah (0310181019)

6. Nenny Sri Wahyuni (0310183142)

7. Syaidah Kumala (0310181032)

Peserta : 34 Orang

Sesi Tanya Jawab :

No Pertanyaan Jawaban
1. Melinia Maduratna: Asy Shafa Audina Saragih:
Bagaimana cara menghitung Untuk mengetahui berapa seharusnya kebutuhan
kebutuhan karbohidrat perhari? karbohidrat harian, dapat mengacu pada Angka
Dan apakah kebutuhan Kecukupan Gizi (AKG) oleh Kementerian Kesehatan
karbohidrat per orang setiap Republik Indonesia. Sehingga, AKG akan digunakan
harinya berbeda beda? sebagai acuan zat gizi rata-rata yang diperlukan oleh
sekelompok orang berdasarkan jenis kelamin dan
usianya. Cara menghitung karbohidrat yang
dibutuhkan tubuh yaitu dengan: kebutuhan
karbohidrat sebesar 60 – 75% dari kebutuhan kalori
total. Karbohidrat sebanyak 1 gram setara dengan 4
kalori.
Dan apakah kebutuhan karbohidrat per orang setiap
harinya berbeda beda? Ya, kebutuhan karbohidrat per
orang setiap harinya berbeda-beda. Jenis kelamin,
umur, tingkat aktivitas yang dilakukan, serta kondisi
kesehatan akan mempengaruhi kebutuhan
karbohidrat kita.
Berikut rincian karbohidrat yang dibutuhkan laki-laki
dan perempuan berdasarkan usia (mengacu AKG
oleh Kementerian Kesehetan Republik Indonesia):
1. Perempuan
Anak-anak: 155-254 gram (gr)/ hari
Usia 10-12 tahun: 275 gr/ hari
Usia 13-18 tahun: 292 gr/ hari
Usia 19-29 tahun: 309 gr/ hari
Usia 30-49 tahun: 323 gr/ hari
Usia 50-64 tahun: 285 gr/ hari
Usia 65-80 tahun: 252 gr/ hari
Usia di atas 80 tahun: 232 gr/ hari
2. Laki-laki
Anak-anak: 155-254 gr/ hari
Usia 10-12 tahun: 289 gr/ hari
Usia 13-15 tahun: 340 gr/hari
Usia 16-18 tahun: 368 gr/ hari
Usia 19-29 tahun: 375 gr/ hari
Usia 30-49 tahun: 394 gr/ hari
Usia 50-64 tahun: 349 gr/ hari
Usia 65-80 tahun: 309 gr/ hari
Usia di atas 80 tahun: 248 gr/ hari

2. Isnaini Tiara Suci: Muhammad Ardiansyah:


Dalam makalah kalian terdapat Jadi, cara kita mengetahui apakah kita sedang
gejala orang yang mengidap mengalami hipoglikemia atau tidak, yaitu dengan cara
penyakit hipoglikemia yaitu seperti mengenali diri kita sendiri, apakah kita mempunyai
pusing dan kelelahan. Nah, penyakit diabetes mellitus atau tidak, nah jika kita
bagaimanakah cara kita termasuk pasien DM, maka apabila kita pusing,
mengetahui jika kita sedang merasa gampang lelah, itu merupakan salah satu
mengalami hipoglikemia ? gejala dari hipoglikemia yang sedang kambuh ya.
Sedangkan gejalanya hampir sama Jadi, apa saja tanda-tandanya ya? Nah, dalam
dengan hipotensi. Apakah ada referensi dari jurnal karya Rusdi (2020) yang saya
perbedaan antara keduanya ? kutip, dikatakan bahwa Hipoglikemia dapat dialami
oleh semua pasien DM, di mana pasien DM tipe 1
lebih sering mengalami hipoglikemia dibandingkan
dengan pasien DM tipe 2.
Gejala dan tanda hipoglikemia tidaklah spesifik antar
individu. Gejala hipoglikemia dikategorikan menjadi
neuroglikopenia, yaitu gejala yang berhubungan
langsung terhadap otak apabila terjadi kekurangan
glukosa darah. Kemudian, ada namanya gejala
autonom, yaitu gejala yang terjadi sebagai akibat dari
aktivasi sistem simpato-adrenal.
Tanda atau gejala autonom diantaranya, seperti: Pucat,
lemas, gelisah, berkeringat, kesemutan. Sedangkan
gejala neuroglikopenia, seperti: Kesulitan konsentrasi,
bingung, lesu, pandangan kabur, pusing bahkan bisa
pada mengakibatkan kejang-kejang hingga koma
untuk tingkatan yang parah.
Kemudian, antara hipoglikemia dengan hipotensi
tentu memiliki perbedaan ya, diantaranya:
1) Hipotensi dan hipoglikemia berbeda. Hipotensi
merupakan tekanan darah yag berada di bawah
normal, dibawah 100/60mmHg, sementara
hipoglikemia merupakan suatu kondisi dimana
kadar gula darah turun, rendah, dibawah nilai
normal. Umumnya di bawah 80 mg/dL, tetapi
bervariasi tergantung kondisi seseorang.
Keduanya dapat terjadi bersamaan.
2) Misalkan terjadi keringat dingin, pandangan gelap,
kesemutan ekstremitas maka yg terjadi adalah
hipotensi atau hipoglikemia. Nah gejala-gejala
tersebut dapat merupakan pertanda, baik
hipoglikema atau hipotensi. Hanya dapat
dipastikan dengan pemeriksaan tekanan darah dan
pemeriksaan kadar gula darah untuk mengetahui
penyebabnya.
3. Fatimah Zahara Siregar: Ladisa Cikal Asa Bangsa:
Apa yang terjadi ketika tubuh Ketika kita tidak mendapat asupan karbohidrat yang
kekurangan karbohidrat? Dan cukup, tubuh akan memanfaatkan zat gizi protein dan
bagaimana tanda-tanda tubuh lemak sebagai energi. Kondisi ini disebut dengan
kekurangan karbohidrat? ketosis. Bila dibiarkan, kondisi ketosis akan
menghasilkan penumpukan senyawa keton yang
merupakan produk sisa dari metabolisme lemak.
Kadar keton yang berlebihan dapat memicu dehidrasi
dan mengganggu keseimbangan senyawa kimia dalam
darah. Akibatnya, kadar glukosa dan keton dalam
aliran darah pun meningkat, atau biasa disebut dengan
ketoasidosis. Ketoasidosis mengubah sifat darah
menjadi asam yang dapat membahayakan kesehatan.
Itu sebabnya, kita harus tetap dan perlu memenuhi
kebutuhan gizi harian termasuk karbohidrat meski
tengah menjalani diet. Tanda-tanda tubuh kekurangan
karbohidrat yaitu lemas dan lesuh, kekurangan gizi,
berat badan turun, dan dapat menyebabkan sembelit.
4. Ayu Septianty Rangkuti: Nenny Sri Wahyuni:
Bagaimanakahtubuh menyesuaikan Terdapat keterkaitan antara metabolisme karbohidrat,
diri bila terjadi kekurangan lemak dan protein terutama dalam hal sumber energi.
karbohidrat? Apakah yang Karbohidrat merupakan makromolekul yang paling
digunakan untuk memperoleh mudah dirombak oleh tubuh untuk menghasilkan
energi? energi. Namun, apabila tubuh kekurangan karbohidrat,
maka tubuh akan memanfaatkan lemak dan juga
protein untuk memperoleh energi.
Lemak dibongkar menjadi gliserol. Kemudian,
gliserol diubah ke bentuk dihidroaseton fosfat.
Selanjutnya, dihidroaseton fosfat diubah menjadi
fosfogliseraldehid yang merupakan zat antara pada
peristiwa glikolisis dan daur Krebs. Sedangkan jika
karbohidrat maupun lemak tidak ada lagi, maka
protein dibongkar menjadi asam amino dengan proses
hidrolisis. Kemudian, asam amino dioksidasi sehingga
dibebaskan energi.

5. Syafira Ramadhani Syaidah Kumala:


Dalam analisis karbohidrat pada Terkait uji kualitatif karbohidrat, digunakan untuk
makanan ada beberapa uji mengetahui ada tidaknya karbohidrat dalam makanan.
karbohidrat. Nah pertanyaan Jadi, masing-masing uji memiliki karakteristik
apakah dari beberapa uji kualitatif masing-masing, tidak bisa dibilang ada kekurangan
tersebut mempunyai kekurangan atau kelebihannya. Karena memang sudah ada
dan kelebihannya masing-masing? proporsinya masing-masing. Dengan adanya Uji
Jika ada coba jelaskan! Kemudian kualitatif karbohidrat tersebut kita dapat mengetahui
bagaimana reaksi karbohidrat yang perubahan warna pada senyawa glukosa, sukrosa, dan
tidak terhidrolisis/tidak diserap amilum yang mengandung gula sederhana.
oleh tubuh? Perumpamaannya seperti kita ingin pergi ke sekolah,
tapi masing-masing dari kita mempunyai cara masing-
masing untuk sampai ke sekolah itu, ada yang naik
sepeda motor, naik angkot, bahkan ada yang jalan
kaki misalnya. Nah, apakah kita bisa kaji kelebihan
dan kekurangan dari hal tersebut? sedangkan kita tahu
bahwasanya cara tersebut memang sudah sesuai
dengan keadaan masing-masing. Nah, sama dengan
uji kualitatif karbohidrat ini. Mereka punya proporsi
dan identitas masing-masing, jadi tergantung peneliti
mau menguji dengan cara mana. Karena semuanya
butuh alat laboratorium yang kompleks. Adapun uji
dengan betadine sebagai pengganti iodine misalnya itu
hanyalah modifikasi tata cara uji karbohidrat itu
sendiri.
Misalnya :
1. Uji Fehling digunakan untuk menunjukkan sifat
khusus karbohidrat dengan adanya karbohidrat
pereduksi. Hasil uji menunjukkan bahwa glukosa
dan sukrosa merupakan gula yang dapat
mereduksi larutan fehling dan sebagai karbohidrat
pereduksi. Nah, hasil positif merujuk pada
terbentuk endapan merah bata. Nah, untuk uji ini
tentu peneliti butuh 2 jenis larutan fehling, yaitu
fehling A dan fehling B. Jadi, lebih banyak
prosesnya.
2. Uji Moore dilakukan untuk mengetahui adanya
gugus alkali dengan reaksi pendamaran. Pada
percobaan ini, hasil positif ditunjukkan dengan
perubahan warna menjadi coklat. Glukosa dan
sukrosa menunjukkan hasil positif. Nah,
mekanisme uji Moore yaitu ketika sampel
ditambahkan dengan pereaksi NaOH 10%.
3. Uji iodine, dimana prinsipnya karbohidrat dengan
golongan polisakarida akan memberikan reaksi
dengan larutan Iodium dan memberikan warna
biru kehitaman yang menunjukkan adanya amilum
(pati) pada sampel.
Jadi, semua uji tersebut mempunyai objek
pengamatan yang berbeda, ada yang sifatnya general,
ada yang sifatnya spesifik untuk jenis karbohidrat
tertentu.
Kemudian, terkait bagaimanakah reaksi karbohidrat
yang tidak terhidrolisis itu? Nah, ini berhubungan
dengan reaksi hidrolisis. Reaksi Hidrolisis pada
Karbohidrat merupakan reaksi pemutusan ikatan
Glikosida yang terdapat pada molekul karbohidrat
dengan menggunakan air sebagai medianya. Jadi
berdasarkan pada penggolongan Karbohidrat, jenis-
jenis karbohidrat yang dapat terhidrolisis adalah jenis
karbohidrat yang memiliki ikatan glikosida
didalamnya yaitu Disakarida (sukrosa, maltose,
laktosa) dan Polisakarida (amilum dan pati).
Sedangkan reaksi karbohidrat yang tidak dapat
terhidrolisis itu artinya tidak memiliki ikatan
glikosida, contohnya Monosakarida (Glukosa dan
Fruktosa).

Menanggapi : 1. Nurul Jannah


2. Hafiva Hanum Siregar

Anda mungkin juga menyukai