Disusun Oleh
RIMA WULANDARI
P2003028
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tekanan darah tinggi atau Hipertensi telah membunuh 9,4 juta
warga dunia setiap tahunnya. Tercatat di World Health Organization (2011) ada
satu miliar orang yang terkena Hipertensi, dan akan terus meningkat seiring
jumlah penduduk yang meningkat. Jumlah penderita Hipertensi saat ini paling
banyak terdapat di Negara berkembang (Widiyani, 2013).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan Konsep Dasar Lanjut Usia dengan Kasus Hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan Konsep Dasar Lanjut Usia
b. Mendeskripsikan Konsep Dasar Penyakit Hipertensi
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
a. Masalah fisik
c. Masalah emosional
d. Masalah spiritual
c. Pendekatan Sosial
2. Klasifikasi
3. Etiologi
1) Faktor Keturunan
2) Ciri Perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi
adalah : umur (jika umur bertambah maka tekanan darah
meningkat), jenis kelamnin (laki- laki lebih tinggi dari perempuan),
ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
3) Kebiasaan Hidup
b. Hipertensi Sekunder
7. Komplikasi
a. Gagal Jantung
b. Stroke
c. Ensefalopati hipertensi
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologi (Keperawatan)
1) Pengaturan diet
3) Olahraga
b. Penatalaksanaan Farmakologi
1) Terapi oksigen.
2) Pemantauan hemodinamik.
3) Pemantauan jantung.
4) Obat-obatan.
a) Diuretik bekerja melalui berbagai mekanisme untuk
mengurangi curah jantung dengan mendorong ginjal
meningkatkan garam dan airnya.
b) Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos
jantung atau arteri, sebagian penyekat saluran kalsium bersifat
lebih spesifik untuk saluran lambat kalsium otot jantung.
Sebagian yang lebih spesifik untuk saluran kalsium otot polos
vascular.
c) Penghambat enzim mengubah angiotensin 2 atau inhibitor ACE
berfungsi untuk menurunkan angiotensin 2 dengan
menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah
angiotensin 1 menjadi angiotensin 2. Kondisi ini menurunkan
tekanan darah secara langsung dengan menurunkan tekanan
TPR, dan secara tidak langsung dengan menurunkan sekresi
aldosterone, yang akhirnya meningkatkan pengeluaran natrium
pada urin kemudian menurunkan volume plasma dan curah
jantung.
d) Antagonis (penyekat) reseptor beta (beta-blocker), terutama
penyekat selektif, bekerja pada reseptor beta di jantung untuk
menurunkan kecepatan denyut dan curah jantung.
e) Antagonis reseptor alfa (beta-bloker) menghambat reseptor alfa
di otot polos vascular yang secara normal berespon terhadap
rangsangan saraf simpatis dengan vasokontriksi. Hal ini akan
menurunkan TPR.
f) Vasodilator arterior langsung dapat digunakan untuk
menurunkan TPR misalnya : Natrium, Nitropusida, Nikardipin,
Hidralazin, Nitrogliseri.
LAPORAN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. I
DENGAN HIPERTENSI
Disusun Oleh
RIMA WULANDARI
P2003028
I. IDENTITAS
Menguraikan identitas klien yang meliputi (Inisal, umur, jenis kelamin,
pendidikan, agama, status perkawinan)
Nama : Ny. I
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Tengkawang
II. STATUS KESEHATAN SAAT INI
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 21 Agustus 2021 Ny. I
mengatakan pusing dan nyeri dibagian kakinya tetapi tidak menganggu
aktivitasnya.
III. PENYAKIT SAAT INI
Ny. I mengatakan memiliki penyakit hipertensi, Ny. I mengatakan saat ini
mengkonsumsi obat amlodipine tetapi tidak rutin dalam meminum obat
dan tidak rutin dalam melakukan pemeriksaan kesehatan.
IV. PENYAKIT MASA LALU
a. Penyakit : Ny. I Mengatakan memiliki penyakit hipertensi sekitar 1
tahun yang lalu dan awalnya memeriksakan dirinya di
klinik Islamic Center.
b. Alergi. : Ny. I mengatakan tidak ada alergi obat maupun makanan.
c. Kebiasaan : Ny. I aktivitas sehari-hari melayani pembeli di warung
makan miliknya.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien
: Meninggal
55555 55555
44444 44444
Lain-lain: .......................
Pertanyaan Tahap 1
Jumlah : 1 porsi
Jenis : -
Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
g. Resiko jatuh
1. Postural Hipotensi
Ukur tekanan darah pasien dalam 3 posisi, yaitu:
• Tidur : 150/80 mmHg
• Duduk : 160/90 mmHg
• Berdiri : 160/90 mmHg
2. Fungtional Reach (FR) Test
• Mintalah usia lanjut berdiri menempel di tembok
• Mintalah usia lanjut mencondongkan badannya ke depan tanpa
melangkah
• Ukur jarak condong ke depan selama 1-2 menit
• (nilai < 6 inchi risiko roboh)
3. The Timed Up and Go (TUG) Test
Mintalah usia lanjut melakukan hal sebagai berikut :
• Berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah, kembali ke kursi, mengangkat
1 kaki setinggi langkah, duduk kembali.
• Ukur waktu dalam detik
- < 10 detik : mobilitas bebas
- < 20 detik : mostly independent
- 20 – 29 : variable mobility
- > 30 : gangguan mobilitas
Usia 60 – 70 2√
> 70 1
Kadang-kadang bingung 2
Berulang 4
Incontinensia /urgensi 1
Gangguan penglihatan* 1
TOTAL SKORE 3
Daftar Obat (beri tanda ✓di belakang nama obat, jika pasien
mengkonsumsi):
• Alkohol Sedative
• Anti kejang Benzodiazeplines
• Diuretic Narcotic
• Psycotropika Hypoglicemic agent
• Antihistamin Antihipertensi
beresiko jatuh
h. Kognitif
1. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Postable Status Mental Questioner (SPSMQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Jumlah
Fungsi Intelektual Tubuh
10 0
Interpretasi hasil :
• Tahun
• Musim
• Tanggal
• Hari
• Bulan
• Negara Indonesia
• Propinsi DIY
• Kota Yogyakarta
• PSTW Budi Luhur
• Wisma ...........
• 93
• 86
• 79
• 72
• 65
Interpretasi Hasil:
a. > 23 = Aspek kognitif dari fungsi mental baik
b. ≤ 23 = Terdapat kerusakan aspek fungsi mental
mental baik.
i. Depresi
a) Kesedihan
a. Saya sangat sedih atau tidak bahagia, dimana saya tidak dapat
menghadapinya
b. Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar
darinya
c. Saya merasa sedih atau galau
d. Saya tidak merasa sedih
b) Pesimisme
a) Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak
dapat membaik
b) Saya merasa saya tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke
depan
c) Saya merasa kecil hati mangenai masa depan
d) Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
c) Rasa kegagalan
a) Saya merasa benar-benar gagal sebagai seseorang
b) Ketika melihat perjalanan hidup saya, semua yang saya lihat adalah
kegagalan
c) Saya telah gagal melebihi kebanyakan orang
d) Saya tidak merasa gagal
d) Ketidakpuasan
a) Saya tidak puas dengan segalanya
b) Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
c) Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
d) Saya tidak merasa tidak puas
e) Rasa bersalah
a) Saya merasa seolah-olah saya buruk atau tidak berharga
b) Saya merasa sangat bersalah
c) Saya merasa buruk atau tak berharga di sebagian waktu
d) Saya tidak merasa benar-benar bersalah
f) Tidak menyukai diri sendiri
a) Saya benci diri saya sendiri
b) Saya muak dengan diri saya sendiri
c) Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
d) Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri
g) Membahayakan diri sendiri
a) Saya akan membunuh diri saya sendiri jika ada kesempatan
b) Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
c) Saya merasa lebih baik mati
d) Saya tidak punya pikiran-pikiran yang membahayakan diri
sendiri
h) Menarik diri dari sosial
a) Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak
peduli pada mereka semua
b) Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perasaan pada mereka
c) Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
d) Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
i) Keragu-raguan
a) Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
b) Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
c) Saya berusaha mengambil keputusan
d) Saya membuat keputusan yang baik
j) Perubahan gambaran diri
a) Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
b) Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam
penampilan saya, dan ini membuat saya tidak menarik
c) Saya khawatir bahwa saya tampak tua dan tak menarik
d) Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari
sebelumnya
k) Kesulitan diri
a) Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
b) Saya telah menolong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
c) Memerlukan usaha tambahan untuk memulai sesuatu
d) Saya dapat bekerja sebaik sebelumnya
l) Keletihan
a) Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
b) Saya lelah untuk melakukan sesuatu
c) Saya lelah lebih dari yang biasanya
d) Saya tidak lebih lelah dari biasanya
m) Anoreksia
a) Saya tidak mempunyai nafsu makan sama sekali
b) Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
c) Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
d) Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
PENILAIAN
a=3 b=2 c=1 d=0
Lakukan penjumlahan dari no.1-13
PENILAIAN :
• 0–4 = Tidak ada depresi
• 5–7 = Depresi ringan
• 8 – 15 = Depresi sedang
• 16 ke atas = Depresi berat
1 2 4
3
PERSEPSI
SENSORI Terbatas Sangat Tidak
Agak Terbatas
Penuh Terbatas Terbatas
1 2 3 4
KELEMBABAN
Lembab Sangat Kadang Jarang
Konstan Lembab Lembab Lembab
1 3 4
2
AKTIVITAS Di tempat Kadang Jalan keluar
Di Kursi
tidur Berjalan ruang
2 3 4
1
MOBILISASI
Sangat Kadang Tidak
Imobil
Terbatas Terbatas Terbatas
1 2 3 4
NUTRISI
Sangat Jelek Tidak Adekuat Adekuat Sempurna
2 3
GESEKAN & 1
TOTAL
Masalah Tidak ada SCORE : 20
CUBITAN Masalah
Potensial masalah
Catatan :
Pasien yang total nilai :
a. < 16 mempunyai resiko terjadi decubitus
b. 15/16 resiko rendah
c. 13/14 resiko sedang
d. < 13 resiko tinggi
terjadi dekubitus
1 2 3 4
KONDISI FISIK
Sangat Buruk Buruk Sedang Baik
1 2 3 4
KESADARAN
Soporus Delirium Apatis CM
3
1 2 4
AKTIVITAS
Dengan
Hanya Tidur Hanya Duduk Mandiri
Bantuan
1 2 3
4
MOBILITAS Tidak Bisa Sangat Sedikit
Bebas
Bergerak Terbatas Terbatas
1 2 3 4
INKONTINENSIA
Selalu Sering Kadang Tidak ada
TOTAL SCORE : 20
Catatan :
a) Nilai < 12 : Resiko Tinggi
b) Nilai < 14 : Beresiko
terjadi dekubitus.
l. Kualitas hidup
i. Bagaimana anda mengatakan kondisi Kesehatan anda saat ini ?
• Sangat baik sekali =1
• Sangat baik =2
• Baik =3
• Cukup baik =4
• Buruk =5
ii. Bagaimana Kesehatan anda saat ini dibandingkan satu tahun yang lalu ?
• Sangat baik sekali =1
• Sangat baik =2
• Baik =3
• Cukup baik =4
• Buruk =5
3. Dalam 4 minggu terakhir apakah keadaan Kesehatan anda sangat
membatasi aktifitas yang anda lakukan dibawah ini ?
Keterangan :
SM = sangat membatasi
TM = tidak membatasi
No Pernyataan SM SdM TM
No Pernyataan Ya Tidak
No Pernyataan Ya Tidak
- tidak mengganggu =1
- sedikit menganggu =2
- cukup mengganggu =3
- mengganggu sekali =4
- sangat mengganggu =5
7. Seberapa besar anda merasakan nyeri pada tubuh anda selama 4 minggu
terakhir
- Tidak ada nyeri =1
- Nyeri sangat ringan =2
- Nyeri ringan =3
- Nyeri sedang =4
- Nyeri sekali =5
- Sangat nyeri sekali =6
8. Dalam 4 minggu terakhir, seberapa besar rasa sakit/nyeri mengganggu
pekerjaan anda sehari-hari (termasuk pekerjaan diluar rumah dan
pekerjaan dalam rumah) ?
- Tidak mengganggu =1
- Sedikit mengganggu =2
- Cukup mengganggu =3
- Sangat mengganggu =4
- Sangat mengganggu sekali =5
Pertanyaan pertanyaan, dibawah ini adalah tentang bagaimana perasaan
anda dalam 4 minggu terakhir, untuk setiap pertanyaan silahkan beri 1
jawban yang paling sesuai dengan perasaan anda.
Keterangan :
S = selalu
HS = hampir selalu
CS = cukup sering
KK = kadang-kadang
J = jarang
TP = Tidak pernah
No Pernyataan S HS CS KK J TP
Keterangan:
B = Benar
BS = Benar Sekali
TT = Tidak tahu
S = Salah
SS = Salah Sekali
No Pernyataan B BS TT S SS
Data Objektif :
- Pasien tampak merintih
- Pasien tampak pusing
- Skala Nyeri 3
- TD : 160/90mmHg
- N : 80x/menit
- S : 18x/menit
2. Data Subjektif : Pemeliharaan Ketidakmampuan
- Klien mengatakan tidak rutin kesehatan tidak Mengatasi
melakukan pemeriksaan efektif Masalah
kesehatan
- Klien terakhir melakukan
pemeriksaan kesehatan 5
bulan yang lalu
- Klien mengatakan masih
kurang memahami kondisi
kesehatan terutama tentang
masalah kesehatan yang
dialaminya yaitu hipertensi
- Klien mengatakan hanya
membeli obat yang sama di
toko obat yaitu amlodipine
tanpa memeriksakan kembali
kesehatannya di klinik
- Klien mengatakan jarang
melakukan olahraga
Data Objektif :
- Klien sering bertanya-tanya
tentang kondisi penyakitnya
- Klien ingin mengetahui
lebih dalam tentang
penyakitnya
- Klien ingin mengetahui
informasi lebih baru terkait
pengobatan penyakitnya
TD : 160/90mmHg
N : 80x/menit
RR : 18x/menit
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan Gejala Penyakit
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
Ketidakmampuan mengatasi masalah (Individu atau Keluarga)
D. NURSING CARE PLAN
No SDKI SLKI SIKI
1. Gangguan Rasa Nyaman Status Kenyamanan (L.08064) Terapi Relaksasi (I.09326)
berhubungan dengan Setelah dilakukan perawatan 3x pertemuan maka diharapkan status Tindakan
Gejala Penyakit kenyamanan meningkat. Observasi
Dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi penurunan tingkat
Kriteria Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat energi, ketidakmampuan
Menurun Meningkat berkonsentrasi, atau gejala lain yang
Perawatan √ mengganggu kemampuan kognitif
Sesuai 2. Monitor respon terhadap relaksasi
Kebutuhan
Kriteria Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Terapeutik
Meningkat Menurun
3. Gunakan relaksasi sebagai strategi
Keluhan √
Tidak penunjang dengan analgetik atau
Nyaman tindakan medis lain, jika perlu
Edukasi
4. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi yang tersedia
5. Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
6. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi untuk mengurangi
rasa nyeri
7. Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
P : Lanjutkan Intervensi
Kamis, 1. Memonitor respon terhadap S:
23/09/21 relaksasi - Klien mengatakan nyeri kaki tidak
2. Menggunakan relaksasi sebagai mengganggu aktivitasnya
strategi penunjang dengan analgetik - Klien mengatakan pusing yang
atau tindakan medis lain, jika perlu dirasakan berkurang
3. Menganjurkan rileks dan merasakan - Klien mengatakan nyaman dan rileks
sensasi relaksasi untuk mengurangi setelah dilakukan rendam kaki
rasa nyeri
4. Menganjurkan sering mengulangi O:
atau melatih teknik yang dipilih Kriteria Dikaji Tujuan
Perawatan 4 5
Sesuai
Kebutuhan
Keluhan 4 5
Tidak
Nyaman
A :
Masalah Teratasi Sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
A :
Masalah Teratasi Sebagian
P:
Intervensi dihentikan
A :
Masalah Teratasi
P:
Intervensi dihentikan
F. DIAGRAM STATISTIK PERKEMBANGAN KLIEN LANSIA
(DIBUAT SETIAP INTERVENSI YANG DILAKUKAN KEPADA KLIEN)
Hari 1
NO Author Title Theory Objective Sampel Education Follow Up And Primary Outcome (PO) Conclusion
Design Programme Outcome Measure Secondary Outcome
Country Intervention Group (SO)
(IG) And Control
Group (CG)
1 Astutik F.M Penurunan Tekanan Sampel yang Peneliti tidak Pengukuran tekanan Hasil penelitian dari Terapi
& Mariyam Darah Pada Lansia diambil dalam studi menggunakan darah dilakukan pre- jurnal tersebut yaitu: nonfarmakologi
M, 2021. Dengan Hipertensi kasus ini adalah 2 kelompok control dan post, terapi rendam Responden pertama rendam kaki
Semarang Menggunakan pasien lansia kelompok intervensi dengan air hangat memiliki tekanan darah dengan air hangat
Indonesia. Terapi Rendam dengan rentan usia dilakukan selama 3x 160/100 mmhg, yang dilakukan
Kaki Dengan Air 60-61 tahun dengan pertemuan selama 3 responden kedua sebanyak 3x
Hangat. kriteria inklusi klien hari setiap sesi memiliki tekann darah pertemuan selama
yang bersedia dilakukan selama 20 170/90 mmHg. Kedua 3 hari, setiap sesi
diberikan terapi menit. kasus menunjukkan dilakukan 20 menit
rendam kaki dengan bahwa terdapat mampu
air hangat. penurunan tekanan darah menurunkan
setelah diberikan terapi tekanan darah pada
rendam air hangat yang lanjut usia yang
meliputi tekanan darah mengalami
dan nyeri yang dirasakan hipertensi.
sebelum dan sesudah
Berdasarkan kedua
dilakukan rendam kaki
responden ini
dengan air hangat selama
dapat disimpulkan
20 menit. Dari kedua
bahwa terapi
kasus diatas rata-rata
rendam kaki
tekanan darah kedua
dengan air hangat
responden mengalami
efektif untuk
penurunan, tekanan
dilakukan
darah sistolik turun
menurunkan
sebesar 7,21 mmHg dan
tekanan darah pada
diastolik turun sebesar
lansia. Hasil kedua
1,1 mmHg,
kasus diatas rata-
rata tekanan darah
kedua responden
mengalami
penurunan,
tekanan darah
sistolik turun
sebesar 7,21mmHg
dan diastolik turun
sebesar 1,1 mmHg
2 Alfillaturroh Pengaruh 20 responden yang Peneliti menggunakan Penelitian ini Hasil penelitian ini Kesimpulan dari
man K, Dkk Perendaman Kaki mengalami kelompok kontrol dilakukan selama satu menunjukkan bahwa jurnal tersebut
dengan intervensi
2019. Menggunakan Air hipertensi terapi air hangat yang minggu dengan nilai uji Wilxocon adalah adanya
Hangat dengan dicampur dengan memberikan terapi air diperoleh nilai p sistolik pengaruh
aroma terapi jahe.
Aromaterapi Jahe hangat yang = 0,004 dan nilai p pemberian terapi
Terhadap Sehingga terdapat dicampur dengan diastolik = 0,002, H0 rendam kaki
perbedaan tekanan
Penurunan Tekanan darah yang signifikan aromaterapi jahe ditolak, sedangkan hasil dengan air hangat
Darah Pada sebelum dan sesudah setiap pagi. uji Mann Withney menggunakan
perlakuan pada
Penderita kelompok diperoleh nilai p sistolik aromaterapi jahe
Hipertensi Di eksperimen. Hal ini = 0,001 dan nilai p terhadap
terjadi karena
Wilayah Kerja diastolik = 0,005 maka penurunan tekanan
perpindahan panas
Puskesmas 1 dari air hangat ke H0 ditolak yang artinya darah pada pasien
Sumbang pembuluh darah ada pengaruh pemberian hipertensi. Oleh
sehingga
Banyumas menyebabkan terapi rendam kaki karena itu, terapi
vasodilatasi pembuluh dengan air hangat ini dapat
darah. Efek dari
menggunakan digunakan sebagai
aromaterapi adalah
dapat membuat aromaterapi jahe pendamping terapi
seseorang merasa terhadap penurunan medis.
rileks dan dapat
mengurangi aktivitas tekanan darah pada
vasokonstriksi pasien hipertensi. Oleh
pembuluh darah,
selanjutnya aliran karena itu, terapi ini
darah menjadi lancar dapat digunakan sebagai
sehingga dapat
pendamping terapi
menurunkan tekanan
darah. medis.
3 Handono Efektifitas Terapi Tekhnik Peneliti tidak Tidak di cantumkan Hasil dari pengaruh Terapi rendam
Fatkhur Rendam Air Hangat pengambilan menggunakan oleh peneliti dalam terapi rendam kaki kaki dengan air
Rahman Pada Kaki dan sampel kelompok control dan jurnal tersebut dengan air hangat hangat efektif
2020, Terapi Musik menggunakan kelompok intervensi terhadap tekanan darah dilakukan terhadap
Bodowoso, Klasik Terhadap simple random klien hipertensi selisih penurunan tekanan
Indonesia Tekanan Darah sampling. Jumlah nilai sistol sebelum dan darah pada klien
Klien Hipertensi Di sampel yang diteliti sesudah diberikan hipertensi,
Puskesmas Ijen adalah 20 perlakuan rendam kaki sedangkan terapi
Bondowoso responden untuk air hangat adalah 2,1 music klasik tidak
rendam kaki dan 20 dengan nilai p value efektif terhadap
responden untuk 0,046, sedangkan nilai penurunan tekanan
terapi music klasik. selisih diastole sebelum darah pada klien
dan setelah diberikan hipertensi.
perlakuan rendam kaki
adalah 2,63 dengan nilai
p value 0,025.
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan dia stolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau
lebih (Brunner, 2013). Hipertensi merupakan silent killer atau pembunuh diam-diam
karena merupakan penyakit yang tidak menampakkan gejala yang khas. Gejalanya
adalah sakit kepala, sesak napas, jantung berdebar-debar, mudah lelah, telinga
berdenging (tinitus), mimisan, penglihatan kabur yang disebabkan oleh kerusakan
pada otak, mata, jantung dan ginjal Tilong (2015 dalam Sari, 2015).
Terapi rendam kaki dengan air hangat rutin dilakukan selama 3 hari dengan 3x
pertemuan dengan durasi waktu selama 20 menit agar memberikan kenyamanan pada
reponden. Dalam penelitian Astuti & Mariyam, 2021 responden yang diambil
berjumlah 2 orang lansia dengan hipertensi primer, rentan usia responden antara 60-
61 tahun dan kurang lebih masing-masing responden sudah memiliki riwayat
hipertensi selama 3 tahun serta bersedia diberikan terapi rendam kaki dengan air
hangat. Sebelum dilakukan terapi rendam kaki dengan air hangat dilakukan terlebih
dahulu pengukuran tanda-tanda vital dengan pengukuran tekanan darah sebelum dan
sesudah diberikan terapi rendam kaki dengan air hangat. Dengan instrumen yang
digunakan yaitu stetoskop, baskom, air hangat, handuk kecil, termometer, dan timer.
Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan memasukan kaki klien ke dalam baskom
yang berisi air hangat sebatas mata kaki dengan suhu air 400C (Astuti & Mariyam,
2021).
Mekanisme kerja terapi rendam kaki menggunakan air hangat yang dilakukan
secara rutin dapat terjadi perubahan tekanan darah, karena efek dari rendam kaki
menggunakan air hangat yang menghasilkan energi kalor yang bersifat melancarkan
peredaran darah dan juga merangsang saraf yang ada pada kaki untuk mengaktifkan
saraf parasimpatis, sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah. Terapi rendam
kaki dengan air hangat mempunyai dampak pada pembuluh darah dimana hangatnya
air membuat sirkulasi darah menjadi lancar dan membuat otot-otot ligament berubah
sehingga mempengaruhi sendi ditubuh. Efek merendam kaki dengan air hangat
mampu menghantarkan panas atau reaksi kimia yang terjadi pada pembuluh darah
yang mengakibatkan pelebaran pada pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah,
menurunkan ketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan
permeabilitas kapiler (Astuti & Mariyam, 2021).
Menurut penelitian Alfillaturrohman, Dkk, 2020, salah satu cara yang dapat
menurunkan tekanan darah adalah dengan menggunakan terapi rendam kaki dengan
air hangat, perendaman bagian tubuh kedalam air hangat dapat meningkatkan sikulasi,
mengurangi edema dan meningkatkan sirkulasi otot. Terapi rendam kaki dapat
membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan memperbesar pembuluh darah,
sehingga lebih banyak oksigen yang dikirimkan kejaringan yang membengkak. Selain
dengan melakukan terapi rendam kaki juga dapat dikombinasikan dengan bahan
herbal seperti jahe, ada beberapa jahe yang dapat dikombinasikan yaitu jahe kuning
dan jahe merah. Jahe yang banyak digunakan untuk bahan herbal adalah jahe merah
karna jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi di bandingkan
dengan jahe lainnya, jahe memiliki kandungan lemak, protein dan minyak esensial.
Rasa hangat dan aroma pedas pada jahe dapat melebarkan pembuluh darah sehingga
darah dapat mengalir keseluruh tubuh dengan lancar.
Penurunan tekanan darah setelah diberikan rendaman kaki dengan air hangat dapat
terjadi karena air hangat dengan suhu 31-37°C menyebabkan vasodilatasi yang dapat
membuka aliran darah. Telapak kaki manusia memiliki titik saraf yang berhubungan
dengan organ tubuh lainnya. Hal ini dikarenakan manfaat dari teknik merendam kaki
air hangat itu sendiri yang memiliki beberapa efek terhadap tekanan darah melalui
media air hangat yaitu memperlebar saluran pembuluh darah dan melancarkan
peredaran darah pada jaringan.8. Merelaksasi otot yang mengalami ketegangan
sehingga menghasilkan efek relaksasi dari stimulasi media air hangat. Karena
pembuluh darah mengalami vasodilatasi sehingga menyebabkan tekanan darah
menurun. Setiap organ tubuh memiliki hubungan dengan titik-titik saraf yang terdapat
di telapak kaki. Jantung, paru-paru, perut, dan hati memiliki titik saraf terpisah di
telapak kaki (Rahman, Dkk, 2020).