Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DIAGNOSA KETOASIDOSIS DIABETIKUM

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

OLEH :
ELA HANDAYANI
NIM. 202110461011005

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
DAFTAR ISI

1. KETOASIDOSIS DIABETIKUM ..................................................................................................... 3


1.1 Definisi ......................................................................................................................................... 3
1.2 Manifestasi Klinis.............................................................................................................................. 3
1.3 Patofisiologi dan Penegakan Diagnosis KAD ................................................................................. 3
1.4 Pengkajian dan Temuan Diagnostik ............................................................................................... 4
1.5 Penatalaksanaan Medis .................................................................................................................... 4
1.6 Pengkajian ......................................................................................................................................... 5
1.7 Komplikasi KAD ............................................................................................................................... 6
1. KETOASIDOSIS DIABETIKUM
1.1 Definisi
Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan salah satu kegawatdaruratan pada diabetes
melitus (DM). Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan keadaan dekompensasi
metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis. Keadaan tersebut
terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. KAD dan hipoglikemia
merupakan komplikasi akut dari diabetes melitus yang paling sering terjadi akibat dari
keadaan diuresis osmotik. Penderita KAD dapat mengalami dehidrasi berat dan bahkan
sampai menyebabkan terjadinya syok (Nusantara, 2020). Insidensinya sulit ditentukan,
berkisar antara 4-6 sampai 8 episode per 1.000 penderita dengan DM pada studi
berbasis populasi di Amerika Serikat. Ketoasidosis diabetik tetap menjadi kondisi yang
mengancam jiwa meskipun sudah ada kemajuan dalam hal perawatan penderita DM
(Febrianto & Esti Hindariati, 2021).

1.2 Manifestasi Klinis


a. Poliuria dan polydipsia (rasa haus meningkat).
b. Pandangan kabur, kelemahan, dan sakit kepala.
c. Hipotensi ortostatik pada pasien dengan depresi volume.
d. Hipotensi sejati disertai nadi yang lemah dan cepat.
e. Gejala gastrointestinal, seperti anoreksia, mual/muntah, dan nyeri abdomen
(mungkin berat).
f. Napas aseton (berbau buah).
g. Pernapasan Kussmaul : hiperventilasi, pernapasan sangat dalam tapi tidak sulit.
h. Status mental setiap pasien sangat bervariasi (sadar hingga letargi atau koma).

1.3 Patofisiologi dan Penegakan Diagnosis KAD


Ketoasidosis diabetik terjadi akibat defisiensi insulin pada penderita DM baru,
ketidakpatuhan penggunaan insulin atau obat anti-diabetes, dan peningkatan kebutuhan
insulin oleh karena infeksi. Defisiensi insulin menstimulasi peningkatan hormon-
hormon kontra-regulasi (glukagon, katekolamin, kortisol, dan hormon pertumbuhan).
Tanpa kemampuan menggunakan glukosa akibat defisiensi insulin, tubuh memerlukan
sumber energi alternatif. Aktivitas lipase meningkat, menyebabkan pemecahan
jaringan lemak menjadi asam lemak bebas. Komponen asam lemak bebas ini
dikonversi menjadi asetil koenzim-A, yang sebagian masuk ke dalam siklus Krebs
untuk memproduksi energi, sementara sisanya dipecah menjadi keton (aseton,
asetoasetat, dan beta-hidroksibutarat). Keton dapat digunakan sebagai energi, namun
cepat terakumulasi. Glikogen dan protein dikatabolisasi untuk membentuk glukosa.
Bersama-sama, faktor-faktor di atas menyebabkan hiperglikemia, yang memicu
diuresis osmotik, kemudian mengakibatkan dehidrasi, asidosis metabolik, dan keadaan
hyperosmolar (Febrianto & Esti Hindariati, 2021).
Terdapat dua faktor pemicu yang paling umum dalam terjadinya KAD, yaitu terapi
insulin yang tidak adekuat serta adanya infeksi. Faktor-faktor pemicu lainnya di
antaranya infark miokardium, serangan akut serebrovaskular, emboli paru, pankreatitis,
serta alkohol. Kriteria diagnosis KAD antara lain: (i) klinis: poliuria, polidipsia, mual
dan/atau muntah, pernapasan Kussmaul (dalam dan cepat), lemah, dehidrasi, hipotensi
sampai syok, kesadaran terganggu sampai koma; (ii) darah: hiperglikemia lebih dari
300 mg/ dL (biasanya melebihi 500 mg/dL), bikarbonat kurang dari 20 mEq/L, pH
kurang dari 7,35, ketonemia; serta (iii) urine: glukosuria dan ketonuria (Tjokroprawiro,
2015).

1.4 Pengkajian dan Temuan Diagnostik


a. Kadar glukosa darah : 300-800 mg/dL (bisa lebih rendah atau lebih tinggi).
b. Kadar bikarbonat serum rendah : 0 hingga 15 mEq/L.
c. pH rendah: 6,8 hingga 7,3.
d. PaCO2 rendah : 10-30 mmHg
e. Kadar kalium dan natrium bisa saja rendah, normal, atau tinggi bergantung pada
jumlah cairan yang hilang (dehidrasi).
f. Peningkatan kadar kreatinin, nitrogen urea darah (BUN), dan hematocrit dapat
dijumpai pada kasus dehidrasi. Setelah hidrasi, peningkatan kadar BUN dan
kreatinin darah secara terus menerus menunjukkan insufiensi ginjal.

1.5 Penatalaksanaan Medis


Selain mengatasi hiperglikemia, penatalaksanaan KAD ditujukan untuk mengatasi
dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan asidosis.
a. Rehidrasi
Pasien mungkin membutuhkan 6-10 L cairan IV(NS 0,9% yang diinfuskan dalam
kecepatan tinggi 0,5-1 L/jam selama 2-3 jam) untuk menggantikan cairan yang
hilang akibat polyuria, hiperventilasi, diare, dan muntah. Larutan NS hipotonik
(0,45%) dapat digunakan untuk kasus hipertensi atau hypernatremia dan untuk
mereka yang berisiko tinggi mengalami gagal jantung. Larutan tersebut merupakan
cairan pilihan (200 sampai 500ml/jam) untuk beberapa jam lagi) setelah beberapa
jam pertama, asalkan tekanan darah stabil dan kadar natrium tidak rendah. Apabila
kadar glukosa darah mencapai 300mg/dl (16,6 mmol/L) atau kurang, larutan IV
dapat diganti menjadi dekstrosa 5% dalam air (D5W) untuk mencegah penurunan
kadar glukosa darah secara drastic. Pengembang plasma (plasma expander) tidak
berespon terhadap terapi cairan IV.
b. Mengembalikan Elektrolit
Kalium adalah elektrolit utama dalam menangani KAD. Penggantian kalium yang
dilakukan dengan hati-hati namun pada waktu yang tepat sangat penting untuk
mencegah disritmia jantung yang menyertai hypokalemia.
c. Membalikkan Kondisi Asidosis
Kondisi asidosis KAD dibalikkan dengan insulin, yang menghambat pemecahan
lemak. Insulin (hanya insulin regular) diinfuskan dengan kecepatan lambat secara
kontinu (mis.5 unit per jam). Larutan cairan IV dengan konsentrasi glukosa yang
lebih tinggi, seperti larutan NS (mis. D5NS, D5, 45NS), diberikan ketika kadar
glukosa darah mencapai 250-300 mg/dl (13,8-16,6 mmol/L), agar kadar glukosa
darah tidak anjlok terlalu cepat. Insulin IV harus terus diinfuskan sampai kadar
bikarbonat serum meningkat dan pasien dapat makan.

1.6 Pengkajian
Pengkajian pasien KAD :
a. Pantau EKG untuk melihat adanya disritmia yang mengindikasikan kadar kalium
yang abnormal.
b. Kaji tanda-tanda vital (terutama tekanan darah dan nadi), gas darah arteri, bunyi
napas, dan status mental setiap jam.
c. Sertapkan pemeriksaan neurologis sebagai bagian dari pengkajian per jam sebab
edema serebral dapat bertambah parah dan terkadang berakibat fatal.

1.7 Komplikasi KAD


Edema serebri merupakan komplikasi paling berat dari KAD. Ini terjadi pada 0,5-1%
dari seluruh kasus KAD dan menyebabkan tingkat kematian sebesar 21-24%. Mereka
yang bertahan hidup berisiko mengalami sisa-sisa masalah neurologis. Edema serebri
lebih sering terjadi pada anak-anak, meskipun dilaporkan juga dapat terjadi pada
dewasa. Faktor risikonya antara lain usia muda, DM awitan baru, durasi KAD yang
memanjang, tekanan parsial CO2 yang menurun, asidosis berat, kadar bikarbonat awal
yang rendah, hiponatremia, glukosa darah awal yang tinggi, dan rehidrasi yang terlalu
cepat. Tanda-tanda edema serebri yang memerlukan evaluasi segera meliputi nyeri
kepala, muntah persisten, hipertensi, bradikardia, letargi, dan perubahan neurologis
lainnya.
Komplikasi lain dari KAD antara lain hipokalemia, hipoglikemia, gagal ginjal akut,
dan syok. Masalah lain yang lebih jarang meliputi rabdomiolisis, trombosis dan stroke,
pneumomediastinum, interval QT yang memanjang, edema paru, dan penurunan fungsi
kognitif dan memori pada anak-anak (Febrianto & Esti Hindariati, 2021).
DAFTAR PUSTAKA
Febrianto, D., & Esti Hindariati. (2021). Management of Diabetic Ketoacidosis in Patient with
Heart Tata Laksana Ketoasidosis Diabetik pada Penderita Gagal Jantung. 8(1), 46–53.
Nusantara, A. F. (2020). Daily Behavioural Penderita Diabetes Mellitus Tipe 1 Sebagai Triggers
Kekambuhan Ketoasidosis Diabetikum. The Indonesian Journal of Health Science, 12(1), 1–
10.
Tjokroprawiro, A. (2015). Buku ajar ilmu penyakit dalam (Edisi 2). Airlangga University Press.
FORMAT PENGKAJIAN
(Intensive Care Unit)
DATA UMUM
Nama : Tn.P Tanggal MRS : 17/09/2021
Umur : 61 tahun Tanggal pengkajian : 20/09/2021
Jenis Kelamin : Laki-laki No. Registrasi : 12025193
Pendidikan :-
Alamat : Kepanjen
Dx. Medis : KAD, Hiperglikemi

DATA KHUSUS
1) Subyektif:
Riwayat penyakit sekarang
 Keluhan utama saat MRS Gelisah, mual, muntah, BAB cair
 Keluhan utama saat pengkajian Gelisah
PQRST (bila keluhannya nyeri) -
- Provoke
- Quality
- Regio
- Severity
- Time
Riwayat kesehatan sebelum sakit
 Penyakit yang pernah diderita DM (1 tahun), Demensia (3 bulan terakhir)
 Obat-obatan yang biasa dikonsumsi Insulin
 Kebiasaan berobat Pernah berhenti 1 bulan lalu
 Riwayat alergi -
 Lain lain
Riwayat kesehatan keluarga -

2) Obyektif
Keadaan umum Gelisah
Tanda-tanda vital BP: 129/93mmHg N: 101x/menit
RR: 21x/menit T: 36,2ºC
PP: 36 mmHg MAP: 105 mmHg
Body system
B1 (breathing/pernapasan)  Pergerakan dada: simetris/tidak simetris
 Penggunaan otot bantu napas: ada/tidak
 Suara nafas: vesikuler/wheezing/ronchi/rales
Lokasi…
 Batuk: produktif/tidak
 Warna sputum:-
 Alat bantu nafas: nasal kanul 3 lpm
 Lain-lain: …..
B2 (bleeding/cardiovascular)  Suara jantung: S1, S2, S3, S4 (tunggal, gallop,
murmur)
 Irama jantung: regular/irregular
 CRT: <2 detik
 JVP: normal/meningkat
 Edema: ada/tidak ada
 Lain-lain: …
B3 (brain/persyarafan)  GCS: E4V4M5 Somnolen, Px demensia
 Reaksi cahaya pupil: kanan/kiri (+/+)
 Diameter pupil: isookor/anisookor (3/3)
 Lain-lain: konjungtiva ananemis
B4 (bladder/perkemihan)  Urine: jumlah 500 cc/6 jam, warna kuning jernih
 Kateter: terpasang/tidak ,hari ke 4
 Gangguan BAK: ya ……..(sebutkan) / tidak
B5 (bowel)  Mukosa bibir: kering/lembab
 Lidah: kotor/bersih
 Nyeri telan: ya/tidak
 Abdomen: distensi/tidak (Supel)
 Peristaltic usus: normal/meningkat/menurun
Nilai 8x/menit
 Mual: ya/tidak
 Muntah: ya/tidak
Jumlah/frekuensi…
 Hematemesis: ya/tidak
Jumlah/frekuensi…
 Melena : ya/tidak
Jumlah/frekuensi…
 Terpasang NGT: ya/tidak
 Diare/konstipasi: ya/tidak
 Lain-lain…
B6 (bone/musculoskeletal)  Turgor: baik/jelek
 Perdarahan eksternal: ada/tidak
 Icterus: ada/tidak ada
 Akral: hangat/dingin/kering/lembab/basah/
pucat/kemerahan
 Pergerakan sendi: bebas/terhambat (terpasang
restrain)
 Fraktur: ada …(sebutkan letak dan jenis)/
tidak ada
 Luka terbuka: ada …(sebutkan letak dan jenis)/ tidak
ada 4 4
 Lain-lain : Kekuatan otot
4 4
Pemeriksaan Penunjang Hb : 14,7 g/dl
 Laboratorium Leukosit : 27,37 x 10^3 UL
 Diagnostik lain Trombosit : 249 x 10^3 UL
Hematokrit 41 %
GDS : 327 mg/dl
Gula darah puasa : 212 mg/dl
PH : 7,240
PaCO2 : 11mmHg
BUN : 20 mg/dl
Kreatinin : 0,9 mg/dl
EKG : Takikardi ekstreme (saat MRS)
Terapi Diet DM (mengurangi karbohidrat kompleks)
NS 2000cc/24 jam IV
Meropenem 3x1gr / D4 IV
Ondasentron 3x8mg / IV
Omeprazol 1x40mg / IV
Novorapid flexpen 3x8 unit / SC
Lain-lain Disorientasi tempat, orang, dan waktu
Bartel index : 0 (bantuan penuh)
Risiko jatuh : 24
Decubitus : 12
Tanda tangan

Nama terang : Ela Handayani


Hasil Pemeriksaan TTV per jam
15.00 16.00 17.00 18.00 19.00
TD 129/93mmHg 126/96mmHg 115/95mmHg 128/94mmHg 116/94mmHg
Nadi 101x/menit 96x/menit 103x/menit 79x/menit 80x/menit
Suhu 36,2 ºC 36,4 ºC 36,4 ºC 36,6 ºC 36,6 ºC
RR 21x/menit 20x/menit 16x/menit 17x/menit 17x/menit
SO2 100% 100% 100% 100% 100%
GCS E4V4M5 E4V4M5 E4V4M5 E4V4M5 E4V4M5
ANALISA DATA PASIEN

DATA MASALAH DIAGNOSA


PENYEBAB
(Tanda mayor & minor) KEPERAWATAN KEPERAWATAN
DO Hiperglikemia Ketidakstabilan Kadar Ketidakstabilan
1. GDS : 327 mg/dl Glukosa Darah Kadar Glukosa Darah
b/d Hiperglikemia
(D.0027)
DS Proses penuaan Gangguan Memori Gangguan Memori
1.Keluarga mengatakan px b/d Proses penuaan
sudah mulai pikun sejak 3 (D.0062)
bulan lalu

DO
1.Px disorientasi tempat,
waktu, dan orang
2. Px gelisah
DS Program terapi Ketidakpatuhan Ketidakpatuhan b/d
1.Keluarga mengatakan px lama Program terapi lama
pernah putus pengobatan (D.0114)
insulin 1 bulan yang lalu

DO
1.Kadar gula darah pasien
tidak stabil
DO Penurunan fungsi Risiko Jatuh Risiko Jatuh
1.Px disorientasi tempat, kognitif dan dibuktikan dengan
waktu, dan orang Perubahan kadar faktor risiko
glukosa darah Penurunan fungsi
2. GDS : 327 mg/dl kognitif dan
3.Risiko Jatuh : 24 Perubahan kadar
glukosa darah
(D.0143)

Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas:

1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b/d Hiperglikemia (D.0027)


2. Gangguan Memori b/d Proses penuaan (D.0062)
3. Ketidakpatuhan b/d Program terapi lama (D.0114)
4. Risiko Jatuh dibuktikan dengan faktor risiko Penurunan fungsi kognitif dan Perubahan kadar
glukosa darah (D.0143)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
Diagnosa
No LUARAN INTERVENSI Hari/ Tgl Implementasi Hari/ Tgl Evaluasi Ttd
Keperawatan
1. Ketidakstabilan Setelah dilakukan Manajemen Senin Manajemen Senin S: Px tidak mengeluh haus
Kadar Glukosa tindakan keperawatan Hiperglikemia 20/9/2021 Hiperglikemia 20/9/2021
Darah b/d 1x15 menit diharapkan (1.03115) (1.03115) O:
Hiperglikemia Kestabilan Kadar Observasi Observasi
(D.0027) Indikator Skala
Glukosa Darah 1.Identifikasi 1.Mengidentifikasi Mulut Sedang
(L.03022) pasien kemungkinan penyebab penyebab hiperglikemia
kering
membaik, dengan hiperglikemia 2. Memonitor kadar
kriteria hasil: 2. Monitor kadar glukosa darah setiap 6 Rasa haus Cukup
Indikator Skala glukosa darah jam menurun
Mulut 5 3. Monitor intake dan 3. Memonitor intake Kadar Sedang
output cairan dan output cairan setiap glukosa
kering
6 jam dalam
Rasa haus 5 Terapeutik
1.Berikan asupan cairan Terapeutik darah
5: Menurun
oral 1.Membantupx untuk Palpitasi Membaik
minum
Indikator Skala Perilaku Sedang
Kolaborasi
Kadar 5 1.Kolaborasi Kolaborasi Jumlah Cukup
glukosa pemberian insulin 1.Memberikan insulin urin membaik
dalam 2. Kolaborasi Novorapid flexpen 3x8
darah pemberian cairan IV unit
2. Memberikan cairan A: Masalah ketidakstabilan
Palpitasi 5 kadar glukosa darah
NS 2000cc/24 jam via
IV teratasi sebagian
Perilaku 5
Jumlah 5 P: Lanjutkan intervensi
urin
5: Membaik
2. Gangguan Memori Setelah dilakukan Orientasi Realita Senin Orientasi Realita Senin S: -
b/d Proses tindakan keperawatan (09297) 20/9/2021 (09297) 20/9/2021
penuaan (D.0062) 1x15 menit diharapkan Observasi Observasi O:
Memori (L.09079) 1.Monitor perubahan 1.Memonitor perubahan Indikator Skala
pasien membaik, orientasi orientasi Verbalisasi Sedang
dengan kriteria hasil: 2. Monitor perubahan 2. Memonitor
kemampuan
Indikator Skala kognitif dan perilaku perubahan kognitif dan
perilaku mengingat
Verbalisasi 5 Terapeutik informasi
kemampuan 1.Orientasikan waktu, Terapeutik faktual
mengingat tempat, dan orang 1.Membantu pasien
Verbalisasi Sedang
2. Berikan waktu mengorientasikan
informasi istirahat dan tidur yang waktu, tempat, dan mengingat
faktual cukup orang kemampuan
Verbalisasi 5 2. Mengajurkan pasien tertentu
mengingat untuk istirahat yang
kemampuan pernah
tertentu dilakukan
yang Verbalisasi Sedang
pernah kemampuan
dilakukan mengingat
Verbalisasi 5 persitiwa
kemampuan
mengingat A: Masalah gangguan
persitiwa memori teratasi
5: Meningkat
P: Lanjutkan intervensi
3. Ketidakpatuhan Setelah dilakukan Dukungan Senin Dukungan Kepatuhan Senin S: Px dan keluarga
b/d Program tindakan keperawatan Kepatuhan Program 20/9/2021 Program Pengobatan 20/9/2021 mengatakan mulai
terapi lama 1x15 menit diharapkan Pengobatan (1.12361) (1.12361) mengikuti jadwal
(D.0114) Tingkat Kepatuhan Observasi Observasi pengobatan kembali
(L.12110) pasien 1.Identifikasi 1.Mengidentifikasi
membaik, dengan kepatuhan menjalankan kepatuhan menjalankan O:
kriteria hasil: program pengobatan program pengobatan Indikator Skala
Indikator Skala Verbalisasi Cukup
Verbalisasi 5 Terapeutik Terapeutik meningkat
kemauan
1.Diskusikan hal-hal 1.Mendiskusikan hal-hal
kemauan mengikuti
yang mendukung dan yang mendukung dan
mengikuti menghambat menghambat program
program berjalannya program berjalannya program pengobatan
pengobatan pengobatan pengobatan dengan atau
atau 2. Libatkan keluarga pasien dan keluarga perawatan
perawatan untuk mendukung 2. Melibatkan keluarga
Risiko/ Menurun
program pengobatan untuk mendukung
5: Meningkat komplikasi
yang dijalani program pengobatan
yang dijalani penyakit
Indikator Skala Edukasi masalah
Risiko/ 5 1.Informasikan manfaat Edukasi kesehatan
yang diperoleh jika 1.Menginformasikan Membaik
komplikasi Tanda dan
teratur menjalani manfaat yang diperoleh
penyakit program pengobatan jika teratur menjalani gejala
masalah program pengobatan penyakit
kesehatan
5: Menurun A: Masalah ketidakpatuhan
teratasi sebagian
Indikator Skala
P: Lanjutkan intervensi
Tanda dan 5
gejala
penyakit
5: Membaik

4. Risiko Jatuh Setelah dilakukan Pencegahan Jatuh Senin Pencegahan Jatuh Senin S: -
dibuktikan dengan tindakan keperawatan (1.14540) 20/9/2021 (1.14540) 20/9/2021
faktor risiko 1x15 menit diharapkan Observasi Observasi O:
Penurunan fungsi Tingkat Jatuh 1.Identifikasi faktor 1.Mengidentifikasi Indikator Skala
kognitif dan (L.14138) pasien jatuh faktor jatuh yaitu proses Jatuh dari Menurun
Perubahan kadar membaik, dengan 2.Identifikasi risiko penuaan
tempat
glukosa darah kriteria hasil: jatuh secara berkala 2.Mengidentifikasi risiko
(D.0143) jatuh satu kali setiap tidur
Indikator Skala
Jatuh dari 5 Terapeutik shift Jatuh saat Menurun
1.Pastikan roda tempat duduk
tempat
tidur selalu dalam Terapeutik Jatuh saat Menurun
tidur kondisi terkunci 1.Memastikan roda berpindah
Jatuh saat 5 2. Pasang handrall tempat tidur selalu
duduk tempat tidur dalam kondisi terkunci
2. Memasang handrall A: Masalah risiko jatuh
Jatuh saat 5 teratasi
berpindah tempat tidur
5: Menurun P: Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai