Asadf
Asadf
Tafsir surat al-An'am ayat 141 (kewajiban yang harus diketahui dari
tanaman dan lainnya)
pendahuluan
pembahasan
A. surat al-an'am Ayat 141
Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
"Dan dialah yang menjadikan (cebun-Jcebun yang berjunjung dan yang tidalc terjunjung,
pohon kormu, tanam-tanaman yang bermacam-macam bidahnya, zaitun dan delima yang
serupa (bentuk dan warnanya)\ dqn tidak sama (rasanya), makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu\ berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang yang berhbih-lebihan. [2]
C- Tafsir al Mufrodat
1. Al -insva' Mengadakan rr^akhluk hidup dan mengasuhnya. Juga mengadakan segala sesuatu
yang* menjadi sempurna secara berangsur- angsur. Seperti mengadakan a\yari,perkampungan
..dan rambut.
2. AUjonnat teman-teman dan kebun angguryang lebat pohon-pohonnya, karena kebun seperti
itu menutupi tanah dijawabnya dan membuat tidak kelihatan.?
3. Alrrna'rusyat: tanaman-rtanaman yang dicagak pada tiang-tiang penyangga. Yaitu,
junjungan-junjutigan yang dibuat dari kayu dan bambu, yang diatasnya diletakkan batang
tanaman-tanaman itu, hingga seperti atap rumah.[3]
4. Ghoiru Marusfat. tanaman yang batangnya tidak. diletakan diatas junjungan. Makaudnya,
bahwa kebun itu ada dua macam. Yaiti kebun- kebun yang memakai junjungan-junjungan,
seperti halnya anggur dan kebun yang tidak memakai junjungan, seperti halnya kebun-kebun
yang berisi bermacam-macam pohon yang batangnya tumbuh lurus, tidak merambat ke pohon
lainnya.
5. Al:Ukul (huruf hamzah dan kaf memakai harakat dhomah): sesuatu yang dimakan.
6. Mutasyabihan. maksudnya serupa warna dan bentuknya jika dilihat dengan mata/
7. Ghoiru Kfutasyabih: tidak sama rasa.4
D. Sabab al-Nuzul
Ibrtu jarir mengetengahkan melalui abui aisyah,yang telah mengatakan, bahwa
mereka (kaum muslimin) memberikan sesuatu dari hasil perkebunannya kecuali hanya zakat,
setdah itu mereka berfoya-foya dengan kelebihanya, kemudian turunlah ayat ini.
Dari telah diterangkan melalui ibnu juraij bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan
sabit Ibnu Qois lbnu Syimas yang menebang pohon kurma miliknya, kemudian ia bpgi-
bagikan buahnya hingga sore hari; sesudah itu ia tidak lagi memiliki buah kurma. [4] Mengarah
kepada pemberian, Sebagaiman mengarah kepada makanan karena, diriwayatkan bahwa
mereka senang memberi sumbangan hingga berlebih-ebihan sehingga allah menurunkan ayat
ini.[5]
E. Munanabah
Sayyid Qutub ayat ini dengan ayal yang lalu, yakni firmanya pada ayat 136 surat ini:
"dan mereka menjadikan bagi Allah dari apa yang telah piptakan satu bagian dari tanaman
dan ternak. Ayat ini menurutnya kembali kesana untuk mengingatkan mereka kepada sumber
yang menciptakan tanaman dan ternak yang mereka bagi dan perlakukan secara tjdak benar
itu. Mereka dikecam karena melakukan pembagian demikian, yakni sebagian buat Allah dan
sebagian buat berhala. Bahkan tidak sampai disana, mereka mengambil lagi apa yang tadinya
mereka jadikan milik Allah, padahal sesungguhnya semua ternak dan tanaman bahkan semua
wujud adalah milik
Thohir ibnu Asyur menilai bahwa kata "dan" pada ayat diatas berfungsi menggabungkan
dan menghubungkan ayat ini dengan ayat yang lalu berhubungan dengan firman-Nya:
……….
(waharamu maa humullah)dan mereka mengharamkan apa yang telah allah telah
rezekikan kepada mereka).
Menurutnya ayat ini mengingatkan nikmat-nikmat-Nya dibumi untuk kemaslahatan
mereka. Lanjut ibn asyur- diulangi ayat ini sebagian besar apa yang telah disebutkan pada
ayat yang lalu, yakni ayat 99 surat ini yang menyatakan: "dan dia yang telah menurunkan air
dari langit lalu kami mengeluarkan disebabkan olehnya segala macam timbuh-tumbuhan lalu
kami'keluarkan darinya tanaman menghijau, kami keluarkan darinya butir yang saling
bertumpuk, dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai dan kebun-
kebun anggur dan kami keluarkan pula zaitun dan delima yahg serupa dan tidak serupa.
Perhatikan buahnya diwaktu pohonnya berbuah,dan kematangannya". Dan, karena tujuan
ayat 99 itu adalah untuk membuktikan bahwa Allah adalah penciptanya, adapun tujuan ayat
141 ini adalah untuk menggambarkan betapa besar nikmat allah §erta untuk melarang segaa
yang mengantar kepada melupakan nikmat- nikmatnya. Karena itu ayat yang lalu (ayat
99)ditutup dengan menyatakan "perhatikanlah buahnya diwaktu pohonnya berbuah,dan
kematangannya, sedang ayat 141 menyatakan "makanlah dari buahnya bila dia berbuah."
F. Kandungan Ayat
…………………………….
"Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berkunjung dan yang tidak terjunjung,
pohon karma, tanam-tanaman yang bertnacam-macam buahnya
Maksudnya adalah bahwa Allah swt. Setelah memberitahukan kepada hamba-Nya
bahwa Dialah yang t^lah menciptakan pohon-pohon dan tumbu- tumbuhan yang ada di muka
bumi, yang diantaranya mereka gunakan sebagai makanan pokok, maka Dia beritahukan pula
kepada mereka bahwa Dia membolehkan itu semua untuk mereka. Tidak ada seorangpun
selain Allah yang berhak mengharamkan sesuatu dari tanaman-tanaman itu atas hamba-
hamba-Nya, karena pengharaman adalah hak Allah yang telah menciptakan seurjjh hamba
dan mkanan seluruhnya. Maka barang siapa mengaku dirinya berhak mengharamkan sesuatu,
berarti dia mengangkat dirinya sebagai sekutu Allah ta'ala, sebagaimana orang yang patuh
kepada pengharaman dari pihak selain Allah, maka berarti dia telah menyekutukan selain
Allah itu dengan selain Allah swt.
Pengharaman yang merupakan hak Allah semata, yang dimaksud adalah pengharaman
agama. Adapun berpantang dari'sebagian buah-buahan tersebut karena sebab selain
pengharaman agama, maka tidaklah mengandung arti syirik. Artinya, apabila seprang dokter
melarang beberapa pasiennya dari buah-buahan atau roti, karena liat itu akai* membahayakan
manusia, memang hal itu merupakan cegahan atau pengharaman yang berdasarkan syariat
juga. Namun bukan berarti dokter itu yang mensyariatkan hal tersebut 7
…………………….
''Zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya)".
Maksudnya adalah suatu keterangan, bahwa permulaan waktu dibolehkanya memakan
buah, tidak harus menunggu sampai buah itu menjadi sempurna dan matang.anggur
umpamanya, buahnya bias dimanfaatkan selagi beluip maasak. ketika telah masak, atau
ketika teah kering. Begitu pula kurma, sudah bias dimakan buahnya ketika masih kecil-kecil
atau ketika sudah besar, sebelum masak, atau ketika telah masak. Sedang gandum, sudah bias
ditumbuk dan dimakan ketika sudah menjadi roti, atau dengan ditanak, atau dibuat
bermacam-macam kue.[6]
"Makattlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah."
Maksudnya adalah, tunaikanah kewajiban yang telah diketahui dari tanaman dan
lainnya itu, untuk diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya. Yaitu, kerabat anak
yatim dan orang-orang miskin ketika panennya.
Istilah panen disini disebut secara ijmal, sehingga termasuk pula saban- sabanmemetik
anggur dan meng'unduh buah kurma.
Juga diriwayatkan dari Maimun bin Mihran dan Zaed al -Asham bahwa orang-orang
Madinah ababila mengunduh buah kurma maka dibawa mereka standan lalu mera letakkan di
masjid. Maka datanglah orang peminta lalu tandan itu dipikulnya dengan tongkat sampai
buahnya berguguran. Itulah kiranya yang difirmakan Allah swt:
Dan menurut riwayat dari Sa'id bin Juhair, katanya, u aturan ini adalah sebelum
ditunkannya ayat tentang zakat. Seseorang akan memberikan sebagian dari hasil tanamannya,
member makan kepada binatang, dan member makan kepada anak yatimMan orang-orang
miskin. Juga member seikat buah yang bercampur antara yang masak dan belum masak .
maksudnya bahwa hal ini adalah termasuk sedekah mutlak yang tidak tertentu, yang
diperkuat oleh kenyataan bahwa surat ini termasuk makiyah, sedang zakat tertentu itu,
difardhukan dimadinah pada tahun dua hijriyah.
Dari janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan. "
Maksud ayat ini adalah makanlah kalian dari rizki yang telah Allah anugerahkan
kepadamu tanpa berlebih-lebihan dalam memakannya.[7]
.........
Secara global ayat ini menerangkan tentanng perintah untuk memberikan
…………………………
hak tanaman ketika hari panen tidak harus bermakna bahwa yang dimaksud itu
adalah zakat. Karena adii riwayat lain vang mengatakan bahwa yang dimaksud itu
addlah' sedekah dengan tanpa batasan tertentu -akan tetapi tidak secara berlbih-
lebihan.[8]
No comments:
Post a Comment
Newer PostOlder PostHome
Subscribe to: Post Comments (Atom)
ABOUT ME
HANAFI
View my complete profile
BLOG ARCHIVE
► 2018 (2)
► 2017 (3)
▼ 2016 (86
)
o ▼ N
ovember (9)
ISLAM PADA
MASA
KHULAFAUR
RASYIDIN
Al-Baqarah ayat
187 (II)
Baqarah ayat 183-
184
Surat Al-Baqarah
187 (I) (Laranga...
Surat al-Baqarah
238 (Ketentuan
W...
ayat 267
(Kewajiban
Membayar Zakat)
An'am ayat 141
(kewajiban yang
har...
183-184
(Kewajiban
Berpuasa bagi...
o ► O
ctober (70)
o ► A
ugust (7)
Picture Window theme. Theme images by mammamaart. Powered by Blogger.