Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 1

POLITIK HUKUM DALAM PERSPEKTIF KEILMUAN DAN POLITIK


HUKUM BAGIAN BAGIAN DARI ILMU HUKUM

ARIYANTO ARDIYANSYAH S.IP M.SI


(198903282020121007)

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah


Politik Hukum Prodi Hukum Tata Negara
Semester 3

Oleh:
ZAHRATUL JANNAH
(74232020133)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BONE
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Puji syukur Allah swt. Yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah kepada
penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam tak lupa penulis kirimkan
kepada Nabi besar Muhammad saw., para sahabat, serta keluarga dan pengikut-pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
penulis mengharapkan saran dan kritik guna kesempurnaan penulis karya selanjutnya.
Semoga keberadaan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Bone, 27 September 2021


Penulis,

Zahratul Jannah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Politik Hukum dan Persfektif Keilmuan ........................................ 3
B. Politik Hukum Bagian-Bagian dari Ilmu Hukum ........................... 6
C. Contoh Kauistik dari Perspektif Keilmuan ..................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan memang berkembang begitu cepat. Hal ini dimungkinkan,
karena ia mengibaskan cara orang mengusahakan ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang
sangat sakral dalam pandangan teologia, ilmu hukum adalah merupakan salah satu
bagian kajian yang tak pernah putus seiring dengan kemajuan teknologi dan manusianya
dalam kehidupan masyarakat sehingga pandangan-pandangan tentang ilmu hukum itu
sering berbenturan dengan keadaan yang ada dimana kajiannya lebih bersifat integral dan
bukan pada bagian ilmu yang tersendiri. Hukum dalam lingkup ilmu pengetahuan telah
menjadi perdebatan di kalangan para sarjana hukum, hal tersebut telah membawa para
sarjana hukum membagi ilmu hukum sebagai bagian dari ilmu sosial.

Politik merupakan “legal policy atau garis (kebijakan) resmi tentang hukum yang
akan diberlakukan baik dengan pembuatan hukum baru maupun dengan penggatian
hukum lama, dalam rangka mencapai tujuan negara. Menurut patmo Wahjono dalam
politik hukum Moh. Mahfud MD (2009:1) mengatakan bahwa politik hukum adalah
kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk maupun isi hukum yang akan dibentuk.
Politik hukum adalah kebijakan penyelenggarara yang bersifat mendasar dalam
menentukan arah, bentuk maupun isi dari hukum yang akan dibentuk dan tentang apa
yang akan dijadikan kriteria untuk menghukum sesuatu, Menurut ahli hukum Padmo
Wahjono. Sedangkan Menurut Rahardjo mendefinisikan politik hukum sebagai aktivitas
memlih dan cara yang hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan sosial dan hukum
tertetentu dalam masyarakat.

Politik hukum dalam perspektif keilmuan adalah meneliti perubahan–


perubahan. Dimana perubahan tersebut diadakan terhadap hukum yang ada guna
memenuhi kebutuhan didalam kehidupan masyarakat. Wujud dari politik hukum terdapat
dalam seluruh jenis peraturan perundang-undangan negara.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah perspektif keilmuan dimata politik hukum?


2. Apa saja bagian bagian politik hukum dalam ilmu hukum?

1
2

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui rincian politik hukum dalam perspektif keilmuan


2. Untuk mengetahui apa saja bagian bagian politik hukum dalam ilmu hukum
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Politik Hukum dalam Perspektif Keilmuan

Ilmu hukum mempunyai karateristik sebagai ilmu yang bersifat preskriptif dan
terapan. Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum,
nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma
hukum. Sebagai ilmu terapan ilmu hukum menetapkan standar perosedur, ketentuan-
ketentuan, rambu-rambu dalam melaksanakan aturan hukum. Sedangkan Politik secara
etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Politeai” berasal dari kata “polis” yang
berarti kekuasaan masyarakat yang berdiri sendir, yaitu negara (kota) dan “teai” yang
berarti urusan. Bahasa Indonesia menerjemahkan dua kata yang berbeda dari Bahasa
Inggris, yaitu “politics” dan “policy” menjadi satu kata yang sama yaitu politik politics
yaitu suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara dan alat yang mencapai tujuan atau
cita-cita tertentu. Sementara policy diartikan kebijakan dalam artian penggunaan
pertimbangan-pertimbangan yang dianggap dapat lebih menjamin tercapainya suatu
usaha, cita-cita, keinginan, atau tujuan yang dikehendaki. Setelah dilakukan
pertimbangan, baru kemudian dibuat keputusan. Pembuat keputusan hanya dilakukan
oleh seorang pemimpin.
Adapun beberapa definisi politik hukum dari beberapa pakar antara lain:  
1. Menurut Satjipto Rahardjo, Politik Hukum merupakan aktivitas yang
menentukan suatu pilihan mengenai tujuan dan cara – cara yang hendak
dipakai untuk mencapai tujuan hukum dalam masyarakat.
2. Menurut pendapat Padmo Wahjono, Politik Hukum ialah kebijaksanaan
penyelenggara Negara untuk menjadikan sesuatu sebagai Hukum.
Kebijaksanaan tersebut dapat berkaitan dengan pembentukan hokum dan
penerapannya.
3. Menurut pendapat L. J. Van Apeldorn, Politik hukum merupakan politik
perundang–undangan. Politik Hukum juga menetapkan tujuan dan isi
peraturan perundang – undangan.  
4. Menurut pendapat Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, Politik
Hukum merupakan aktivitas untuk memilih nilai- nilai dan menerapkan nilai –
nilai.
4

Politik Hukum terealisasi dalam nuansa kehidupan bersama para warga


masyarakat. Politik Hukum juga berkaitan dengan penggunaan kekuasaaan didalam
kenyataan untuk mengatur negara, bangsa dan rakyat. Munculnya politik hukum
yakni mulai pada tanggal 17 Agustus 1945 ketika Proklamasi, bukan tanggal 18
Agustus 1945 saat mulai berlakunya konstitusi / hukum dasar negara RI.
Berbagai pengertian atau definisi tersebut mempunyai subtansi makna yang
sama dengan definisi yang penulis kemukakan yakin bahwa politik hukum itu
merupakan legal policy tentang hukum yang diberlakukan atau tidak diberlakukan
untuk mencapai tujuan negara. Terkait dengan ini Sunaryati Hartono perna
mengemukakan tentang “hukum sebagai alat” sehingga secara perktis politik hukum
juga merupakan alat atau sarana dan langkah yang dapat digunakan oleh pemerintah
untuk menciptakan sistem hukum nasional guna mencapai cita-cita bangsa dan tujuan
negara.
Dasar pemikiran dari berbagai definisi yang seperti ini didasarkan pada
kenyataan bahwa negara kita mempunyai tujuan yang harus dicapai dan upaya untuk
mencapai tujuan itu dilakukan dengan menggunakan hukum sebagai alatnya melalui
pemberlakuan atau penindak berlakukan hukum-hukum sesuai dengan tahapan-
tahapan perkembangan yang dihadapi oleh masyarakat dan negara kita. Politik hukum
itu ada yang bersifat permanen atau jangka panjang dan ada yang bersifat periodik.
Yang bersifat permanen misalnya pemberlakuan prinsip pengujian yudisial,
ekonomi kerakyatan, keseimbangan antara peninggalan kolonial dengan hukum-
hukum nasional, penguasa sumber data alam oleh negara, kemerdekaan kekuasaan
kehakiman, dan sebagainya. Di sini terlihat bahwa beberapa prinsip yang dimuat di
dalam UUD sekaligus berlaku sebagai politik hukum. Dalam penjabaran hak hak
dalam "as a common standard of achievement for all peoples and all nation". bahwa
perkembangan hak atas kesehatan sebagaimana dimaksud tidak terlepas dari
perkembangan hak asasi manusia di dunia internasional. Di Indonesia sendiri konsep
hak asasi manusia berkembang pada masa reformasi dimana wacana untuk melakukan
perubahan atau amandemen UUD 1945 direalisasikan melalui beberapa tahapan
perubahan. Begitu juga dengan konsep mengenai hak asasi manusia, tertuang dalam
UUD 1945 dalam beberapa tahapan perubahan atau amandeman UUD 1945.
Masuknya konsep hak asasi manusia dalam UUD 1945 bermula pada amandemen
kedua Konstitusi tahun 2000, pada Bab XA Undang-Undang Dasar 1945 tertuang
5

ketentuan tentang hak asasi manusia. Sebagian besar dari ketentuan yang baru
tersebut berkaca pada hak-hak yang terkandung dalam perjanjian-perjanjian hak asasi
manusia (konvensi internasional). Hak-hak tersebut termasuk hak-hak sipil dan politik
(pasal 28A), perlakuan yang sama di hadapan hukum (Pasal 28D), hak atas
lingkungan yang sehat dan memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28H ayat (1)),
dan hak atas jaminan sosial (Pasal 28H ayat (3)). Masuknya hal-hal yang berkaitan
dengan hak asasi manusia ke dalam Konstitusi Indonesia berlanjut melalui
amandemen ke-empat Konstitusi pada tahun 2002. Amandemen Ke-empat
mendatangkan kewajiban-kewajiban negara yang bahkan lebih berat terkait dengan
pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya. Pemenuhan hak-hak ekonomi
sosial, dan budaya merupakan bagian dari hak asasi manusia generasi kedua yang
menitik beratkan pada konsep "persamaan". Hak-hak tersebut muncul dari tuntutan
agar negara menyediakan pemenuhan terhadap kebutuhan dasar setiap orang, mulai
dari makan sampai pada kesehatan.
Dalam hal ini Negara telah menetapkan langkah-langkah untuk merealisasikan
pemenuhan hak atas kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional yang merupakan
bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Namun demikian Jaminan Kesehatan
bagi setiap individu (warga negara) seharusnya menjadi kewajiban dari negara untuk
memenuhinya tanpa membedakan warga negara yang satu dengan yang lainnya.

Hak Atas Kesehatan

Sejak kesehatan diakui sebagai sebagai salah satu hak asasi manusia,
penerapannya terdapat berbagai pengertian. Hal tersebut tidak terlepas dari pengertian
”kesehatan”. Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pengertian yang luas itu
berpengaruh bagi pemahaman terhadap kesehatan sebagai hak asasi manusia. Dalam
Pasal 4 Undang-undang itu ditegaskan bahwa “setiap orang mempunyai hak yang
sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal”, sedangkan Pasal 28H
Undang-Undang Dasar 1945, menegaskan bahwa “setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”. Antara kalimat “memperoleh derajat kesehatan” dan
“memperoleh pelayanan kesehatan” tentunya mempunyai pengertian yang berbeda.
Terdapat kesan bahwa “memperoleh derajat kesehatan” memiliki makna yang lebih
6

luas daripada “memperoleh pelayanan kesehatan”, sebab menurut undang-undang


tersebut memperoleh pelayanan kesehatan adalah sebagian dari hak memperoleh
derajat kesehatan. Namun demikian, tidak dapat dikatakan dengan tergesa-gesa bahwa
perlindungan hak asasi manusia di bidang kesehatan dalam UUD 45 lebih sempit
daripada yang diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992. Berdasarkan hal
tersebut maka sudah seharusnya negara menjalankan fungsinya dalam mewujudkan
hak atas kesehatan antara lain obligation of conduct dan obligation of result yang
merupakan bagian dari pelaksanaan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya. Salah satu
prinsip dalam hukum intenasional yang berlaku bagi seluruh negara yang tertuang
dalam berbagai konvensi internasional dan tercantum dalam Konstitusi WHO
menyatakan “The enjoyment of the highest attainable standard of health as a
fundamental right of every human being”. Prinsip tersebut memberikan landasan bagi
setiap negara dalam membuat sebuah kebijakan yang harus dapat mewujudkan hak
atas kesehatan bagi setiap individu, dimana hak atas derajat kesehatan yang optimal
merupakan hak dasar bagi setiap individu. Sementara pemenuhan adalah negara harus
mengambil tindakan legislatif, administratif, anggaran, yudisial atau langkahlangkah
lain untuk memastikan terealisasinya pemenuhan hak-hak. Sedangkan perlindungan
adalah bagaimana negara melakukan kebijakan guna mencegah dan menanggulangi
dilakukannya pelanggaran sengaja atau pembiaran.

B. Hukum Politik Bagian-Bagian dari Ilmu Hukum

Menurut Mahfud MD politik hukum itu termasuk kedalam bagian ilmu hukum

dikarenakan Mahfud MD memandang bahwa politik hukum itu sebagai kebijaksanaan

hukum yang hendak atau telah dilaksanakan pemerintah untuk mencapai hukum yang

yang adil. . Menurut Lemaire politik hukum itu termasuk kedalam bagian ilmu poltik

dikarenakan Lemaire memandang bahwa politik hukum itu merupakan kebijakan

legislative dimana dalam kebijakan ini sangat dipengaruhi pula dengan parpol yang

mengusungnya.  Menurut Bellefroid politik hukum merupakan bagian dari ilmu hukum,

sehingga tidak bisa dipisahkan. Belleford Politik hukum adalah bagian dari ilmu hukum

yang membahas perubahan hukum yang berlaku (ius constitutum) menjadi hukum yang
7

seharusnya (ius constituendum) untuk memenuhi perubahan kehidupan dalam

masyarakat. Di dalam studi Ilmu Hukum, letak Politik Hukum dapat ditemukan di

dalam Pohon Ilmu Hukum. Studi Politik Hukum berada pada bagian batang/pohon ilmu

hukum. Batang/pohon ilmu hukum adalah serat-serat pohon (atau subsistem

kemasyarakatan) seperti sosiologi, sejarah, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya.

Kemudian muncul studi sosiologi hukum, budaya hukum, politik hukum dan

sebagainya.

Politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang

hukum yang akan, sedang dan telah berlaku, bersumber dari nilai-nilai yang berlaku di

masyarakat untuk mencapai tujuan negara yang dicita-citakan. Di dalam negara hukum,

hukum menjadi aturan permainan untuk mencapai cita-cita bersama yang menjadi

pangkal dari kesepakatan politik. Hukum tidak boleh mengabdi kepada kepentingan

politik sektarian dan primordial, melainkan untuk semua warga negara dari negara yang

bersangkutan. Oleh karena itu hukum harus bisa diterapkan dalam segala keadaan,

supaya bisa mengabdi kepada cita-cita politik dalam kerangka kenegaraan. Di dalam

studi Ilmu Hukum, letak Politik Hukum dapat ditemukan di dalam Pohon Ilmu Hukum.

Keberadaan dan kedudukan atau lokus politik hukum sebagai bagian dari studi

ilmu hukum atau studi ilmu politik sering kali menimbulkan perdebatan dikalangan para

penstudi hukum. Hal tersebut dikarenakan ada penstudi hukum yang menganggap

bahwa politik hukum merupakan bagian dari ilmu politik dan ada juga yang mengatakan

bahwa politik hukum merupakan bagian dari ilmu hukum.

Sementara penstudi hukum yang mengatakan bahwa politik hukum merupakan

bagian dari ilmu hukum antara lain sebagai berikut:

1. Moh. Mahfud MD dalam bukunya Politik Hukum, mengatakan bahwa jika

ilmu hukum diibaratkan sebagai sebuah pohon, maka filsafat merupakan


8

akarnya, sedangkan politik merupakan pohonnya yang kemudian melahirkan

cabang-cabang berupa berbagai bidang hukum seperti hukum perdata,

hukum pidana, hukum tata negara, hukum administrasi negara dan

sebagainya. Disinilah dapat ditemukan argumen mengapa politik hukum

dilihat sebagai bagian dari ilmu hukum.

2. Syaukani dan A. Ahsin Thohari dalam bukunya Dasar-Dasar Politik Hukum,

mengatakan bahwa disiplin politik hukum memiliki akar yang sangat kuat

kepada studi hukum. Bahwa kemudian, dalam tataran aplikatif disiplin

politik hukum digunakan pula untuk melihat keterpengaruhan politik

terhadap hukum, itu tidak bisa menjustifikasi bahwa politik hukum menjadi

bagian dari studi ilmu politik. Karena pada kenyataannya ujung (core

problem) dari studi politik hukum adalah hukum positif.

C. Contoh Kausistik dari Persfpektif Keilmuan

Sejak dirancang UU SJSN dan UU BPJS, ada kumpulan yang setuju dan

menolak undang-undang tersebut.Meskipun terjadi perbedaan pendapat, namun Dewan

Perwakilan Rakyat tetap saja mengesahkan undang-undang tersebut.Dalam

implementasinya, ternyata berbagai kritik terarah pada pengelolaan pelayanaan

kesehatan Indonesia.Penelitian ini bertujuan menganalisaperaturan berkaitan hak atas

kesehatan, karakter produk hukum pasca Orde Baru, dan politik hukum pemenuhan hak

atas kesehatan rakyat Indonesia.Jenis penelitian yang digunakan dalam riset ini

ialahpenelitian hukum normatif.Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan

perundang-undangan dan konseptual.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan

UU SJSN yang menggabungkan jaminan sosial dengan asuransi sosial telah mengubah

kewajiban pemerintah menjadi kewajiban rakyat membayar iuran agar terpenuhi hak
9

atas kesehatannya. Sementara Pembentukan UU BPJS yang menunjuk satu badan

penyelenggara milik pemerintah berperan layaknya perusahaan asuransi berpotensi

menggeser peran badan penyelenggara milik pemerintah menjadi milik swasta. Kedua

undang-undang tersebut terdapat persoalan baik dari segi sistem jaminan sosial nasional

maupun pengelolaan pelayanan kesehatan.Oleh karena itu, penyusun undang-undang

perlu melaksanakan perubahan atas kedua undang-undang tersebut agar sesuai amanat

konstitusi Indonesia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahasa Indonesia menerjemahkan dua kata yang berbeda dari Bahasa Inggris,
yaitu “politics” dan “policy” menjadi satu kata yang sama yaitu politik politics yaitu
suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara dan alat yang mencapai tujuan atau cita-cita
tertentu. Sementara policy diartikan kebijakan dalam artian penggunaan pertimbangan-
pertimbangan yang dianggap dapat lebih menjamin tercapainya suatu usaha, cita-cita,
keinginan, atau tujuan yang dikehendaki. Setelah dilakukan pertimbangan, baru
kemudian dibuat keputusan.

Pembuat keputusan hanya dilakukan oleh seorang pemimpin.Politik hukum telah


diperkenalkan di Indonesia oleh Prof.Lemire pada tahun 1995 dalam bukunya Het Rect
Indonesia (Hukum Indonesia). politik Hukum juga telah diutarakan oleh Utrect pada
tahun 1966 dalam bukunya, pengantar dalam hukum Indonesia. Namun politik hukum
yang diutarakan dalam buku pengantar ilmu hukum itu tidak ada kelanjutan
pembahasannya dalam arti tidak ada buku yang membahas lebih lanjut apa dan
bagaimana politik tersebut.Padmo Wahjono mengatakan bahwa politik hukum adalah
kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk, maupun isi hukum yang akan dibentuk.
Di dalam tulisannya yang lain Padmo Wahjono memperjelas definisi tersebut dengan
mengatakan bahwa politik hukum adalah kebijakan penyelenggara negara tentang apa
yang dijadikan kriteria untuk menghukum kan sesuatu yang di dalamnya mancakup
pembentukan, penerapan, dan penegakan hukum.

Keberadaan dan kedudukan atau lokus politik hukum sebagai bagian dari studi
ilmu hukum atau studi ilmu politik sering kali menimbulkan perdebatan dikalangan para
penstudi hukum. Hal tersebut dikarenakan ada penstudi hukum yang menganggap
bahwa politik hukum merupakan bagian dari ilmu politik dan ada juga yang mengatakan
bahwa politik hukum merupakan bagian dari ilmu hukum.
B. Saran
Saya sebagai penulis masih memiliki banyak kekurangan terutama dalam penjelasan
materi dan perangkuman yang masih dasar, maka dari itu makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan. Demikianlah makalah ini dibuat, dengan segenap keterbatasan
11

dan kekurangan dari Kami. Maka dari itu, Kami senantiasa menantikan kritik dan
saran agar pembuatan makalah Kami lebih baik lagi nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

35Moh. Mahfud MD, Politik Hukum Di Indonesia, LP3ES, Jakarta, 1998, hlm.7,8.
36Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, op.cit., hlm. 34-35.
Majda El Muhtaj, Dimensi-Dimensi HAM: Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya,
Rajawali Pers, Jakarta, 2009, hlm 152.

Anda mungkin juga menyukai