Oleh:
ZAHRATUL JANNAH
(74232020133)
Zahratul Jannah
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan memang berkembang begitu cepat. Hal ini dimungkinkan,
karena ia mengibaskan cara orang mengusahakan ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang
sangat sakral dalam pandangan teologia, ilmu hukum adalah merupakan salah satu
bagian kajian yang tak pernah putus seiring dengan kemajuan teknologi dan manusianya
dalam kehidupan masyarakat sehingga pandangan-pandangan tentang ilmu hukum itu
sering berbenturan dengan keadaan yang ada dimana kajiannya lebih bersifat integral dan
bukan pada bagian ilmu yang tersendiri. Hukum dalam lingkup ilmu pengetahuan telah
menjadi perdebatan di kalangan para sarjana hukum, hal tersebut telah membawa para
sarjana hukum membagi ilmu hukum sebagai bagian dari ilmu sosial.
Politik merupakan “legal policy atau garis (kebijakan) resmi tentang hukum yang
akan diberlakukan baik dengan pembuatan hukum baru maupun dengan penggatian
hukum lama, dalam rangka mencapai tujuan negara. Menurut patmo Wahjono dalam
politik hukum Moh. Mahfud MD (2009:1) mengatakan bahwa politik hukum adalah
kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk maupun isi hukum yang akan dibentuk.
Politik hukum adalah kebijakan penyelenggarara yang bersifat mendasar dalam
menentukan arah, bentuk maupun isi dari hukum yang akan dibentuk dan tentang apa
yang akan dijadikan kriteria untuk menghukum sesuatu, Menurut ahli hukum Padmo
Wahjono. Sedangkan Menurut Rahardjo mendefinisikan politik hukum sebagai aktivitas
memlih dan cara yang hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan sosial dan hukum
tertetentu dalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1
2
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu hukum mempunyai karateristik sebagai ilmu yang bersifat preskriptif dan
terapan. Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum,
nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma
hukum. Sebagai ilmu terapan ilmu hukum menetapkan standar perosedur, ketentuan-
ketentuan, rambu-rambu dalam melaksanakan aturan hukum. Sedangkan Politik secara
etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Politeai” berasal dari kata “polis” yang
berarti kekuasaan masyarakat yang berdiri sendir, yaitu negara (kota) dan “teai” yang
berarti urusan. Bahasa Indonesia menerjemahkan dua kata yang berbeda dari Bahasa
Inggris, yaitu “politics” dan “policy” menjadi satu kata yang sama yaitu politik politics
yaitu suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara dan alat yang mencapai tujuan atau
cita-cita tertentu. Sementara policy diartikan kebijakan dalam artian penggunaan
pertimbangan-pertimbangan yang dianggap dapat lebih menjamin tercapainya suatu
usaha, cita-cita, keinginan, atau tujuan yang dikehendaki. Setelah dilakukan
pertimbangan, baru kemudian dibuat keputusan. Pembuat keputusan hanya dilakukan
oleh seorang pemimpin.
Adapun beberapa definisi politik hukum dari beberapa pakar antara lain:
1. Menurut Satjipto Rahardjo, Politik Hukum merupakan aktivitas yang
menentukan suatu pilihan mengenai tujuan dan cara – cara yang hendak
dipakai untuk mencapai tujuan hukum dalam masyarakat.
2. Menurut pendapat Padmo Wahjono, Politik Hukum ialah kebijaksanaan
penyelenggara Negara untuk menjadikan sesuatu sebagai Hukum.
Kebijaksanaan tersebut dapat berkaitan dengan pembentukan hokum dan
penerapannya.
3. Menurut pendapat L. J. Van Apeldorn, Politik hukum merupakan politik
perundang–undangan. Politik Hukum juga menetapkan tujuan dan isi
peraturan perundang – undangan.
4. Menurut pendapat Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, Politik
Hukum merupakan aktivitas untuk memilih nilai- nilai dan menerapkan nilai –
nilai.
4
ketentuan tentang hak asasi manusia. Sebagian besar dari ketentuan yang baru
tersebut berkaca pada hak-hak yang terkandung dalam perjanjian-perjanjian hak asasi
manusia (konvensi internasional). Hak-hak tersebut termasuk hak-hak sipil dan politik
(pasal 28A), perlakuan yang sama di hadapan hukum (Pasal 28D), hak atas
lingkungan yang sehat dan memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28H ayat (1)),
dan hak atas jaminan sosial (Pasal 28H ayat (3)). Masuknya hal-hal yang berkaitan
dengan hak asasi manusia ke dalam Konstitusi Indonesia berlanjut melalui
amandemen ke-empat Konstitusi pada tahun 2002. Amandemen Ke-empat
mendatangkan kewajiban-kewajiban negara yang bahkan lebih berat terkait dengan
pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya. Pemenuhan hak-hak ekonomi
sosial, dan budaya merupakan bagian dari hak asasi manusia generasi kedua yang
menitik beratkan pada konsep "persamaan". Hak-hak tersebut muncul dari tuntutan
agar negara menyediakan pemenuhan terhadap kebutuhan dasar setiap orang, mulai
dari makan sampai pada kesehatan.
Dalam hal ini Negara telah menetapkan langkah-langkah untuk merealisasikan
pemenuhan hak atas kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional yang merupakan
bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Namun demikian Jaminan Kesehatan
bagi setiap individu (warga negara) seharusnya menjadi kewajiban dari negara untuk
memenuhinya tanpa membedakan warga negara yang satu dengan yang lainnya.
Sejak kesehatan diakui sebagai sebagai salah satu hak asasi manusia,
penerapannya terdapat berbagai pengertian. Hal tersebut tidak terlepas dari pengertian
”kesehatan”. Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pengertian yang luas itu
berpengaruh bagi pemahaman terhadap kesehatan sebagai hak asasi manusia. Dalam
Pasal 4 Undang-undang itu ditegaskan bahwa “setiap orang mempunyai hak yang
sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal”, sedangkan Pasal 28H
Undang-Undang Dasar 1945, menegaskan bahwa “setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”. Antara kalimat “memperoleh derajat kesehatan” dan
“memperoleh pelayanan kesehatan” tentunya mempunyai pengertian yang berbeda.
Terdapat kesan bahwa “memperoleh derajat kesehatan” memiliki makna yang lebih
6
Menurut Mahfud MD politik hukum itu termasuk kedalam bagian ilmu hukum
hukum yang hendak atau telah dilaksanakan pemerintah untuk mencapai hukum yang
yang adil. . Menurut Lemaire politik hukum itu termasuk kedalam bagian ilmu poltik
legislative dimana dalam kebijakan ini sangat dipengaruhi pula dengan parpol yang
sehingga tidak bisa dipisahkan. Belleford Politik hukum adalah bagian dari ilmu hukum
yang membahas perubahan hukum yang berlaku (ius constitutum) menjadi hukum yang
7
masyarakat. Di dalam studi Ilmu Hukum, letak Politik Hukum dapat ditemukan di
dalam Pohon Ilmu Hukum. Studi Politik Hukum berada pada bagian batang/pohon ilmu
Kemudian muncul studi sosiologi hukum, budaya hukum, politik hukum dan
sebagainya.
hukum yang akan, sedang dan telah berlaku, bersumber dari nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat untuk mencapai tujuan negara yang dicita-citakan. Di dalam negara hukum,
hukum menjadi aturan permainan untuk mencapai cita-cita bersama yang menjadi
pangkal dari kesepakatan politik. Hukum tidak boleh mengabdi kepada kepentingan
politik sektarian dan primordial, melainkan untuk semua warga negara dari negara yang
bersangkutan. Oleh karena itu hukum harus bisa diterapkan dalam segala keadaan,
supaya bisa mengabdi kepada cita-cita politik dalam kerangka kenegaraan. Di dalam
studi Ilmu Hukum, letak Politik Hukum dapat ditemukan di dalam Pohon Ilmu Hukum.
Keberadaan dan kedudukan atau lokus politik hukum sebagai bagian dari studi
ilmu hukum atau studi ilmu politik sering kali menimbulkan perdebatan dikalangan para
penstudi hukum. Hal tersebut dikarenakan ada penstudi hukum yang menganggap
bahwa politik hukum merupakan bagian dari ilmu politik dan ada juga yang mengatakan
mengatakan bahwa disiplin politik hukum memiliki akar yang sangat kuat
terhadap hukum, itu tidak bisa menjustifikasi bahwa politik hukum menjadi
bagian dari studi ilmu politik. Karena pada kenyataannya ujung (core
Sejak dirancang UU SJSN dan UU BPJS, ada kumpulan yang setuju dan
kesehatan, karakter produk hukum pasca Orde Baru, dan politik hukum pemenuhan hak
atas kesehatan rakyat Indonesia.Jenis penelitian yang digunakan dalam riset ini
UU SJSN yang menggabungkan jaminan sosial dengan asuransi sosial telah mengubah
kewajiban pemerintah menjadi kewajiban rakyat membayar iuran agar terpenuhi hak
9
menggeser peran badan penyelenggara milik pemerintah menjadi milik swasta. Kedua
undang-undang tersebut terdapat persoalan baik dari segi sistem jaminan sosial nasional
perlu melaksanakan perubahan atas kedua undang-undang tersebut agar sesuai amanat
konstitusi Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia menerjemahkan dua kata yang berbeda dari Bahasa Inggris,
yaitu “politics” dan “policy” menjadi satu kata yang sama yaitu politik politics yaitu
suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara dan alat yang mencapai tujuan atau cita-cita
tertentu. Sementara policy diartikan kebijakan dalam artian penggunaan pertimbangan-
pertimbangan yang dianggap dapat lebih menjamin tercapainya suatu usaha, cita-cita,
keinginan, atau tujuan yang dikehendaki. Setelah dilakukan pertimbangan, baru
kemudian dibuat keputusan.
Keberadaan dan kedudukan atau lokus politik hukum sebagai bagian dari studi
ilmu hukum atau studi ilmu politik sering kali menimbulkan perdebatan dikalangan para
penstudi hukum. Hal tersebut dikarenakan ada penstudi hukum yang menganggap
bahwa politik hukum merupakan bagian dari ilmu politik dan ada juga yang mengatakan
bahwa politik hukum merupakan bagian dari ilmu hukum.
B. Saran
Saya sebagai penulis masih memiliki banyak kekurangan terutama dalam penjelasan
materi dan perangkuman yang masih dasar, maka dari itu makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan. Demikianlah makalah ini dibuat, dengan segenap keterbatasan
11
dan kekurangan dari Kami. Maka dari itu, Kami senantiasa menantikan kritik dan
saran agar pembuatan makalah Kami lebih baik lagi nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
35Moh. Mahfud MD, Politik Hukum Di Indonesia, LP3ES, Jakarta, 1998, hlm.7,8.
36Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, op.cit., hlm. 34-35.
Majda El Muhtaj, Dimensi-Dimensi HAM: Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya,
Rajawali Pers, Jakarta, 2009, hlm 152.