Anda di halaman 1dari 3

Nama: Zahratul Jannah

NIM: 742352020133

RESUME

A. Pengertian Jarimah Hudud

Secara etimologis, Hudud yang merupakan bentuk jamak dari kata had yang berarti

(larangan, pencegahan). ]Selain itu, had juga dapat diartikan sebagai batasan sesuatu ,sesuatu

yang telah ditentukan hukuman dan marah Sedangkan pengertian hudud secara terminologis

adalah : ” Had (hudud) adalah hukuman yang telah ditentukan sebagai hak Allah SWT dan

arti ‘uqubah muqaddarah adalah bahwa hukuman telah dibatasi, ditentukan, tidak ada pada

hukuman itu batasan terendah dan batasan tertinggi. Artinya bahwa hukuman itu adalah hak

Allah SWT dan bahwa hukuman itu tidak bisa digugurkan oleh individu-individu dan tidak

pula oleh kelompok.” Hukuman hudud tidak boleh dimaafkan oleh siapa pun. Mereka yang

melanggar aturan-aturan hukum Allah, yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah/Rasul-Nya

yang disebutkan didalam Al-Qur' an/ hadis adalah termasuk dalam golongan orang-orang

yang zalim. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam surah al-Baqarah (2) ayat 229 yang

artinya: “Dan siapa yang melanggar aturan-aturan hukum Allah, maka mereka itulah orang-

orang yang zalim.”

Dalam jarimah zina, syurbul khamar, hirabah, riddah, dan pemberontakan yang

dilanggar adalah hak Allah semata-mata. Sedangkan dalam jarimah pencurian dan qazaf

(penuduhan zina) yang disinggung di samping hak Allah juga terdapat hak manusia

(individu), akan tetapi hak Allah lebih menonjol.


Jarimah Syurb Al-Khamar

1. Pengertian asyribah

Kata khamr berasal dari kata khamara atau satara yang berarti menutup. Oleh karena

itu, ada istilah kerudung wanita. Setiap benda yang menutup sesuatu yang lain, selalu disebut

khamar, seperti dalam kalimat “jadi, khamar dapat menutup akal, menyumbat, dan

membungkusnya.”

Adapun Asyribah adalah bentuk jamak (plural) dari kat syurbun. Asyribah atau minum

minuman keras adalah minuman yang bias memabukkan apapun asalnya. Imam Malik, imam

Assyafi’I dan imam Ahmad berpendapat bahwa yang dimaksud khamar adalah minumanyang

memabukkan, baik disebut khamar atau dengan nama lain. Adapun imam Abu Hanifah

membedakan antara khamr dan mabuk. Khamar diharamkan meminumnya, baik sedikit

maupun banyak dan keharamannya terletak pada zatnya. Minuman lain yang bukan khamar,

tetapi memabukkan, keharamannya tidak terletak pada minuman itu, tetapi padaminuman

terakhir yang menyebabkan mabuk menurut imam Abu Hanifah, minum-minuman

memabukkan selain khamar tidak diharamkan.

 Menjual belikan benda yang memabukkan

Memperjual belikan benda yang memabukkan haram hukumnya sehingga haram pula

uangnya, karena sama dengan mengambil harta dengan jalan batil seperti jual beli khamar dan

benda-benda yang memabukkan. Sesuatu yang telah diharamkan dilarang mengambil manfaat

atas barang tersebu begitupun dengan menikmati hasil penjualannya.

 Syarat-syarat melakukan hukuman bagi peminum khamar


a. Berakal

b. Baligh

c. Sesuai kemauan sendiri. Seseorang yang meminum khamar karenaterpaksa atau dipaksa

tidak dikenai hukuman, baik ancaman tersebut berupa ancaman pembunuhan atau

siksaan fisik atau akan dirampas hartanya melainkan akan menghilangkan dosanya

akibat terpaksa.

d. Mengetahui apa yang diminumnya adalah memabukkan. Apabila ia meminumnya

karena tidak tahu bahwa itu memabukkan maka ia tidak dihukum. Tetapi apabila

sebelumnya sudah diingatkan bahwa minuman tersebut lalu ia meminumnya maka akan

diperkirakan bagi hukumannya.

Kata baghyun juga berarti pelanggaran dan penyelewengan. Secara terminologis, al-

baghyu adalah usaha melawan pemerintahan yang sah dengan terang-terangan atau nyata,

baik dengan mengangkat senjata maupun tidak mengindahkan ketentuan yang digariskan

pemerintah. Asy-Syafi'i mengatakan, pemberontak adalah orang muslim yang menyalahi

imam, dengan cara tidak menaatinya dan melepaskan diri dari imam, menolak kewajiban,

yang memiliki kekuatan, argumentasi, dan pimpinan.

Anda mungkin juga menyukai