Anda di halaman 1dari 4

INTUSSUSEPSI

RSUD dr. SOETOMO


Surabaya
Nomor Revisi Halaman
00 1/3
Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur Utama
1 Januari
STANDAR
2015
PELAYANAN
MEDIS
Dr. Harsono
NIP 195607031983121001

Tujuan Memberikan panduan mengenai penegakan diagnosis, penatalaksanaan, dan


perawatan perioperatif Intussusepsi. Membantu para dokter, perawat
penanggung jawab, dan bagian administrasi rumah sakit dalam melakukan
audit klinik.

Tim Penyusun 1. Dr. I.G.B. AdriaHariastawa, Sp.BA (K)


2. Dr. AriandiSetiawan, Sp.BA (K)
3. Dr. FendyMatulatan, Sp.BA (K)
4. Dr. Barmadisatrio, Sp.BA (K)

Definisi Intussusepsi didefinisikan sebagai masuknya satu bagian usus ke dalam


bagian distal usus lainnya .

Kriteria Diagnostik Anamnesis:

- Nyeri perut (85%) muncul secara tiba-tiba, kolik, intermiten,


berlangsung hanya selama beberapa menit
- Pada bayi sering terlihat kedua kakinya terangkat pada saat
berlangsungnya gejala. Setelah episode nyeri tersebut, bayi akan
kelihatan tenang, pucat, dan berkeringat, kemudian untuk
sementara mereka akan kembali pada aktivitas normalnya.
- Pada anak yang berusia lebih tua dapat mengeluhkan nyeri perut
dan menentukan lokasinya. Gejala lainnya adalah muntah yang
cenderung didapatkan lebih banyak pada bayi daripada anak yang
berusia lebih tua.
INTUSUSSEPSI
RSUD dr. SOETOMO
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
00 2/3
Tanggal terbit 1
PROSEDUR
Januari 2015
TETAP

Pemeriksaan Fisik:

- Dua tanda klasik intussusepsi yaitu massa (sausage-like) di


abdomen dan perdarahan perektal ”current jelly appearance”

Pemeriksaan penunjang
- Foto polos abdomen,
- Ultrasonografi (USG),
- Kontras enema baik untuk keperluan diagnosis maupun terapi.

Foto Polos Abdomen


Terdapat gambaran ”meniscus sign” dan ”target sign”, apabila sudah
terdapat perforasi maka akan ditemukan udara bebas intraperitoneal yang
merupakan kontraindikasi dilakukan pemeriksaan barium enema

Ultrasonografi
Terdapat gambaran khas yang berupa massa seperti donut atau target
dengan diameter 3-5cm dan biasanya ditemukan pada bagian kanan
abdomen.

Kontras Enema
kontraindikasi dilakukannya reduksi enema bila ditemukan adanya
peritonitis dan udara bebas dalam intraperitoneum. Reduksi
pneumatik/hidrostatik dengan bimbingan fluoroscopic/USG.

Penatalaksanaan o Manajemen Awal


 Puasa
 Pemasangan NGT untuk dekompresi
 Pemasangan Kateter Urine untuk monitoring cairan
 Rehidrasi dan Koreksi elektrolit, antibiotik spektrum luas
INTUSUSSEPSI
RSUD dr. SOETOMO
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
00 3/3
Tanggal terbit 1
PROSEDUR
Januari 2015
TETAP

o Prosedur non Operatif


 Reduksi radiologis dengan bimbingan USG
 Persiapan kamar operasi bila reduksi radiologis gagal

o Prosedur Operatif :
 Reduksi manual (“milking”)
 Reseksi anastomosis
 Ileostomy bila disertai sepsis

o Penanganan Post Operatif/monitoring


 Monitoring
 tanda vital
 pemberian cairan ( intake output )
 pemilihan diet (TPN/Nutrisi Enteral)
 pemilihan antibiotik
o Kultur resistensi, evaluasi hasil PA bila terdapat PLP (“ Patologic
Leading Point “ )

Komplikasi 1. Infeksi luka operasi 4. Prolaps ileostomy


2. Fistula sekitar stoma 5. Leakage anastomosis
3. Iritasi sekitar stoma

Prognosis Baik, bila tanpa komplikasi

Unit terkait 1. Departemen Ilmu Kesehatan Anak


2. Departemen Radiologi
3. Departemen Patologi Anatomi
4. Departemen Anestesiologi

Anda mungkin juga menyukai