penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….………………………………..I
DAFTAR ISI……………………….……………………….………………………………..………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………….……….……………………..…………………………………………….III
B. RUMUSAN MASALAH ………………..………………………………………….……….…………….IV
C. TUJUAN PENELITIAN…….………………………………..………………………………………………V
BAB II PEMBAHASAN
A. BAHASA DAN TULISAN….…...………………………………………………………………………3
1.PRASATI…….…….….…….……………………………………………………….……..…….………4
2.KITAB………..….…………………………………………………………………………………………4
B. POLITIK DAN SISTEM PEMERINTAHAN..….………………………………………………….5
1.TUJUAN CORAKNYA……….....…..……………..……………………………………………….5
C. EKONOMI DAN SISTEM MATA PENCAHARIAN HIDUP…………………………………6
D. AGAMA DAN SOSIAL BUDAYA………………………………..…………………………………..7
1. PENGARUH HINDU-BUDDHA DI MASYARAKAT INDONESIA………………….8
E. SENI BANGUN,SENI PAHAT DAN RELIEF CANDI………………………………..…………9
F. PENINGGALAN SEJARAH AGAMA BUDHA DI INDONESIA…………………..……..10
DAFTAR PUSTAKA…………..….………………….………………………………………………………15
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu
masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para
musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal
dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari
Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-
Sunda sampai abad ke-16. Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar,
yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14,
dan Kamboja.
Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364,
Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian
Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN:
Bahasa Sanskerta (bukan Sansekerta) merupakan bahasa kesusastraan Hindu Kuno.
Bahasa Sanskerta masuk ke Indonesia pada abad ke-5 M oleh para pendeta dari
India.
Sedangkan huruf pallawa juga huruf yang dibawa oleh kaum Brahmana India.
Bahasa Sanskerta dan huruf pallawa hanya dikuasai oleh kaum Brahmana.
Tulisan Jawa Kuno pada zaman HIndu-Buddha mulai tampak pada Candi
Borobudur yang memakai huruf Jawa kuno, dengan bahasa Sanskerta, tetapi tidak
menggunakan tata bahasa Sanskerta, yang menyatakan bahwa hasil pengetahuan dari
ajaran Budhha yang disebarkan oleh Mpu SIndok diwujudkan dalam bentuk bangunan
candi oleh penduduk Jawa, bukan oleh penduduk India.
Prasasti adalah hasil sejarah dari kerajaan di Negara Indonesia, Untuk hasil peninggalan
Prasasti Hindu - Budha
Batu Yupa
Batu Yupa adalah batu yang ditulis pada tiang batu
Patung dan Arca
Patung dan Arca adalah patung tiruan dari makhluk hidup, Patung dan
Arca Dibagi Beberapa jenis, Berikut ini contoh
1. Patung Gajah Mada
2. Patung Prajna Paramita
3. Patung Budha
Candi
Candi adalah kata yang berasal dari kata Candika, Yaitu Dewa Maut,
Fungsi dibuatnya
Sebagai mengenang kematian raja
Candi di umat Hindu digunakan untuk memberi sesajen kepada orang
yang sudah meninggal
B. KITAB
kitab sutasoma oleh Mpu Tantular.
Kitab Arjunawiwaha
berasal dari Kerajaan Kediri pada masa pemerintahan raja Jayabaya.
Kitab Arjunawiwa ditulis oleh Mpu Kanwa. Dalam kitab ini diceritakan
kisah perkawinan antara Airlangga dengan putri dari Kerajaan
Sriwijaya.Kitab Bharatayudha juga berasal dari Kerajaan Kediri pada
masa pemerintahan raja Jayabaya. Kitab Bharatayudha merupakan karya
dari Mpu Sedah kemudian dilanjutkan oleh Mpu Panuluh.
Kitab Bharatayudha
berkisah peperangan antara Penjalu dan Jenggala. Merupakan gubahan
dari Kitab Mahabaratha karangan Mpu Wiyasa.Kitab Lubdaka berasal dari
Kerajaan Kediri karangan Mpu Tanukung yang berisi tentang seorang
pemburu yang bernama Lubdaka. Kemudia dia bertobat memuja dewa
Siwa, seharusnya dia masuk neraka akan tetapi kemudian masuk surga
karena kesungguhannya.
Kitab Lubdaka
berisi tentang kehidupan sosial masyarakat pada masa itu. Tinggi
rendahnya derajad manusia tidak didasarkan pada tingginya pangkat dan
hartanya, melainkan berdasarkan perilaku dan moralnya.
Kitab Negarakertagama
Berasal dari kerajaan Majapahit. Kitab Negarakertagama merupakan
karya Empu Prapanca pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk.
Kitab Negarakertagama menceritakan kebesaran wilayah Kerajaan
Majapahit yang meliputi wilayah nusantara sekarang ini dan beberapa
wilayah sekitarnya
Kitab Smaradahana
Kitab Smaradahana ditulis pada zaman Raja Kameswari oleh Empu
Darmaja. Isinya menceritakan tentang sepasang suami istri Smara dan
Rati yang menggoda Dewa Syiwa yang sedang bertapa. Smara dan Rail
kena kutuk dan mati terbakar oleh api (dahana) karena kesaktian Dewa
Syiwa. Akan tetapi, kedua suami istri itu dihidupkan lagi dan menjelma
sebagai Kameswara dan permaisurinya.
Kitab Pararaton
menceritakan mengenai pendiri kerajaan Singosari hingga kerajaan
Majapahit.
Kitab Sutasoma.
Kitab ini disusun oleh Empu Tantular. Kitab Sutasoma memuat kata-kata
yang sekarang menjadi semboyan negara Indonesia, yakni Bhinneka
Tunggal Ika. Kalimat lengkapnya adalah “Hyan Buddha tan pabi lawan
siwarajadewa rwanekadhatu winuwus wara Buddhawisma bhineki rakwa
rinapankenapanarwanosen manka n jiwatwa kalawan siwatatwa tunggal
bhineka ika tan hanna dharma Mangruwa”.
Kitab Sang Hyang Kamahayanikan Mantranaya
pada abad ke-10, Mpu Sindok dari Dinasti Isana menyebarkan ajaran dari
India, yaitu agama Buddha. Ajaran itu disebarkan di Jawa dan
disesuaikan dengan pengetahuan penduduk pada saat itu.
Kitab Sundayana
menjelaskan terjadinya perang Bubat. Yakni peristiwa terbunuhnya
rombongan pengantin dari Kerajaan Pajajaran yang hendak ke Majapahit
Sistem pemerintahan Indonesia pada masa Hindu dan Buddha adalah sistem
pemerintahan kerajaan. Dalam hal ini, muncul raja sebagai pimpinan tertinggi dibantu
sejumlah pejabat yang bertugas sesuai fungsinya.
Sistem pemerintahan kerajaan pada masa kerajaan Hindu dan Buddha pada
umumnya terbagi dalam beberapa bidang, yaitu bidang pertahanan atau angkatan
perang, perdagangan, keuangan, urusan luar negri, pajak, dan hukum. Jabatan-jabatan
ini dapat dirangkap hanya oleh beberapa orang tergantung keinginan raja dan luasnya
kerajaan.
tujuan coraknya adalah untuk sistem pemilihan raja atau pemimpin pemerintahan
hindu buddha memakai Kasta atau berdasarkan keturunan
Tenaga kerja, Tenaga kerja berasal dari rakyat. Dalam hal ini, rakyat
merupakan abdinya yang harus menaati semua perintahnya. Hal ini
dikarenakan pada masa itu, kekuasaan raja merupakan kekuasaan tertinggi
dan mutlak sebab raja dianggap sebagai penjelmaan dewadi bumi dan
memerintah atas nama dewa. Oleh karena itu, rakyat dituntut untuk
bersikap setia kepada raja.
SISTEM PEMERINTAH.
Semula pemimpinnya adalah kepala suku, setelah Hindu Buddha pemimpinnya adalah raja.
Masuknya Hindu Buddha membawa pengaruh terhadap terbentuknya kerajaan-kerajaan
bercorak Hindu Buddha. Dilansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam
sistem pemerintahan terjadi pergeseran konsep kekuasaan dan politik. Peninggalan Sejarah
Hindu-Buddha di Indonesia Dari awal model kesukuan dan hidup berkelompok kemudian
berkembang menjadi konsep kemaharajaan dengan segala aturan dan keyakinan yang
melekat padanya. Berbagai nama gelar dan jabatan yang berbau India digunakan dan
dikembangkan oleh masyarakat Hindu Buddha. Dengan konsep dewa raja yang dianut lebih
efektif untuk membangun sebuah kemaharajaan yang mendasarkan kekuasaan mutlak pada
diri raja.
PERDAGANGAN
Dalam dunia perdagangan pada masa Hindu Buddha sudah menggunakan mata
uang yang diciptakan di negara sendiri. Sehingga transaksi jual beli menjadi lebih praktis
baik untuk perdagangan dalam negeri maupun luar negeri. Karena sebelumnya transaksi
masih bersifat barter. Kelemahan sistem barter adalah tidak semua barang yang ditukar
belum tentu diperlukan oleh orang lain dan tidak memiliki standar baku.
SISTEM KEPERCAYAAN
Sebelum ajaran Hindu Buddha datang, masyarakat Indonesia menganut kepercayaan
animisme (memuja roh nenek moyang) dan dinamisme (kekuatan gaib benda-benda).
Setelah Hindu Buddha datang masyarakat Indonesia banyak yang belajar ajaran Hindu
Buddha. Agama Hindu maupun Budha telah mempertegas nilai-nilai moral yang telah dimiliki
bangsa Indonesia sebelumnya.
A.SENI BANGUN
Bentuk-bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk
akulturasi antara unsur-unsur budaya hindhu-budha dengan unsur budaya Indonesia
asli. Bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Budha, serta bagian-
bagian candi dan stupa adalah unsur-unsur dari India. Bentuk candi-candi di Indonesia
pada hakikatnya adalah punden berundak yang merupakan unsur indonesia asli.
Candi Borobudur merupakan salah satu contoh dari bentuk akulturasi tersebut.
B.SENI PAHAT
SENI yang menyatakan bahwa definisi seni pahat adalah suatu karya tiga dimensi
yang dibentuk dengan metode subtraktif atau aditif. Soenarso dan Soeroto juga
menyumbangkan pemikirannya dengan mendifinisikan bahwa seni patung adalah segala
karya yang dalam bentuk meruang.
C.RELIEF CANDI
Merupakan suatu seni pahat atau ukiran tiga dimensi pada media
batu. Relief biasanya terdapat pada bangunan candi, monumen atau prasasti.
Ukiran atau pahatan pa rasi berikutnya.
Kebanyakan candi-candi yang ditemukan di Indonesia tidak diketahui nama aslinya.
da relief memiliki arti mendalam. Pada relief terukir dengan indah cerita sejarah
masa lampau yang berisi ajaran berharga atau filosofi nenek moyang untuk
menjadi pelajaran gene
Kesepakatan di dunia arkeologi adalah menamai candi itu berdasarkan
nama desa tempat ditemukannya candi tersebut. Candi-candi yang sudah diketahui
masyarakat sejak dulu, kadang kala juga disertai dengan legenda yang terkait
dengannya. Ditambah lagi dengan temuan prasasti atau mungkin disebut dalam
naskah kuno yang diduga merujuk kepada candi tersebut. Akibatnya nama candi
dapat bermacam-macam,
candi itu berdiri. Rara Jonggrang adalah legenda rakyat setempat yang terkait
candi tersebut. Sedangkan Siwagrha (Sanskerta: "rumah Siwa") adalah nama
bangunan suci yang dipersembahkan untuk Siwa yang disebut dalam Prasasti
Siwagrha dan merujuk kepada candi yang sama.
5. PENINGGALAN SEJARAH AGAMA BUDHA
DI INDONESIA
1. Candi Borobudur
Ciri-Ciri nya :
Ciri-Ciri nya :
Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan
yang berselang-seling. Dihiasi dengan ukiran makhluk-
makhluk kahyangan berupa bidadara dan bidadari, dua
ekor kera dan seekor garuda.
Ciri – Cirinya :
Candi Gunung Wukir atau Candi Canggal adalah candi Hindu yang
berada di dusun Canggal, kalurahan Kadiluwih, kecamatan Salam,
Magelang, Jawa Tengah. Candi ini tepatnya berada di atas bukit
Gunung Wukir dari lereng gunung Merapi pada perbatasan
wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Menurut perkiraan, candi ini
merupakan candi tertua yang dibangun pada saat pemerintahan
raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada
tahun 732 M (654 tahun Saka).
Ciri-cirinya:
Kompleks dari reruntuhan candi ini mempunyai ukuran 50 m x 50
m terbuat dari jenis batu andesit, dan di sini pada tahun 1879
ditemukan prasasti Canggal yang banyak kita kenal sekarang ini.
Selain prasasti Canggal, dalam candi ini dulu juga ditemukan altar
yoni, patung lingga (lambang dewa Siwa), dan arca lembu betina
atau Andini.
2. Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan
budaya Hindu yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks
candi ini terdapat lima buah candi.
Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan
budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).
Ciri-cirinya:
Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini
terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara
disini cukup dingin (berkisar antara 19-27°C)
Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan
alam yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta
mata air yang mengandung belerang.
3. Arca Gupolo
Ciri-cirinya:
Di dekat arca Gupolo terdapat mata air jernih berupa sumur yang
dipakai oleh penduduk setempat untuk mengambil air, dan meskipun di
musim kemarau panjang sumur ini tidak pernah kering. Menurut
legenda rakyat setempat, Gupolo adalah nama patih (perdana menteri)
dari raja Ratu Boko yang diabadikan sebagai nama candi Ratu Boko
(ayah dari dewi Loro Jonggrang dalam legenda candi Prambanan).
2. Makam
Makam merupakan tempat dikuburkannya orang yang telah meninggal
dunia. Bagi umat beragama Islam, orang yang telah meninggal harus
segera dikubur.
3. Kesenian
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lahirnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan
salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.
Pada masa pemerintahan kerajaan-kerajaan ini, tradisi agama dan kebudayaan
Hindu-Buddha di Kepulauan Indonesia berkembang dengan pesat. Masyarakat
di Kepulauan Indonesia telah mencapai tingkatan tertentu sebelum munculnya
kerajaan yang bersifat Hindu-Buddha. Melalui proses akulturisasi, budaya yang
dianggap sesuai dengan karakteristik masyarakat diterima dengan
menyesuaikan pada budaya masyarakat setempat pada masa itu.
Kebudayaan Hindu di zaman itu mempunyai kekuatan yang besar dan
serupa dengan zaman modern saat ini, seperti kebudayaan Barat ataupun
kebudayaan Korea yang hampir mempengaruhi seluruh kehidupan semua
bangsa-bangsa di dunia. Demikian halnya dengan kebudayaan intelektual
agama Hindu pada masa itu yang mempunyai pengaruh kuat di Asia Tenggara.
Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-
kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatra
dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-
lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir
dari era ini.
B. Saran
Mempelajari sejarah Indonesia tentang Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di
Indonesia, kita bisa mengambil hikmah dari berbagai peristiwa perjalanan
bangsa Indonesia dari setiap periode sehingga kita dapat mengambil hikmah
dan pelajaran dari peristiwa-peristiwa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Lombard, Denis. 2005.Nusa Jawa: Silang Budaya, Bagian III: Wawasan Kerajaan-
kerajaan Konsentris. Jakarta: PT. Gramedia.