Anda di halaman 1dari 4

TATA CARA MERAWAT,MEMANDIKAN, MENGKAFANI

JENAZAH MUSLIM/MUSLIMIN
Oleh Annisa Andriyani,MPH

HUKUM

‫ا ْغ ِسلُ ْوهُ بِ َما ٍء َو ِس ْد ٍر َو َكفِّنُ ْوهُ فِ ْي ثَ ْوبَ ْي ِه َوالَ تُ َخ ِّمر ُْوا َر ْأ َسهُ فَإِ َّن هللاَ يَ ْب َعثُهُ يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة‬
ً ‫ُملَبِّيا‬
Artinya: "Mandikanlah dirinya dengan air dan daun bidara. Serta kafanilah dengan kedua lembar
pakaiannya dan jangan kalian tutup kepalanya. Karena sesungguhnya Allah akan membangkitkannya
pada hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah." (HR Muslim).

"Wajib kifayah artinya cukup dikerjakan oleh sebagian masyarakat, bila seluruh masyarakat tidak ada
yang merawat maka seluruh masyarakat akan dituntut di hadapan Allah Swt. Sedang bagi orang yang
mengerjakannya, mendapat pahala yang banyak di sisi Allah Swt.

KEWAJIBAN SEBELUM MEMANDIKAN JENAZAH


1. Memejamkan mata jenazah yang terbuka
Sesuai dalil hadits dari Ummu Salamah Hindun bintu Abi Umayyah radhiallahuanha, mengatakan:
Rasulullah SAW saat mendatangi Abu Salamah yang telah meninggal, ketika itu kedua matanya
terbuka. Maka Nabi shalallahu alaihi wa salam pun memejamkan kedua mata Abu Salamah dan
bersabda: Sesungguhnya bila ruh telah dicabut, maka pandangan matanya mengikutinya (HR.
Muslim no. 920).
2. Mendoakan jenazah
Mendoakan jenazah baik dilakukan sebelum maupun sesudah dimandikan. Dari Ma'qil bin Yasar
ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bacakanlah surat Yaasiin atas orang yang
meninggal di antara kalian. (HR Abu Daud, An-Nasaa'i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
3. Mengikat dagu jenazah
Syaikh Abdullah bin Jibrin rahimahullah mengatakan:
Ketika mayit meninggal (tutuplah mulutnya) yaitu karena dikhawatirkan mulut terbuka ketika
dimandikan dan ketika dipersiapkan. Sehingga hendaknya ditutup sampai bersatu antara gigi dan
mulut (Ad Durar Al Mubtakirat Syarah Akhsharil Mukhtasharat).
4. Segera mempersiapkan makam
Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam
bersabda:
Percepatlah pengurusan jenazah. Jika ia orang yang shalih di antara kalian, maka akan jadi
kebaikan baginya jika kalian percepat. Jika ia orang yang bukan demikian, maka keburukan lebih
cepat hilang dari pundak-pundak kalian (HR. Bukhari no. 1315, Muslim no. 944).

ORANG YANG BERHAK MENGURUSI JENAZAH


1. Orang yang diwasiyatkan, dengan syarat, orang yang diwasiatkan bukan orang fasik atau ahli
bidah.
2. Ulama atau pemimpin agama
3. Orang tua dari jenazah tersebut
4. Anak-anak si jenazah ke bawah
5. Keluarga terdekat
6. Kaum Muslimin

URUTAN ORANG YANG BERHAK MEMANDIKAN JENAZAH LAKI-LAKI


1. Laki-laki yang masih memiliki hubungan keluarga, seperti kakak, adik, orangtua, anak laki-laki
atau kakek
2. Istri
3. Laki-laki lain yang tidak ada hubungan kekerabatan, seperti tetangga
4. Perempuan yang masih mahram, seperti anak perempuan.

URUTAN ORANG YANG BERHAK MEMANDIKAN JENAZAH PEREMPUAN


1. Suami, karena seorang suami berhak memandikan istrinya serta diperbolehkan melihat
seluruh anggota tubuh tanpa terkecuali.
2. Perempuan yang masih ada hubungan kekerabatan, seperti kakak, adik, orangtua, anak
perempuan atau nenek
3. Perempuan yang tidak memiliki hubungan keluarga, seperti sepupu perempuan dan
tetangga.
4. Laki-laki yang masih mahram

MERAWAT JENAAZAH

Setelah dinyatakan meninggal oleh tiem medis pastinya kita tunggu sampai 2 jam. Sembari
menunggu 2 jam kita akan merawat jenazah sesuai kasus .

Alat dan bahan :


Gunting,tali, potong kuku, sisir, spuit, hand scoon, kapas,
Cara :
1. Memejamkan mata jenazah
2. Mengikat dagu jenazah dengan tali
3. Melepaskan semua alat medis yang menempel pada tubuh pasien ( infus, cateter, sonde,
Gip)
4. Melepaskan semua perhiasan dan menyerahkan kepada keluarga.
5. Melepaskan semua baju jenazah ( boleh menggunting apabila kesulitan)
6. Mengidentifikasi keadaan tubuh jenazah ( luka decubitus, luka DM, Fraktur, Luka terbuka,
luka bakar, Kontraktur), Rawat sesuai keadaan
Luka decubitus, luka DM dibersihkan dulu.
Fraktur : ditali menggunakan kasa gulung
Luka terbuka : ditali
7. Memotong Kuku jenazah.

MEMANDIKAN JENAZAH

Jenazah yang Wajib Dimandikan


1. Seorang muslim atau muslimah.
2. Ada tubuhnya.
3. Kematian bukan karena mati syahid, seperti peperangan membela Islam di zaman Nabi.
4. Bayi, selama bukan bayi yang meninggal karena keguguran.

Syarat Orang yang Memandikan Jenazah


1. Beragama Islam
2. Berakal.
3. Sudah baligh.
4. Berniat memandikan jenazah.
5. Mengetahui hokum dan cara memandikan jenazah.
6. Terpercaya, amanah, dan mampu menutupi aib dari jenazah.

Alat dan bahan :


1. Meja untuk menaruh jenazah
2. Ember 3,gayung, air mengalir
3. Sabun, sampho, odol sikat gigi, sikat kuku, kapur barus
4. Kain penutup , handuk
5. Tali ,kapas, handuk

Bacaan Niat Memandikan Jenazah


Niat Memandikan Jenazah Laki-Laki
"NAWAITUL GUSLA ADAA-AN 'AN HAADZAL MAYYITI LILLAHI TA'AALAA"
Artinya: "Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit (laki-laki) ini karena Allah
Ta'ala."

Niat Memandikan Jenazah Perempuan


"NAWAITUL GUSLA ADAA-AN 'AN HAADZIHIL MAYYITATI LILLAAHI TA'AALAA"
Artinya: "Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit (perempuan) ini karena
Allah Ta'ala."

Cara

1. Meletakkan jenazah dengan posisi kepala agak tinggi.

Angkat jenazah dengan posisi

Letakkan dimeja dengan pelan pelan


Selalu jaga privasi dengan menutup badan jenazah dengan kain
2. Orang yang memandikan jenazah hendaknya memakai sarung tangan.
3. Ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar auratnya tidak terlihat
4. Setelah itu bersihkan dengan menggosok lembut giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah
ketiaknya, celah jari tangan dan kaki serta rambutnya.
5. Bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari belakang terlebih dahulu. Caranya,
tekan perutnya perlahan-lahan supaya kotoran yang ada di dalamnya keluar.
6. Siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabun.
7. Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki dengan air bersih. Siram sebelah kanan dahulu, lalu kiri
masing-masing 3 kali.
8. Memiringkan jenazah ke kiri, basuh bagian lambung kanan sebelah belakang.
9. Memiringkan jenazah ke kanan, basuh bagian lambung kirinya sebelah belakang.
10. Bilas lagi dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki.
11. Siram dengan air kapur barus.
12. Jenazah kemudian diwudhukan seperti orang yang berwudhu sebelum sholat.
13. Pastikan memperlakukan jenazah dengan lembut saat membalik dan menggosok anggota tubuhnya.
14. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya, wajib dibuang dan
dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan
membuang najis tersebut.
15. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan dibiarkan terurai ke belakang. Setelah
disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan dikepang.
16. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak membasahi kain kafannya.
17. Rawat jenazah sesuai kondisi
Luka decubitus ,luka DM tampon dengan kapas
Luka terbuka : Tampon dan tali kalau perlu dibungkus plastik
Kontraktur : Atur sesuai kontrakturnya.
-
18. Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian yang tidak mengandung alkohol sebelum dikafani,
biasanya menggunakan air kapur barus.

Tata Cara Mengkafani Jenazah Laki-Laki


1. Pertama, siapkan tali pengikat kafan sebanyak 3 hingga 5 utas tali. Letakkan secara vertikal tepat di
bawah kain kafan yang akan menjadi lapis pertama.
2. Bentangkan kain kafan lapis pertama yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
3. Beri wewangian (non alcohol) pada kain kafan lapis pertama.
4. Bentangkan kain kafan lapis kedua yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
5. Beri wewangian lagi pada kafan lapis kedua.
6. Bentangkan kain kafan lapis ketiga yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
7. Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga.
8. Letakkan jenazah di tengah-tengah kain kafan lapis ketiga.
9. Letakkan kapas pada anggota tubuh tertentu, berupa manfad atau lubang.
10. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
11. Tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
12. Tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
13. Ikat dengan tali pengikat yang sudah disediakan, di bawah kain lapisan

Tata Cara Mengkafani Jenazah Perempuan


1. Bentangkan 3 lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah. Kemudian letakkan kain
sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua lututnya.
2. Persiapkan baju gamis dan kerudung di tempatnya.
3. Sediakan 3 hingga 5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.
4. Sediakan kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya diletakkan pada anggota badan
tertentu.
5. Setelah kain kafan siap, lalu angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan.
6. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota tubuh seperti halnya pada
jenazah laki-laki.
7. Selimutkan kain sarung pada badan jenazah, antara pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju gamis
berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya panjang bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di atas
baju gamis di bagian dada.
8. Selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang lapisan atas sampai paling
bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali yang tadi telah disediakan.
https://www.merdeka.com/trending/tata-cara-memandikan-jenazah-lengkap-sesuai-syariat-islam-kln.html

Anda mungkin juga menyukai