PENDAHULUAN
A. Analisa Situasi
Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke dewasa. Karena
masa transisi, maka banyak permasalahan yang sering ditemukan pada para
remaja, baik masalah pergaulan, masalah pembelajaran di sekolah, maupun
masalah kesehatan. Berbagai perubahan yang di alami remaja, baik fisik,
piskis maupun sosial menuntut kemampuan remaja untuk menyesuaikan diri.
Oleh karenanya, ketidaksiapan remaja akan perubahan tersebut berpotensi
memunculkan masalah.
Pada masalah kesehatan, permasalahan remaja tidak hanya sebatas
kekurangan gizi saja, namun remaja sering kali menemui permasalahan
psikologis yang mereka hadapi. Seperti pada perilaku membolos sekolah,
minum-minuman keras, serta perilaku seksual pra nikah.
Sebagai satu gambaran fenomena yang ada di masyarakat terkait
dengan permasalahan perilaku remaja yang tidak sehat, telah terdeteksi
melalui penelitian, yang mana hasilnya cukup memprihatinkan; 1) Seks
pranikah yang berakibat pada kehamilan yang tidak diinginkan remaja
perempuan dan remaja laki – laki usia 14-19 tahun yang mengaku
mempunyai teman pernah melakukan hubungan seksual pra nikah masing-
masing mencapai 34,7%, 2) Kasus AIDS sudah mencapai 8.914 orang,
dimana separuh dari kasus tersebut adalah kelompok remaja (umur 15 sampai
19 sebesar 2.7%, umur 20 sampai 29 sebesar 54.7%), Penyalahgunaan
NAPZA Terdapat 3,2 juta penduduk Indonesia didapati sebagai penyalahguna
napza. 78% diantaranya adalah remaja kelompok umur 20-29 tahun
(BKKBN, 2004).
Hasil survey UNFPA, tahun 2000 mengenai jumlah penduduk usia 20-24
tahun yang melakukan hubungan seks pranikah di beberapa kota besar
menyebutkan bahwa sebagian remaja mengakui secara langsung pernah
melakukan hubungan seksual pra-nikah. Laki-laki 5%, perempuan <1%.
(Hasil Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia/SKRRI, 2002-2003).
Pengaruh teman sebaya (peer group) cukup kuat dalam mendorong
remaja melakukan hubungan seks. 14% atau 1 dari 7 laki-laki merasa ditekan
oleh sebayanya untuk melakukan hubungan seks (SKRRI, 2002- 2003).
Semua data tersebut menunjukkan bahwa sebagian remaja Indonesia sudah
berperilaku seksual aktif.
Perilaku seksual remaja menjadi poin penting yang harus diberikan
kepada para remaja secara benar. Selain itu Remaja juga perlu ditanamkan
norma-norma yang benar dalam berkehidupan di lingkungan masyarakat
keluarga, sekolah maupun lingkuang luar sekolah. Dalam hal pengambilan
sikap untuk menolak ajakan teman untuk berperilaku yang tidak sehat,
perlu pengetahuan dan ketrampilan yang tepat menyangkut kesehatan
reproduksinya, misalnya menolak hubungan seks pra nikah, menjaga diri dari
ajakan untuk menyalahgunakan NAPZA, menghindar dari perilaku
merokok dan tawuran.
Kontrol diri yang bagus dari remaja akan mencegah perilaku
menyimpang, seperti yang disampaikan oleh Aroma & Suminar (2012)
dalam penelitiannya tentang Tingkat control diri dengan kecenderungan
perilaku kenakalan remaja. Aroma menyimpulkan hasil temuan
penelitiannya bahwa semakin tinggi tingkat control diri maka semakin
rendah kecenderungan perilaku kenakalan remaja.
Atas dasar inilah, dibutuhkan informasi positif yang mampu
menyeimbangkan informasi-informasi pemicu tadi sehingga remaja memiliki
bekal yang membuat remaja mampu menentukan sikap terhadap keputusan-
keputusan yang berkaitan dengan masalah perilaku seksual. Mampu
melakukan control diri dengan baik. Perlu pula pendampingan remaja untuk
mengenal dan penanaman budi pekerti yang luhur dalam berkehidupan
dimasyarakat serta memberikan sentuhan agama untuk membentengi mereka
dalam perbuatan yang negative.
Sekolah Menengah Pertama Muhamadiyah 1 Surakarta merupakan
salah satu SLTP swasta yang mendapatkan pelajaran agama secara lebih
dibanding SLTP lainya. Beberapa masalah yang muncul diantaranya adalah
2
capaian nilai akademis belum begitu memuaskan, beberapa siswa telah
merokok, beberapa siswa perempuan sering ijin karena sakit menstruasi,
siswa telah mengenal pacaran, perilaku sopan santun siswa belum
menjiwai dalam berkehidupan di sekolah..
Beberapa upaya yang telah dilakukan SLTP Muhammadiyah 1
Surakarta dalam mencegah siswa untuk tidak berperilaku seks pra nikah,
penggunaan NAPSA, merokok dan tawuran adalah ; 1) kegiatan UKS
dengan pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan konseling KRR yang
dilakukan oleh teman sebaya yang didampingi oleh guru BP atau guru
Penjaskes, 2) penanaman budi pekerti melalui pembelajaran laboratorium
budi pekerti, 3) kegiatan wajib ibadah sholat berjamaah saat waktu sholat
dhuhur maupun sholat jum’at untuk memperkuat iman.
Kegiatan tersebut terlaksana secara terpisah dan terjadual sendiri-
sendiri, sehingga membutuhkan waktu dan SDM yang lebih banyak, dan
belum punya wadah khusus yang dapat menampung remaja SMP yang
mencakup kegiatan bidang kesehatan, pembentukan karakter dan
peningkatan kompetensi non akademik yang dapat dilakukan secara
komprehensif.
Sekolah Lanjut Tingkat Pertama yang lain, sebagai mitra dalam
kegiatan pengabdian Masyarakat adalah SLTP Muhammadiyah 4 Surakarta.
Sekolah ini terletak di dekat terminal bus Surakarta dan akses ke tempat-
tempat publik sangatlah mudah. Dalam hal kegiatan bimbingan siswa
dibidang kesehatan reproduksi, SLTP Muhammadiyah 4 juga telah berjalan
namun semata-mata baru transfer pengetahuan tentang KRR dengan media
tertentu dan sebagian guru pembimbingnya juga telah dilatih oleh STIKES
Aisyiyah Surakarta tentang tehnik konseling KRR. Namun kegiatan
bimbingan tersebut belum lancar dan belum ada wadah khusus yang
menampung remaja dalam melaksanakan kegiatan diskusi Kesehatan
reproduksi Remaja tersebut.
Permasalahan lain dari siswa SMP Muhammadiyah 4 Surakarta adalah
kenakalan siswa seperti merokok, berpacaran dan perkelahian. Permasalahan
3
ini telah diupayakan oleh sekolah agar siswa terhindar dari kenakalan
remaja yang sangat mengkhawatirkan seperti fre seks. Upaya tersebut
dilakukan dengan kegiatan penyuluhan kesehatan dan pengajian pengajian
selain ada konseling KRR.
Berdasarkan fenomena tersebut kami selaku dosen STIKES Aisyiyah
merasa terpanggil untuk membantu mengembangkan kegiatan tersebut
menjadi sebuah kegiatan rutin dan komprehensif yang ditampung dalam
suatu wadah yang dinamakan ”Posyandu Remaja SMP” melalui pengajuan
program pengabdian masyarakat pada skim ibm ke DIKTI. Kegiatan
posyandu Remaja ini diharapkan mampu menjadi satu upaya percepatan
Sekolah untuk membentuk remaja SMP yang berakarakter mulia, sehat
dan bertakwa.
B. Permasalahan Mitra
Berawal dari diskusi team pengusul dengan bagian kesiswaan dan guru BP
di kedua mitra tersebut, diperoleh hasil permasalahan secara umum terkait
dengan pembentukan karakter siswa dan kesehatannya adalah sebagai berikut:
Program sholat dhuhur berjamaah dan sholat jumat yang wajib bagi seluruh
siswa, guru dan staf karyawan SLTP, konseling BP dan laboratorium
kepribadian siswa juga telah dilakukan. Beberapa program tersebut untuk
menanamkan dan memperkuat keimanan serta membentuk budi pekerti siswa,
sehingga siswa mampu mencegah perilaku yang negatif termasuk merokok,
free sek, tawuran. Namun belum berhasil maksimal, bahkan belum semua
siswa menunjukkan sikap dan perilaku cerdas, berkarakter, serta berbudi
pekerti yang luhur belum menjiwai ke semua siswa.
Program tambahan pelajaran untuk peningkatan kompetensi akademik
dilakukan untuk memperkuat siswa dalam mencapai prestasi yang
gemilang, hasilya belum memuaskan. Kegiatan UKS dan Konseling KRR di
kedua mitra juga telah dilakukan oleh teman sebaya dan guru pembimbing,
namun belum optimal bahkan sering kali menemui kendala dalam
pelaksanaannya, belum ada sistem pemantauan khusus jika ditemukan ada
siswa bermasalah dalam kesehatan reproduksinya ataupun kesehatan secara
4
umum, Sering ditemukan siswi yang ijin dalam kegiatan Pendidikan
jasmani dikarenakan sakit menstruasi.
Beberapa kegiatan pembentukan karakter melalui kegiatan keagamaan dan
konseling oleh guru BP dirasakan belum cukup efektif. Seluruh kegiatan
tersebut dilakukan terpisah-pisah dan membutuhkan waktu serta SDM yang
cukup banyak.
Berdasarkan deskripsi permasalahan tersebut kami bersama dengan team
mitra ibM yaitu bidang kesiswaan dan BP di kedua mitra, sesuai
kemampuan dan bidang kami selaku dosen di STIKES Aisyiyah sepakat
menentukan prioritas masalah sebagai berikut:
1. Belum maksimalnya kegiatan UKS
2. Belum optimalnya pelaksanaan konseling KRR
3. Belum ada cara khusus dalam memantau Kesehatan Reproduksi Remaja
SLTP ataupun kesehatan secara umum.
4. Belum maksimalnya capaian kompetensi akademik siswa
5. Seringnya siswi yang ijin tidak mengikuti pembelajaran karena sakit
menstruasi.
6. Kegiatan keagamaan dan bimbingan guru BP belum optimal dalam
membentuk siswa berkarakter.
7. Ada beberapa program yang terjadual sendiri-sendiri, yang sebenarnya
dapat diintegrasikan dalam satu kegiatan yang dapat mewadahi secara
komprehensif.
8. Adanya keluhan dari guru bahwa belum semua siswa menunjukkan sikap
dan perilaku cerdas, budi pekerti yang luhur belum menjiwai ke siswa.
BAB 2 TARGET DAN LUARAN
Target luaran utama yang kami tetapkan dalam kegiatan pengabdian
masyarakat dengan waktu minimal delapan bulan dan maksimal 12 bulan
adalah terbentuknya wadah kegiatan yang mengintegrasikan beberapa
kegiatan dalam satu wadah yang disebut ”Posyandu Remaja SMP ” yang
Mandiri dan Langgeng. Sedangkan target lain yang akan kami
5
rencanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang mendukung
terlaksananya Posyandu remaja adalah:
1. Terbentuknya Posyandu remaja
2. Tersusunnya Pengurus Posyandu Remaja
3. Tersusunnya program kegiatan Posyandu Remaja yang disetujui oleh
kepala sekolah
4. Terwujudnya Kalender Pelaksanaan Posyandu remaja
5. Tersedianya Fasilitas Kegiatan Posyandu
6. Terbentuknya buku sehat remaja
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Solusi Yang Ditawarkan
Sesuai Prioritas masalah yang ditetapkan bersama dengan kelompok mitra
yang diantaranya adalah:
1. Belum maksimalnya kegiatan UKS
2. Belum optimalnya pelaksanaan konseling KRR
3. Belum ada cara khusus dalam memantau Kesehatan Reproduksi Remaja
SLTP ataupun kesehatan secara umum.
4. Belum maksimalnya capaian kompetensi akademik siswa
5. Seringnya siswi yang ijin tidak mengikuti pembelajaran karena sakit
menstruasi.
6. Kegiatan keagamaan dan bimbingan guru BP belum optimal dalam
membentuk siswa berkarakter.
7. Ada beberapa program yang terjadual sendiri-sendiri, yang sebenarnya
dapat diintegrasikan dalam satu kegiatan yang dapat mewadahi secara
komprehensif.
8. Adanya keluhan dari guru bahwa belum semua siswa menunjukkan sikap
dan perilaku cerdas, budi pekerti yang luhur belum menjiwai ke siswa.
Maka Solusi yang ditawarkan dalam memecahkan permasalahan tersebut
bersama dengan kelompok mitra adalah pembentukan Posyandu Remaja
SMP. Program tersebut dirancang dengan mengintegrasikan beberapa
6
kegiatan diantaranya adalah kegiatan PIKR, Pemeriksaan Kesehatan,
Pembinaan siswa dan Penanaman Budi Pekerti.
Sebuah pelayanan Modifikasi dan pengembangan model program
posyandu remaja ini diharapkan dapat membantu remaja untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan pendidikan kesehatan, konsultasi
Kesehatan Reproduksi dan ceking kesehatan secara umum, sehingga terpantau
perkembangan kesehatannya. Secara sederhana, jenis pelayanan yang akan
diintegrasikan dalam satu wadah posyandu remaja tersebut yaitu meliputi:
1. Pemeriksaan tensi dan berat badan
2. Pemeriksaan kadar HB sesuai kebutuhan
3. Pemeriksaan dan konsultasi kesehatan umum dan reproduksi
4. Pendidikan Kesehatan dan Informasi KRR
5. Konseling KRR dan Konseling psikologi konselor & teman sebaya
3.2 Metode Pelaksanaan
Motode yang dikembangkan dalam kegiatan ini adalah pembentukan wadah
yang terorganisir secara rapi dengan mengintegrasikan beberapa kegiatan
dalam satu wadah yang disebut ”Posyandu Remaja”. Untuk terbentuknya
posyandu remaja tersebut beberapa rencana kegiatan yang akan kami
lakukan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Brain storming dengan team di kedua mitra dalam penentuan waktu
pelaksanaan pengabdian dan peserta yang harus diikutkan
2. Koordinasi dengan kepala sekolah dalam kebijakan pembentukan
posyandu Remaja.
3. Koordinasi dengan klinik atau dokter terdekat dalam MOU pelaksanaan
Posyandu
4. Pelatihan Pengelolaan Posyandu remaja & Pelatihan PIKRR
5. Penyediaan fasilitas pendukung Posyandu Remaja
6. Penyusunan Buku Sehat Remaja sebagai salah satu alat rekam jejak
kesehatan remaja.
7. Pendampingan pelaksanaan Posyandu Remaja
7
. MULAI
MASALAH MITRA
Belum maksimalnya capaian kompetensi
Belum maksimalnya kegiatan UKS
akademik siswa
Belum optimalnya pelaksanaan
Kegiatan keagamaan dan bimbingan guru BP
konseling KRR
belum optimal dalam membentuk siswa
Belum ada cara khusus dalam
berkarakter.
memantau Kesehatan Reproduksi
Ada beberapa program yang terjadual sendiri-
Remaja SLTP ataupun kesehatan secara
sendiri, yang sebenarnya dapat diintegrasikan
umum.
dalam satu kegiatan yang dapat mewadahi
Adanya keluhan dari guru bahwa belum
secara komprehensif.
semua siswa menunjukkan sikap dan
Seringnya siswi yang ijin tidak mengikuti
perilaku cerdas & budi pekerti yang
pembelajaran karena sakit menstruasi
luhur belum menjiwai ke siswa,
Evaluasi
Kurang baik Baik
8
Dari skema metode pelaksanaan IbM tersebut ada peran aktif dari mitra agar
posyandu dapat berjalan lancar, peran aktif dari mitra adalah:
1. Pembuatan kebijakan pengadaan Posyandu Remaja
2. Penyediaan Waktu dan tempat kegiatan posyandu
3. Penetapan guru pendamping kegiatan posyandu
4. MOU dengan dokter / bidan setempat sebagai tenaga kesehatan yang
bertanggung jawab dalam pemeriksaan kesehatan siswa
9
Kualifikasi team pelaksana dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah terdiri dari 2 orang yaitu satu ketua dan satu anggota, dan 2
mahasiswa
1. Relevansi Skill team sebagai ketua team berlatar belakang pendidikan
Master Kesehatan Masyarakat dengan jurusan Manajemen Kesehatan Ibu
dan Anak dan Kesehatan Reproduksi ( KIA- KR) sedangkan anggota
team berlatar belakang Kesehatan Ibu dan Anak.
2. Sinergisme Team dan pengalaman kemasyarakatan: kedua anggota team
mempunyai latar belakang pendidikan kesehatan yaitu keperawatan dan
kesehatan masyarakat. Suatu bentuk kerjasama yang saling sinergis untuk
memperkuat pengelolaan pengabdian masyarakat dengan wacana
kesehatan reproduksi. Team dengan latar pendidikan keperawatan dan
kesehatan masyarakat diharapkan mampu memberikan konstribusi dengan
bidang garap kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, mengingat
pendidikan kesehatan reproduksi merupakan bidang yang luas tidak hanya
diartikan sebagai pendidikan seks akan tetapi suatu pendidikan kesehatan
yang mencakup kesehatan dari manusia lahir sampai lanjut usia. Alasan
tersebut di landasi bahwa manusia selalu mempunyai perubahan
reproduksi untuk setiap usia yang berbeda.
3. Adapun pengalaman kemasyarakatan yang telah dipunyai adalah baik
ketua maupun anggota pernah melakukan penyuluhan pada masyarakat
khususnya kesehatan reproduksi. Pengalaman Ketua adalah sebagai
pembicara regional tingkat karesidanan Surakarta dalam wacana sosialisasi
kesehatan reproduksi. Pengalaman anggota dengan bidang keahlian
keperawatan dan kesehatan masyarakat diharapkan akan memberikan
kontribusi yang besar dalam lancarnya pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat.
4. Kualifikasi team lain, yaitu dua mahasiswa keperawatan kami ikut
sertakan dalam kegiatan tersebut untuk kelancaran pelaksanaannya.
Kedua mahasiswa merupakan mahasiswa semester VI di program studi
Ilmu Keperawatan.
10
BAB 5 Biaya dan Jadual Kegiatan
5.1 Tabel 1. Rekapitulasi Anggaran IbM Posyandu Remaja adalah sebagai
berikut:
No Komponen Biaya yang diusulkan
1 Honor (Maksimal 30%) Rp 14.040.000
2 Bahan Habis Pakai & Peralatan Rp 23.756.750
3 Perjalanan (termasuk seminar hasil (Maks 15%) Rp 6.400.000
4 Lain-lain Rp 5.800.000
Total Rp 49.996.750
Lanjutan table 2
11
Alat pantau 100 buku Rp 20.000 Rp 4.000.000
Cetak Buku perkembangan tiap
Sehat Remaja kesehatan siswa, Posyandu
sekaligus sbg
alat promotif &
preventif
Satu Paket Sebagai Icon 1 tiap
Bener kegiatan &
Posyandu Rp 300.000 Rp 600.000
Promosi
Posyandu
Buku & ATK Sebagai alat 2 Buku
untuk pencatat Per
Rp 100.000 Rp 400.000
keperluan kegiatan posyandu
posyandu
Cetak Lembar Sebagai media 5 lembar
balik bantu konseling balik
Rp 250.000 Rp 1.250.000
Konseling remaja materi
KRR KRR
Leaflet KRR Media bantu 5 macam
transfer ilmu topic
Rp 200.000 Rp 1.000.000
kesehatan ke
klien
Sub Total Rp 10.050.000
3. Bahan Habis Pakai
Biaya Per tahun
Harga satuan Thn 1 Th 2 Th 3
Material Justifikasi Kuantitas
MMT Sebagai
Pelatihan Beground 1 Buah Per meter Rp 218.750
pelatihan dg Rp 25.000
ukuran 3.5 x
2.5 meter
Sewa Tempat Rapat
untuk rapat koordinasi
2 kali Rp 300.000 Rp 600.000
koordinasi & menyamakan
evaluasi persepsi dengan
pelaksanaan mitra serta
menyampaikan
hasil evaluasi &
tindak lanjutnya
Dilanjutkan
Lanjutan table 2
12
Honor Pendamping 4 org x 3bl
Pendampingan adalah team x2 Rp 150.000 Rp 3.600.000
Posyandu pengusul dan posyandu
mahasiswa
4.Perjalanan
Biaya Per tahun
Harga satuan 1 2 3
Material Justifikasi Kuantitas
Analisa analisa situasi di
Situasi ke kelompok 2 Org x 2 Rp 100.000 Rp 400.000
Mitra mitra ,ketua dan kali
anggota perjalanan
Uang ganti
Transport Team 4org dari 1 kali rapat Rp 100.000 Rp 800.000
peserta Rapat STIKES dan 4 x 8 orang
Koordinasi orang dari mitra
Awal
Uang ganti
13
Transport Team 4org dari 1 kali rapat Rp 100.000 Rp 800.000
peserta Rapat STIKES dan 4 x 8 orang
Koordinasi orang dari mitra
Hasil evaluasi
akhir
Uang ganti Pelatihan selama
transport 2 hari 20 Peserta Rp 100.000 Rp 2.000.000
peserta
pelatihan
Uang transport Pendampingan
selama Posyandu di Mitra 4 Orang x Rp 100.000 Rp 2.400.000
pendampingan selama 3 bulan 3 bulan x 2
posyandu posyandu
Harga satuan 1 2 3
Material Justifikasi Kuantitas
Penyusunan Laporan terdiri
Laporan dari laporan 2 Lap Rp 200.000 Rp 400.000
perkembangan perkemban
dan laporan akhir gan dan 2
lap akhir
Dor Price Sebagai
penyemangat 10 macam Rp 20,000 Rp 300.000
kegiatan
Seminar Seminar
Kemajuan & kemajuan dengan
seminar Hasil reviewer dikti & 1 kali dg Rp 200.000
seminar hasil di reviewer
suatu forum
presentasi ilmiah Seminar Rp 300.000 Rp 500.000
ilmiah
Publikasi Publikasi jurnal
ilmiah 1 kali Rp 500.000 Rp 500.000
Sertifikat Sebagai
Pelatihan penghargaan 25 lb Rp 10000 Rp 250.000
peserta dan
panitia
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 2
14
pelatihan selama dua hari
Cetak Foto Dokumentasi
kegiatan Rp 500.000
Cetak Poster Untuk
Presentasi Hasil Rp 200.000
Biaya Design Design poster
Poster ke ahlinya Rp 150.000
No Kegiatan Bulan Ke
0 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Analisa Situasi Mitra
2 Pendekatan ke Mitra maupun ke
puskesmas/ klinik untuk MOU
pelaksanaan kegiatan IbM
3 Penyusunan proposal
4 Seting Buku Sehat Remaja
5 Pelaksanaan Pengabdian
Masyarakat dg Pelatihan
6 Pendampingan Kegiatan
Posyandu Remaja
7 Evaluasi Posyandu Remaja
8 Penyusunan laporan
9 Pembuatan artikel ilmiah
10 Penyerahan Laporan
DAFTAR PUSTAKA
15
Hasil Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia/SKRRI, 2002-2003
16
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Indarwati, SKM, MKes
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIK 07.04.93
5 NIDN 0621076904
6 Tempat dan Tanggal Lahir Klaten 21 November 1969
7 E-mail indwati@yahoo.co.id
17
8 Nomor Telepon/HP 081329014970
9 Alamat Kantor Jl Ki Hadjardewantara no 10 Kentingan
Jebres Surakarta
10 Nomor Telepon/Faks
(0271 631141/631142
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1 : 124 Orang
12 Mata Kuliah Yang Diampu Metodologi Penelitian Keperawatan
Maternitas
Biostatistik
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan UNDIP UGM
Tinggi
Bidang Ilmu Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu Kesehatan Masyarakat
18
1 2009 Pelatihan Deteksi Dini Kanker Servic
dengan Metode IVA tes di Kabupaten DIPA Rp 8.000.000
Sukoharjo DIKTI
2 2010 Penyuluhan Kesehatan tentang ASI STIKES Rp 1.000.000
Ekslusif Aisyiyah
Surakarta
3 Sosialisasi dan Pemberdayaan Ibu PKK STIKES Rp 1.000.000
2011 dalam Penatalaksanaan Pre Menopouse Aisyiyah
Surakarta
E. Publikasi Ilmiah dalam jurnal 5 tahun terakhir
No Judul Artikel Nama Jurnal Volume Nomor, Tahun
Frekuensi Menyusui dan Awal
1 datangnya Menstruasi GASTER Vol 2, No 2, 2006,
ISSN1858-3385
Struktur Keluarga dan lama ibu
2 menyusui di wilayah kerja GASTER Vol 4, No 1, 2008,
puskesmas Grogol Sukoharjo (Karya ISSN1858-3385
ilmiah hasil penelitian, dalam Jurnal
Ilmiah
Perilaku ibu Ibu Memanfaatkan Berita Vol 23, 2007, ISSN
3 Pelayanan Kesehatan Selama Hamil Kedokteran 0215-1936
dan Penggunaan Kontrasepsi Selama Masyarakat
Menyusui
4 Ketepatan Pengambilan Keputusan
Bidan Dalam merujuk pasien
Bersalin
5 Fenomena Pelaksanaan merujuk Prosiding
pasien bersalin
1 Refreesing for review and up date Proposal KTI 7 Januari 2011 AKBID
knowledge in scintific writing untuk Diploma Citra Medika Surakarta
III Kebidanan
2 Pelatihan Penyusunan Proposal Metode
Pengabdian Masyarakat Penyusunan 22 Januari 2013
Proposal AKBID & APIKES
Pengabdian Citra Medika
Masyarakat
3 Seminar Fenomena
pelaksanaan 21 Desember Hotel
rujukan Semarang
persalinan
G. Karya Buku 5 tahun terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit
Halaman
19
Buku Ajar Metodologi 2010 STIKES Aisyiyah Surakarta
1 Penelitian Program studi 194
Ilmu Keperawatan
2 Panduan Kehamilan 2011 ISBN978-602-8552-13-4,
Muslimah dan Umum 124 Abyan Solo
3 Panduan praktis 2012 Pustaka Hanif
Mengenal alat-alat bedah 54 ISBN, 978-602-8658-70-6,
kedokteran Dan alat – alat 2
keperawatan
4 Metodologi Penelitian 2012, 125 Pustaka Hanif
Keperawatan ISBN, 978-602-8658-67-6,
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal pengabdian masyarakat.
20
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan UNDIP UNDIP
Tinggi
Bidang Ilmu D4 Keperawatan Anak Kesehatan ibu dan Anak
21
1 2009 Pelatihan Kesehatan Reproduksi :
Metode Clinic Based dan Community DIKTI Rp
Empowerment pada Pemberdayaan 49.6500.000
Pendidik dan Konselor Sebaya dalam
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
di Kabupaten Sukoharjo
E. Publikasi Ilmiah dalam jurnal 5 tahun terakhir
No Judul Artikel Nama Jurnal Volume Nomor, Tahun
Maryatun
1 Kajian Perilaku Seksual pra Nikah Pada Jurnal Ilmiah ISSN, 1858-3385, Volume
Remaja Profesi 7, Agustus 2011, Hal :
439-445, Tahun 2011,
Akper
Maryatun, Purwaningsih
2 Hubungan Pengetahuan Dan Peran GASTER ISSN, 1858-3385, Volume
Keluarga Dengan Perilaku Seksual Pra 9, no:1 Februari 2012,
Nikah Pada Remaja Anak Jalanan Di hal : 22-29, STIKES
Kota Surakarta ‘Aisyiyah Surakarta
ISSN, 1858-3385, Volume 9, no:1
Februari 2012, hal : 22-29, STIKES
‘Aisyiyah Surakarta
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal penelitian desentralisasi dosen
pemula
Maryatun, A.,M.Kes
22
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Wahyuni , SKM, MKes
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIK 05 .05.89
5 NIDN 0625056502
6 Tempat dan Tanggal Lahir Sukoharjo 25 Mei 1965
7 E-mail Yuniwah13@ymail..com
8 Nomor Telepon/HP 081548525059
9 Alamat Kantor Jl Ki Hadjardewantara no 10 Kentingan
Jebres Surakarta
10 Nomor Telepon/Faks
(0271 631141/631142
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1 : 124 Orang
12 Mata Kuliah Yang Diampu Metodologi Penelitian Keperawatan
Epidemiologi
Etika Keperawatan
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan UNDIP UGM
Tinggi
Bidang Ilmu Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu Kesehatan Masyarakat
23
Tahun Masuk- 1992 - 1994 2004 - 2006
Lulus
Judul Faktor-faktor yang Faktor-faktor yang berhubungan
Skripsi/Tesis/Dis memepengaruhi partisipasi dengan Praktek ibu menyususi
ertasi balota dalam kegiatan Posyandu secara dini di Unit Pelayanan
Di Kalurahan Sidorejo Kebidanan Kabupaten Sukoharjo
Nama 1. Dr Anneke 1.Dr. MG. Adiyanti
Pembimbin 1 Dra Emy 2.Toto Sudargo SKM M.Kes
24
anggota pengususl pengabdian Masyarakat
sumber dana dari DIPA DIKTI tahun 2009)
4 Peningkatan pengetahuan penyakit demam DIPA 5 juta
2009 berdarah dengue berbasis masyarakat di desa Kopertis
Sidorejo (ketua pengusul sumber dana DIPA
Kopertis tahun 2009)
5 2009 Pelatihan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim DIPA Dikti 10 jt
pada bidan sekabupaten Sukoharjo ( sebagai
ketua pengusul sumber dana dari DIPA
DIKTI tahun 2009)
6 2008 Pengetahuan deteksi dini kanker leher rahim DIPA 2.5 jt
dengan metode IVA pada ibu usia reproduksi Kopertis
di desa Sidorejo (sebagai ketua pengusul
sumber dana dari DIPA kopertis tahun 2008)
25
2 Sebagai nara sumber dalam Penyusunan 27 Feb 2013 di Stikes
workshop Pengabdian Masyarakat penelitian Aisyiyah Surakarta
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal penelitian desentralisasi dosen
pemula
26
Lampiran 2 Gambaran Ipteks yang di Tawarkan ke Mitra
A. Pengertian
Posyandu Remaja merupakan satu bentuk wadah kegiatan Remaja yang
terkoordinir dengan baik dengan menyatukan beberapa kegiatan yang saling
melengkapi yang dilakukan dalam satu waktu secara bersamaan.
B. Macam Kegiatan
Macam kegiatan Posyandu Remaja diantaranya adalah:
1. Pemeriksaan tensi dan berat badan
2. Pemeriksaan kadar HB sesuai kebutuhan
3. Pemeriksaan dan konsultasi kesehatan umum dan reproduksi
4. Pendidikan Kesehatan dan Informasi KRR
5. Koseling KRR oleh teman sebaya
6. Konseling psikologi konselor & teman sebaya
C. Kepengurusan dan Kepesertaan
1. Pengurus Posyandu terdiri dari :
Penanggung Jawab : Kepala sekolah
Pembina : Koordinator BK
Koordinator : Guru terpilih
Anggota : Siswa
2. Peserta Posyandu
Peserta posyandu adalah semua siswa SMP
27
D. Metode Kegiatan
Kegiatan Posyandu Remaja, mengacu pada kegiatan Posyandu Balita,
Kegiatan terdiri dari 5 Meja, dengan jabaran tugas masing masing meja
adalah sebagai berikut:
1. Meja 1. Pendaftaran
Tugas pendaftaran dilakukan oleh siswa yang menjadi pengurus,
mencatat nama dan tandatangan kehadiran peserta.
2. Meja 2. Penimbangan berat Badan
Penimbangan Berat badan dilakukan oleh siswa yang menjadi
pengurus. Bertugas menimbang dan mencatat hasil di buku Sehat
Remaja
3. Meja 3. Pengukuran tekanan Darah
Pengukuran Tekanan darah dilakukan oleh guru yang telah dilatih
melakukan pengukuran tekanan darah, Hasil pengukuran langsung di
catat di buku sehat Remaja.
4. Meja 4. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan. Bisa pula
guru atau peer group yang telah dilatih memberikan informasi
tentang kesehatan remaja terbatas pada materi tertentu, apabila
mengalami kesulitan bisa koordinasi dengan tenaga kesehatan
5. Meja 5 Konsultasi Kesehatan
Konsultasi kesehatan dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan,
Dokter atau tenaga kesehatan yang menemukan kejanggalan
menuliskan hasil temuannya di buku sehat dan selanjutnya bisa
dilanjutkan memberikan rekomendasi untuk pemeriksaan lebih
lanjut ke Puskesmas atau RS bila diperlukan.
Pada kegiatan Posyandu sesekali bisa melakukan pemeriksaan HB sesuai
kebutuhan dengan didampingi oleh team ahli
MM
aa
ss
uu
kk
28
Meja 2 Meja 3
Meja 1 Penimbangan BB Pengukuran
Pendaftaran tekanan Darah
Meja 5 Meja 4
Konseling KRR / Pendidikan Pemeriksaan
keluar kesehatan
kesehatan
Terminal
Mitra 2
Balai Kota
Surakarta
Mitra 1
ri
fi
gt STIKEs
li
g
ht
Kraton
solo
29
JADUAL KEGIATAN
PELATIHAN PENGELOLAAN POSYANDU REMAJA SMP DALAM
AKSELERASI PEMBENTUKAN REMAJA BERKARAKTER SEHAT
DAN BERIMAN
Dr. Andre
10.30-12.30 Kegiatan Posyandu Remaja Putranto, dr.,Msi
12.30-13.30 Isoma Panitia
Optimalisasi Konseling
13.30-14.00 KRR Panitia
Hari ke Sistem Pelaporan kegiatan Indarwati,
2 dua 08.00-09.30 Posyandu Remaja SKM.,M.Kes
09.30-09.40 Coffe Break
Sistem Meja Posyandu
09.40-11.30 Remaja Maryatun, MKes
30
11.30-12.30 Isoma
Presentasi Work Shop
12.30-15.00 ( Role Play) Panitia
Bersama ini pula kami menyatakan dengan sebenarnya bahwa diantara Mitra IbM
dan pelaksana program IbM tidak terdapat ikatan kekeluargaan dalam wujud
31
apapun juga. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab tanpa ada unsur pemaksaan di dalam pembuatannya dan untuk
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
32
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN KERJASAMA DARI MITRA
DALAM PELAKSANAAN PROGRAM IbM
Bersama ini pula kami menyatakan dengan sebenarnya bahwa diantara Mitra IbM
dan pelaksana program IbM tidak terdapat ikatan kekeluargaan dalam wujud
apapun juga.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung
jawab tanpa ada unsur pemaksaan di dalam pembuatannya dan untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
33
Drs. H. Mokh Akhsan
34
35