Jurusan : APAT
Kelas : XI
Mata pelajaran : Teknik Penanganan Pasca Panen Ikan
Guru : Saolan, S.Pd
Pertemuan 5
BAB III
Sortasi adalah pemisahan ikan/hasil ikan berdasarkan jenis, ukuran, dan tingkat kesegaran.
Berdasarkan jenisnya, ikan terbagi menjadi dua kelompok yakni ikan pelagis dan ikan demersal. Ikan
pelagis merupakan ikan yang hidup di permukaan sedangkan ikan demersal merupakan ikan yang hidup
didasar perairan. Berdasarkan ukuran terdiri atas ikan kecil, sedang, dan besar. Berdasarkan tingkat
kesegarannya, ikan terbagi menjadi ikan segar dan ikan yang telah mengalami kemunduran
mutu/terkontaminasi mikroba.
Sortasi, atau penyortiran adalah hal yang biasanya rutin dilakukan oleh pembudidaya ikan lele
sangkuriang, terutama para pembudidaya yang sedang membenihkan aataupu dalam segmen pembesaran
yang memilih ukuran benih di awal 5-7cm. Baik untuk keperluan pemerataan, atau pun untuk keperluan
lainnya. Namun biasanya ada banyak kesalahan yang dilakukan oleh para pembudidaya ikan lele, saat
melakukan penyortiran ikan lele sangkuriang baik di kolam galian tanah atau kolam terpal, khususnya
dalam hal ini pemeliharaan Ikan Lele Sangkuriang.
Para pembudidaya ikan lele sangkuriang sering mengabaikan metode atau cara dalam melakukan
penyortiran. Pembudidaya ikan lele dengan lincahnya masuk ke dalam satu kolam lalu berpindah ke
kolam yang lain. Bahkan juga dengan entengnya memindahkan atau menyortir ikan lele dalam satu kolam
digabung ke kolam berikutnya. Bila kondisi ikan lele sangkuriang yang diperlihara sehat, maka
pemindahan ikan lele dari satu kolam ke kolam lain atau proses sortir nyaris tidak ada masalah.
Bayangkan jika di satu kolam terdapat bibit penyakit, kemudian menyebar ke kolam-kolam yang lainnya.
Selain itu, tindakan yang dilakukan di atas akan menyebabkan ikan lele sangkuriang yang dipelihara stres.
Masalah yang harus dihindari adalah bila ikan lele yang di sortir mengalami suatu penyakit, missal,
penyakit moncong putih, badan kuning, dan penyakit badan ikan lele yang totol luka. Penyakit ini
diakibatkan oleh bakteri dan jamur. Bila benih ikan lele sangkuriang mengalami penyakit ini kemudian di
pindahkan dan disatukan dengan ikan lele yang sehat, maka proses pemindahan dan sortir akan segera
memacu terjadinya wabah yang sangat merugikan. Awalnya hanya satu kolam yang tertular penyakit ini,
dalam seketika bisa menjadi wabah yang mematikan pada semua kolam terpal yang ada. Adapun
penyebab tindakan pemindahan benih ikan Lele dari satu kolam ke kolam lain atau sortir akan menjadi
wabah, adalah dikarenakan beberapa hal di bawah ini.
Pada umumnya sortasi dilakukan terhadap ikan yang akan diekspor. Pada saat ikan akan diproses,
ikan di keluarkan dari tempat penyimpanan dan diletakkan berjajar di atas meja prosesing.
a) Pemisahan ikan-ikan yang di bawah ukuran standar
Sebagai contoh ikan tuna, umumnya ikan yang diperkirakan beratnya kurang dari 15 Kg
tidak diekspor, namun batas ini dapat berubah sesuai dengan keadaan pasar di negara tujuan
ekspor. Jika persediaannya kurang, maka ikan yang berukuran lebih kecil dapat juga diekspor,
tetapi jika melimpah batas minimum itu dinaikkan.
Grading berasal dari kata grade yang berarti tingkat/kelas. Grading dalam istilah perikanan
merupakan suatu upaya pengelompokan ikan/hasil ikan menjadi beberapa tingkat/kelas (grade) sehingga
masing-masing kelas memiliki kualitas mutu yang seragam. Umumnya pengkelasan ini dilakukan pada
produk ikan/hasil ikan yang akan diekspor
Untuk itu diperlukan standar mutu baku yang dapat digunakan pada saat pembelian bahan baku. Masing-
masing Negara pengimpor memiliki standar mutu baku tertentu. Sebagai contoh untuk ekspor udang
black tiger shrimp ke Jepang, maka ditetapkan spesifikasi standar bahan baku udang black tiger shrimp
(japan grade).Pada dasarnya, baik sortasi ataupun grading merupakan tahapan dalam proses penanganan
ikan yang bermaksud untuk memisahkan ikan agar diperoleh ikan yang seragam. Bedanya, sortasi
dilakukan agar diperoleh ikan yang seragam baik menurut jenisnya maupun ukurannya, sedangkan
grading dilakukan untuk memperoleh ikan yang seragam dalam hal kualitasnya sesuai dengan yang
diinginkan oleh pasar.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan mutu/kualitas ikan adalah dengan
menggunakan metode pengujian secara organoleptik. Namun demikian, terlebih dahulu harus diketahui
perbedaan antara ikan yang masih segar yang menandakan ikan tersebut berkualitas/bermutu dengan ikan
yang sudah mengalami penurunan mutu atau ikan sudah mulai membusuk. Berikut ini adalah
perbedaannya
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan mutu/kualitas ikan adalah dengan menggunakan
metode pengujian secara organoleptik. Namun demikian, terlebih dahulu harus diketahui perbedaan
antara ikan yang masih segar yang menandakan ikan tersebut berkualitas/bermutu dengan ikan yang
sudah mengalami penurunan mutu atau ikan sudah mulai membusuk.
Pengujian organoleptik merupakan cara pengujian terhadap suatu produk (termasuk produk
perikanan) dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama seperti: kenampakan, bau, rasa, dan
lain-lain. Dengan kata lain, pengujian dengan cara organoleptik disebut juga dengan istilah pengujian
secara sensorik. Cara ini sangat murah, mudah, dan sangat praktis untuk dikerjakan, tetapi ketelitiannya
sangat tergantung pada tingkat kepandaian orang yang melaksanakannya. Dengan metode penilaian
organoleptik, ikan yang busuk dapat dibedakan dari ikan yang segar dengan melihat tanda-tanda pada
tubuh ikan.
Cara menetukan kualitas ikan dengan menggunakan metode organoleptik.
Penilaian organoleptik dapat dilakukan oleh setiap orang termasuk supplier atau pembeli sekalipun.
Untuk menilai kualitas ikan dengan cara organoleptik umumnya menggunakan bantuan lembar score
sheet. Cara penilaiannya, yaitu dengan membaca score sheet dan menyesuaikan dengan keadaan ikan
yang dinilai. Berikut ini adalah bentuk score sheet dalam penilaian ikan segar:
Namun demikian, penilaian mutu/kualitas ikan dengan menggunakan cara pengujian organoleptik
ternyata juga memiliki kekurangan di antaranya adalah sifat pengujiannya yang cenderung subyektif.
Oleh karena itu, hasil akhir dari penilaian organoleptik ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman panjang
untuk menjadi seorang penguji/checker/panelis yang baik.
Sifat sensoris adalah semua sifat yang dapat dinilai dengan indera. Penilaian dengan indera
penglihatan, misalnya, bentuk, ukuran, warna, kilap. Penilaian dengan indera peraba, misalnya, tekstur.
Indera pembau, misalnya bau, aroma. Sedangkan dengan indera pencicip, misalnya rasa.
Sifat yang tersembunyi merupakan sifat-sifat yang penilaiannya dilakukan menggunakan
peralatan/instrumen serta bahan-bahan tertentu, misalnya komposisi kimia, niali gizi dan toksisitas.
Faktor lain yang juga dinilai oleh konsumen adalah yang berkaitan dengan batas kadaluarsa, kebersihan
(estetika), berdasarkan agama/kepercayaan (halal), dan etika.
Faktor mutu hasil pertanian adalah sifat-sifat khas yang terdapat dalam bahan hasil pertanian yang
dapat atau biasa dijadikan persyaratan dalam menentukan mutu bahan tersebut. Kehadiran faktor mutu
dalam suatu bahan hasil pertanian berpengaruh terhadap kesempurnaan bahan. Dengan perkataan lain
kehadiran faktor mutu di dalam suatu bahan menentukan tahap mutu bahan tersebut.
Ditinjau dari cara pengukuran, faktor mutu dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai
berikut.
1. Faktor-faktor mutu yang dapat diukur dengan menggunakan indra manusia secara langsung.
2. Faktor mutu yang hanya dapat diukur dengan menggunakan alat-peralatan tertentu (instrumen).
Tugas 5
1. Jelaskan pengertian sortasi !
2. Sebutkan tips dan trik penyortiran benih ikan lele !
3. Sorting terbagi atas Sorting Warna, Sorting Ukuran, dan Sorting Final. Jelaskan !