Anda di halaman 1dari 13

USULAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM)

PKM PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


BERBASIS SYARIAH UKM AJJULUKANA DI DESA TAMALATE KECAMATAN
GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR

TIM PENGUSUL

DR. MAHMUD N, SE., MA (0902025701)

MUH. NUR R., SE.,MM (0927078201)

ABDUL. KHALIQ, SE., M.Ak (0903118803)

NASRULLAH., SE., MM (0914049104)

M. YUSUF ALFIAN RENDRA ANGGORO KR., SE., MM., CHCO (0906039301)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

APRIL 2021
PENTING_NYA LAPORAN KEUANGAN

DALAM MENGELOLA

BISNIS
Memisahkan Keuangan Bisnis dengan Keuangan Pribadi

Bisnis UKM kreatif memang punya sang pemilik. Akan tetapi, bisnis ini perlu berdiri sendiri,
terpisah. Jika ada satu nasihat yang paling penting, maka nasihat yang satu inilah yang HARUS
Anda lakukan terlebih dahulu.

Mulai dari mana? Mulai dari mengidentifikasikan alur kerja bisnis Anda. Perhatikan alur uang
masuk dan keluar. Pastikan semua uang yang bergerak—sesuai dengan keperluan bisnis—
melalui pintu yang berbeda dengan kebutuhan rumah tangga dan keluarga. Jika Anda memiliki
bisnis harian yang sifat pembayarannya serba kas, maka Anda membutuhkan AMPLOP terpisah
untuk bisnis. Saat membutuhkan uang untuk keperluan keluarga, pastikan Anda memiliki
AMPLOP yang berbeda. Pisahkan saja warna amplop yang Anda gunakan agar tidak tertukar.
Jika Anda memiliki bisnis yang transaksinya sudah melalui bank, maka seharusnya pemisahan
ini lebih mudah. Anda bisa menggunakan rekening yang ber beda, bahkan bank yang berbeda,
sehingga kartu ATM yang Anda gunakan pun akan berbeda.

Uang itu seperti air. Jika kita mencampur air minum dengan air mandi, pada akhirnya
kita tidak tahu mana air yang layak untuk diminum. Demikian juga dengan uang. Jika
uang bisnis dicampur dengan uang pribadi, kita akan kesulitan membedakan peruntukan
keduanya.

Salah satu masalah yang sering menjadi kendala bagi pemilik bisnis untuk mengembangkan
bisnisnya adalah masih bercampurnya antara keuangan bisnis dan keuangan pribadi. Beberapa
tahun yang lalu, saya punya TEMAN seorang pedagang pakaian yang berbelanja di SENTRAL
dan menjualnya lagi di kios miliknya. Setelah mem bayar sewa kios, listrik, dan gaji tiga orang
karyawannya, dia berasumsi sisa uang di laci adalah keuntungan yang boleh dibawa pulang
sebagai uang belanja dan tabungan pribadi. Saya pun bertanya, “Kalau belanja barang dagangan,
dari mana uangnya?”

“Bisnisnya kan punya saya, ngapain juga dipisah?” Pernyataan ini sering kali jadi alasan utama,
kenapa banyak pemilik bisnis tidak mau memisahkan uang bisnis dan pribadi. Padahal, ada
banyak keuntungan jika memisahkannya.
Tiga keuntungan pemilik bisnis saat ke uangan bisnis dan pribadinya dipisah.
1. Mempunyai data untuk mengevaluasi bisnis

Tidak adanya pemisahan uang pribadi dan usaha, ditambah dengan absennya pencatatan,
maka kita tidak pernah betul-betul tahu, apakah usaha yang dijalankan itu untung atau
rugi. Dengan keuangan yang terpisah dan disertai pencatatan yang baik, kita akan
memiliki data yang cukup untuk mengevaluasi performa usaha. Jika usaha untung, kita
bisa mengatur strategi untuk meningkatkan omzet dan laba. Misalnya dengan
penambahan modal untuk ekspansi ke daerah lain. Sebaliknya, jika usaha itu ternyata
rugi, kita perlu menyusun langkah untuk memperbaiki keadaan agar tidak semakin parah.
Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah meningkatkan omzet, menurunkan biaya, atau
kombinasi keduanya.

2. Mengetahui kesehatan keuangan pribadi

Keuangan usaha dan pribadi yang tercampur bisa mengakibatkan satu kantong digerogoti
oleh kantong lainnya. Yang kantongnya sakit disubsidi oleh yang kantongnya sehat. Tapi
kita tidak tahu, mana kantong sakit yang perlu diobati agar kembali sehat. Dengan
keuangan pribadi yang terpisah, kita akan mudah menilai, apakah keuangan pribadi kita
sudah sehat. Sehat tidak nya keuangan pribadi bisa diukur dari beberapa rasio, seperti
rasio cicilan utang, rasio menabung/investasi, dan rasio likuiditas.

3. Mampu bertanggung jawab terhadap stakeholder

Keuangan pribadi mempunyai stakeholder yang berbeda dengan keuangan bisnis.


Keuangan pribadi dipertanggungjawabkan kepada pasangan, keluarga, dan anak-anak.
Keuangan bisnis mempunyai tanggung jawab kepada kon sumen untuk menyediakan
produk atau jasa dengan kualitas yang baik dan harga yang wajar. Usaha juga mempunyai
tanggung jawab kepada pe mi lik dalam bentuk dividen atau pembagian keuntungan,
serta pada kar ya wan untuk gaji dan keberlangsungan penghasilannya. Jangan lupa, ada
juga kewajiban membayar pajak. Jika omzet tidak diketahui dengan pas ti, tentu pe milik
bisnis akan kesulitan menghitung pajak yang harus dibayarkan.Untuk menjalankan
tanggung jawab tersebut, keuangan pribadi dan keuangan usaha membutuhkan
perhitungan yang terpisah.

Laporan keuangan umumnya terdiri dari 3 jenis, yaitu

1. neraca, laba rugi, dan arus kas. Untuk memudahkan pemahaman terhadap laporan-
laporan tersebut, khususnya laporan neraca dan laba rugi, kita akan membuat sebuah
analogi kotak bisnis

Laporan neraca keuangan sangat membantu pelaku bisnis untuk mengidentifikasi aset dan rasio
utang. Neraca keuangan juga digunakan untuk mengu kur pertumbuhan bisnis. Dalam akuntansi
keuangan, neraca juga disebut la poran posisi keuangan (balance sheet), yaitu laporan keuangan
suatu bisnis yang menunjukkan kondisi keuangan pada akhir periode.

Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas (utang), dan ekuitas (kekayaan pemilik) yang
dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut.Total aset = Total Liabilitas + Total Ekuitas

Mengenal Lebih Dalam: Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi atau income statement adalah bagian dari laporan keuangan dalam suatu
periode tertentu yang memaparkan pendapatan dan pengeluaran, sehingga menunjukkan kondisi
laba atau rugi bersih. Penyusunan laporan laba rugi tidak sulit karena kita hanya perlu mengutip
transaksi pendapatan dan pengeluaran dari seluruh transaksi, lalu mengakumulasi hasil akhirnya

Mengenal Kaidah-kaidah Pencatatan

Transaksi keuangan Setelah mengenal berbagai macam laporan keuangan dan


manfaatnya bagi bisnis Anda, mungkin sekarang timbul pertanyaan bagaimana cara membuat
atau menyusun laporan keuangan tersebut. Bagi kebanyakan pemilik bisnis, menyusun laporan
keuangan itu terasa sulit dan memberatkan karena harus paham ilmu akuntansi. Akibatnya,
pemilik bisnis merasa malas dan tidak mau menyusun laporan keuangan bisnisnya. Memang
benar, pemahaman ilmu akuntansi—minimal konsep dasar—dibutuhkan dalam penyusunan
laporan keuangan. Namun, tidak perlu panik, se muanya bisa dipelajari. Bukankah tadinya kita
juga tidak bisa baca tulis? Namun sekarang kita menjadi mahir karena belajar dan berlatih.
Bukankah tadinya kita juga tidak bisa mengendarai mobil, namun akhirnya sekarang begitu
terampil? Semua bisa terjadi karena kita belajar dan mempraktikkan, sehingga akhirnya terampil.
Begitu pula dengan ilmu akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. Jika saat ini dirasa masih
sangat sulit, maka dengan sungguh-sunguh mempelajari dan mempraktikkan, semua akan mudah
pada saatnya. So, jangan putus asa.

Akuntansi adalah pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang sistematis dan dilakukan


oleh sebuah entitas usaha dalam suatu periode tertentu dengan tujuan menghasilkan laporan
keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan, baik bagi kalangan internal maupun
eksternal perusahaan. Penyusunan laporan keuangan harus memenuhi kaidah-kaidah pencatatan
transaksi keuangan dan melalui tahapan-tahapan yang dikenal de ngan siklus akuntansi. Pada
subbab ini, kita akan membahas kaidah-ka idah pencatatan transaksi keuangan usaha, sementara
siklus akuntansi akan kita bahas pada subbab berikutnya. Kaidah-kaidah pencatatan transaksi
yaitu terpenuhinya rumus persamaan akuntansi, prinsip double entry, dan pencatatan akun sesuai
saldo normal.

Persamaan Akuntansi Setiap pencatatan transaksi keuangan usaha harus memenuhi


persamaan akuntansi, yaitu ASET = UTANG + MODAL. Bagian aset sering disebut dengan
istilah aktiva, sementara bagian utang dan modal adalah pasiva.

Tiap transaksi keuangan langsung diidentifikasi pengaruhnya terhadap kelompok akun


aset, utang, dan modal. Modal dapat bertambah, jika perusahaan mengalami laba (pendapatan >
biaya). Sebaliknya, modal akan berkurang, jika perusahaan mengalami rugi (pendapatan <
biaya). Maka, dapat dikatakan pendapatan menambah modal, dan biaya mengurangi modal.
Total nilai aset harus sama dengan total nilai utang ditambah modal. Masing-masing kelompok
akun dirincikan lagi menjadi jenis-jenis akunnya sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini.

Rumus : Aset = Utang + Modal

ASET UTANG MODAL


1. Modal awal
1. Kas 1. Utang usaha 2. Pendapatan
2. Persediaan ke supplier 3. Biaya
3. Piutang 2. Utang bank 4. Prive*) biaya
4. Perlengkapan 3. Utang dan prive
5. Mobil-Mesin koperasi mengurangi
produksi
Misalnya: 4. Utang ke modal
rekan usaha
1. CV. Ikan Hias Cute adalah sebuah perusahaan perdagangan akuarium dan ikan hias. Pada
tanggal 3 Agustus 2017, CV Ikan Hias Cute menjual sebuah akuarium berikut ikan hias di
dalamnya secara tunai senilai Rp8.000.000, maka pencatatannya adalah sebagai berikut.

= +
Aset Utang Modal

Kas bertambah Pendapatan modal


Rp8.000.000 bertambah Rp8.000.000

2. CV. Ikan Hias Cute membayar gaji dua orang karyawannya sebesar Rp5.000.000, maka
pencatatannya adalah sebagai berikut.

= +
Aset Utang Modal

Kas berkurang Pendapatan modal


Rp5.000.000 bertambah Rp5.000.000

3. CV. Ikan Hias Cute membeli persediaan akuarium secara kredit pada sup plier sebesar
Rp14.000.000, maka pencatatannya adalah sebagai berikut.

= +
Aset Utang Modal

Persediaan Utang bisnis


Rp14.000.000 Rp14.000.000
Akun dan Saldo Normal

Setiap akun memiliki saldo normal, yaitu debit atau kredit. Saldo normal adalah posisi saldo
yang menunjukkan, apakah sebuah akun dicatat pada posisi debit atau kredit, jika akun tersebut
muncul atau bertambah. Contohnya adalah:

1. Akun kas dan kendaraan (bagian dari aset) bersaldo normal debit.Jika terjadi transaksi
penjualan kendaraan secara tunai senilai Rp250.000.000, maka pencatatannya:

Kas debit Karena bertambah jumlahnya (menerima uang hasil pinjaman dari
bank)
Utang kredit Karena bertambah jumlahnya (utang bank muncul/bertambah karena
meminjam uang dari bank )

2. Akun utang bersaldo normal kredit (jika muncul utang atau bertambah utangnya dicatat di
kredit).
Jika terjadi transaksi perolehan pinjaman uang dari bank, maka pencatatannya:

Kas debit Karena bertambah jumlahnya (menerima uang hasil pinjaman dari
bank)
Utang kredit Karena bertambah jumlahnya (utang bank muncul/bertambah
karena meminjam uang dari bank)

Berikut adalah rincian masing-masing akun dan saldo normalnya.

Akun dan Saldo Normal

Akun pada Neraca Saldo Normal Penurunan


(Penambahan) (Pengurangan)
AKTIVA Debit Kredit
- Aktiva Lancar Debit Kredit
Kas Debit Kredit
Piutang Debit Kredit
Perlengkapan Debit Kredit
- Aktiva Tetap Debit Kredit
Tanah Debit Kredit
Bangunan Debit Kredit
Peralatan Debit Kredit
Kendaraan Debit Kredit
UTANG Kredit Debit
- Utang Lancar Kredit Debit
(jatuh tempo
kurang dari
satu tahun)
- Utang Tidak
Lancar(jatuh Kredit Debit
tempo lebih
dari satu
tahun)
MODAL
- Modal pemilik Kredit Debit
- Penarikan Debit Kredit
modal

Akun pada Laporan Saldo Normal Penurunan


Laba Rugi (Penambahan) (Pengurangan)
- Penjualan / pendapatan Kredit Debit
- Biaya / beban Debit Kredit

Sistem Pencatatan Double Entry


Double entry adalah cara pencatatan yang didasarkan pada prinsip bahwa dalam suatu
transaksi bisnis, jika ada hak atau sesuatu yang diterima, dimanfaatkan, dihasilkan atau
diperoleh (posisi DEBIT), pasti pada saat bersamaan ada juga sesuatu yang diserahkan,
dibayarkan, kewajiban yang timbul, atau modal yang bertambah (posisi KREDIT). Inilah
yang dalam istilah akuntansi sering digambarkan dengan pen catatan jurnal umum, yang harus
dicatat sebagai debit atau kredit. Dalam tiap transaksi yang dicatat pada jurnal umum,
pencatatan harus melibatkan akun pada posisi debit dan kredit serta jumlah debit harus sa ma
dengan jumlah kredit, inilah yang disebut dengan double entry.Contoh: Mencatat Transaksi
Pembelian Mesin FotokopiBerdasarkan bukti transaksi, diketahui pada tanggal 10 Juli 2017,
dibeli secara tunai mesin fotokopi seharga Rp50.000.000.
UKM AJJULUKANA
Laporan Laba Rugi
Periode 01 Januari 2018 – 31 Januari
2018
UKM AJJULUKANA
Laporan Arus Kas
Periode 01 Januari 2018 – 31 Januari
2018

Anda mungkin juga menyukai