Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih perlu mendapat perhatian serius
dari tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat gigi sebagaimana hasil Riset
Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan bahwa prevalensi
nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9%, sebanyak 14 provinsi mempunyai
prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional. Penyakit gigi dan mulut
menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering dikeluhkan
masyarakat Indonesia. Persepsi dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap kesehatan
gigi dan mulut masih buruk. Ini terlihat dari masih besarnya angka karies gigi dan
penyakit mulut di Indonesia yang cenderung meningkat.1
Anak-anak lebih rentan mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut. Masa
kanak-kanak pertengahan 6-12 tahun sering disebut sebagai masa-masa yang rawan,
karena pada masa itulah gigi susu mulai tanggal satu persatu dan gigi permanen pertama
mulai tumbuh (usia 6-8 tahun). Dengan adanya variasi gigi susu dan gigi permanen
bersama-sama di dalam mulut, menandai masa gigi campuran pada anak. Gigi yang baru
tumbuh tersebut belum matang sehingga rentan terhadap kerusakan. Oleh karena itu, gigi
permanen yang tumbuh hanya satu kali dalam seumur hidup harus dijaga, dirawat dan
dipelihara dengan baik supaya terhindar dari masalah gigi. Menjaga kebersihan gigi harus
dilakukan setiap hari sehingga gigi dan mulut bersih dari sisa-sisa makanan yang bisa
menyebabkan kerusakan gigi. Kerusakan gigi pada anak bisa menyebabkan gangguan
masalah pertumbuhan dan perkembangan pada anak akibat kekurangan gizi. Rasa sakit
pada gigi dan mulut akan menurunkan selera makan anak dan pemecahan makanan di
dalam mulut tidak sempurna sehingga penyerapan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
akan terganggu.2
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Prevalensi karies gigi
di negara-negara maju terus menurun sedangkan di negara-negara berkembang termasuk
Indonesia cenderung meningkat. World Health Organization (WHO) tahun 2003
menyatakan, angka kejadian karies pada anak usia Sekolah Dasar 60-90%. Prevalensi
akan terus meningkat seiring bertambahnya umur.1
Agar target pencapaian gigi sehat WHO tercapai, dibutuhkan perhatian dan
penanganan serius dari tenaga kesehatan,baik dokter gigi maupun perawat gigi serta suatu
tindakan pencegahan. Pencegahan ditujukan kepada murid sekolah melalui suatu program
kesehatan yang terencana dan terpadu di sekolah dasar. Langkah-langkah tindakan
pencegahan menurut Leavel dan Clark terdiri atas lima tingkat pencegahan (five level of
preventive) dalam melakukan pendidikan kesehatan yaitu health promotion, specific
protection, early diagnosis and promp treatment, disability limitation, and
rehabilitation.3
Departemen Kesehatan telah memprogramkan upaya promotif dan preventif
untuk anak usia sekolah melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Upaya promotif
dan preventif paling efektif dilakukan dengan sasaran anak sekolah dasar, karena
perawatan kesehatan gigi harus dilakukan sejak dini dan dilakukan secara kontinyu agar
menjadi suatu kebiasaan. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah salah satu usaha
pokok Puskesmas yang termasuk dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Yang
termasuk di dalam program UKGS adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut pada murid-murid sekolah dasar, yaitu meliputi dental health education dan
pemeriksaan gigi dan mulut.1
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.4
Puskemas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan
preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) atau Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Puskesmas dapat
memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Untuk dapat memberikan
pelayanan yang baik tentunya selalu diusahakan adanya peningkatan kualitas layanan
guna mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat.4
Tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakan puskesmas yang tertera
pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 Pasal 2 yang
mana tujuan tersebut untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang
meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; untuk mewujudkan
masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu; untuk mewujudkan
masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat; untuk mewujudkan masyarakat yang
memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.5
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok merupakan fasilitas kesehatan tingkat
pertama yang membina 12 puskesmas kelurahan yaitu Sunter Agung 1, Sunter Agung 2,
Sunter Agung 3, Sunter Jaya 1, Sunter Jaya 2, Papanggo, Warakas, Sungai Bambu,
Kebon Bawang 1, Kebon Bawang 2, Kebon Bawang 3, Tanjung Priok.

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan umum
Tujuan umum dalam pembuatan laporan ini untuk mengetahui kegiatan dan program
kesehatan masyarakat yang ada di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui manajemen Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
2. Mempelajari sistem pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
3. Mempelajari dan mengidentifikasi masalah yang ada di Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok serta membuat laporan pemecahan masalah

Dafpus
1. (Taftazani, R. Z., dkk. 2015. Analisis Program Kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS) di Puskesmas Halmahera. Jurnal Kesehatan Gigi. 2(1): 26-27)
2. (Cahyati, W,H. (2008). Karies Gigi Pada Anak TK. Kemas. (4):1)
3. (Setiawan, R. dkk., 2014. Hubungan Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi
dan Mulut Murid Sekolah Dasar dan Sederajat di Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka
Putih Kota Banjarmasin. Jurnal Kedokteran Gigi Dentino. 2(1):103)
4. Irmawati S., et al. 2017. Kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas sangurara kecamatan
tatanga kota Palu. eJurnal katalogis. (5)1: 189-190
5. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia no.75, tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai