Anda di halaman 1dari 28

MODUL METODOLOGI PENELITIAN

PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


NUSANTARA KUPANG

FRIDA FALLO, S.Pd.,M.Si


KUPANG | 2020/2021
VISI DAN MISI STIKES NUSANTARA KUPANG

V I S I
Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Unggulan yang bertaraf Nasional dalam
waktu 5 tahun dan bertaraf Internasional dalam waktu 15 Tahun .

M I S I
1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran melalui penggunaan
berbagai teknologi pendidikan sesuai dengan standar yang dapat
dilaksanakan dengan pendekatan keilmuan secara Komprehensif
berdasarkan kebutuhan dan Kompetensi pendidikan.
2. Meningkatkan Kemampuan Sumber Daya Manusia yang mempunyai
kemampuan Profesional dalam mengelola pendidikan dan pengajaran
3. Meningkatkan Sarana dan prasarana fisik pendidikan dan pengajaran sesuai
dengan standar mutu nasional dan internasional
4. Menyelenggarakan dan berperan aktif dalam penelitian bidang kesehatan
untuk meningkatkan IPTEK
5. Mendidik tenaga kesehatan Profesional yang berkualitas prima berstandar
nasional dan internasional sesuai dengan tuntutan dan perkembangan
masyarakat
6. Menjalin kerja sama Multi sektor dalam menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran untuk memenuhi permintaan tenaga kesehatan didalam dan luar
negeri
7. Mencetak sumber daya manusia yang Profesional, Unggul dan Berjiwa
entrepreneurship.

1
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

V I S I
Menjadi program studi yang unggul di tingkat Nusa Tenggara Timur, nasional,
dan internasional, berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan perkembangan
IPTEK berdasar pada ilmu, moral, dan etika keperawatan pada tahun 2024.

M I S I
1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran Keperawatan dengan
kekhasan kegawatdaruratan melalui penggunaan berbagai teknologi
pendidikan sesuai dengan standar yang dapat dilaksanakan dengan
pendekatan keilmuan secara comprehensive berdasarkan moral, etik,
kebutuhan, dan kompetensi pendidikan Keperawatan
2. Menyelenggarakan dan berperan aktif dalam penelitian dan menggunakan
hasil penelitian dalam pengembangan institusi.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di masyarakat dan
memanfaatkan serta mengelola sumber daya untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
4. Terciptanya sistem manajemen SDM prodi S1 Keperawatan yang bersih,
bertanggung jawab dan transparan;
5. Meningkatkan dan memperluas jalinan kerjasama yang berkelanjutan dalam
upaya peningkatan mutu tri dharma
2
perguruan tinggi dalam pelayanan
Keperawatan.
PROFIL LULUSAN PRODI S1 KEPERAWATAN

PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

a) Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan Perawat sebagai individu maupun tim memberikan
pelayanan keperawatan/ kesehatan kepada klien (individu, keluarga, dan komunitas)
berdasarkan keilmuan yang dimiliki dengan senantiasa mempertimbangkan aspek legal
dan etis.
b) Communicator (Interaksi dan transaksi dengan klien, keluarga,dan tim kesehatan) Perawat sebagai
pemberi pelayanan kesehatan mampu menampilkan kemampuan berinteraksi dan
berkomunikasi secara efektif-terapeutik terhadap klien (individu, keluarga, dan komunitas serta
kemampuan membangun komunikasi dengan rekan sejawat dan tim pelayanan
kesehatan lain
c) Educator dan health promoter (Pendidikan dan promosi kesehatan bagi klien, keluarga dan
masyarakat) Perawat sebagai Pemberi pelayanan kesehatan mampu menyediakan dan
mengimplementasikan program promosi kesehatan bagi klien (individu, keluarga, dan
d) komunitas), untuk mengurangi angka kesakitan, meningkatkan gaya hidup dan
lingkungan yang] sehat
e) Manager dan leader (Manajemen praktik/ruangan pada tatanan rumah sakit maupun
masyarakat) Perawat sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan harus
mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu unit ruang
rawat rumah sakit maupun masyarakat dalam lingkup tanggungjawabnya;
f) Researcher (Peneliti ) Perawat sebagai profesional harus mampu menerapkan pemikiran
logis, kritis, sistematis, dan inovatif berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmia dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya

3
CAPAIAN LULUSAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

S I K A P
1. Menginternalisasi Semangat Kemandirian, Kejuangan, Dan
Kewirausahaan;
2. Menunjukkan Sikap Bertanggungjawab Atas Pekerjaan Di Bidang
Keahliannya Secara Mandiri

PENGETAHUAN
1. Menguasai Konsep Teoritis Ilmu Biomedik;
2. Menguasai Nilai-Nilai Kemanusiaan(Humanity Values);
3. Menguasai Metode Penelitian Ilmiah

KETERAMPILAN UMUM
1. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan
kode etik profesinya;
2. Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.

KETERAMPILAN KHUSUS
1. Mampu Melakukan Studi Kasus Secara Teratur Dengan Cara Refleksi,
Telaah Kritis, Dan Evaluasi Serta Peer Review Tentang Praktik Keperawatan
Yang Dilaksanakannya.
2. Mampu Melakukan Penelitian Dalam Bidang Keperawatan Untuk
Menghasilkan Langkah-Langkah Pengembangan Strategis Organisasi

4
Pokok Bahasan

KONSEP DAN PRINSIP DARI PENELITIAN

1
PENDAHULUAN

Kajian ilmiah tentang ilmu keperawatan merupakan suatu keharusan bagi para perawat
Indonesia saat ini. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa belum terdapat kejelasan tentang
ilmu yang secara empiris dapat diterima secara ilmiah oleh masyarakat nonkeperawatan.
Realitasnya, suatu ilmu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: proses, produk, dan paradigma etis.
Proses merupakan suatu kegiatan untuk memahami alam semesta dan isinya didasarkan pada
tuntutan metode keilmuan (rasionalitas dan objektif). Produk adalah segala proses keilmuan yang
harus menjadi milik umum dan selalu terbuka untuk dikaji oleh orang lain. Paradigma etis artinya
ilmu harus mengandung nilai-nilai moral dan etika yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
moral yang ada di masyarakat. Pada bab ini, penulis hanya akan memfokuskan bahasan pada
kajian ilmiah ilmu keperawatan dengan penekanan dalam pembahasan berpikir logis dan ilmiah.
Berpikir logis adalah berpikir lurus dan teratur terhadap sesuatu hal yang diyakini dari suatu objek
atau fenomena. Objek atau fenomena tersebut berupa suatu pokok permasalahan yang dikaji untuk
membedakan antara benar dan salah. Berpikir ilmiah adalah cara berpikir dengan didasarkan pada
pendekatan ilmiah, yaitu melalui metode ilmiah yang merupakan alat/sarana penjelasan dalam
mempelajari prosedur tertentu untuk mendapatkan ilmu. Metode ilmiah mempelajari cara
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, hipotesis, metode, hasil, dan kesimpulan yang
berdasarkan atas kaidah ilmiah.

BERPIKIR LOGIS

Berpikir logis merupakan proses berpikir yang didasari oleh konsistensi terhadap
keyakinan-keyakinan yang didukung oleh argumen yang valid. Pengertian lain dari berpikir logis
adalah berpikir lurus, tepat, dan teratur sebagai objek formal logika. Suatu pemikiran disebut lurus,
tepat, dan teratur apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum, aturan, dan kaidah yang sudah
ditetapkan dalam logika. Mematuhi hukum, aturan, dan kaidah logika berguna untuk menghindari
pelbagai kesalahan dan penyimpangan (bias) dalam mencari kebenaran ilmiah.

Pada hakikatnya, pikiran manusia terdiri atas tiga unsur, yaitu:

a. Pengertian (informasi tentang fakta).

5
b. Keputusan (pernyataan benar-tidak benar).
c. Kesimpulan (pembuktian-silogisme). Dalam logika ilmiah, tiga unsur pikiran
manusia tersebut harus dinyatakan dalam kata (kalimat tulisan).
Tiga pokok kegiatan akal budi manusia, yaitu:
a. Menangkap sesuatu sebagaimana adanya, yang berarti menangkap sesuatu tanpa
mengakui atau memungkiri (pengertian atau pangkal pikir, disebut juga premis).
b. Memberikan keputusan, yang berarti menghubungkan pengertian yang satu dengan
pengertian yang lain atau memungkiri hubungan tersebut.
c. Merundingkan, yang berarti menghubungkan keputusan satu dengan keputusan
yang lain sehingga sampai pada satu kesimpulan (pernyataan baru yang diturunkan
berdasarkan premis)

KAJIAN TENTANG ILMU DAN METODE ILMIAH

ILMU

Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah.


Makna ilmu menunjukkan sekurang-kurangnya tiga hal

a. Kumpulan pengetahuan (produk).


b. Aktivitas ilmiah dan proses berpikir ilmiah (proses).
c. Metode ilmiah (metode).
(Gambar 1.1): Makna Ilmu

a. Ilmu sebagai Produk Ilmu sebagai produk, merupakan kumpulan informasi yang telah teruji
kebenarannya dan dikembangkan berdasarkan metode ilmiah dan pemikiran logis (Kemeny,
1961).

6
Struktur ilmu adalah sebagai berikut.

1. Paradigma
2. Teori
3. Konsep dan asumsi
4. Variabel dan parameter

b. Ilmu Sebagai Proses Ilmu sebagai proses, merupakan cara mempelajari suatu realitas
(kejadian) dan upaya memberi penjelasan tentang suatu mekanisme (jawaban terhadap
pertanyaan mengapa dan bagaimana) (Adib, 2011). Karakteristik ilmu:

1. Logico-emperical-verifikatif
2. Generalized understanding
3. Theoritical construction
4. Menjawab pertanyaan mengapa (why) dan bagaimana (how)

c. Ilmu sebagai Metode Ilmu sebagai metode, merupakan metode untuk memperoleh
pengetahuan yang objektif dan dapat diuji kebenarannya (Adib, 2011). Metode adalah rangkaian
cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan, sering kali disebut
metode ilmiah. Metode ilmiah berkaitan erat dengan logika, metode penelitian, metode
pengambilan sampel, pengukuran, analisis, penulisan hasil, dan kesimpulan. Pendekatan adalah
pemilihan area kajian.

PENGGOLONGAN ILMU

Pendapat mengenai pengelompokan ilmu sangat banyak, bergantung pada kriteria


penggolongannya. Secara umum, ilmu hampir selalu dikelompokkan menjadi dua kategori,
yaitu: (a) ilmu nomotetik dan (b) ilmu idiografik (Putra, 2010).

a. Ilmu Nomotetik (Deduktif)


Ilmu Nomotetik merupakan suatu ilmu yang didasarkan pada kajian-kajian makro (kasus-
kasus) yang luas dan banyak terjadi, kemudian dijabarkan pada hal-hal yang khusus.
Pendekatan penelitian dapat digolongkan pada metode kuantitatif. Misalnya, semua klien
yang masuk rumah sakit akan mengalami stres hospitalisasi. Klien anak, klien remaja, dan
klien dewasa yang masuk rumah sakit akan mengalami stres.
b. Ilmu Idiografik (Induktif)
Ilmu Idiografik merupakan suatu kajian ilmu yang didasarkan pada hal-hal yang mikro,
unik, khusus, dan bersifat individual, kemudian ditarik suatu kesimpulan secara umum.
Pendekatan penelitian digolongkan pada metode kualitatif. Contoh, penyanyi A berambut

7
keriting, penyanyi B rambutnya keriting, penyanyi C dan penyanyi lainnya juga berambut
keriting, semuanya pandai bernyanyi. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang
memiliki rambut keriting pandai bernyanyi.

SYARAT ILMU
Terdapat beberapa persyaratan bahwa suatu pengetahuan dianggap sebagai ilmu:
a. Memenuhi Syarat sebagai Ilmu Pengetahuan Ilmiah
1. Logis: Dapat dinalar dan masuk akal Misalnya, pada ilmu keperawatan. Klien yang
masuk rumah sakit mengalami stres, di samping keadaan sakitnya, klien harus
beradaptasi terhadap lingkungan baru (orang/perawat, peraturan-peraturan, dan lain-
lain).
2. Empiris: Data dapat diamati dan diukur Misalnya, data tentang respons klien yang
mengalami stres, dapat diamati dan diukur dari ketidakmampuan klien untuk
beradaptasi terhadap stresnya. Secara psikologis (kognator), klien stres mengalami
gangguan afek dan emosi (cemas, marah-marah, depresi, dan menolak peraturan baru).
Hal ini karena klien tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungan baru. Secara fisik
(regulator), kondisi klien dapat diukur dengan terjadinya peningkatan tanda-tanda vital
klien dan peningkatan hormon-hormon stres (kortisol dan katekolamin).
3. Diperoleh melalui metode ilmiah Pendekatan yang digunakan berdasarkan langkah-
langkah dalam metode ilmiah (penjelasan lebih lanjut dapat dilihat dalam pembahasan
tentang metode sains).
b. Memenuhi Metode Ilmiah: Mekanisme Stimulus-Respons

Gambar. 1.2 Mekanisme stimulus respon pada kajian ilmu


1. Stimulus

8
a. Masalah: Fakta/empiris yang dapat diamati dan diukur berdasarkan hasil suatu
pengamatan yang cermat dan teliti.
b. Perumusan masalah penelitian: Masalah yang sudah ditemukan kemudian dirumuskan
dalam suatu masalah penelitian, perumusan masalah. Di dalam penelitian dituliskan
sebagai pertanyaan penelitian
2. Logika
a. Kajian teoretis/konseptual Misalnya dalam ilmu keperawatan, sakit pada manusia
disebabkan oleh ketidakmampuan manusia untuk beradaptasi yang melibatkan unsur fisik,
psikis, dan sosial yang merupakan perwujudan terimplikasi adanya integrasi satu dengan
yang lain. Objek utama dalam ilmu keperawatan, yaitu:
(1) Manusia (individu yang mendapatkan asuhan keperawatan),
(2) Konsep lingkungan,
(3) Konsep sehat, dan
(4) Keperawatan.

(1). Stimulus/Intervensi Keperawatan

Stimulus yang diberikan perawat berupa intervensi/asuhan keperawatan dalam meningkatkan


respons adaptasi berhubungan dengan empat mode respons adaptasi. Kegiatan yang dilaksanakan
meliputi:

1. Membantu memenuhi kebutuhan klien dengan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan


fisiologis dan ketergantungan.
2. Memperlakukan klien secara manusiawi.
3. Melaksanakan komunikasi terapeutik.
4. Mengembangkan hubungan terapeutik.

(2). Konsep Lingkungan

Lingkungan merupakan semua kondisi internal dan eksternal yang memengaruhi dan berakibat
terhadap perkembangan dan perilaku seseorang atau kelompok. Lingkungan internal adalah
keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosional, dan
kepribadian) serta proses pemicu stres biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam
tubuh individu. Lingkungan eksternal dapat berupa keadaan/faktor fisik, kimiawi, ataupun
psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman.

9
(3). Konsep Sehat

Sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya menjadikan dirinya terintegrasi secara
keseluruhan, fisik, mental, dan sosial. Integritas adaptasi individu dimanifestasikan oleh
kemampuan individu untuk memenuhi tujuan dalam mempertahankan pertumbuhan dan
reproduksi. Sakit adalah suatu keadaan ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap
rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit dipersepsikan
secara berbeda-beda oleh individu. Kemampuan seseorang dalam beradaptasi (koping)
bergantung dari latar belakang individu tersebut dalam mengartikan dan mempersepsikan
sehat/sakit, misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, budaya, dan lain-lain.

(4). Keperawatan

Keperawatan adalah model pelayanan profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar yang
diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, sosial
agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuan dasar dapat
berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan
melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu.

(b). Perumusan hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu pertanyaan atau tujuan penelitian.
Syarat hipotesis yang baik adalah:

1. Berupa pernyataan.
2. Layak uji.
3. Berdasarkan teori/konsep.
4. Adanya hubungan antarvariabel (proposisi antara konsep adaptasi dan kinerja).

(c). Identifikasi dan operasionalisasi variabel

Berikut ini merupakan contoh dalam penjelasan variabel dan definisi operasional ilmu
keperawatan (adaptasi).

10
11
(d). Penyusunan penelitian

Noneksperimental (bersifat observasi) dan eksperimental: True-eksperimental; quasy –


eksperimental; pre-eksperimental. Contoh rancangan quasy-eksperimental: Peran teori adaptasi
terhadap perbaikan kinerja perawat.

Gambar 1.3 Diagram quasy eksperimental

12
1. Respons
Respons dalam kajian ilmiah dapat digolongkan sebagai berikut.
a. Penyusunan instrumen penelitian (validitas dan reliabilitas).
b. Melakukan sampling (randomisasi) dan estimasi ukuran sampel.
c. Analisis data dan pengujian hipotesis (regresi).
d. Mengambil kesimpulan dan memberikan saran

DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. 2011. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Alligood, MR, & Tomey, AM, 2006, Nursing theorists and their work, 7th ed. Missouri: Mosby.

Babbie, E. 1999. The Basics of Social Research. Belmont: Wadsworth Pub. Co.

Nursalam. 2002. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

Nursalam & Kurniawati, ND. 2007. Asuhan Keperawatan Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta:
Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Polit DF & Back, CT. 2012. Nursing Research. Generating and Assessing Evidence for Nursing
Practice. 9th ed. Philadelphia: JB. Lippincott.

Polit, D.E. dan B.P. Hungler. 1993. Essential of Nursing Research. Methods, Appraisal, and
Utilization. 3rd ed. Philadelphia: J.B. Lippincott Co.

Putera, S.T. 2010. Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair.

Sastroasmoro, S. dan S. Ismail. 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa
Aksara.

Soeparto, O., S.T. Putra, dan Haryanto. 2000. Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya: GRAMIK dan
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

13
2
POKOK BAHASAN
MASALAH PENELITIAN

MASALAH

Masalah penelitian merupakan langkah awal yang harus dipikirkan dan disusun berdasarkan suatu
fakta empiris di lapangan. Pada tahap awal pelaksanaan penelitian, kegiatan yang perlu dilakukan
adalah memahami konsep masalah berdasarkan kajian kepustakaan yang dapat dipercaya.
Kegiatan tersebut meliputi berpikir, membaca teori, dan review dengan teman sejawat dan
pembimbing. Selama tahap ini, seorang peneliti perlu memahami pelaksanaan deductive
reasoning dan memilih topik yang diminati dari hasil riset yang telah dilaksanakan orang lain.

Gambar. 2.1 Bagan alur pikir ilmiah sekonsep (Soeparto, Putra, Haryanto, 2000)

Masalah penelitian adalah suatu kondisi yang memerlukan pemecahan atau alternatif pemecahan.
Baik buruknya suatu penelitian sangat ditentukan oleh masalah penelitian (research problem)
(Polit & Hungler, 1999). Masalah penelitian biasanya didapat dari topik yang secara luas

14
berhubungan dengan keperawatan. Mengingat dalam topik sudah terdapat suatu masalah, maka
dalam melakukan identifikasi masalah hendaknya tidak keluar dari area masalah yang telah
dicantumkan dalam topik. Masalah penelitian diupayakan yang orisinil, mempunyai kontribusi
terhadap perkembangan ilmu, urgensi dan baru.

Menyeleksi Masalah Riset Keperawatan Saat memilih masalah penelitian keperawatan, peneliti
dituntut untuk menguasai lingkup masalah dan konsep keperawatan. Gambar berikut ini
menjelaskan alur pikir tentang langkah-langkah memilih masalah penelitian keperawatan.

Penentuan masalah riset keperawatan (Nursalam, 2002 & Nursalam, 2008)

Keterangan:

Alur perumusan masalah penelitian keperawatan tersebut berdasar pada masalah-masalah


keperawatan yang berasal dari diagnosis keperawatan, yang terdiri atas rumus PES. P (problem)
adalah respons/masalah yang dirasakan oleh klien, baik fisik, psikis, maupun sosio-spiritual.
Dalam menentukan P, merujuklah pada masalah keperawatan yang dikemukakan oleh North
American Nurses Diagnosis (NANDA), sebagai acuan penentuan masalah keperawatan di dunia.
E (Etiology) adalah penyebab dari masalah, dapat berupa patofisiologi suatu penyakit, situasi
lingkungan atau tempat tinggal. S (Sign & Symptoms) adalah tanda dan gejala yang biasanya
memberikan kontribusi terhadap timbulnya masalah. Keterangan tersebut dapat dianalogikan,
bahwa PES dapat dipergunakan sebagai suatu variabel penelitian, yaitu P sebagai variabel

15
dependen; E sebagai variabel independen; dan S dapat berperan sebagai variabel independen,
dependen, moderator, atau variabel lainnya.

Sedangkan syarat masalah riset keperawatan, menurut Sastroasmoro dan Ismail (1995), harus
mengandung unsur = FINER

F = Bisa dijalankan (FEASIBLE)

 Tersedia subjek penelitian


 Tersedia dana
 Tersedia waktu, alat, dan keahlian

I = Menarik (INTERESTING)

 Masalah hendaknya menarik untuk diteliti

N = Hal baru (NOVEL)

 Membantah atau mengonfirmasikan penemuan terdahulu


 Melengkapi dan mengembangkan hasil penelitian terdahulu
 Menemukan sesuatu yang baru

E = Etika (ETHICAL)

 Tidak bertentangan dengan etika, khususnya etika keperawatan

R = Relevan (RELEVANT)

 Bermanfaat bagi perkembangan IPTEK


 Dapat digunakan untuk meningkatkan asuhan keperawatan dan kebijaksanaan kesehatan
 Sebagai dasar penelitian selanjutnya Contoh lingkup riset keperawatan terlampir (diambil
dari hasil riset peneliti dan mahasiswa)

Lingkup Masalah Penelitian

Keperawatan menurut Nursalam (2002) Prioritas/lingkup riset keperawatan berdasarkan


kelompok ilmu keperawatan dikembangkan menjadi:

 Prioritas kesehatan dan pencegahan penyakit pada masyarakat


 Pencegahan perilaku dan lingkungan yang berakibat buruk pada masalah kesehatan
 Menguji model praktik keperawatan di komunitas.
 Menentukan efektivitas intervensi keperawatan pada infeksi HIV-AIDS.
 Mengkaji pendekatan yang efektif pada gangguan perilaku.

16
 Evaluasi intervensi keperawatan yang efektif pada penyakit kronis.
 Identifikasi faktor-faktor bioperilaku yang berhubungan dengan kemampuan koping.
 Mendokumentasikan efektivitas pelayanan kesehatan/keperawatan.
 Mengembangkan masalah dan metodologi riset pelayanan kesehatan/keperawatan.
 Menentukan efektivitas biaya perawatan klien.

Kajian Masalah/Sumber Masalah Penelitian Keperawatan

Masalah riset bisa didapatkan dari berbagai sumber. Akan tetapi pemilihan sumber harus selektif,
aktif, dan imajinatif dalam penggunaannya.

Praktik keperawatan

Praktik keperawatan harus berdasarkan pada ilmu yang diperoleh dari suatu hasil penelitian,
karena praktik tersebut sangat penting untuk mengetahui sumber permasalahan (Polit & Back,
2012). Permasalahan atau topik riset dapat diperoleh dari observasi klinik (perilaku klien dan
keluarga dalam situasi krisis dan bagaimana perawat mengatasi masalah tersebut; review status
klien; proses keperawatan; dan prosedur atau tindakan perawatan yang mungkin menimbulkan
masalah atau pertanyaan dalam pelaksanaannya). Misalnya, prosedur apakah yang bisa diberikan
dalam perawatan mulut pada klien kanker mulut atau klien dengan pemasangan endotrakeal?
Tindakan efektif apakah yang dilakukan untuk mengobati luka? Tindakan keperawatan apakah
yang berhubungan dengan komunikasi klien dengan stroke? Apakah dampak kunjungan rumah
dan pelaksanaannya setelah klien pulang dari rumah sakit? Beberapa mahasiswa perawat dan
perawat mengumpulkan suatu jurnal atau data mengenai permasalahan yang berhubungan dengan
pengalaman praktiknya (Burns & Grove, 1999). Mereka mencatat pengalaman, ide, dan
observasinya dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Analisis dalam hal tersebut sering kali
membantu penyusunan suatu pola dalam mengidentifikasi peran perawat. Mengapa pemberian
asuhan keperawatan pada emosional dan spiritual klien lebih sedikit dibandingkan dengan
perawatan fisik? Apakah anggota keluarga perlu dilibatkan atau tidak dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada klien?

RUMUSAN MASALAH ATAU PERTANYAAN PENELITIAN

Burns dan Grove (1999) mengemukakan lima pertanyaan yang perlu dijawab sebelum
merumuskan masalah penelitian:

17
 Apa yang salah atau yang perlu diperhatikan pada situasi ini?;
 Di mana letak kesenjangannya?;
 Informasi apa yang dibutuhkan untuk mencari masalah ini?;
 Perlukah melakukan tindakan pelayanan di klinik?; dan
 Perubahan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut?

Sedangkan menurut Polit dan Hungler (1993) pertanyaan yang perlu dijawab sebelum
merumuskan masalah penelitian:

 Apakah pertanyaan penelitian ini berhubungan dengan teori atau praktik? (substansi);
 Bagaimana pertanyaan akan bisa dijawab? (metodologis);
 Apakah tersedia sarana dan prasarana yang memadai (practical dimensions); dan
 Dapatkah pertanyaan ini dijelaskan secara konsisten yang berdasarkan pada isu etik?
(ethical dimensions). Riset keperawatan terutama ditujukan pada masalah-masalah
keperawatan di klinik dan komunitas atau keluarga (misalnya, sesuai 11 pola fungsi
kesehatan dari Gordon; 9 pola respons kesehatan dari NANDA; dan lain-lain); masalah
keperawatan pada bidang pendidikan; dan masalah pada sistem pelayanan kesehatan lain
(Nursalam, 2008). Pertanyaan suatu penelitian adalah suatu pernyataan yang singkat, jelas,
dan interogatif, yang ditulis dalam bentuk saat sekarang dan melibatkan satu atau lebih
variabel. Pertanyaan penelitian berguna untuk menjelaskan suatu variabel, menguji
hubungan antarvariabel, dan menentukan perbedaan antara dua atau lebih kelompok
sehubungan dengan variabel tertentu.
Contoh:
1. Bagaimana peran orang tua dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir?
(deskriptif)
2. Adakah hubungan antara variabel x dan variabel y? (crossectional: asosiasi/ korelasi)
3. Adakah pengaruh pemberian terapi bermain pada anak prasekolah selama masuk
rumah sakit terhadap penerimaan selama tindakan invasif? (pengaruh– experiment)

Faktor-faktor yang Mendasari Perumusan Masalah

Penyusunan rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada pemahaman yang dimiliki
peneliti tentang masalah yang ada dan berkembang saat itu. Hal-hal yang harus
diperhatikan oleh peneliti meliputi faktor-faktor tersebut di bawah ini;

 Mendefinisikan permasalahan/topik (fakta empiris—induktif)


Seorang peneliti biasanya memulai pencarian topik secara umum, misalnya asuhan
keperawatan (askep) klien dengan nyeri, pola komunikasi keluarga pada perawatan

18
klien lanjut usia (lansia), atau asuhan keperawatan klien dengan inkontinensia
urine? Kemudian timbul suatu pertanyaan: Mengapa perlu dilakukan tindakan?
Apa yang akan terjadi seandainya diberikan tindakan? atau Ciri-ciri khas apakah
yang ada hubungannya dengan masalah tersebut?
 Mulai mencari sumber kepustakaan (kajian teori—deduksi)
Kepustakaan dapat memberikan gambaran kepada seorang peneliti pemula
terhadap suatu topik yang diminati. Dengan melakukan kajian masalah, peneliti
akan mampu mengidentifikasi apa yang sudah diketahui dan belum diketahui pada
suatu topik. Perbedaan pendapat akan membantu penentuan permasalahan di masa
mendatang.
Teori merupakan sumber yang sangat penting dalam mendapatkan suatu
permasalahan karena disusun berdasarkan ide atau gambaran situasi sekarang dan
bersifat nyata serta telah dilakukan suatu pengujian mengenai kebenarannya.
Permasalahan/topik dapat disusun untuk menjelaskan tentang konsep, misalnya
teori perawatan diri dari Orem.
Replikasi meliputi suatu prosedur atau pengulangan riset untuk
menentukan apakah hasil penemuan akan sama atau berbeda. Beberapa peneliti
melakukan replikasi pada penelitiannya karena mereka setuju dengan penemuan
tersebut dan ingin menguji apa yang akan terjadi jika penelitian tersebut
dilaksanakan pada desain, tempat, dan subjek yang berbeda.
Berikut ini adalah contoh penyusunan rumusan masalah berdasarkan kajian
teori, dimulai adanya suatu ide/pendapat yang ada pada pikiran peneliti.
 Interaksi antarteman sejawat atau anggota tim Interaksi dengan peneliti atau
anggota tim sangat bermanfaat untuk menentukan permasalahan penelitian.
Seorang peneliti yang berpengalaman memberikan pengalamannya kepada pemula
ataupun seorang dosen memberikan pengalaman

19
20
kepada mahasiswanya dalam menyeleksi dan menyusun suatu permasalahan. Jika
memungkinkan, seorang mahasiswa melakukan penelitian pada topik yang sama dengan
dosennya. Dosen dapat memberikan keahliannya berhubungan dengan program penelitian dan
mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuannya pada topik tertentu (Polit & Back, 2012). Tipe
hubungan ini bisa dikembangkan antara ahli peneliti dengan perawat di rumah sakit ataupun klinik

 Layak dijabarkan (feasibility) Kelayakan suatu penelitian untuk dilakukan ditentukan oleh
berbagai pertimbangan, yaitu
(1) waktu;
(2) dana;
(3) keahlian peneliti;
(4) tersedianya responsden;
(5) fasilitas dan alat;
(6) kerja sama dengan tim lain; dan
(7) pertimbangan etika (Nursalam, 2008).

1) Waktu

Suatu penelitian sering kali memerlukan waktu yang lebih lama dari yang telah ditentukan,
sehingga menjadi kendala bagi semua peneliti terutama peneliti pemula untuk memperkirakan
waktu yang diperlukan. Pertimbangan perkiraan penentuan waktu dapat ditentukan oleh berbagai
faktor:

a. Tipe responsden yang diperlukan


b. Jumlah dan kompleksnya variabel yang akan digunakan
c. Metode pengukuran variabel (apakah instrumen sudah tersedia ataukah harus
mengembangkan sendiri)
d. Metode pengumpulan data
e. Proses analisis data Seorang peneliti sering memperkirakan waktu yang diperlukan tiap
selesainya tahap proses penelitian.
2) Dana

Perumusan masalah dan tujuan yang dipilih sangat dipengaruhi oleh alokasi dana yang tersedia.
Potensial sumber dana harus dipertimbangkan pada saat penyusunan masalah atau tujuan. Untuk
memperkirakan dana yang diperlukan, beberapa pertanyaan berikut ini perlu dipertimbangkan:

a. Literatur: Apakah akan diperlukan komputer, fotokopi artikel, atau pembelian buku?
b. Subjek: Apakah subjek/responsden perlu diberi biaya dalam partisipasinya?

21
c. Peralatan: Alat-alat apakah yang diperlukan untuk penelitian? Apakah alat-alat tersebut
bisa diperoleh dengan cara meminjam, menyewa, membeli, ataukah disediakan oleh
donatur? Apakah bisa menggunakan alat-alat yang tersedia, ataukah perlu
membangun/membuat sendiri? Berapakah biaya untuk pengukuran instrumen?
d. Personel: Apakah asisten/konsultan perlu diberikan biaya pengetikan dan analisis data?
e. Komputer: Apakah pemakaian komputer diperlukan saat menganalisis data? Jika ya,
berapa biaya yang diperlukan?
f. Transportasi: Berapa biaya transportasi uuntuk melakukan penelitian dan menyajikan
hasil?
g. Pendukung: Apakah akan diperlukan alat-alat seperti amplop, prangko, pena, kertas, dan
fotokopi? Apakah perlu biaya telpon untuk jarak jauh (interlokal)?

3) Keahlian peneliti

Permasalahan/topik dan tujuan penelitian harus diseleksi berdasarkan kemampuan


peneliti. Hal ini biasanya menuntut seorang peneliti untuk memahami suatu proses penelitian baru
kemudian melakukan penelitian berdasarkan pengalamannya. Memilih permasalahan yang sulit
dan kompleks akan mengakibatkan frustrasi bagi peneliti pemula.

4) Ketersediaan Responsden

Dalam menentukan suatu tujuan penelitian, yang perlu dipertimbangkan adalah tipe dan
jumlah responsden yang diperlukan. Sampel biasanya sulit jika penelitian meliputi populasi yang
unik dan jarang. Misalnya quadriplegic yang hidup sendirian. Semakin spesifik suatu populasi,
semakin sulit mendapatkannya. Dana dan waktu yang tersedia akan berakibat terhadap responsden
yang dipilih. Dengan keterbatasan waktu dan dana, seorang peneliti perlu menentukan responsden
yang tersedia yang tidak memerlukan biaya (upah).

5) Ketersediaan fasilitas dan peralatan

Peneliti perlu mempertimbangkan apakah riset memerlukan fasilitas tertentu. Apakah


ruangan khusus diperlukan untuk program pendidikan, wawancara, atau observasi? Jika riset
dilaksanakan di rumah sakit, klinik, atau sekolah perawat, apakah diperlukan seorang agen?
Tindakan atau tes di laboratorium akan sangat mahal dan mungkin membutuhkan dana dari
sumber lain. Riset perawatan biasanya dilaksanakan di rumah sakit, klinik, rumah klien, dan
tempat lainnya.

6) Kerja sama dengan tim lain

22
Suatu penelitian tidak akan dapat berjalan dengan lancar tanpa kerja sama dengan tim yang
lain. Hampir semua riset keperawatan melibatkan subjek manusia dan dilaksanakan di rumah
sakit, klinik, sekolah perawat, kantor, atau rumah. Adanya hubungan yang baik dengan individu
di tempat penelitian akan sangat membantu. Orang sering berharap dapat terlibat dalam suatu
penelitian jika permasalahan dan tujuan penelitian ada hubungannya dengan permasalahan yang
ada atau mereka tertarik secara individu terhadap permasalahannya. Misalnya seorang perawat di
rumah sakit mungkin tertarik dengan penelitian yang ada hubungannya dengan efektivitas
penggunaan biaya institusi terhadap program kesejahteraan perawat.

7) Pertimbangan etika

Tujuan suatu penelitian harus etis, dalam arti hak responsden dan yang lainnya dilindungi.
Jika suatu tujuan penelitian akan berakibat jelek terhadap hak reponden, maka penelitian tersebut
harus dievaluasi ulang dan mungkin harus dihindari

KARAKTERISTIK MASALAH YANG BAIK

1. Masalah yang diambil benar-benar menarik

2. Pemecahan masalah harus bermanfaat bagi orang-orang yang berkepentingan di dalam


bidangnya

3. Masalah tersebut merupakan sesuatu yang baru

4. Masalah yang baik mengundang rancangan yang lebih komplek

5. Masalah tersebut dapat diselesaikan dalam suatu penelitian sesuai dengan waktu yang
diinginkan

6. Masalah tidak bertentangan dengan moral

CARA MENDAPATKAN SUATU MASALAH

1. Banyak melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan & fenomena kesehatan dengan


cermat dan jeli
2. Membangun sikap kritis dan skeptis yang sehat sehingga selalu mengajukan pertanyaan
mengapa, kenapa, apa sebabnya, dan sebagainya

3. Membaca publikasi ilmiah dibidang kesehatan baik jurnal, laporan berkala yang terbitan atau
di internet

4. Memaparkan diri pada stimulasi dan iklim ilmiah misalnya hadir dalam diskusi, sarasehan
kesehatan

23
Sesuatu atau fenomena dapat disebut masalah yang cukup bermakna atau signifikan :

1. Bila ada waktu tertentu (kejadian atau fenomena terjadi dalam batas waktu tertentu)

2. Berhubungan dengan masalah yang praktis

3. Berhubungan dengan populasi yang secara luas

4. Dapat mengisi kesenjangan yang terjadi sehingga menjawab atau memecahkan persoalan yang
ada

5. Dapat digeneralisasikan dan dimanfaatkan hasilnya

6. Mempertajam definisi suatu konsep atau hubungan

7. Mempunyai banyak implikasi pada masalah praktis yang luas

8. Dapat memberikan kreasi untuk menyusun instrumen untuk observasi dan analisis

9. Memberikan kesempatan untuk pengumpulan data 10. Memberikan kemungkinan untuk


eksplorasi

PENULISAN RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang baik sebaiknya ditulis dengan :

1. Kata-kata sederhana, jelas , konkrit dan lugas

2. Mengungkapkan kedudukan masalah dan kaitan dengan teori

3. Mengungkapkan kekhususan masalah disbanding denga teori yang ada

4. Mengungkapkan hubungan fungsional antara variable-variabel yang terdapat didalam masalah

5. Menggambarkan latar belakang penelitian, teori yang mendasari dan asuimsi yang
melatarbelakangi analisis masalah

Contoh rumusan masalah :

Apakah ada perbedaan antara siswa SMTA se-Padangsidimpuan yang merokok dan yang tidak
merokok dalam prestasi akademiknya pada tahun 2014. Sumber masalah dalam penelitian
kesehatan Telah di kemukakan diatas bahwa penelitian kesehatan adalah penelitian yang
diaplikasikan dalam bidang kesehatan.Karena itu permasalahan yang dapat diangkat dalam bidang

24
kesehatan bersumber dari aplikasi dan teori kesehatan. Salah satu teori yang dapat diangkat dan
merupakan sumber masalah dalam penelitian kesehatan adalah teori HL Blum, yang menyatakan
untuk mencapai status kesehatan yang optimal dipegaruhi oleh Perilaku masyarakat, Lingkungan,
Sarana Kesehatan dan Factor keturunan ( genetika ) manusia.

a.Perilaku masyarakat :

 Pengetahuan masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah


 Pengetahuan masyarakat tentang gizi yang seimbang
 Pengetahuan masyarakat tentang factor penyebab perekembangan penyakit menular
atauapun non menular
 Sikap masyarakat terhadap orang yang terinfeksi HIV
 Sikap dan persepsi masyarakat terhadap imunisasi bayi
 praktek masyarakat dalam melakukan pencegahan perkembangan penyakit
 Praktek masyarakat dalam pengelolaan sampah

b.Lingkungan ( fisik, sosial dan biologi )

 Kondisi perumahan
 Kondisi lingkungan kerja dan alat kerja
 Penerimaan dan aspek pergaulan antar manusia
 Kebersihan lingkungan dan persampahan.
 Manajemen lingkungan perkotaan
 Pencemaran lingkungan
 Kesehatan veteriner
c. Sarana Kesehatan
 Kebijakan dan program kesehatan
 Manajemen sarana kesehatan
 Konsumen Kesehatan
 Pelayanan kesehatan
 Metode dan teknologi kesehatan
 Institusi pendukung dalam system kesehatan

PENULISAN JUDUL PENELITIAN

Dalam penelitian masalah yang ingin dipecahkan di tulis dalam perumusan masalah. sedangkan
untuk menggambarkan seluruh kegiatan penelitian terdapat pada judul penelitian, karena itu

25
biasanya antara rumusan masalah dan judul penelitian hampir sama. Hal ini wajar karena semua
penelitian selalu berangkat dari permasalahan yang ada, sehinga pengambaran penelitian itupun
akan selalu mencantumkan permasalahan yang akan dipecahkan. Fungsi judul dalam penelitian
adalah :

1. Judul merupakan format kesimpulan ( summary form ), isi dari seluruh penyelidikan

2. Judul merupakan kerangka referensi ( frame of reference ) untuk keseluruhan penelitian

3. Judul merupakan milik peneliti dan oleh karenanya dapat diklaim

4. Judul memungkinkan peneliti-peneliti lain ( sebagai referensi ) untuk kemungkinan mensurvey


teori

Mengingat fungsi diatas judul sebaiknya ditulis dengan jelas dan spesifik. Konsep utama harus
dimasukkan demikian juga variable-variabel yang akan dimasukkan. Jika terlalu banyak variable,
maka dipilih istilah yang dapat merangkum seluruh variable tersebut. Dibawah ini disajikan
beberapa contoh judul yang sebelum diperbaiki dan setelah diperbaiki.

DAFTAR PUSTAKA

1. Yusuf, S.F. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Darmais Press :


Padangsidimpuan
2. Adib, M. 2011. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
3. Alligood, MR, & Tomey, AM, 2006, Nursing theorists and their work, 7th ed.
Missouri: Mosby.
4. Babbie, E. 1999. The Basics of Social Research. Belmont: Wadsworth Pub. Co.
5. Nursalam. 2002. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta:
Sagung Seto.
6. Nursalam & Kurniawati, ND. 2007. Asuhan Keperawatan Pasien Terinfeksi
HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika.
7. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
8. Polit DF & Back, CT. 2012. Nursing Research. Generating and Assessing
Evidence for Nursing Practice. 9th ed. Philadelphia: JB. Lippincott.
9. Polit, D.E. dan B.P. Hungler. 1993. Essential of Nursing Research. Methods,
Appraisal, and Utilization. 3rd ed. Philadelphia: J.B. Lippincott Co.

26
10. Putera, S.T. 2010. Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya: Pusat Penerbitan dan
Percetakan Unair.
11. Sastroasmoro, S. dan S. Ismail. 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: Binarupa Aksara.
12. Soeparto, O., S.T. Putra, dan Haryanto. 2000. Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya:
GRAMIK dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

27

Anda mungkin juga menyukai