Anda di halaman 1dari 11

Nama : Setyo Aji Wibowo

NIM : 2020017154
Kelas : 3A4 Akuntansi
Mata kuliah : Akuntansi Perbankan

Akuntansi Modal Bank dan Pinjaman yang Diterima


A. Akuntansi Modal Bank
 Pengertian Akuntansi Modal Bank
Bank didirikan untuk jangka waktu tak terbatas, artinya manajemen bank akan
berusaha untuk menjaga keberlangsungan operasi bank. Untuk dapat mempertahankan
dan mengembangkan lembaga perbankan diperlukan daya saing yang memadai. Untuk
bersaing sebuah bank harus bekerja pada tingkat efisiensi yang tinggi dan mampu
mengelola risiko, mampu menciptakan mengembangkan system dan prosedur pelayanan,
serta system informasi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan operasional bank
serta memiliki modal yang cukup dan sehat sebagai penggerak aktivitas.
Lantas apa yang dimaksud modal bank? Pengertian dan definisi tentang modal bank
cukup beragam, namun sebenarnya yang dimaksud modai bank adalah dana yang
diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan
untuk membiayai kegiatan usaha bank di samping untuk memenuhi regulasi yang
ditetapkan oleh otoritas moneter. Menurut Peraturan Bank Indonesia no.7/15/PBI/2004
yang disempurnakan dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 91 16/P81/2007 mengenai
modal Inti Minimum Bank Umum bahwa bank umum wajib memenuhi jumlah Modal
Inti paling kurang sebesar Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh miliar rupiah) pada
tanggal 31 Desember 2007. Bank Umum yang telah memenuhi jumlah Modal Inti ini,
selanjutnya wajib memenuhi jumlah Modal Inti paling kurang sebesar
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) pada tanggal 31 Desember 2010.
Sedangkan untuk persyaratan Modal Bank Perkreditan Rakyat yang wajib disetor adalah :
a. Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), bagi BPR yang didirikan di wilayah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
b. Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah), bagi BPR yang didirikan di ibukota
provinsi di pulau Jawa dan Bali dan di wilayah kabupaten atau kota Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi;
c. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), bagi BPR yang didirikan di ibukota
provinsi di luar pulau Jawa dan Bali dan di wilayah pulau Jawa dan Bali diluar
wilayah sebagaimana disebut dalam huruf a dan huruf b;
d. Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), bagi BPR yang didirikan di wilayah
lain di luar wilayah sebagaimana disebut dalam huruf a, huruf b, dan hurui 6.
Perlu diketahui bahwa modal disetor bagi BPR yang berbentuk hukum koperasi
adalah simpanan pokok, simpanan wajib, dan hibah sebagaimana diatur dalam
Undang. Undang tentang perkoperasian. Paling sedikit 50% (lima puluh per seratus)
dari modal disetor BPR wajib digunakan untuk modal kerja.
Ketentuan jumlah modal inti minimum di bank umum maupun inodal diseto di
BPR bisa berbeda, namun untuk rasio kecukupan modal adalah 8% dari Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko baik di BPR inaupun Bank Umum. Dalam
perkembangannya, rasio kecukupan modal di bank umuni harus memperhitungkan
risiko pasar. Oleh karena itu dalam bab ini akan dibahas jenis modal dan
akuntansinya, kemudian dilanjutkan teknis perhitungan rasio kecukupan modal baik
di BPR maupun bank umum.
 Klasifikasi Modal Bank
Pembagian jenis modal bank di Indonesia dapat diklasifikasikan sesuai Standard
Bank For International Settlements, yaitu :
a. Modal Inti
Modal inti terdiri dari modal disetor, modal sumbangan, cadangan-cadangan
yang dibentuk dari laba setelah pajak dan laba yang diperoleh setelah
diperhitungkan pajak.
a) Modal inti yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya.
b) Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan
saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual
apabila sahara tersebut dijual. Modal ini sering disebut modal donasi.
c) Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba
yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan
mendapat persetujuan can rapat umum pemegang saham.
d) Cadangan tujuan, yaitu bagian laba yang dikurangi pajak yang
disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat
umum pemegang saham.
e) Laba ditahan dimaksudkan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi
pajak yang oleh rapat umum pemegang saham diputuskan untuk tidak
dibagikan.
f) Laba tahun lalu adalah laba tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak
yang belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang
saham.
g) Laba tahun berjalan setelah dikurangi dengan taksiran hutang pajak.
Laba tahun berjalan ini hanya diperhitungkan sebagai modal inti
sebesar 50%.
Modal inti merupakan modal yang disetor para pemilik bank dan
modal yar is berasal dari cadangan yang dibentuk ditambah dengan laba
yang ditahan. Por si terbesar modal inti terletak pada modal saham yang
disetor. Sedangkan selebihnya sangat tergantung laba yang diperoleh dan
kebijakan Rapat Umum Pemegang Saham.
Untuk modal disetor berupa saham biasa. Pemegang saham biasa
memiliki hak suara, sehingga dapat mengendalikan manajemen bank. Pada
saham preferen, pemegangnya tidak mempunyai hak suara namun
pembagian dividennya akan diciahulukan sebelum membayar dividen
saham biasa.
Pencatatan modal saham dilakukan sebesar harga nominal. Selisih
harga saham di atas nilai nominal dicatat sebagai agio saham. Selisih
harga saham di bawah nilai noininal dicatat sebagai disagio saham. Agio
saham akan diamortisasi setiap akhir periode dan disagio saham akan
diakumulasi setiap akhir periode.
Harga saham atau nilai modal disetor (paid in capital) merupakan total
yang dibayar oleh pemegang saham kepada bank emiten untuk ditukarkan
dengan saham preferan atau saham biasa. Nilai modal disetor merupakan
penjumlahan nilai nominal ditambah dengan agio saham atau nilai
nominal dikurangi disagio saham. Sedangkan nilai nominal merupakan
nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Nilai
nominal ditentukan berkaitan dengan kepentingan hukum, misalnya untuk
proteksi terhadap kreditur. Dalam hal bank emiten menerbitkan saham
biasa dan saham preteren, maka penyajian dalam neraca saham preferen
harus didahulukan.
Bank yang mengeiuarkan saham sering menerima pesanan saham dari
calon investor. Saham yang dijual secara pesanan harus diserahkan setelah
dilunasi seluruhnya. Perlakuan akuntansi untuk pemesanan saham adalah
emiten akan mendebit piutang pemesan saham dan mengkredit modal
saham yang dipesan. Dalam hal pemesan tidak melunasi sisa pembayaran
saham, maka emiten da pat mengembalikan jumlah pembayaran
sebelumnya, atau dijadikan hak milik emiten (bila ada perjanjian) dan
dimasukkan sebagai komponen tambahan modal dengan perkiraan
tambahan modal pembatalan pemesanan saham. Cara lain untuk nenalag
ini adalah dengan mengeluarkan saham yang jumlahnya sama dengan
jurnt ut pembayaran yang telah diterima. Alternatif-alternatif ini dilakukan
berdasarkan perjanjian yang telah disepakati antara emiten dengan calon
pemodal.
 Pembelian Kembali Saham
Struktur modal bank menjadi pertimbangan penting bagi
pemilik lama, oleh karena itu pembelian kembali saham yang lelah
beredar dapat dilakukan dalam kerangka untuk mempertahankan
struktur kepemilikan, menghindari hostile takeover, memenuhi tuntutan
regulasi atau untuk mengimbangi penurunan skala operasi bank yang
semakin menurun sehingga tidak perlu modal besar, Saham yang dibeli
kembali disebut saham treasuri.
Perlakuan akuntansi untuk saham treasuri terdiri dari dua
macam. Yang pertama dicatat berdasarkan harga perolehan dan cara
lain saham dicatat sebesar harga nominal. Selisih antara jumlah yang
dibayarkan pada saat perolehan kembali dengan jumlah yang diterima
pada saat pengeluaran saham tidak diakui sebagai laba atau rugi suatu
bank. Oleh karena itu saham treasuri tidak boleh diperlakukan sebagai
aktiva bank, namun hanya sebagai pengurang terhadap modal saham.
Saham yang diperoleh kembali yang dicatat sebesar harga
perolehan, maka pada saat dijual kembali juga dicatat atau dikreditkan
sebesar harga perolehannya. Bila pembelian saham treasuri dilakukan
lebih dari satu kali, maka dapat digunakan Metode Masuk Terakhir
Keluar Pertama (MTKP) dan disajikan sebagai pengurang modal
saham. Selisih harga jual kembali dengan harga perolehannya
diperlakukan sebagai tambahan modal, sebaliknya bila harga jual
kembali lebih rendah dari harga perolehannya maka selisihnya
diperlakukan sebagai pengurang modal, dalam hal ini dibebankan pada
rekening tambahan modal untuk saham treasuri. Bila saldo tambahan
modal saham treasuri tidak mencukupi untuk menanggung kerugian
penjualan sahani treasuri, maka selanjutnya bisa dibebankan pada laba
ditahan.
Bagaimana bila pencatatan didasarkan pada harga nominal?
Pada metode ini saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar harga
nominal dan disajikan sebagai pengurang terhadap modal saham. Bila
harga perolehan kembali saham treasuri senula dikeluarkan dengan
harga di atas harga nominal (harga pari), maka harus didebit agio
saham. Kalau jumlah yang dibayarkan lebih besar daripada pada saat
pengeluaran saham, maka bank dapat mendebet rekening laba ditahan,
sebaliknya bila yang dibayarkan lebih kecil daripada saat pengeluaran
saham maka dikreditkan ke rekening tambahan modal-saham treasuri.
 Penarikan Kembali Saham Treasuri
Saham treasuri yang ditarik kembali, berarti saham tersebut
tidak akan diedarkan kembali. Perlakuan akuntansi untuk saham
treasurt yang ditarik tergantung metode pencatatan sebelumnya. Bila
berdasarkan harga perolehan, sebagaimana kita perhatikan sebelumnya
bahwa bank tidak mengakui kenaikan ataupun penurunan modal dari
saham treasuri yang diperoleh, maka kenaikan atau penurunan saham
treasuri harus diakui pada saat saham tersebut ditarik kembali. Kalau
sebelumnya diketahui bahwa harga perolehan saham treasuri lebih kecil
daripada harga saham ketika emisi maka kenaikan ini dicatat dengan
mengkredit rekening tambahan modalsaham treasuri. Bila terjadi
sebaliknya, maka bank dapat inendebet rekening tambahan modal (agio
saham) atau laba ditahan.
Bagaimana kalau pencatatannya didasarkan pada harga nominal.
Bila ini yang menjadi dasar, maka bank telah mengakui kenaikan atau
penurunannya, sehingga pada saat penarikan tidak perlu mengakui
selisih atau kenaikan/penurunan tersebut.
b. Modal Pelengkap
Modal pelengkap terdiri dari atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak
berasal dari laba, modal pinjaman, serta pinjaman subordinasi. Secara rinci
modal pelengkap dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih
penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari
Direktorat Jenderal pajak.
b) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk dengan cara
membebani mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali
seball seluruh akliva produktifnya.
c) Modal pinjaman, yaitu utang yang didukung oleh instrumen atau with!!
memiliki sifat-sifat seperti modal dan mempunyai ciri-ciri tidak dijumi.
bank yang bersangkutan, tidak dapat ditarik atau dilunasi atas inisialii
perhiilik tanpa persetujuan BI, imempunyai kedudukan yang sama dengan
model dalam hal jumlah kerugian bank melebihi laba ditahan dan
cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, meskipun bank belum
dilikuidasi, dan pembayeliti dapat ditangguhkan apabila bank dalain
keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar bunga
tersebut.
Modal pinjainan sebelumnya disebut modal kuasi (hybrid debu/cuit
spital instrument). Dalam perhitungan CAR, modal pinjaman termasuk
komponili dillicier! pelengkap. Untuk itu sifat modal pinjaman
mempunyai kedudukan sama denilindall pada umumnya. Modal pinjaman
dimaksud adalah pinjaman yang didukung dengan menggunakan
instrumen yang disebut capital assets, loan stock, atau wikit lain yang
dipersamakan dengan itu dan menpunyai sifat seperti modal. Modi!
57:11,02!1001 memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan dengan
modal (pinjaman subordinasi) dan telah dibayar penuh;
2. Tidak dapat dilunasi alau ditarik atas inisiatif pemilik tanpa
persetuju denak Indonesia.
3. Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal
jumlah kerugian bank melebihi laba yang ditahan dan
cadangan.cadangan yang temas musal ati, meskipun bank belum
dilikuidasi.
4. Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam
keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar
bunga tersebut.
Pencatatan modal pinjaman dimulai saat penerbitan atau penjualan warkat
modal pinjaman. Modal pinjaman dicatat sebesar nilai nominal. Biaya-
biaya penerbitan warkat modal pinjaman dapat ditangguhkan dan
diamortisasi secara sistematis selama taksiran jangka waktunya, yang
selama lamanya 5 tahun.
d) Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat ada
perjanjian tertulis, mendapat persetujuan Bank Indonesia dan tidak
dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh dengan
minimal jangka waktu 5 tahun, pelunasan sebelum jatuh tempo harus
mendapatkan persetujuan BI serta hak tagih berada pada urutan paling
akhir dalam hal bank dilikuidasi.
Sumber dana iri aapat dikatakan sama kedudukannya dengan modal
bank karena jangka waktunya sangat panjang dan mempunyai hak tagih paling
akhir. Dengan kata lain pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang hak
tagihnya dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman
yang ada. Pinjaman subordinasi ini diperhitungkan dalam komponen Capital
Adequacy Ratio sebesar 50% dari modal inti. Modal inti terdiri dari modal
disetor, modal disumbangkan, cadangan umum, cadangan tujuan, laba
ditahan, laba tahun-tahun lalu, 50% laba tahun berjalan, goodwill, yang telah
dikurangi dengan kerugian tahun lalu dan tahun berjalan.
Pinjaman yang diterima bank dapat dikelompokkan pinjaman
subordinasi bila memenuhi persyaratan :
1. Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman.
2. Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. Dalam
hal ini bank yang mengajukan permohonan persetujuan harus
menyampaikan program pembayaran kembali pinjaman subordinasi
tersebut.
3. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah dibayar penuh.
4. Jangka waktu pinjaman minimal 5 tahun.
5. Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari
Bank Indonesia, dan dengan pelunasan tersebut permodalan bank
yang bersangkutan telap sehat.
6. Hak tagihnya berlaku paling akhir dalam hal terjadi likuidasi
(kedudukannya sama dengan modal bank).
B. Pinjaman yang Diterima
Sumber dana jangka panjang yang diterima oleh bank dalama neraca dicatat yang
diterima oleh bank dalam neraca dicatat sebagai pinjaman diterima.pinjaman yg diterima
adalah fasilitas pinjaman yang diterima bank atau pihak lain termasuk dari bank Indonesia,
lembaga keuangan bukan bank, lembaga keuangan luar negeri dan masyarakat umum baik
dalam valuta asing, dan harus dilunasi bila jatuh tempo. Pengertian pinjaman diterima ini
tidak termasuk pinjaman subordinasi. Jenis pinjaman yang diterima umumnya berupa :
1. Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank lain.
2. Pinjaman dari luar negeri atau sering disebut two step loan, yaitu pinjaman diterima
yang diperoleh melalui pemerintah RI (departemen keuangan) dari lembaga keuangan
internasional.
3. Pinjaman obligasi, adalah bukti hutang kepada investor (bondholder) yang dijamin
oleh lembaga penjamin efek, serta mengandung janji pembayaran bunga atau janji
lainnya serta pelunasan pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo
sekurang-kurangnya tiga tahun sejaktanggal emisi.
4. Bantuan likuiditas bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang diterima dari bank
Indonesia apabila bank mengalami krisi likuiditas.
5. Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi) satu atau
beberapa proyek
 Pencatatan pinjaman yang diterima dari kreditor
Transaksi pinjaman yang diterima didahului dengan perjanjian antara pihak
kreditor dengan debitur. Perjanjian yang ditandatangani kedua belah pihak tersebut dapat
dibatalkan secra sepihak bila semua persyaratan telah dipenuhi perjanjian ini dalam
akuntansi disebut komitmen. Sebagai komitmen tagihan bank ang tak dapat dibatalkan,
maka akan dicatat dalam rekening administrasi rupiah sisi debet dengan nama RAR
fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan.
Pencatatan komitmen tagihan ini akan diikuti pencatatan realisasi pinjaman, bila
pinjaman tersebut benar-benar direalisasikan. Pinjaman yang direalisasikan dicatat
sebesar nilai nominal yang ditarik oleh bank selaki debitur/borrower atau obligor. Tentu
saja pengkreditan RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan sebesar nilai
realisasinya.
 Pinjaman Two Step Loan
Two Step Loan adalah pinjaman yang diterima oleh Pemerintah Republik Indonesia dari
Lembaga Keuangan Internasional yang diteruskan kepada Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat melalui Bank Indonesia, dalam rangka menunjang program
Pemerintah, termasuk bantuan teknis yang terkait dengan pinjaman tersebut. Proses
terjadinya TSL ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

Akuntansi untuk penerimaan dana TSL harus di administrasikan oleh Kantor Pusat dan
akan dibukukan kedalam rekening Pinjaman Yang Diterima-TSL. Rekening ini
merupakan hutang jangka panjang bagi bank yang bersangkutan.
1. Pinjaman yang diberikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsorsiumkepada
pemerintah RI.
2. Pinjaman ditujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan industri
kecil dan menengah yang menunjang perekonomian.
3. Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal atau jasa/tenaga ahli.
4. Pemerintah meneruskan pinjaman kepada participating financial instution (PFI) yaitu
bank-bank dan LKBB dalam bentuk rupiah sehingga risiko selisih kurs yang terjadi
menjadi tanggung jawab pemerintah.
5. Suku bunga TSL ditentukan oleh pemerintah.
6. TSL berjangka waktu 15-20 tahun sehingga dapat diakui equity.
7. Perbandingan pembiayaan proyek antara dana TSL dengan dana dari PFI berkisar
80% : 20% dari jumlah kredit.
8. Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayar
kepada lender.
C. Pinjaman Obligasi
Obligasi merupakan instrumen untuk menciptakan hutang. Sumber dana berasal dari
obligasi merupakan alternatif bank dalam membiayai investasinya. Sebagai surat pengakuan
hutang, bank yang menerbitkan obligasi harus membayar bunga kepada pembeli obligasi.
Pembayaran bunga dapat dilakukan setiap periode tertentu secara tetap. Kewajiban ini akan
diikuti pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo. Dalam penerbitan obligasi, bank harus
mendapat ijin dari otoritas pasar modal. Disamping itu penerbit obligasi harus memenuhi
perlindungan negatif dan perlindungan positif. Perlindungan negatif adalah persyaratan yang
bersifat melarang emiten untuk melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi.
Contoh perlindungan negatif adalah dilarang membagi seluruh laba kepada pemegang saham,
sebab akan dapat mengurangi kemampuan memenuhi kewajiban kepada pemegang obligasi.
Sedangkan persyaratan perlindungan positif adalah persyaratan yang mewajibkan emiten
melakukan tindakan yang menguntungkan pemegang obligasi, misalnya kewajiban
menerbitkan laporan keuangan secara periodik agar diketahui kinerja bank tersebut.
Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan obligasi dan
ketika terjadi pelunasan bunga atau pokok obligasi. Untuk bisa mencatatnya perlu
mengetahui harga jual (kurs) obligasi yang terbentuk di pasar.

Anda mungkin juga menyukai