Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337060126

KAJIAN TENTANG YURISDIKSI PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA

Article · November 2019

CITATIONS READS

0 1,198

1 author:

Mutiara Annisa
Universitas Sriwijaya
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PERATURAN PELAKSANA IZIN KERAMAIAN DI INDONESIA View project

YURISDIKSI PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA View project

All content following this page was uploaded by Mutiara Annisa on 06 November 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KAJIAN TENTANG YURISDIKSI PEMUNGUTAN PAJAK DI
INDONESIA

Oleh:

MUTIARA ANNISA

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA

Email : mutiaraannisa@student.unsri.ac.id

ABSTRAK

Yurisdiksi adalah batas kewenangan yang dapat dilakukan oleh suatu negara dalam
memungut pajak terhadap warga negaranya, agar pemungutannya tidak menjadi berulang-
ulang yang bias memberatkan orang yang dikenakan pajak1. Asas-asas yurisdiksi
pemungutan pajak yaitu : berdasarkan asas sumber, berdasarkan asas kewarganegaraan, dan
berdasarkan asas tempat tinggal.2 Pembayaran pajak merupakan sebuah aktivitas yang wajib
dilakukan oleh seluruh rakyat di dunia. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang
digunakan untuk membiayai pembangunan. Pentingnya membayar pajak bagi masyarakat
karena beberapa alasan : pajak dapat memperlancar proses bisnis dan meningkatkan
kredibilitas usaha sosial bagi si pemilik usaha karena dengan kepemilikan NPWP merupakan
persyaratan dari banyak transaksi bisnis yang dilakukan oleh usaha sosial. Sebagai contoh,
saat sebuah usaha sosial memperoleh pendanaan dari pihak lain, NPWP merupakan salah satu
yang diminta sebagai bukti bahwa usaha sosial si pengusaha tersebut memiliki kredibilitas.
Selain itu, pajak juga memiliki peran untuk berkontribusi bagi negara, karena dengan
pembayaran pajak yang di lakukan masyarakat akan digunakan untuk pembiayaan banyak
fasilitas umum seperti jalan, pemerataan pembangunan, kendaraan umum, dan juga sekolah.
Pajak juga digunakan sebagai penyediaan fasilitas bagi rakyat miskin sehingga kesenjangan
antara rakyat yang kaya dan miskin semakin berkurang.3

A. PENDAHULUAN

Manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan itu


berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan syarat agar manusia itu bisa bertahan hidup di
dunia ini, semakin baik kebutuhankebutuhan itu bisa dipenuhi maka semakin sejahtera pula

1
https://feelinbali.blogspot.com/2013/09/yuridiksi-pemungutan-pajak.html Diakses pada hari Selasa, 05
November 2019
2
https://prezi.com/_yueunszlrqf/asas-dan-yurisdiksi-pemungutan-pajak/ Diakses pada hari Rabu, 06
November 2019
3
https://usahasosial.com/id/learn/3-alasan-pentingnya-membayar-pajak/ Diakses pada hari Rabu, 06
November 2019
hidupnya. Salah satu kebutuhannya yaitu kebutuhan manusia akan teknologi.4 Oleh karena itu
negara berusaha sebaik dan semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Pajak diadakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun sampai saat
ini kesadaran rakyat untuk membayar pajak masih kurang. Faktanya, dari jumlah 265 juta
warga Indonesia, yang terdaftar hanya 35,5 juta warga, yang lapor 11,1 juta warga, kemudian
yang bayar 1,3 juta warga. Jadi, 265 juta hanya 1,3 juta warga Republik Indonesia yang
membayar pajak. 5

Pengertian hukum pajak dapat memberi petunjuk bagi penegak hukum pajak dalam
menggunakan wewenang dan kewajibannya untuk menegakkan hukum pajak. Sebaliknya,
dapat dijadikan pedoman bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban dan
menggunakan hak dalam rangka memperoleh perlindungan hukum sebagai konsekuensi dari
penegakan hukum pajak.6 Adapun fungsi dari pajak diantaranya: a. Fungsi Budgeter (Sumber
Keuangan Negara) Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk
membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan dan pemerintah berupaya
memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara; b. Fungsi Regulerend (Pengatur)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang
sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuantujuan tertentu di luar bidang keuangan. Adapun
fungsi dari pajak diantaranya: a. Fungsi Budgeter (Sumber Keuangan Negara) Pajak
merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik
rutin maupun pembangunan dan pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-
banyaknya untuk kas negara.; b. Fungsi Regulerend (Pengatur) Pajak sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta
mencapai tujuantujuan tertentu di luar bidang keuangan.7

B. PEMBAHASAN

Dasar hukum pengenan pajak di Indonesia adalah Pasal 23 UUD 1945 tentang Hal
Keuangan 8, Setelah amandemen UUD 1945, ketentuan tentang pajak ada di Pasal 23A, yang
berbunyi "Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur
dengan undang-undang." Ketentuan ini sesuai dengan suatu dalil yang berkembang di Inggris
yaitu No Taxation without representation. Semua jenis pungutan yang membebani rakyat
harus didasarkan pada undang-undang. Khusus untuk Pajak Penghasilan, yang berlaku saat
ini, Indonesia memiliki Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000
(selanjutnya disebut UU PPh 1984).9 Delapan hukum dasar perpajakan di Indonesia meliputi:

4
http://repository.unpas.ac.id/40155/4/G.%20BAB%202.pdf Diakses pada hari Rabu, 06 November 2019
5
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3688332/penduduk-265-juta-orang-hanya-13-juta-warga-ri-yang-
bayar-pajak Diakses pada hari Rabu, 06 November 2019
6
http://repository.unpas.ac.id/40155/4/G.%20BAB%202.pdf Diakses pada hari Rabu, 06 November 2019
7
Ibid.
8
http://www.dpr.go.id/jdih/uu1945 Diakses pada hari Rabu, 06 November 2019
9
http://pajaktaxes.blogspot.com/2007/04/yurisdiksi-pengenaan-pajak.html Diakses pada hari Rabu, 06
November 2019
"Undang-undang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan/UUKUTp" Undang-undang No.
6/1983, diganti dengan Undang-undang no.16/2000 ; "Undang-undang Pajak Penghasilan/UU
PPh": Undang-undang No.7/1983, diubah dengan Undang-undang No. 17/2000; "Undang-
undang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah"/UU PPN/PPn BM ): Undang-undang No. 8/1983, diubah dengan Undang-undang
No. 18/2000 ; "Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan - UU PBB"): Undang-undang No.
12/1985 diubah dengan Undang-undang No. 12/1994 ; "Undang-undang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa/UU PPSP") Undang-undang No. 19/1997, diubah dengan Undang-
undang No. 19/2000 ; "Undang-undang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan/UU
BPHTB") Undang-undang No. 21/1997 diubah dengan Undang-undang No. 20/2000 ;
“Undang-undang Pengadilan Pajak/UU PP": Undang-undang No. 14/2002 ; "Undang-undang
Bea Meterai/UU BM" pendek kata: Undang-undang No. 13 of 1985. 10

Yurisdiksi adalah batas kewenangan yang dapat dilakukan oleh suatu negara dalam
memungut pajak terhadap warga negaranya, agar pemungutannya tidak menjadi berulang-
ulang yang bias memberatkan orang yang dikenakan pajak.

Asas-asas yurisdiksi pemungutan pajak yaitu :

1. Berdasarkan asas sumber, yaitu pemungutan pajak tidak dapat dilepaskan dari sumber
atau tempat objek pajak itu berada.11 Berdasarkan yurisdiksi, pemungutan pajak tidak
dapat dilepaskan dari sumber atau tempat objek pajak itu berada. Jika objek pajak berada
di Negara Indonesia, Negara Indonesia berwenang memungut pajak terhadap terhadap
orang pribadi atau badan yang memiliki objek pajak tersebut. Misalnya, terhadap objek
Pajak Bumi dan Bangunan yang berada di Indonesia, Negara Indonesia memiliki
kewenangan untuk mengenakan dan memungut pajak bagi wajib pajak yang memiliki,
menguasa atau memperoleh manfaat atas objek pajak tersebut12;
2. Berdasarkan asas kewarganegaraan, yaitu yurisdiksi pemungutan pajak dikenakan bukan
berdasarkan tempat objek pajak, melainkan berdasarkan status atau kedudukan warga
Negara dari setiap orang pribadi yang berasal dari Negara yang mengenakan pajak.
Berdasarkan asas ini, yurisdiksi Walaupun orang pribadi yang bersangkutan tidak
bertempat tinggal atau berkedudukan pada Negara yang hendak melakukan pemungutan
pajak, tetapi orang pribadi itu merupakan warga Negara tersebut, maka tetap dapat
dilakukan pemungutan pajak terhadap yang bersangkutan.13;
3. dan berdasarkan asas tempat tinggal, yaitu pemungutan pajak dilakukan oleh Negara
berdasarkan tempat tinggal atau kedudukan dari wajib pajak. Negara berwenang
memungut pajak pada wajib pajak yang bertempat tinggal atau berkedudukan pada
Negara yang bersangkutan. 14

10
https://id.wikipedia.org/wiki/Perpajakan_di_Indonesia Diakses pada hari Rabu, 06 November 2019
11
https://prezi.com/_yueunszlrqf/asas-dan-yurisdiksi-pemungutan-pajak/ Diakses pada hari Rabu, 06
November 2019
12
https://duniapengetahuan2627.blogspot.com/2013/02/yurisdiksi-pemungutan-pajak.html Diakses pada hari
Rabu, 06 November 2019
13
Ibid.
14
Ibid.
Ketiga jenis pemungutan pajak tersebut selama ini diadopsi dalam rangka pemungutan
pajak di Indonesia, baik terhadap pajak langsung maupun pajak tidak langsung. Khusus
terhadap asas tempat tinggal, UU PPh ( UU No. 36 Tahun 2008) menegaskan adanya batasan
waktu untuk bertempat tinggal atau berada di Indonesia yaitu lebih dari 183 (seratus delapan
puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan. Keberadaan lebih dari 183 hari
tidaklah harus berturut-turut tetapi ditentukan oleh jumlah hari seseorang berada di Indonesia
dalam jangka waktu 12 bulan sejak kedatangannya di Indonesia.

Sistem Pemungutan Pajak :


Ada 3 sistem pemungutan pajak, yaitu Official Assessment System, Self Assessment
System dan With holding Tax System. Di Indonesia menerapkan ketiga sistem tersebut.

1. Official Assessment System

Adalah sistem pemungutan pajak yang wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak terletak pada fiskus atau aparat pemungut pajak. Sistem ini pada
umumnya diterapkan pada pengenaan pajak langsung . Dalam hal ini wajib pajak bersifat
pasif karena utang pajak baru timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

Sistem diterapkan dalam hal pelunasan Pajak Bumi Bangunan (PBB), dimana KPP akan
mengeluarkan surat ketetapan pajak mengenai besarnya PBB yang terutang setiap tahun. Jad
waji pajak tidak perlu menghitung sendiri, tapi cukup membayar PBB berdasarkan Surat
Pembayaran Pajak Terutang (SPPT) yang dikeluarkan olek KPP dimana tempat objek pajak
tersebut terdaftar.

2. Self Assessment System

Adalah sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang
harus dibayar oleh wajib pajak terletak pada pihak wajib pajak yang bersangkutan. Dalam
sistem ini wajib pajak sifat aktif untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajaknya
sendiri, sedangkan fiskus hanya memberi penerangan, pengawasan atau sebagai verifikasi.

Sistem ini diterapkan dalam penyampaian SPT Tahunan PPh (baik untuk Wajib Pajak Badan
mauoun Wajib Pajak Orang Pribadi), dan SPT Masa PPN

3. With Holding Tax System

Adalah sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarya pajak yang
terutang tidak terletak pada fiskus mauoun wajib pajak sendiri melainkan pada pihak ketiga
yang telah ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

Diterapkan dalam mekanisme pemotongan atau pemungutan sesuai PPh Pasal 21, PPh Pasal
22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, PPh Final Pasal 4 Ayat 2, PPh Pasal 15, dan PPN. Sebagai
bukti atas pelunasan pajak ini biasanya berupa bukti potong atau bukti pungut. Dalam kasus
tertentu ada juga yang berupa Surat Setoran Pajak (SSP). Bukti-bukti pemotongan ini nanti
dilampiri dalam SPT Tahunan PPh atau SPT Masa PPN dari Wajib Pajak yang
bersangkutan15

Penagihan terhadap pajak dapat dikatakan daluarsa jika telah melampaui batas waktu
penagihan, yaitu 5 tahun terhitung sejak penerbitan dasar penagihan pajak. Apabila
penagihan pajak daluarsa, maka penagihan pajak tidak bisa lagi dilaksanakan karena hak
untuk penagihan atas utang pajak tersebut sudah dianggap gugur.16

C. KESIMPULAN

Dasar hukum pengenan pajak di Indonesia adalah Pasal 23 UUD 1945 tentang Hal
Keuangan. Undang-Undang dari KUP (Ketentuan Umum Perpajakan), Undang-Undang ini
adalah Hukum Formalnya Hukum Perpajakan dari UU Republik Indonesia No. 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali
Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2009.

Yurisdiksi adalah batas kewenangan yang dapat dilakukan oleh suatu negara dalam
memungut pajak terhadap warga negaranya, agar pemungutannya tidak menjadi berulang-
ulang yang bias memberatkan orang yang dikenakan pajak. Pentingnya untuk membayar
pajak bagi wajib pajak terhadap Negara itu sangat perlu dilakukan, karena pajak memiliki
fungsi sebagai Fungsi Budgeter (Sumber Keuangan Negara), dan Fungsi Regulerend
(Pengatur). Adapun asas-asas dari yurisdiksi pemungutan pajak yang menjadi dasar dalam
pemungutan pajak adalah : asas sumber, yaitu pemungutan pajak tidak dapat dilepaskan dari
sumber atau tempat objek pajak itu berada ; asas kewarganegaraan, yaitu yurisdiksi
pemungutan pajak dikenakan bukan berdasarkan tempat objek pajak; asas tempat tinggal,
yaitu pemungutan pajak dilakukan oleh Negara berdasarkan tempat tinggal atau kedudukan
dari wajib pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Endra Yuda, “Yuridiksi Pemungutan Pajak” 04 September 2013


https://feelinbali.blogspot.com/2013/09/yuridiksi-pemungutan-pajak.html
Mikael Martinus Simbolon, “Asas dan Yurisdiki Pemungutan Pajak” 06 Oktober 2014.
https://prezi.com/_yueunszlrqf/asas-dan-yurisdiksi-pemungutan-pajak/
Marvin Charlie, “3 Alasan Penting Membayar Pajak”. https://usahasosial.com/id/learn/3-
alasan-pentingnya-membayar-pajak/
Yasmin Restu Pratiwi, “tinjauan yuridis pemungutan pajak penghasilan terhadap selebritis
instagram dari hasil endorsement dihubungkan dengan undang-undang nomor 36 tahun
2008 tentang pajak penghasilan” 31 Oktober 2018.
http://repository.unpas.ac.id/40155/4/G.%20BAB%202.pdf

15
http://indahialfproject.blogspot.com/2013/03/dasar-teori-dan-yurisdiksi-pemungutan.html Diakses pada
hari Rabu, 06 November 2019
16
https://www.online-pajak.com/penagihan-pajak Diakses pada hari Rabu, 06 November 2019
Tommy Kurnia, “Penduduk 265 Juta Orang, Hanya 1,3 Juta Warga RI yang Bayar Pajak” 09
November 2018. https://www.liputan6.com/bisnis/read/3688332/penduduk-265-juta-
orang-hanya-13-juta-warga-ri-yang-bayar-pajak
“Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia”. http://www.dpr.go.id/jdih/uu1945
Raden Agus Suparman “Yurisdiki Pengenaan Pajak” 09 april 2007.
http://pajaktaxes.blogspot.com/2007/04/yurisdiksi-pengenaan-pajak.html
“Perpajakan di Indonesia”. https://id.wikipedia.org/wiki/Perpajakan_di_Indonesia
“Yurisdiksi Pemungutan Pajak”.
https://duniapengetahuan2627.blogspot.com/2013/02/yurisdiksi-pemungutan-pajak.html
IALF Project, “Dasar Teori dan Yurisdiksi Pemungutan Pajak”.
http://indahialfproject.blogspot.com/2013/03/dasar-teori-dan-yurisdiksi-
pemungutan.html
Rani maulida, “Penagihan Pajak” 13 September 2018. https://www.online-
pajak.com/penagihan-pajak

Muhammad Zainul Arifin, Understanding The Role Of Village Development Agency In


Decision Making,Kader Bangsa Law Review,http://ojs.ukb.ac.id/index.php/klbr,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, The Theft Of Bank Customer Data On Atm Machines In
Indonesia, International Journal of Mechanical Engineering and Technology
(IJMET),
http://www.iaeme.com/MasterAdmin/UploadFolder/IJMET_10_08_018/IJMET_
10_08_018.pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (Studi Kasus Desa Datar Balam Kabupaten Lahat), Jurnal Fiat Justicia,
http://journal.ukb.ac.id/journal/detail/288/implementasi-peraturan-pemerintah-pp-
-nomor-8-tahun-2016-tentang-dana-desa-yang-bersumber-dari-anggaran-
pendapatan--dan-belanja-negara--studi-kasus-desa-datar-balam-kabupaten-lahat ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin

Muhammad zainul Arifin, Penerapan Prinsip Detournement De Pouvoir Terhadap Tindakan


Pejabat Bumn Yang Mengakibatkan Kerugian Negara Menurut Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Jurnal Nurani,
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2741/2070 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Korupsi Perizinan Dalam Perjalanan Otonomi Daerah Di
Indonesia, Lex Librum : Jurnal Ilmu Hukum,
http://www.lexlibrum.id/index.php/lexlibrum/article/view/138/pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Pengelolaan Anggaran Pembangunan Desa Di Desa Bungin


Tinggi, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/issue/view/1/Hala
man%20%201-21 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Peran Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Memfasilitasi
Kegiatan Investasi Asing Langsung Terhadap Perusahaan Di Indonesia, Jurnal
Nurani, http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2740/2072,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Suatu Pandangan Tentang Eksistensi Dan Penguatan Dewan
Perwakilan Daerah, Jurnal
Thengkyang,http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/articl
e/view/6/4 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Kajian Tentang Penyitaan Asset Koruptor Sebagai Langkah
Pemberian Efek Jera, Researchgate.net,
https://www.researchgate.net/publication/333701113_KAJIAN_TENTANG_PE
NYITAAN_ASSET_KORUPTOR_SEBAGAI_LANGKAH_PEMBERIAN_EFE
K_JERA_Oleh ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Freeport Dan Kedaulatan Bangsa,


https://www.academia.edu/38881838/Freeport_Dan_Kedaulatan_Bangsa,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Memulai Langkah Untuk Indonesia, Researchgate,
https://www.researchgate.net/publication/333700909_MEMULAI_LANGKAH_UNTUK_IN
DONESIA_1,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.academia.e
du/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai