Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PEMBAHASAN
Garam KIO3 mampu mengoksidasi iodida menjadi iod secara kuantitatif
dalam larutan asam. Oleh karena itu digunakan sebagai larutan standar dalam
proses titrasi Iodometri ini. Selain itu juga karena sifat Iod itu sendiri yang mudah
teroksidasi oleh oksigen dalam lingkungan sehingga iodida mudah terlepas.
Reaksi ini sangat kuat dan hanya membutuhkan sedikit sekali kelebihan ion
hidrogen untuk melengkapi reaksinya. Namun kekurangan utama dari garam ini
sebagai standar primer adalah bahwa bobot ekivalennya yang rendah. Larutan
standar ini sangat stabil dan menghasilkan iod bila diolah dengan asam : IO3– +
5I– + 6H+ 3 I2 + 3H2O
Larutan KIO3 memiliki dua kegunaan penting, pertama adalah sebagai
sumber dari sejumlah iod yang diketahui dalam titrasi, ia harus ditambahkan
kepada larutan yang mengandung asam kuat, ia tak dapat digunakan dalam
medium yang netral atau memiliki keasaman rendah. Yang kedua, dalam
penetapan kandungan asam dari larutan secara iodometri, atau dalam standarisasi
larutan asam keras. Larutan baku KIO3 0,1 N dibuat dengan melarutkan beberapa
gram massa kristal KIO3 yang berwarna putih dengan menggunakan aquadest dan
mengencerkannya.
Pada praktikum ini akan dibahas tentang titrasi tidak langsung (iodometri).
Iodometri sendiri merupakan analisis titrimetrik yang dilakukan secara tidak
langsung untuk zat-zat bersifat oksidator, misalnya seperti tembaga III, besi III.
Zat tersebut akan mengoksidasi iodida yang telah ditambahkan dan membentuk
iodin. Kemudian iodium yang telah terbentuk, akan ditentukan dengan
penggunaan larutan baku tiosulfat.
Kandungan iod dalam larutan sampel betadine dapat ditentukan secara
langsung menggunakan larutan natrium tiosulfat dengan cara titrasi. Pada larutan
sampel betadine perlu ditambahkan juga indikator amilum untuk mengetahui titik
akhir titrasi. Reaksi yang terjadi pada penentuan kadar iod dalam bedadine secara
titrimetrik, yaitu: I2(aq) + 2S2O32-(aq) → 2 I- (aq) + S4O62-(aq) (Skoog, 1990).
Alat-alat yang digunakan pada saat praktikum adalah buret, erlenmeyer,
gelas kimia, labu ukur 100 mL, pipet volume. Sedangkan bahan-bahan yang
digunakan adalah Na2S2O3, KI 20%, KIO3, H2SO4 4N.
Pertama yang dilakukan adalah mengukur 15 mL betadine menggunakan
gelas ukur, setelah itu dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL dan dilakukan
pengenceran mengginakan aquadest sampai tanda batas pada labu ukur. Povidon
Iodum adalah senyawa kompleks dari Iodum dengan Povidon. Mengandung tidak
kurang dari 9,0% dan tidak lebih dari 12,0% iodum (I) dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan. Iodum mengandung tidak kurang dari 85,0% dan tidak lebih
dari 120% Iodum dari jumlah yang tertera pada etiket (Depkes RI, 1995).
Selanjutnya dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Setelah dilakukan titrasi
larutan berubah warna menjadi warna kuning pucat. Ketika larutan natrium
tiosulfat dititrasi dengan larutan iodin berwarna coklat gelap yang karakteristik
dengan iodin akan hilang. Ketika semua Na2S4O6 telah teroksidasi, maka
kelebihan larutan iod akan menjadikan cairan tersebut berwarna kuning pucat
(Day, 1999).

Anda mungkin juga menyukai