Anda di halaman 1dari 3

RESUSITASI NEONATUS(RESUSITASI BAYI BARU LAHIR)

Setelah bayi lahir, normalnya bayi akan langsung bernapas dengan udara. Ini merupakan waktu
bernapas pertamanya, karena saat di dalam rahim bayi tidak bernapas dengan udara. Perbedaan
lingkungan ketika di dalam rahim dengan setelah lahir membuat bayi spontan bernapas dengan
udara. Namun, beberapa bayi mungkin membutuhkan sedikit bantuan untuk bisa bernapas setelah
lahir. Bantuan ini dikenal dengan resusitasi bayi. Apa itu?

Apa itu resusitasi bayi?

Oksigen penting untuk setiap sel dalam tubuh. Tanpa oksigen, sel-sel dalam tubuh bisa mati. Bayi
dalam rahim pun membutuhkan oksigen, yang diambilnya dari aliran darah dari ibu ke bayi melalui
plasenta. Namun, setelah bayi lahir, plasenta akan dipotong sehingga pasokan oksigen ke bayi akan
terhenti. Bayi pun kemudian akan mengambil oksigen dari udara (bernapas).

Beberapa bayi mungkin membutuhkan pertolongan untuk bernapas dengan normal. Tidak semua
bayi mungkin bisa mengambil napas dari udara setelah lahir secara spontan.

Pada saat ini, dibutuhkanresusitasi pada bayi yang baru lahir. Resusitasi adalah bantuan yang
diberikan setelah bayi lahir agar bayi bias bernapas. Bayi yang setelah lahir tidak kunjung bias
bernapas, jika dibiarkan akan mengalami kekurangan oksigen, dimana dapat mengarah ke kematian
bayi. Tujuan resusitasi bayi baru lahir juga termasuk mencegah angka kematian dan kesakitan bayi
terkait cedera otak, jantung dan ginjal, serta untuk membantu bayi bernapas normal dan
memperkuat curah jantung.

Siapa yang membutuhkan resusitas bayi?

Tidak ada tanda yang dapat menunjukkan mana bayi yang membutuhkan resusitasi setelah lahir dan
mana yang tidak. Sehingga, pada setiap kelahiran bayi, resusitasi harus dipersiapkan. Namun, risiko
masalah pernapasan (bayi membutuhkan resusitasi) dapat terjadi pada bayi yang prematur, lahir
setelah menjalani persalinan yang lama, dan lahir dari ibu yang menerima sedasi (pemberian obat
untuk menenangkan) selama tahap akhir persalinan.

Bayi baru lahir yang membutuhkan resusitasi umumnya dinilai dengan empat kondisi berikut ini:

a. Apakah bayi lahir pada usia kandungan cukup bulan?


b. Apakah cairan ketuban bersih dari mekonium dan tanda infeksi?
c. Apakah bayi bernapas atau menangis sesaat setelah lahir?
d. Apakah bayi memiliki kerja otot yang baik?

Jika jawaban dari keempat pertanyaan tersebut adalah ‘tidak’, maka bayi membutuhkan resusitasi.

Bagaimana cara melakukan resusitasi bayi?

Resusitasi dilakukan sesuai dengan kondisi bayi. Terdapat empat tindakan yang bisa dilakukan secara
berurutan selama resusitasi bayi. Bayi mungkin hanya perlu menerima satu atau lebih dari empat
tindakan ini. Pengambilan keputusan untuk maju melakukan setiap tindakan di bawah ini ditentukan
oleh penilaian dari tiga tanda vital, yaitu pernapasan, detak jantung, dan warna kulit bayi.

• Langkah awal
Hal ini dilakukan dengan cara mengeringkan bayi dan memberikan kehangatan pada bayi. Setelah
itu, posisikan bayi dengan baik menghadap ke atas. Posisikan kepala bayi sedikit ke atas untuk
membantu membuka jalan napas.

Letakkan lipatan kain (jangan terlalu tebal atau tipis) di bawah bahu bayi untuk mempertahankan
posisi ini. Setelah itu, bersihkan saluran napas bayi jika diperlukan, termasuk melakukan pengisapan
di mulut dan kemudian di hidung untuk menghilangkan mekonium. Pengisapan ini dilakukan dengan
tabung isap yang dilewatkan di mulut dan kemudian hidung.

Selanjutnya, rangsang bayi untuk bernapas. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyentil atau
menepuk telapak kaki bayi, serta menggosok dengan lembut punggung, kaki, dan tangan bayi. Nilai
pernapasan, detak jantung, dan gerakan otot bayi setiap selesai melakukan tindakan tersebut. Jika
bayi belum bernapas, lakukan tindakan selanjutnya.

• Ventilasi

Merupakan tindakan untuk memasukkan sejumlah udara ke paru-paru bayi dengan tekanan positif
agar bayi bisa bernapas. Tindakan ini dilakukan dengan cara memasang sungkup dengan ukuran
yang sesuai di wajah bayi sampai menutupi dagu, mulut, dan hidung bayi.

Jaga posisi kepala bayi dan remas kantung yang ada pada sungkup, sehingga udara masuk ke paru-
paru bayi menyebabkan dada bayi agak naik. Jika dada bayi naik setelah dilakukan 2-3 kali ventilasi,
artinya tekanan ventilasi mungkin cukup diberikan pada bayi. Lanjutkan pemberian ventilasi 40 kali
per menit sampai bayi menangis atau bernapas.

Namun, jika dada bayi tidak naik, mungkin ada masalah, seperti saluran napas bayi tersumbat,
pemasangan sungkup tidak benar, tekanan kurang kuat, posisi bayi tidak benar, dan lainnya.

• Memberi tekanan di dada bayi

Hal ini dilakukan untuk sementara meningkatkan sirkulasi dan pengiriman oksigen ke organ-organ
penting bayi. Tekanan dada atau pijat jantung diberikan disertai dengan ventilasi, untuk memastikan
agar sirkulasi darah yang beredar dalam tubuh bayi cukup mendapatkan oksigen.

Setelah penekanan dada dilakukan 30-45 detik, nilai detak jantung bayi. Jika detak jantung bayi
kurang dari 60 kali per menit penekanan dada harus dilanjutkan (setelah pemberian suntikan
epinefrin).

• Pemberian epinefrin

Pemberian obat-obatan ini dilakukan selama resusitasi ketika ventilasi dan penekanan dada tidak
bekerja lebih dari 45 detik sampai 1 menit, detak jantung bayi tetap kurang dari 60 kali per menit
dan tidak ada peningkatan.

Kesimpulan

Resusitasi merupakan upaya untuk mengembalikan bayi baru lahir dengan asfiksia berat menjadi
keadaan yang lebih baik dapat bernafas atau menangis spontan dan denyut jantung menjdi teratur.

Penilaian awal terhadap bayi untuk dilakukan resusitasi adalah :

1. Bayi kurang bulan


2. Air ketuban bercampur mekonium
3. Bayi tidak bernafas spontan atau nafas megap-megap
4. Torus otot buruk

Anda mungkin juga menyukai