SKRIPSI
Oleh:
Agustina Havui Batoq
NIM: 121124037
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PERSEMBAHAN
Tuhan Yesus yang selalu memberikan pertolongan dan petunjuk-Nya dalam setiap
langkah hidupku.
Kepada semua orang yang telah ikut membantu dan mendukung dalam
Dosen Pembimbing,
Teman-teman seangkatan,
dan
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab karena kasih-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWA-SISWI KELAS V SD
KANISIUS WIROBRAJAN I, YOGYAKARTA.
Skripsi ini disusun dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis dengan sepenuh hati dan syukur mengucapkan terima kasih kepada:
1. F.X Dapiyanta, SFK, M. Pd, selaku dosen pembimbing I sekaligus dosen
pembimbing akademik yang selalu siap sedia memberikan dukungannya
dengan penuh kesabaran dalam memberikan koreksi saat bimbingan skripsi
sehingga penulis termotivasi, dan mendapat wawasan baru dalam
menyempurnakan skripsi ini sampai selesai.
2. Yoseph Kristianto, SFK, M. Pd, selaku dosen penguji ke II yang telah
bersedia memberikan dukungan dan semangat, sehingga penulis mempunyai
semangat dalam menulis skripsi hingga selesai.
3. Dr. C. Putranto, SJ, selaku dosen penguji III yang bersedia meluangkan
waktu bagi penulis untuk mengadakan bimbingan dalam rangka meminta
saran pada saat penulisan skripsi, sehingga penulis mempunyai semangat
dalam menulis skripsi ini hingga selesai.
4. Segenap Staf Dosen Prodi PAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing, mendukung dan
mendidik penulis selama belajar hingga menyelesaikan tugas akhir skripsi
ini.
5. Seluruh teman-teman PAK yang selalu ada di saat penulis memerlukan
bantuan.
6. Terkhusus teman-teman PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
angkatan 2012 yang telah banyak memberikan dukungan, perhatian, saran,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………..…. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………..…… ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………..………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………..… iv
MOTTO………………………………………………………………...…… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………..…… vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA…...… vii
ABSTRAK………………………….………………………………………. viii
ABSTRACT……………………………………………………………………...…… ix
KATA PENGANTAR………………………………………………………. x
DAFTAR ISI………………………………………...……………………… xii
DAFTAR SINGKATAN…………….……………………………………… xviii
BAB I. PENDAHULUAN………………..………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………….… 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………...… 7
C. Batasan Masalah…………………………………………...…….. 8
D. Rumusan Masalah…………………………………..…………… 9
E. Tujuan Penulisan………………………………………………… 9
F. Manfaat Penulisan………………………………..……………… 10
G. Metode Penulisan…………………………………..……………. 11
H. Sistematika Penulisan……………….…………………………… 11
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS……………………...…… 13
A. Pendidikan Agama Katolik (PAK)………………………………. 13
1. Hakikat Pendidikan Agama Katolik……………..……………. 14
2. Tujuan Pendidikan Agama Katolik (PAK)…………...……….. 15
a. Demi Terwujudnya Nilai-Nilai Kerajaan Allah…………….. 16
b. Demi Kedewasaan Iman Kristiani…………….…………….. 18
c. Demi Terwujudnya Kebebasan Manusia…………………… 19
3. Konteks Pendidikan Agama Katolik (PAK)……………..……. 20
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik (PAK)…….…….. 21
B. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing
dalam Pendidikan Agama Katolik (PAK)……………………….. 23
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK)…….……… 23
a. Belajar Pendidikan Agama Katolik (PAK)………….…….. 23
b. Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK) Di
Sekolah…………………………….…………………...….. 29
2. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK)…..… 31
3. Model Pembelajaran kooperatif…………………………...….. 37
a. Pembelajaran Kooperatif………………………………….. 37
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif………………………….. 39
c. Tipologi Prinsip Pembelajaran Kooperatif…………..……. 40
d. Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif………………….. 41
e. Prosedur Pembelajaran Kooperatif……………..…………. 43
f. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif………...……. 44
g. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif……..……………… 46
h. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif…………..…………. 48
i. Manfaat Pembelajaran Kooperatif………………..……….. 49
4. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing
Gemerincing dalam Pendidikan Agama Katolik (PAK)……... 50
C. Keaktifan Siswa………………………………………………….. 54
1. Pengertian Keaktifan Siswa……………………….………….. 54
2. Ciri-ciri Keaktifan Siswa…………………….……………….. 56
3. Aspek-Aspek Keaktifan Siswa………………..……………… 57
a. Keberanian……………………………..………………….. 58
b. Berpartisipasi………………………………………...……. 58
c. Kreativitas Belajar………………………..……………….. 59
d. Kemandirian Belajar…………………………….………… 60
D. Hasil Belajar Pendidikan Agama Katolik……………………….. 61
1. Pengertian Hasil Belajar……………………………………… 61
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar…………….. 63
3. Indikator Hasil Belajar………………………………….…….. 65
E. Penelitian Yang relevan…………………………….……………. 66
F. Kerangka Pikir…………………………..……………………….. 67
G. Hipotesis…………………………………………….…………… 69
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………….. 70
A. Jenis Penelitian…………………………………...………………. 70
B. Desain Penelitian………………………………………………… 71
C. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………. 72
D. Populasi Penelitian……………………………….………………. 72
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data…………..…………… 73
1. Variabel Penelitian……………………………………………. 73
2. Definisi Konseptual………………………..…………………. 73
3. Definisi Operasional…………………………….……………. 73
4. Teknik Pengumpulan Data………………………..………….. 76
5. Instrumen Pengumpulan Data………………………………… 77
6. Kisi-kisi Instrumen…………………………………..……….. 78
7. Pengembangan Instrumen……………………….……………. 81
8. Validitas dan Reliabilitas…………………...………………… 81
F. Teknik Analisis Data……………………………….…………….. 85
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…..…… 88
A. Hasil Penelitian……………………………………….………….. 88
1. Uji Persyaratan Penelitian…………………………………….. 88
a. Uji Normalitas…………………………………...………… 89
b. Uji Homokedastisitas……………………...………………. 90
B. Hasil Pengujian Hipotesis…………………………….………….. 91
1. Uji Normalitas dan Uji Hipotesis Perkelas………..………….. 93
2. Hasil Belajar Siswa………………………...…………………. 98
C. Refleksi Kateketis………………………………….…………….. 102
D. Keterbatasan Penelitian………………………….……………….. 105
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………… 107
A. Kesimpulan………………………………………...…………….. 107
B. Saran…………………………………………………...………… 108
DAFTAR PUSTAKA………………………………………..……………… 110
LAMPIRAN…………………………………..…………………………….. 112
Lampiran 1:Surat Ijin Penelitian……………………………...…………….. (1)
Lampiran 2:Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)…………….……… (2)
Lampiran 3:Kisi-Kisi Observasi/Pengamatan Model Pembelajaran
Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing………………...……. (13)
Lampiran 4:Kisi-Kisi Keaktifan Siswa dalam Belajar PAK………...……… (15)
Lampiran 5:Jawaban Kisi-Kisi Pretest dan Postest Siswa…..……………… (17)
Lampiran 6:Data Hasil Pretest Siswa……………………………………….. (21)
Lampiran 7:Data Hasil Postest Siswa………….……………………………. (23)
Lampiran 8:Data Hasil Belajar Siswa…….....................…………………… (25)
DAFTAR
TABEL
Halaman
Tabel 1. Fase-fase dalam Pembelajaran Kooperatif……………..…………. 44
Ho : Hipotesis Nol
Ha : Hipotesis Alternatif
Std : Standard
Sig : Signifikansi
SPSS : Statistical Package For The Social Science
C. Singkatan Lain
KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal
KS : Kitab Suci
KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia
MNPK : Majelis Nasional Pendidikan Katolik.
PAK : Pendidikan Agama Katolik
PBM : Proses Belajar Mengajar
PPL : Program Pengalaman Lapangan
RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,
kepribadian manusia sendiri berjalan seumur hidup dari lahir sampai akhir hayat.
Proses pembentukan tersebut dapat ditempuh melalui jalur formal, informal, dan
non formal.
besar, karena pada umumnya seseorang akan melalui sistem pendidikan dari SD,
SMP, SMA dan perguruan tinggi. Di dalam proses pendidikan formal tersebut
proses pembelajaran tentu berkaitan dengan siswa, guru, sekolah dan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2012:73) menyebutkan bahwa “fungsi guru dalam proses mengajar belajar ialah
mencapai keberhasilan belajar seperti yang telah ditetapkan dalam proses belajar
telah direncanakan.
belakang siswa serta kebutuhan siswa, sehingga nantinya guru bisa memberikan
(2013 : 10) menyebutkan bahwa “ siswa adalah jiwa yang terus berubah,
objek pembelajaran”. Melalui sistem yang baik seharusnya guru dan sekolah
menurut Kesuma (2013:10) adalah “tujuan belajar adalah membuat siswa senang
guru yang profesional hal ini menjadi suatu keharusan, bahwa dalam proses
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Apalagi di era modernisasi ini, guru
keaktifan, minat dan hasil dalam belajar. Namun dalam prakteknya tidak semua
memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, tidak jarang juga pihak sekolah
seorang guru.
dan inovatif tentu akan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Namun
lancar dan tidak semua guru dapat menempatkan dirinya pada situasi dan
belajar mengajar di dalam kelas seperti berpikir egosentris, merasa paling pintar,
tidak menguasai materi dan sebagainya”. Disini guru memang tidak menjadi
faktor utama penentu kualitas pendidikan, namun disini guru memiliki peran
yang penting dalam proses pembelajaran, seperti yang ditegaskan Nini Subini
negara ini adalah guru. Walaupun selama ini telah terjadi beberapa kali
pergantian kurikulum, namun yang terpenting adalah pelaksanaan dan hasil yang
tujuan dan harapan, masih banyak siswa yang pasif dan kebanyakan dari mereka
tidak mendengarkan dan sibuk dengan diri sendiri bahkan ada siswa yang tidur
cerita dari buku, mencatat, kuis tanya jawab antar pribadi baik antara siswa
dengan siswa maupun siswa dengan guru tanpa menekankan kerja sama dalam
kelompok sehingga bila ada materi yang menggunakan kerja kelompok mereka
selalu menolak dan lebih memilih kerja sendiri. Hal ini terjadi, karena
pembelajaran Agama Katolik di kelas selama ini masih memakai model yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LCD namun kurang dimanfaatkan dan guru juga kurang tegas dalam
kesempatan bagi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Keadaan tersebut akan
yang hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tidak dapat
adanya siswa yang bertanya, banyak siswa yang mengantuk, dan siswa tidak
mampu menjawab dengan sempurna pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hasil
belajar siswa juga hanya pada tingkatan paling rendah, yaitu pada tingkatan
mengingat saja karena siswa hanya menghafalkan apa yang dicatat dari guru dan
yang ada dibuku paket. Hal ini bertantangan dengan pernyataan berikut:
pembelajaran di kelas tidak hanya berpusat pada guru dan buku paket, tetapi
disampaikan.
diajak untuk lebih aktif, kreatif, dan percaya diri. Misalnya siswa belum berani
bertanya bila belum paham dan pada saat diskusi kelas mereka banyak yang
kurang efektif dan kondusif. Apabila guru menerangkan terus menerus, siswa
banyak yang merasa bosan dan kemudian berbicara dengan teman sebangku dan
bermain sendiri. Hal itu membuat hasil belajar siswa rendah karena belum
yang tepat agar target pembelajaran dapat tercapai. Salah satu langkah yang
berdasarkan terang Kitab Suci dan pengalaman hidup para siswa, artinya materi
Yesus yang mewartakan Kerajaan Allah seperti yang diungkapkan dalam Kitab
Suci serta pengalaman langsung siswa dalam memahami dan menghayati serta
itu juga, media yang digunakan selama proses belajar mengajar PAK di kelas
diharapkan menggunakan media audio visual agar guru dapat terbantu dalam
model ini karena adanya interaksi semua siswa dalam proses belajar sehingga
pembelajaran PAK di kelas. Maka dari itu, penulis merasa tertarik untuk
B. Identifikasi Masalah
sekolah?
PAK?
bervariasi?
PAK?
C. Batasan Masalah
memilih 3 macam aspek yang akan dikaji yakni mengenai proses pembelajaran,
keaktifan dan hasil. Mengingat luasnya aspek yang akan dikaji dalam proses
D. Rumusan Masalah
Yogyakarta?
E. Tujuan Penulisan
10
F. Manfaat Penulisan.
siswa.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para calon guru
yang cocok dengan hasil belajar siswa agar terlibat aktif dalam mengikuti
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi peneliti
11
G. Metode Penulisan
yang diperoleh, sampai pada penyajian data, yaitu untuk menunjukkan pengaruh
Yogyakarta.
H. Sistematika Penulisan
Bab II: Penulis akan menguraikan kajian pustaka yang berisi tentang:
12
jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan
Bab IV: penulis akan menyampaikan hasil dari penelitian yang terdiri dari
13
BAB II
Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal yang melandasi penelitian yang
Agama Katolik dan Budi Pekerti tingkat Sekolah Menengah Atas (Kementerian
berikut:
14
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, dengan begitu
seseorang dapat menentukan arah dan tujuan hidupnya sendiri. Ia tidak mudah
goyah ketika menghadapi situasi atau arus perkembangan zaman yang penuh
dengan pergulatan karena ia mempunyai arah dan tujuan yang baik untuk
membangun dan mewartakan Kerajaan Allah di tengah dunia ini. Oleh karena
itu Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah satu usaha untuk
penghayatan iman dalam konteks hidup nyatanya. Dengan demikian proses ini
pendidikan dalam iman atau proses pendidikan agar para siswa semakin
dengan terang iman, yaitu injil.Satu hal penting dari Pelajaran Pendidikan
15
dan inti hidup siswa. Dengan demikian, Pendidikan Agama Katolik tidak hanya
dan untuk kebebasan manusia”. Tujuan tersebut bersifat holistik dan kognitif.
utuh dan serentak segi kognitif, afektif, dan praksis hidup peserta. Disebut
kognitif karena PAK mendorong siswa setia dan tekun mewujudkan tujuannya
Agama Katolik (PAK) adalah salah satu mata pelajaran di sekolah dan sekolah
berada di bawah pengaturan sistem pendidikan suatu negara. Selama ini, tujuan
Pendidikan Agama Katolik bersifat mendua namun tidak tuntas. Tujuan PAK
yang minimal, yakni pengetahuan, banyak yang tidak puas, sedangkan untuk
mencapai pengembangan hidup beriman, sangat sulit karena PAK masuk dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
ini menjadi pertanyaan yang selalu aktual karena PAK berhubungan dengan
proses hidup beriman seseorang dimana iman bukan hal yang sekali jadi dan
terus berproses, dimana proses tersebut sulit jika diukur secara sistem
pendidikan.
bukanlah hal yang sepele. PAK perlu diberi keleluasan sedemikian rupa
mengetahui dan semakin peka terhadap Rahmat Tuhan yang dilimpahkan dalam
Kerajaan Allah adalah tema dan tujuan utama dalam pemberitaan dan
kehidupan Yesus. Oleh karena itu, Mata Pelajaran PAK bermaksud mengantar
17
sifat utama Allah: penuh kasih, sabar, dan setia, menghendaki keadilan,
2. Kerajaan Allah dapat dipahami dalam konteks masa lampau, kini dan yang
akan datang.
kepenuhannya.
mengasihi Allah dengan mengasihi manusia. Tolak ukur kasih tidak lain
cara hidup lama dan menggunakan cara hidup baru. Pertobatan yang
8. Pertobatan kita juga meminta agar kita menantang dan melawan seluruh
ekspresi dosa yang bersifat sosial dan budaya dalam dunia kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Kerajaan Allah.
11. Buah-buah kehidupan kita sebagai respon terhadap rencana Allah bagi
buah-buah dari usaha kita masa kini yang tetap ada di Kerajaan yang
sempurna.
tolak ukur dari segala pendidikan iman. Proses pendidikan iman sungguh
berhasil kalau nilai-nilai Kerajaan Allah sungguh dialami secara nyata oleh
semua manusia.
itu dijalankan. PAK menjadi sarana untuk menghadirkan Kerajaan Allah, maka
penggunaan terang iman adalah keharusan. Terang iman digunakan sebagai nilai
dasar untuk memahami kenyataan manusia dalam sejarah dan melalui terang
iman, manusia semakin mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan suara
hatinya.
19
untuk beriman dan berserah secara penuh pada Allah (trusting). Akhirnya,
didasarkan pada kebebasan manusia dan bertujuan pada hidup bersama di dalam
kebebasan. “ Tujuan terdekat PAK yakni iman Katolik dan kebebasan manusia
adalah “kebebasan untuk” (freedom for) dan “kebebasan dari” (fredom from).
Dasar dari kebebasan ini adalah manusia diciptakan menurut gambar dan rupa
untuk bebas.
apa kita dipanggil, yakni kebebasan menjadi satu dengan Allah yang
diekspresikan dalam kebebasan bersatu dengan orang lain dan melayani orang
lain. Fredom from adalah kebebasan Kristiani yang secara logis. Karena kuasa
Allah yang menyelamatkan Yesus, sekarang kita dapat bebas dari dosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
bebas untuk memilih tanpa paksaan batin mana pun. Manusia sungguh bebas
konteks PAK terjadi melalui interaksi dalam situasi sosial dan budaya. Hal ini
dikarenakan peserta didik berada dan terlibat dalam hubungan di mana ia tinggal
gereja, masyarakat, dan sekolah. Keempat komunitas ini adalah konteks PAK
mereka, daya tangkap dan kemampuan mereka, latar belakang hidup dan
permasalahan mereka dan masih banyak lagi lainnya”. Sehubungan dengan hal
ini ada dua pendekatan yaitu: sosialisasi dan edukasi. Sosialisasi merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
proses di mana diri kita menjadi diri sendiri sebagaimana adanya, dengan jalan
berinteraksi dengan orang lain, tatanan hidup yang ada, nilai hidup yang diikuti
dan dengan pola tingkah laku yang diharapkan oleh lingkungan sosial kita.
Edukasi adalah proses di mana kita dengan sadar dan sengaja mendidik diri dan
kepenuhan.
membangun hidup yang berarti dan mendalam, Yesus Kristus dan Gereja.
Kurikulum PAK 1994 merumuskan ruang lingkup bahan PAK ialah doa, Kitab
Suci, Sakramen,Allah Bapa, Yesus, Roh Kudus, dan Gereja Moral. Kurikulum
2004 juga merumuskan ruang lingkup bahan PAK ialah saya, Yesus, Gereja dan
mencakup empat aspek yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain.
Keempat aspek yang dibahas secara lebih mendalam sesuai tingkat kemampuan
22
b. Yesus Kristus
Yesus Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah, seperti
yang terungkap dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
c. Gereja
d. Masyarakat
Gereja.
Kristus, Gereja dan Masyarakat. Ini berarti bahwa Pendidikan Agama Katolik
tidak hanya sebatas mewartakan Kitab Suci saja melainkan beberapa aspek
seperti yang telah diuraikan. Selain itu, untuk mencapai ruang lingkup bahan
atas dasar yang kuat untuk mencapai tujuannya. Adapun pola tersebut
23
kegiatan itu, kalau kita tidak belajar terlebih dahulu. Misalnya, kita mengenakan
satu sama lain dalam bahasa nasional, kita bertindak sopan, kita menghormati
Bendera Sang Merah Putih, kita mengemudi kendaraan bermotor, dan lain
(Winkel, 2012:56)
mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri
seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya
dengan mengamati orang itu. Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungan;
dalam bergaul dengan orang, dalam memegang benda dan dalam menghadapi
setiap guru mengetahui dari pengalaman bahwa kehadiran siswa di kelas, belum
berarti siswa sedang belajar; selama siswa tidak melibatkan diri, dia tidak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
belajar. Maka, supaya terjadi belajar, dituntut orang melibatkan diri, harus ada
interaksi aktif yang berupa aktivitas mental saja, tidak disertai gerak-gerik
secara sadar untuk mengubah suatu perilaku, terjadi kegiatan merespon terhadap
setiap pembelajaran. Seseorang yang belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang
lain, belajar hanya akan mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
“menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa oleh dirinya sendiri, maka
inisiatif belajar harus muncul dari dirinya”. Menurut Reber dalam Muhibbin
dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah the process of acquiring
sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli
perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
diperkuat). Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan
lelah, jenuh, dan perubahan karena kematangan fisik tidak termasuk belajar.
didapat dari proses belajar mungkin akan musnah atau sangat lemah apabila
4) Practice (praktek atau latihan) ini menunjukkan bahwa proses belajar itu
Selain itu, Slameto (2013:2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
adalah:
26
dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan
demikian semakin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin
baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa
perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu
sendiri.
beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis dan
sebagainya, ini tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.
Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan
27
Bertolak dari berbagai macam definisi yang telah diutarakan tadi, secara
umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat
proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah dan jenuh tidak dapat dipandang
hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
dengan perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar
pemahaman.
yaitu kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tingkah laku yang bersifat relatif permanen. Ketiga, hasil belajar ditujukan
peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek motivasi, emosional,
salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah, yang mempunyai kedudukan
yang sama dengan bidang studi yang lainnya seperti Pendidikan Moral
dengan bidang studi yang lain, maka Pelajaran Agama Katolik di sekolah mau
tidak mau harus terikat pada kurikulum dan waktu yang tersedia.
sekolah merupakan salah satu bagian dari tugas pastoral gereja terhadap anak-
anak yang bertujuan “Agar Peserta Didik Mampu Menggumuli Hidup Dari Segi
beserta tuntutan-tuntutannya.
29
belajar PAK pada dasarnya ialah belajar menurut teladan Kristus. Ini bukan
berarti tanpa relasi dengan Kristus. Menurut teladan Kristus berarti juga bahwa
berkehendak, dan bertindak seperti Kristus berarti semakin terjadi belajar PAK
Kristus, semakin terjadi interaksi aktif dalam diri orang itu terhadap
sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran
dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Pihak-pihak yang
berinteraksi edukatif antara satu dengan lainnya. Isi kegiatan adalah bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilalui pendidik dan
siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
lingkungan pendidikan untuk menciptakan situasi dan kondisi belajar bagi siswa.
untuk menjadi warga masyarakat yang baik dan diharapkan. Dan ketiga,
guru yang mengajar dan murid yang belajar. Mengajar dapat pula diartikan
31
adalah paduan dari bahan, metode, media, suasana yang diatur berdasar keadaan
adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang membelajarkan. Artinya di dalam suatu
proses pembelajaran ada suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru
yang berkembang untuk membantu siswa berpikir kreatif dan produktif. Bagi
siswanya. Tentu saja, model-model yang tercantum dalam bagian ini tidak
mencerminkan sederan daftar yang ketat, semuanya berupa refleksi atas beragam
teori pembelajaran yang berbeda untuk memenuhi keutuhan siswa yang juga
32
2009:141).
yang lebih baik. Hal penting yang harus diingat bahwa tidak ada satu strategi
pembelajaran yang paling ampuh untuk segala situasi. Oleh sebab itu guru
mengambil keputusan yang rasional kapan waktu yang tepat untuk menerapkan
Anurrahman,2009:143).
memasukan salah satu atau beberapa model ke dalam suatu program tertentu,
siswa, serta penilaian atau assessment untuk melihat hasil akademik yang telah
33
model pencapaian konsep, model taba, model deduktif, model Ausubel, dan
pengajaran, untuk sementara ini,”hanya” review yang dilakukan Joyce dan Weill
sebagai berikut:
2. Model-model personal
Huda, 2013:75) di atas memiliki struktur yang jelas. Implementasi setiap model
dideskripsikan dalam struktur ini. Ada lima aspek struktur umum, antara lain:
sintak, sistem sosial, tugas/peran guru, sistem dukungan dan pengaruh model.
34
2. Sistem sosial mendeskripsikan peran dan relasi antara guru dan siswa.
model, aktivitas ini lebih dipusatkan pada siswa, dan dalam bagian yang
model. Pengaruh ini bisa terbagi menjadi dua: instruksional dan pengiring.
langsung dari model pengajaran tertentu. Akan tetapi, dalam buku ini,
kedua pengaruh itu terkadang dilebur menjadi satu. Sehingga hanya guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
wawasan konseptual yakni model tranmisi (transfer), model yang berpusat pada
pengalaman hidup peserta, model praksis dan model pendidikan yang bersifat
Estetis
kepada para peserta didik dengan cara mentranfer. Prosesnya bersifat satu arah
sehingga pendidik aktif tetapi peserta didik pasif. Peserta hanya menghafal dan
mengulang-ulang apa yang dikatakan oleh guru atau yang ditulis di dalam buku
adalah bahwa model ini berpusat pada pendidik yang mentranfer seluruh
pengetahuannya pada peserta didik dengan menerapkan relasi guru dan murid.
Sifat yang ditekankan dalam model ini bukan kognitif melainkan kualitatif
dan subyektif karena menekankan pada proses. Yang ditekankan dalam model
ini adalah kualitas hidup peserta didik bukan kuantitas materi yang diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
memperkembangkan imnnya.
c. Model Praksis
sehingga ditemukan nilainya dan dapat diteguhkan visi dasarnya. Tujuan praksis
Dalam model ini materi pendidikan iman disampaikan dengan cara yang
rasa serta mendorong pada tingkat konkret. Maka Maria Haris meminta agar
pendidik memperhatikan tiga hal yakni: bahasa, suasana, dan ekspresi setiap
peserta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
a. Pembelajaran Kooperatif
sama lainnya sebagai suatu kelompok atau satu tim (Isjoni 2014:15). Slavin
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara
model yang menggunakan sistem pengelompokan tim kecil, yakni antara empat
sampai lima orang yang memiliki latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen)”. Sedangkan Sunal dan Hans
suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk
memberikan dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses
38
yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok
mencapai tujuan dan tugas yang telah ditentukan sebelumnya (Isjoni, 2014:6).
sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Jhonson dalam (anita Lie, 2010:
yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin dan latar belakang etnik
pembelajaran ini harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka
anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang
dan rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar
Katolik (PAK), maka pembelajaran kooperatif berarti suatu cara atau pendekatan
untuk dapat saling bekerja sama dan membantu satu sama lain selama proses
pembelajaran berlangsung.
adalah untuk meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap
tolong menolong dalam beberapa prilaku sosial. Selain itu juga tujuan utama
dalam penerapan pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar
40
Jika dilihat dari uraian tujuan pembelajaran kooperatif oleh para ahli di
demikian maka akan menciptakan hasil dan memberikan dampak yang baik pada
Dalam metode pembelajaran tim siswa, ini bisa berupa sertifikat atau rekognisi
lainnya yang diberikan kepada tim yang memenuhi keriteria yang telah
dua cara yakni pertama, dengan jumlah skor kelompok atau nilai rata-rata
kompetisi tim. Studi tahap awal dari poin kemajuan dan kompetisi dengan yang
41
kelompok.
dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas
kooperatif adalah suatu cara untuk mengajak siswa yang kurang aktif terlibat
dapat bekerjasama dengan yang lain. Bila dikaitkan dengan PAK maka akan
42
Setiap anggota berperan aktif dan mempunyai andil yang sama terhadap
keberhasilan kelompok.
2. Tanggungjawab perorangan
sekelasnya.
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
sekolah maka akan sangat baik karena pada diri siswa ditanamkan suatu
komunikasi dan sikap interaksi sosial yang baik dengan sesamanya karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial maka akan sangat baik bila
hubungan baik dengan lingkungan, sesama, dan terlebih relasi pada Tuhan.
1. Penjelasan materi
kelompok dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi
pendapat, dan tanya jawab bahkan menggunakan demonstrasi. Guru juga dapat
menarik.
44
3. Penilaian
Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok.
4. Pengakuan tim
45
Fase 4: Assist team work and studeny Membantu tim-tim belajar selama
membantu kerja tim dan belajar siswa mengerjakan tugasnya
a) Fase pertama
maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena siswa
b) Fase kedua
akademik.
c) Fase ketiga
Guru harus menjelaskan bahwa siswa harus saling bekerja sama di dalam
tercapainya tujuan kelompok. Pada fase ketiga ini terpenting jangan sampai ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
individu lainnya.
d) Fase keempat
tugas yang dikerjakan siswa dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan
yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa
e) Fase kelima
f) Fase keenam
Variasistruktur reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan
orang lain. Struktur reward kompetitif adalah jika siswa diakui usaha
47
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang
lain.
3. Pembelajaran kooperatif membantu anak untuk respek pada orang lain dan
terhadap sekolah.
menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat
48
butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis
Akibatnya, keadaan semacam ini dapat menggangu iklim kerja sama dalam
kelompok.
membelajarkan. Oleh karena itu jika tanpa peer teaching yang efektif, maka
belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak
hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi dari individu siswa.
panjang, dalam hal ini tidak mungkin tercapai hanya dengan satu kali
49
penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang
harga-diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang
berbeda-beda.
2. Memperbaiki kehadiran
51
mereka serta mendengarkan pandangan dan pemikiran siswa lain dalam satu
gemerincing ini, dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini bisa
digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak
pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang,
52
diberi sejumlah kancing atau kartu “chips” (biasanya dua sampai tiga kancing
dimilikinya habis. Jika kartu yang dimilikinya habis, ia tidak boleh berbicara lagi
mereka. Jika semua kartu telah habis, sedangkan mereka belum selesai,
dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lain. Selain itu juga dapat
pemerataan tanggung jawab bisa tercapai karena siswa yang pasif akan mandiri
dan tidak bergantung pada siswa yang lebih dominan dan memastikan setiap
53
kecil yang berbeda yang harus digunakan setiap kali menyatakan keraguan,
2007:63).
1. Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing (bisa juga
3. Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus
4. Jika kancing yang dimiliki seseorang habis, dia tidak boleh berbicara lagi
5. Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok
prosedur kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
C. Keaktifan Siswa
Dalam kegiatan belajar siswa dituntut untuk selalu aktif dalam kegiatan hal
apapun yang menyangkut kegiatan belajar, hal itu untuk menunjang keberhasilan
siswa dalam proses belajar dan mendapatkan hasil yang maksimal. Tidak hanya
dalam tes tertulis yang harus mendapatkan nilai yang baik namun juga dalam
proses belajar juga siswa dituntut untuk selalu aktif mengikuti kegiatan belajar.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai keaktifan siswa yang meliputi: (1)
pengertian keaktifan siswa, (2) ciri-ciri keaktifan siswa, dan (3) aspek-aspek
keaktifan siswa.
sebagai berikut:
menyalin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
bermain
mengambil keputusan.
penjelasan dari teman biasanya juga lebih dipahami oleh siswa. Belajar
berkelompok juga akan menimbulkan rasa malu jika tidak bisa menjawab
suasana ini diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan
efisien.
siswa adalah aktivitas fisik dan mental siswa dalam proses pembelajaran yang
dapat dilihat dari berbagai aspek. Aspek-aspek dalam keaktifan siswa dapat
mata, telinga, mulut, tangan, gerak, mental, dan emosi. Keaktifan siswa tidak
bisa dilepaskan dari interaksi dengan guru maupun siswa lain sehingga guru dan
56
dimensi siswa yaitu pembelajaran yang berkadar siswa aktif akan terlihat pada
keinginan dan kemauannya. Dalam dimensi siswa ini nanti pada akhirnya akan
terdapat beberapa indikator cara belajar siswa aktif. Melalui indikator cara
belajar siswa aktif dapat dilihat tingkah laku mana yang muncul dalam proses
208).
Keaktifan siswa tampak dalam kegiatan, antara lain: (1) berbuat sesuatu
57
Berdasarkan ciri-ciri keaktifan siswa yang telah disebutkan oleh 3 ahli maka
dalam penelitian. Keaktifan siswa ini dipengaruhi oleh aktivitas siswa dalam
belajar. Dan dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya keaktifan siswa karena
peserta didik terlibat secara aktif, baik secara fisik, mental maupun sosial dalam
kemandirian belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
1. Keberanian
kebenarannya.
Keberanian adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu
selalu tahu diri, rendah hati, dan mengisi jiwa serta pikiran dengan pengetahuan
2. Berpartisipasi
keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut
59
dalam segala kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar dan b)
kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam kegiatan yang
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Tidak ada proses belajar tanpa
partisipasi dan keaktifan anak didik dalam belajar. Setiap anak didik pasti aktif
3. Kreativitas Belajar
aktif mempunyai motivasi untuk menciptakan cara belajar yang baru untuk
a. Rasa ingin tahu yang tinggi. Siswa yang aktif keingintahuannya akan hal-hal
baru sangat besar, sehingga dari situ dapat mencari jawabannya sendiri.
b. Pantang menyerah. Siswa yang aktif tidak mudah pantang menyerah apabila
c. Berani mengambil resiko. Siswa yang aktif tidak mudah pantang menyerah
60
e. Optimis. Siswa aktif akan selalu optimis dengan apa yang telah mereka
kerjakan.
f. Proaktif. Siswa yang aktif selalu mempunyai kesadaran yang tinggi untuk
mengerjakan sesuatu.
4. Kemandirian Belajar.
pembelajaran yang didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan mengatur
diri untuk mencapai hasil yang optimal. Siswa yang aktif dengan sikap mandiri
situasi pengetahuan
Selain keberanian dalam keaktifan siswa juga perlu adanya berpartisipasi, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
keikutsertaan dalam setiap kegiatan belajar. Dalam keaktifan siswa juga perlu
adanya aktivitas belajar, dengan adanya kreatifitas belajar dari siswa maka siswa
karena dengan siswa mandiri dalam belajar maka siswa sudah mampu
belajarnya sendiri tanpa adanya kesulitan. Keaktifan siswa juga tidak hanya
kemampuan siswa dalam belajar serta dapat melatih siswa untuk berpikir secara
permasalahan.
hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari
sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
62
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannnya bahan
bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti.
sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2005:22) yang
menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai
(bertindak).
dicapai melalui tiga ranah kategori antara lain kognitif, afektif, dan psikomotor
a. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6
penilaian.
b. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi
63
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor
karena lebih menonjol. Namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus
dan cita-cita. Pendapat ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses
belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah
belajar PAK adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah
dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau
bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam
membentuk pribadi individual yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik
lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku yang lebih
baik. Penilaian ini dilakukan dengan memberikan tes. Dalam penilaian ini hasil
belajar peserta didik merupakan skor post test yang diperoleh dari hasil tes pada
akhir siklus.
1. Faktor internal
64
dan sebagainya.
(intelegensi dan bakat) dan faktor aktual yaitu kecakapan nyata dan
2. Faktor eksternal
kematangan baik secara fisik maupun psikis. Selain itu ada faktor yang lain
sebagai berikut:
dan sebagainya.
65
dalam dan luar siswa yang melaksanakan evaluasi pembelajaran. Faktor tersebut
sebagai tolak ukur siswa sudah menguasai, materi pembelajaran atau belum.
terdapat dua kriteria yang menjadi keberhasilan pengajar yang bersifat umum.
suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek
66
dari segi hasil. Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dapat
1. Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran nampak
2. Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran dapat
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kriteria dilihat dari
proses dan hasilnya. Kriteria yang dilihat dari proses bagaimana siswa tersebut
melakukan proses belajar dengan metode yang diberikan oleh guru yang dapat
dilihat dari aspek afektif siswa. Sedangkan kriteria yang dilihat dari hasilnya
yaitu dilihat dari proses tersebut dan posttest siswa yang dapat dilihat dari aspek
kognitif siswa.
Sebelum adanya penelitian ini, sudah ada beberapa penelitian atau tulisan
67
F. Kerangka Pikir
pembelajaran yang menarik bagi siswa sehingga siswa menjadi semangat dan
Agama Katolik. Agar siswa terlibat, tidak bosan dan dapat dengan mudah
68
Artinya siswa tidak lagi belajar sendiri-sendiri tetapi juga belajar secara
kelompok, dari diskusi kelompok juga akan memupuk kerja sama antar
untuk mencintai pembelajaran dan sekolah ataupun guru. Dalam kegiatan yang
menyenangkan ini, siswa merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir.
kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif berbicara dalam proses pembelajaran
baik menjawab pertanyaan atau menyampaikan pendapat. Siswa yang aktif pada
materi timbul sebagai akibat dari keaktifan bicara siswa. hal tersebut akan
meningkatkan hasil belajar dari materi yang bersangkutan. Maka, kerangka pikir
uraian ini secara sistematis dapat digambarkan melalui skema sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
G. Hipotesis
ada dalam kerangka pikir, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
2016/2017.
2016/2017.
70
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Ketepatan metode akan mengatur arah serta tujuan penelitian. Dalam metode
dengan teknik dan prosedur bagaimana suatu penelitian tersebut akan dilakukan.
A. Jenis Penelitian
Bila dilihat dari segi pendekatan dan data yang diperoleh, maka
penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yang berbentuk uji beda.
angka mulai dari pengumpulan data, pengolahan data yang diperoleh, sampai
ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
B. Desain Penelitian
ini:
Dalam desain ini, peneliti akan memberikan tes pada awal kegiatan
yang akan diteliti kemudian akan dilakukan tes yang sama diakhir kegiatan
untuk melihat perbandingan skor keduanya. Adapun variabel yang diukur dalam
72
1. Tempat Penelitian
Yogyakarta dipilih sebagai tempat penelitian karena pernah PPL di sekolah ini
2. Waktu Peneltian
VA 30 siswa
VB 27 siswa
JUMLAH 57 Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
1. Variabel Penelitian
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
2. Definisi Konseptual
khusus untuk memberikan dorongan kepada peserta didik agar dapat bekerja
tingkah laku dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
3. Definisi Operasional
merupakan suatu model atau serangkaian tindakan dari guru dalam proses
belajar mengajar yang dirancang untuk mempengaruhi pola perilaku dan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
untuk dilakukan karena siswa harus memahami dengan jelas prosedur dan
akademik
tugas yang dikerjakan siswa dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini
75
siswa. Variasistruktur reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang
dilakukan orang lain. Struktur reward kompetitif adalah jika siswa diakui
saling bersaing.
b. Keaktifan siswa
1. Keberanian
secara matang dan terukur sebelum bertindak, mampu memotivasi orang lain,
selalu tahu diri, rendah hati, dan mengisi jiwa serta pikiran dengan
76
2. Berpartisipasi
dalam segala kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, dan
kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam kegiatan yang
Hasil belajar adalah nilai akhir yang diperoleh siswa dari proses belajar
1. Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6
penelitian.
2. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah Afektif meliputi
Setelah diisi langsung dikembalikan kepada peneliti pada hari yang sama. Selain
77
gemerincing ini berhasil atau tidak diterima oleh siswa maka digunakan
observasi/pengamatan.
5. Instrumen Penelitian
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
hendak diukur dalam penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar siswa kelas
tinggal memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai. Jawaban setiap item
78
6. Kisi-kisi Instrumen
Menyampaikan tujuan 4
pembelajaran
Fase kedua: Menjelaskan peranan siswa 5
Present
Information
Fase ketiga: Memberikan kesempatan 6
organize kepada siswa untuk
students into melakukan kegiatan
learning teams berkelompok menggunakan
teknik kancing gemerincing
Fase keempat: Membimbing siswa selama 7
assist team work proses belajar kooperatif
and studeny menggunakan teknik
kancing gemerincing
Memberikan motivasi pada 8
siswa
79
diskusinya
80
81
7. Pengembangan Instrumen
Uji coba yang dipakai dalam pengembangan instrumen ini adalah uji
coba terpakai artinya tanpa mengadakan uji coba sebelum penelitian diadakan,
coba dilakukan dengan mencari validitas dan rebilitas, butir soal yang memiliki
nilai relibilitas dan validitasnya rendah akan dibuang dan tidak dipakai dalam
analisa data sedangkan yang memenuhi syarat dalam uji validitas dan relibilitas
a. Uji Validitas
validitas kontruk yaitu sesuatu yang tidak dapat diamati secara langsung
pada seseorang. Dengan teknik statistik yang disebut analisis faktor dapat
komputer SPSS versi 20. Untuk mencapai syarat validitas dengan taraf
signifikansi 0,05. Maka, jika signifikansi > 0,05 item tidak valid, jika
82
2 0,001 13 0,002
3 0,000 14 0,203
4 0,000 15 0,005
5 0,041 16 0,549
6 0,008 17 0,150
7 0,001 18 0,007
8 0,013 19 0,004
9 0,003 20 0,005
10 0,000 21 0,002
11 0,003 22 0,004
83
2 0,019 13 0,000
3 1,015 14 0,007
4 0,003 15 0,111
5 0,013 16 0,000
6 0,001 17 0,001
7 0,004 18 0,013
8 0,001 19 0,004
9 0,006 20 0,002
10 0,002 21 0,009
11 0,000 22 0,001
nilai signifikansinya < 0,05. Item yang valid tersebut dipakai dalam analisis
data.
b. Uji Reliabilitas
pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk
program SPSS 20. Jika nilai alpha kurang 0,60 maka relibilitasnya adalah
kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel-7.Relibilitas Pertemuan 1
Case Processing Summary
N %
Valid 57 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0
Total 57 100,0
Diketahui nilai Cronbach Alpha 0,774. Jika nikai Alpha kurang 0,60
maka reliabilitasnya adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan
diatas 0,8 adalah baik. Karena nilainya diatas 0,7 maka hasilnya dapat
diterima. Sedangkan jumlah item (N) adalah 22 item pernyataan yang valid.
85
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's Alpha Based N of Items
Alpha on Standardized Items
,795 ,802 22
Diketahui nilai Cronbach Alpha 0,774. Jika nikai Alpha kurang 0,60 maka
reliabilitasnya adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan diatas 0,8
adalah baik. Karena nilainya diatas 0,8 maka hasilnya baik. Sedangkan jumlah
item (N) adalah 22 item pernyataan yang valid. Dari data tersebut dapat
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan analisis uji t
berpasangan. Uji ini bisa dilakukan pada subjek sebelum dan sesudah suatu
proses. Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah keaktifan sebelum
gemerincing. Maka kriteria yang dipakai adalah jika nilai signifikansi < 0,05
maka terjadi perbedaan, sebaliknya jika nilai >0,05 maka tidak ada perbedaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Untuk melakukan uji t diperlukan data yang berskala interval atau ratio
yang dalam SPSS disebut scale. Adapun skala yang digunakan dalam
pengukuran penelitian ini adalah skala likert seperti yang dijelaskan diatas.
tersebut berdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas data digunakan
untuk seluruh data yang akan diolah. Dalam pembahasan ini peneliti
dengan taraf signifikansi 0,05 bertujuan untuk menentukan jenis statistik yang
akan digunakan. Kriteria yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang
distribusi data normal. jika data berdistribusi normal, maka teknik statistik
2) Jika signifikansi (2-tailed) kurang dari 5% atau 0,05 (< 0,05), maka
distribusi data tidak normal. Jika tidak berdistribusi normal, maka teknik
Samples Tests (uji 2 sampel berpasangan) dengan uji Wilcoxon dan two
Independent Samples Test (uji 2 sampel bebas) dengan uji Mann Whitney)
87
b. Uji Hipotesis
a) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka terjadi perbedaan yang signifikan
b) Jika nilai > 0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest
dengan postest.
Y2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BAB IV
Pada bab ini berisi tentang uji persyaratan analisis, penelitian pengujian
instrumen pretest-postest yang telah dibuat dan diisi guna penelitian Pengaruh
siswa.
A. Hasil Penelitian
nilai Signifikansi. Jika signifikansinya kurang dari 0,05 berarti data tidak
berdistribusi normal. Tetapi jika signifikansi lebih dari 0,05, maka data
berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
a. Uji Normalitas
analisis total pretest-postest (Y1-Y2) maka diperoleh data pada tabel berikut ini:
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
PRETEST ,075 57 ,200* ,990 57 ,927
*
POSTEST ,084 57 ,200 ,983 57 ,597
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
90
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
PRETEST ,089 57 ,200 ,987 57 ,818
Output test of normality menunjukkan nilai signifikansi untuk total
POSTEST ,107 57 ,157 ,986 57 ,727
keseluruhan variabel Y1 (pretest) sebesar 0,200 dan variabel Y2 (postest)
b. Uji Homokedastisitas
kesamaan varians antara dua kelompok yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
predicted value *ZPRED tidak membentuk suatu pola dan tersebar diantara titik
nol (0) pada sumbu x dan y dengan demikian bisa dianggap residual mempunyai
91
digunakan adalah analisis uji Paired Samples t-test atau uji t sampel
gemerincing.
Kriteria yang dipakai adalah jika nilai signifikansi < 0,05, maka terjadi
perbedaan yang signifikan, sebaliknya jika nilai > 0,05 maka tidak ada
berikut:
sebelum (pretest) dan setelah perlakuan (postest). Output tersebut terdiri dari
jumlah data (N), rata-rata peringkat (Mean), Std. Deviation dan Std Error Mean.
Dari output dapat diketahui bahwa jumlah data (N) ada 57, mean pretest sebesar
127,07 dan postest sebesar 139,37, Std. Deviation 8,773 dan 6,768, dan Std.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Error Mean 1.162 dan 896. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
perlakuan menurun.
0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Begitu pula sebaliknya, bila signifikansi
> 0,05 maka Ho diterima. Nilai pretest pada matrik korelasi menunjukkan angka
sebesar 0,400. Oleh karena itu Ha diterima dan Ho ditolak. Maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikansi antara pretest
Untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan, maka uji hipotesis yang
digunakan adalah dengan uji paired sampel t-test. Uji ini dilakukan untuk
gemerincing terhadap keaktifan belajar siswa. Maka untuk melihat hasil uji
gemerincing terhadap keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
93
(paired sampe t-Test). Jika signifikansi kurang dari 0,05, maka tidak ada
perbedaan nilai tes antara sebelum dan setelah perlakuan. Sedangkan jika
signifikansi lebih dari 0,05, maka ada perbedaan nilai tes antara sebelum dan
sesudah perlakuan.
Keterangan pengujian
Dalam uji normalitas kelas 5a ini, data yang dianalisis adalah sampel
berjumlah 30 orang. Item yang dianalisis adalah item yang memenuhi kriteria
94
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Pretest kelas 5a .172 30 .024 .928 30 .044
a. Lilliefors Significance Correction
Postest kelas 5a .201 30 .003 .835 30 .000
digunakan adalah analisis uji paired sampels t-test atau uji t sampel berpasangan.
Kriteria yang dipakai adalah jika nilai signifikansi <0,05, maka terjadi
perbedaan yang signifikan, sebaliknya jika nilai >0,05 maka tidak ada perbedaan
95
Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest kelas 5a 61.67 30 4.581 .836
Postest kelas 5a 72.40 30 3.635 .664
sebelum (pretest) dan setelah perlakuan (postest). Output tersebut terdiri dari
jumlah data (N), rata-rata peringkat (Mean), Std. Deviation Dan Std. Error
Mean. Dari output dapat diketahui bahwa jumlah data (N) ada 30, Mean pretest
61,67 dan postest 72,40, Std. Deviation 4.581 dan 3.635, dan Std. Error Mean
836 dan 664. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan nilai
Paired Differences
95%
Confidence
Std. Interval of the Sig
Std. Error Difference .
Mean Deviation Mea T df (2-
n Lower Upper tailed)
Pai Pretest 1kelas 5a
r 1 - Postest kelas 5a
- 6.32 1.15 - - - 2 .000
10.733 4 5 13.095 8.372 9.296 9
(paired samples t-test). Jika signifikansi kurang dari 0,05, maka tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
perbedaan nilai test antara sebelum dan sesudah perlakuan. Sedangkan jika
signifikansi lebih dari 0,05 maka ada perbedaan nilai tes antara sebelum dan
setelah perlakuan. Dari output dapat dilihat bahwa signifikansi (2-tailed) adalah
bahwa ada perbedaan nilai tes antara sebelum dan setelah perlakuan.
2). Kelas 5b
Dalam uji normalitas kelas 5b, data yang dianalisis adalah sampel
berjumlah 27 orang. Item yang dianalisis adalah item yang memenuhi kriteria
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
*
Pretest kelas 5b .095 27 .200 .976 27 .774
Postest kelas 5b .148 27 .137 .955 27 .279
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
97
digunakan adalah analisis uji paired sampels t-test atau uji t sampel berpasangan.
Kriteria yang dipakai adalah jika nilai signifikansi <0,05, maka terjadi
perbedaan yang signifikan, sebaliknya jika nilai >0,05 maka tidak ada perbedaan
sebelum dan setelah perlakuan. Output tersebut terdiri dari jumlah data (N), rata-
rata peringkat (Mean), Std. Deviation dan Std. Error Mean. Dari output dapat
diketahui bahwa jumlah data (N) ada 27, Mean pretest 60,44 dan postest 68,52,
Std, Deviation 5,221 dan 6,369, dan Std. Error Mean 1.005 dan 1.226. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan nilai sebelum dan setelah diberikan
perlakuan meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
(Paired samples t-Test). Jika signifikansi kurang dari 0,05, maka tidak ada
perbedaan nilai tes antara sebelum dan setelah perlakuan. Sedangkan jika
signifikansi lebih dari 0,05, maka ada perbedaan nilai tes antara sebelum dan
setelah perlakuan. Dari output dapat dilihat bahwa signifikansi (2-tailed) adalah
0,000. Karena signifikansi <0,05, maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan baha
belajar yang diperoleh siswa pada pertemuan pertama dan kedua secara
Statistics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Hasil Belajar
N Valid 57
Missing 0
Jumlah Instrumen 10
Mean 147,37
Std. Error of Mean 1,538
Median 145,00
Mode 145
Std. Daviation 11,615
Variance 134,915
Range 60
Minimum 125
Maximum 185
Sum 8400
Dari tabel statistik dapat dilihat N valid 57 anak dengan jumlah instrumen
10 butir diketahui bahwa rata-rata skor hasil siswa harga mean147,37 dengan
standar deviasi 11,615. Untuk range adalah 60 dengan skor minimum 125 dan
skor maksimum 185. Sedangkan nilai tengah dari hasil siswa (median) adalah
145,00 serta nilai mode adalah 145.Sementara itu, berdasarkan data yang
diperoleh maka dapat dideskripsikan bahwa hasil belajar siswa dengan model
Nilai Siswa
Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Nilai Tertinggi 90 95
Nilai Terendah 50 55
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil tes pertemuan pertama
dan kedua yang diikuti oleh 57 siswa memiliki nilai rata-rata 73-74. Dengan 36-
38 siswa yang dapat dinyatakan sudah mencapai nilai ketuntasan dengan capaian
72-75% serta siswa yang belum tuntas ada 19 – 21 siswa dengan capaian sebesar
15-18%.
101
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa yang mencapai
kriteria sangat tinggi yaitu 7%, tinggi 72%, sedang 19%, rendah 2%, dan tidak
Dari hasil upaya yang telah dilakukan pada pertemuan 1, didapatkan hasil
sebagai berikut:
Dari tabel di atas, terlihat bahwa hasil belajar siswa pada pertemuan 2
mengalami peningkatan dari pertemuan pertama. Hal ini terlihat dari persentase
kriteria pencapaian siswa pada pertemuan kedua sebanyak sangat tinggi 12%,
Tabel- 26. Uji T-test untuk hasil belajar siswa pertemuan 1 dan 2
102
D. Refleksi Kateketis
Kancing Gemerincing
masing siswa telah diberikan kancing dalam kelompok untuk bekerjasama dalam
menghargai pendapat orang lain dan membuat siswa terbiasa dengan adanya
perbedaan. Dengan demikian, bila dikaitkan dengan konteks PAK, maka model
103
satu kancingnya, jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis makan siswa
Namun apabila kancing habis sebelum tugas selesai maka kelompok boleh
Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa ada aspek kateketis yang menjadi
yang berarti ada interaksi mendalam antara yang satu dengan yang lainnya.
Dengan adanya interaksi tersebut bisa digunakan untuk strategi pewartaan kabar
dan emosi. Keaktifan siswa tidak bisa dilepaskan dari interaksi dengan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
maupun siswa lain sehingga guru dan siswa lain turut mempengaruhi keaktifan.
bahwa siswa aktif adalah siswa yang terlibat secara intelektual dan emosional
dalam kegiatan belajar. Bila dikaitkan dengan PAK, maka keaktifan belajar PAK
siswa dalam proses belajar mampu mendukung pewartaan di dalam belajar PAK.
Dengan demikian, aspek kateketis dalam keaktifitas belajar PAK terlihat dari
hasil belajar yang dicapai siswa. Pada saat hasil belajar tercapai maka aspek
pengalaman belajarnya. Bisa juga dikatakan bahwa, hasil belajar adalah nilai
akhir yang diperoleh masing-masing siswa dalam proses belajar mencakup tiga
(bertindak).Hal ini dapat dipandang melalui dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi
guru.Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang
lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan
pelajaran.
Jika dikaitkan dengan hasil belajar PAK artinya suatu penilaian akhir dari
tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-
lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individual
yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah
E. Keterbatasan Penelitian
sehingga kebenaran data dapat diukur dengan baik. Bila responden dalam
dengan baik.
yang terbatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
gemerincing, keaktifan siswa dan hasil belajar PAK dalam arti menjelaskan
107
BAB V
A. Kesimpulan
masing siswa telah diberikan kancing dalam kelompok untuk bekerjasama dalam
maupun berinteraksi dengan guru maupun dengan sesama siswa dalam proses
maka hasil mean yang diperoleh adalah 12,298. Sedangkan hasil belajar
adalah nilai akhir yang diperoleh siswa dalam proses belajar mencakup tiga hal
terhadap keaktifan siswa karena berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan
adanya hasil yang diperoleh berdasarkan nilai pretest sebesar 0, 200 dan postest
108
Maka, uji hipotesis penelitian ini adalah, Ha: diterima dan Ho: ditolak,
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu
B. Saran
saran yang diharapkan dapat berguna dalam meningkatkan keaktifan siswa dan
1. Guru
bervariatif sehingga anak tidak merasa bosan dan jenuh dalam kegiatan
keaktifan siswa dan hasil belajar siswa. Untuk itu, guru sebaiknya mampu
mengajar. Karena model ini mampu melatih kerjasama antar siswa dan
109
2. Kepala Sekolah
proses belajar mengajar. Agar guru mengajar tidak monoton karena akan
berakibat buruk bagi perkembangan nilai hasil belajar siswa. Kepala sekolah
harus tegas dan bersifat mengarahkan kepada para guru dengan maksud
3. Bagi Siswa
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh siswa, yakni sebagai
berikut:
diberikan guru.
lebih mudah menangkap dan mengerti penjelasan guru. Hal ini akan
110
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Anita Lie. 2010. Cooperative Learning (mempraktekkan cooperative learning di
ruang-ruang kelas). Jakarta: Grasindo
Dapiyanta, FX. 2008. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di
Sekolah.Diktat Kuliah Program Studi Pendidikan Agama
Katolik. Universitas Sanata Dharma.
. 2008. Pendidikan Agama Katolik pada Tingkat Dasar. Diktat
Kuliah Program Studi Pendidikan Agama Katolik. Universitas
Sanata Dharma.
Daryanto & Muljo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Penerbit: Gava
Media
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar & pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Goome, Thomas H. 2010. Christian Religious Education: Sharing Our Story
and
Vision. San Fransisco: Harper and Ron Publisher
Heryatno Wono Wulung, FX. 2003. Pengantar PAK Sekolah. Diktat Kuliah
Program Studi Pendidikan Agama Katolik.Yogyakarta: Penerbit
Universitas Sanata Dharma.
Isjoni. 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: Elfabeta
Jihad, A & Haris, A. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
Kemanterian Pendidikan dan kebudayaan RI. Pendidikan Agama Katolik dan
budi Pekerti (kurikulum 2013). Jakarta: Politeknik Negeri Media
Kreatif
Kunandar. 2014. Penelitian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta didik
berdasarkan kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers
Miftahul Huda. 2011. Coopertive Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
. 2013. Model-model Pengajaran & Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Muhibbin Syah. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
Oemar Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi aksara
Setyakarjana. 1997. Kateketik Pendidikan Dasar. Yogyakarta: Puskat
Slameto. 2010. Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Slavin, Robert E. 2015. Cooperative Learning (teori riset & praktik). Bandung:
Penerbit Nusa Media
Sugandi, Achmad. 2004. Teori pembelajaran. Semarang: UNNES Press
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif,
kualitatif,
dan R & D).Bandung: ALFABETA
Trihendradi. C. 2009. Langkah mudah menguasai statistik menggunakan SPSS
15. Yogyakarta: Penerbit Andi
. 2013. Langkah mudah menguasai statistik menggunakan SPSS
21. Yogyakarta: Penerbit Andi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
112
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelas/Semester :............/.............
Pelaksanaan :..............................................
I. STANDAR KOMPETENSI
Siswa memahami tantangan dalam mewujudkan nilai-nilai Kerajaan
Allah sebagaimana dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama serta Yesus
Kristus dan para pengikut-Nya. Sekaligus menumbuhkan keyakinan bahwa
Allah akan selalu menguatkan mereka melalui Roh Kudus sehingga mereka
mampu mewujudkannya dalam hidup bersama, baik sebagai laki-laki maupun
sebagai perempuan.
II. KOMPOTENSI DASAR
Siswa memahami dan menghayati hidup baru dalam Roh Kudus yang
terungkap melalui doa-doa dan diwujudkan melalui tindakan-tindakan jujur
dan adil dalam Gereja dan masyarakat.
III. INDIKATOR
a. Menyebutkan kemampuan-kemampuan khas yang dimiliki orang-orang di
sekitarnya dan apa manfaat kemampuan-kemampuan itu untuk hidup
bersama di lingkungan sekolah dan masyarakat.
b. Menjelaskan bahwa setiap orang diberi karunia Roh Kudus untuk
membangun hidup bersama
c. Menjelaskan maksud Tuhan memberikan karunia Roh Kudus kepada kita.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1 Pendahuluan 10 Perhatian,
pembelajaran
pembelajaran
talenta yang
dimilikinyakemudian
12:4-11)
(pertanyaan terlampir)
dibicarakan
kepadanya.
(terlampir) disiplin
(terlampir)
VIII. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian : Tertulis
2. Alat Penelitian : soal uraian
(1KOR 12:4-11)
Ada rupa-rupa karunia, tetaoi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan
tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah
satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
PERTANYAAN:
(Tugas Kelompok)
1. Mana saja karunia Roh Kudus yang disebut dalam kutipan Kitab Suci di
atas?
2. Karunia mana yang menarik perhatianmu? Mengapa?
3. Karunia mana yang dibutuhkan gereja pada saat ini?
4. Sebutkan hal-hal yang menghambat dan membantu seseorang untuk
mengembangkan karunia yang dimilikinya!
5. Buatlah salah satu doa atau puisi yang sesuai dengan tema “Rupa-Rupa
Karunia Roh Kudus”
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Pel. 19 Tempat-Tempat Khusus Untuk Berdoa)
Kelas/Semester :............/.............
I. STANDAR KOMPETENSI
Siswa memahami tantangan dalam mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah
sebagaimana dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama serta Yesus Kristus
dan para pengikut-Nya. Sekaligus menumbuhkan keyakinan bahwa Allah
akan selalu menguatkan mereka melalui Roh Kudus sehingga mereka mampu
mewujudkannya dalam hidup bersama, baik sebagai laki-laki maupun sebagai
perempuan.
II. KOMPOTENSI DASAR
Siswa memahami dan menghayati hidup baru dalam Roh Kudus yang
terungkap melalui doa-doa dan diwujudkan melalui tindakan-tindakan jujur
dan adil dalam Gereja dan masyarakat.
III. INDIKATOR
a. Menyebutkan nama tempat-tempat ibadat umat beragama yang ada di
Indonesia.
b. Menyebutkan sikap dan tindakan ketika berada di rumah ibadat.
c. Menjelaskan bahwa Yesus menyediakan waktu khusus untuk berada di
rumah ibadat.
d. Menyebutkan alasanYesus mengusir orang yang berjualan di rumah
ibadat.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing,
Siswa Dapat Menyebutkan Nama-Nama Tempat Ibadat Umat Beragama
Yang Ada Di Indonesia.
2. Memiliki Sikap Menghormati Tempat-Tempat Ibadat.
3. Menjelaskan Cara YesusMenyucikan Bait Allah.
4. Menyebutkan Bagian-Bagian Tertentu Yang Dianggap Suci Dalam
Tempat Ibadat
V. MATERI PEMBELAJARAN
Tempat-Tempat Khusus Untuk Berdoa
VI. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
- Model pembelajaran : Kooperatif teknik kancing gemerincing
- Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja mandiri
VII.LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Kegiatan Waktu Karakter yang
dikembangkan
1 Pendahuluan 10 Perhatian,
pembelajaran
pembelajaran
apresiasi
f. Guru membagi pre test sebelum
hasil jawaban
(terlampir)
- Setelah siswa selesai disiplin
(terlampir)
VIII. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian : Tertulis
2. Alat Penelitian : soal uraian
X. LAMPIRAN
1. Lampiran 1 ayat kitab suci
2. Lampiran 2 lembar diskusi kelompok
3. Lampiran 4 pre test dan post test
YESUS MENYUCIKAN BAIT ALLAH
(LUKAS 19:45-48)
PERTANYAAN:
(Tugas kelompok)
LEMBAR PENGAMATAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK KANCING GEMERINCING
Sekolah : Nama Guru:
Kelas : Tanggal :
Pokok Bahasan: Pukul :
Petunjuk :
Berilah tanda check () pada kolom hasil pengamatan yang sesuai, pilih “YA”
apabila butir-butir pengamatan memang muncul dan pilih “TIDAK” apabila butir-
butir instrumen tersebut tidak muncul dalam proses pembelajaran Agama Katolik
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing.
A. Identitas
Nama :............................................................................
Kelas/No.Absen :................/.................
Jenis Kelamin : Perempuan/Laki-laki
B. Petunjuk
a. Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik
b. Pilihlah satu jawaban yang sesuai dengan perasaan anda pada kolom yang
tersedia
c. Adapun cara menjawab dengan memberikan tanda ceck list () pada
setiap pernyataan anda pilih.
Contoh:
No Pernyataan Jawaban
SS S TP STP
(25)