Anda di halaman 1dari 10

DEHIDRASI (definisi, Fisiologis,patogenesis)

             A. Definisi
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai “output” yang melebihi
“intake” sehingga jumlah air pada tubuh berkurang.Meskipun yang hilang terutama cairan tubuh ,tetapi
dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit.
B.     Fisiologi
Cairan tubuh total dan distribusinya
Komponen tunggal terbesar dlam tubuh adalah air.Air adalah pelarut bagi semua zat terlarut dalm
tubuh baik dalm suspensi maupun larutan.Air tubuh total (total water body/TBW) (yaitu persentase dari
berat tubuh total yang tersusun atas air) jumlahnya bervariasi sesuai dengan jenis kelamin,umur,dan
kandungan lemak dalam tubuh.Air membentuk sekitar 60% berat badan seorang pria dan sekitar 50%
berat badan wanita.Pada orang tua TBW menyusun sekitar 45% sampai 50% berat badan
(Narins,1994).Lemak pada dasranya bebas air,sehingga lemak yang makin sedikit akan mengakibatkan
tingginya persentase air dari berat badan orang itu.Sebaliknya jaringan otot memiliki kandungan air yang
tinggi.Oleh karena itu dibandingkan dengan orang kurus,orang gemuk mempunyai TBW yang relatif
lebih kecil dibandingkan dengan berat badannya.Wanita umumnya secara proporsional mempunyai
lebih banyak lemak dan lebih sedikit otot jika dibandingkan dengan pria,sehingga jumlah TBW juga lebih
sedikit dibandingkan dengan berat badannya.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi dari satu bagian dengan bagian lainnya,dan
dalma keadaan sehat mereka harus berada pada bagian yang tepat dan dalam jumlah yang tepat.Kation
utama pada cairan ekstraseluler dalah Na + ,dan anion utamanya adalah Cl-dan HCO3-

C.    Patogenesis Dehidrasi
Dehidrasi dapat terjadi karena :
1.      Kemiskinan air (water depletion)
2.      Kemiskinan Natrium (sodium depletion)
3.      Water and sodium depletion terjadi bersama-sama
Water depletion atau dehidrasi primer terjadi karena masuknya air sangat terbatas,akibat :
·         Penyakit yang menghalangi masuknya air
·         Penyakit mental yang disertai menolak air atau ketakutan engan air (hydrophobia)
·         Penyakit sedemikian rupa,sehingga si penderita sangat lemah dan tidak dapat minum air lagi
·         Koma yang terus-menerus
Dehidrasi primer juga dapat terjadi pada orang yang mengeluarkan peluh yang banyak,tanpa
mendapatkan penggantian air,seperti pada musafir di padang pasir,atau pada orang yang berhari-hari
terapung-apung ditengah laut tanpa mendapat minum.Pada stadium permulaan water depletion,ion
natrium dan chlor ikut menghilang dengan cairan tubuh,tetapi kemudian terjadi reabsorsi ion melalui
tubulus ginjal yang berlebihan,sehingga cairan ekstraseluler mengandung natrium dan chlor berlebihan
dan terjadi hipertoni.
      Hal ini menyebabkan air akan keluar dari sel sehingga terjadi dehidrasi intraseluler dan inilah yang
menimbulkan rasa haus.Selain itu terjadi perangsangan pada hipofisis yang kemudian melepaskan
hormon antidiuretik sehingga terjadi oligouria
      Dehidrasi sekunder atau sodium depletion terjadi karena tubuh kehilangan cairan tubuh yang
mengandung elektrolit.Istilah sodium depletion lebih sesuai daripada salt depletion untuk memberi
tekanan terhadap perlunya natrium.Kekurangan intake garam biasanya tidak menimbulkan sodium
depletion oleh karena ginjal,bila perlu,dapt mengatur dan menyimpan natrium.
      Sodium depletion sering terjadi akibat keluarnya cairan melalui saluran pencernaan pada keadaan
muntah-muntah dan diare yang keras.
      Penyebab timbulya dehidrasi bermacam-macam, selain penyebab timbulnya dehidrasi dapat
dibedakan menjadi 2 hal yaitu :
a. Eksternal (dari luar tubuh )
Ø  Penyebab dehidrasi yang berasal luar tubuh yaitu :
1. Akibat dari berkurangya cairan akibat panas yaitu kekurangan zat natrium;kekurangan air;kekurangan
natrium dan air.
2. Latihan yang berlebihan yang tidak dibarengi dengan asupan minuman juga   bias.
3. Sinar panas matahari yang panas.
4. Diet keras dan drastis.
5. Adanya pemanas dalam ruangan.
6. Cuaca/musim yang tidak menguntungkan (terlalu dingin).
7. Ruangan ber AC , walaupun dingin tetapi kering.
8. Obat-obatan yang digunakan terlalu lama.
b.      Internal (dari dalam tubuh)
       Sedangkan penyebab terjadinya dehidrasi yang berasal dari dalam tubuh disebabkan terjadinya
penurunan kemampuan homeostatik. Secara khusus, terjadi penurunan respons rasa haus terhadap
kondisi hipovolemik dan hiperosmolaritas. Disamping itu juga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus,
kemampuan fungsi konsentrasi ginjal, renin, aldosteron, dan penurunan respons ginjal terhadap
vasopresin. Selain itu fungsi penyaringan ginjal melemah, kemampuan untuk menahan kencing
menurun, demam, infeksi, diare, kurang minum, sakit, dan stamina fisik menurun.
            Kehilangan cairan tubuh dapat bersifat :
a. Normal
Hal tersebut terjadi akibat pemaakaian energi tubuh. Kehilangan cairan sebesar 1 ml terjadi pada
pemakaian kalori sebesar 1 kal.
Misalnya :
-  Keringat : Tubuh bias kehilangan sejumlah besar air ketika mencoba untuk mendinginkan diri dengan
keringat.Apakah tubuh panas karena lingkungan (misalnya :bekerja dalm lingkungan yang hangat),intens
berolahraga dalam lingkungan yang panas,atau karena demam yang disebabkan oleh infeksi.Tubuh
menggunakan sejumlah besar air dalam bentuk keringat untuk mendinginkan diri,tergantung pada
kondisi cuaca.Jalan cepat dapat mengahsilkan sampai 16 ons keringat (sat upon air) untuk
memungkinkan mendinginkan tubuh,dan air yang perlu diganti.

b. Abnormal
           Terjadi karena berbagai penyakit atau keadaan lingkungan seperti suhu lingkungan yang terlalu
tinggi atau rendah. Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh tanpa diimbangi pemasukkan
cairan yang memadai dapat berakibat dehidrasi. Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan
cairan elektrolit yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan
baik. Saat dehidrasi, tubuh dengan terpaksa menyedot cairan baik dari darah maupun organ-organ
tubuh lainnya. Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total. Proses terjadinya kulit wajah dehidrasi
yaitu sekelompok kelenjar lemak/minyak produksinya berkurang akibatnya setiap keringat yang keluar
langsung teruapkan, sehingga cairan dalam tubuh berkurang.

                        Misalnya :
1.      Muntah : Muntah juga bisa menjadi penyebab hilangnya cairan dan sulit bagi seseorang untuk
mengganti air dengan minum itu jika mereka tidak dapat mentelerir cairan
2.      Diabetes : Pada orang dengan diabetes gula darah menyebabkan kadar gula tumpah ke dalam air seni
dan air kemudian berikut yang dapat menyebabkan dehidrasi yang signifikan.Untuk alas an ini,sering
kencing dan haus yang berlebihan adalah gejala awal diabetes.
3.      Burns : Korban luka bakar mengalami dehidrasi karena kulit yang rusak tidak dapat mencegah cairan
dan merembes keluar dari tubuh.Penyakit peradangan lain dari kulit juga terkait dengan kehilangan
cairan.
4.      Ketidakmampuan untuk minum cairan : Keridamampuan untuk minum memadai adalah penyebab
potensial lainnya degidrasi.Apakah itu adalah kurangnya ketersediaan air atau kurangnya kekuatan
untuk minum jumlah yang cukup,ditambah dengan kehilangan air rutin.
5.      Diare : Keluarnya sekresi saluran cerna bagian bawah banyak mengandung natrium,kalium.Dan pada
diare konsistensi feces encer atau bahkan sangat encer,Hal ini berarti volume air lebih banyak.

D.    Tanda-Tanda Dehidrasi
                  Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgordan mata  cekung
sering tidak jelas. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat badan akut
lebih dari 3%. Tanda klinnis obyektif lainya yang dapat membantu mengindentifikasi kondisi dehidrasi
adalah hipotensi ortostatik. Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-
RSCM, bila ditemukan aksila lembab/basah, suhu tubuh meningkat dari suhu basal, diuresis berkurang,
berat jenis (bj) urin lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosuria dan proteinuria), serta
rasio blood urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpaadanya perdarahan aktif
saluran cerna) maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%. Kriteria ini dapat
dipakai dengan syarat: tidak menggunakan obat – obat sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna,
dan tidak ada kondisi overload (gagal jantung kongensif, sirosis hepatis dengan hipertensi portal,
penyakit ginjal kronik stadium terminal, sindrom nefrotik).
1. Defisit cairan (litar) = cairan badan total (CBT) yang diinginkan – CBT saat ini
2. CBT yang diinginkan = kadar na serum X CBT saat ini
140
3. CBT saat ini (pria) = 50% X berat badan (kg)
4. CBT saat ini (perempuan) = 45% berat badan (kg).
Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :
- Dehidrasi ringan
a. Muka memerah
b. Rasa sangat haus
c. Kulit kering dan pecah-pecah
d. Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
e. Pusing dan lemah, lemas, dan mulai terasa pening dan mual
f. Kram otot terutama pada kaki dan tangan
g. Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
h. Sering mengantuk
i. Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
j. Tiba tiba jantung berdetak lebih kencang
k. Suhu badan meningkat
- Dehidrasi sedang
a. Tekanan darah menurun
b. Pingsan
c. Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
d. Kejang
e. Perut kembung
f. Gagal jantung
g. Ubun-ubun cekung
h. Denyut nadi cepat dan lemah
Tanda dehidrasi pada bayi / anak :
1. Mulut dan lidah kering
2. Tidak keluar air mata saat menangis
3. Popok tidak basah selama lebih dari 3 jam
4. Perut, mata, dan pipi cekung
5. Demam
6. Lesu atau rewel
7. Kulit tidak segera kembali ke posisi semula jika dicubit kemudian dilepaskan.

D.  Jenis Dehidrasi
Dehidrasi dapat dikategorikan berdasarkan tosinitas/ kadar cairan yang hilang yaitu :
1. Dehidrasi hipertonik yaitu berkurangnya cairan berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium
(dehidrasi hipertonik). Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari
145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).
2. Dehidrasi isotonik atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama. Dehidrasi isotonik
ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum
(270-285 mosmol/liter).
3. Dehidrasi hipotonik hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air. Dehidrasi hipotonik ditandai
dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum
(kurang dari 270 mosmol/liter. 

Sedangkan penggolongan dehidrasi berdasarkan banyaknya cairan yang hilang yaitu :


- Dehidrasi ringan ( < 5 %) kehilangan cairan dan elektrolit Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh
5 persen dari berat badan),
- Dehidrasi sedang ( 5- 8 %) kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi sedang (jika penurunan cairan
tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)
- Dehidrasi berat ( > 8 %) kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh
lebih dari 10 persen dari berat badan).

E.     Hasil Laboratorium
1.      Peningkatan hematokrit
2.      Peningkatan kadar protein serum
3.      Na+ Serum normal (biasanya)
4.      Rasio BUN/Kreatinin serum >20:1 (normal=10:1)
5.      Berat jenis urine tinggi
6.      Osmolalitas urine >450 meq/L
7.      Na+  urine <10 meq/L (penyebab dari ekstrarenal)
8.      Na+  urine >20 meq/L (penyebab dari renal atau adrenal)

DAFTAR PUSTAKA

·         Staf Pengajar  bagian Patologi Anatomik FKUI.1973.PATOLOGI.Jakarta : Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia
·         A.Price,Sylvia.M.Wilson,Lorraine.2006.PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. PENGERTIAN
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari
natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi
isotonik), atau hilangnya natrium lebih banyak daripada air (dehidrasi hipotonik). Dehidrasi hipotonik
ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mEq/L) dan peningkatan osmolalitas
efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium
serum (135 – 145 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (270 – 285 mosmol/liter). Dehidrasi hipotonik
ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum
(kurang dari 270 mosmol/liter).

2.2. ETIOLOGI
1.      Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan
2.      Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang keluar.
3.      Air seni akan tampak lebih pekat dan berwarna gelap.

2.3. KLASIFIKASI
Berdasarkan  klasifikasi dehidrasi  WHO, maka dehidrasi dibagi tiga menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat :
1.      Dehidrasi Ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)Gejala :
-          Muka memerah
-          Rasa sangat haus
-          Kulit kering dan pecah-pecah
-          Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
-          Pusing dan lemah
-          Kram otot terutama pada kaki dan tangan
-          Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
-          Sering mengantuk 
-          Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang.
2.      Dehidrasi Sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)Gejala:
-          Gelisah, cengeng
-          Kehausan
-          Mata cekung
-          Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali keposisi semula.
-          Tekanan darah menurun
-          Pingsan
-          Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
-          Kejang
-          Perut kembung
-          Gagal jantung
-          Ubun-ubun cekung
-          Denyut nadi cepat dan lemah
2.4.   FISIOLOGI
Komponen tunggal terbesar dlam tubuh adalah air.Air adalah pelarut bagi semua zat terlarut
dalm tubuh baik dalm suspensi maupun larutan.Air tubuh total (total water body/TBW) (yaitu
persentase dari berat tubuh total yang tersusun atas air) jumlahnya bervariasi sesuai dengan jenis
kelamin,umur,dan kandungan lemak dalam tubuh.Air membentuk sekitar 60% berat badan seorang pria
dan sekitar 50% berat badan wanita.Pada orang tua TBW menyusun sekitar 45% sampai 50% berat
badan (Narins,1994).Lemak pada dasranya bebas air,sehingga lemak yang makin sedikit akan
mengakibatkan tingginya persentase air dari berat badan orang itu.Sebaliknya jaringan otot memiliki
kandungan air yang tinggi.Oleh karena itu dibandingkan dengan orang kurus,orang gemuk mempunyai
TBW yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan berat badannya.Wanita umumnya secara proporsional
mempunyai lebih banyak lemak dan lebih sedikit otot jika dibandingkan dengan pria,sehingga jumlah
TBW juga lebih sedikit dibandingkan dengan berat badannya.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi dari satu bagian dengan bagian lainnya,dan
dalma keadaan sehat mereka harus berada pada bagian yang tepat dan dalam jumlah yang tepat.Kation
utama pada cairan ekstraseluler dalah Na + ,dan anion utamanya adalah Cl- dan HCO3-
2.5.   KOMPLIKASI
            Dehidrasi adalah umum diantara pasien-pasien dewasa dengan diare akut yang mempunyai
jumlah-jumlah feces yang besar, terutama ketika pemasukan dari cairan dibatasi oleh kelesuan atau
dihubungkan dengan mual dan muntah. Adalah juga umum pada bayi-bayi dan anak-anak muda yang
mengembangkan viral gastroenteritis atau infeksi bakteri.
            Meskipun jarang terjadi, komplikasi dehidrasi dapat terjadi disebabkan oleh infeksi rotavirus.
Dehidrasi yang tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan bagi anak. Rotavirus adalah virus yang
sering menyebabkan gastroenteritis akut (infeksi saluran pencernaan) pada anak, yang ditandai dengan
muntah, diare, demam, dan nyeri perut.
            Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan penurunan
volume darah (hipovolemia) sampai kematian bila tidak ditangani dengan tepat.
            Dehidrasi sedang jarang menimbulkan komplikasi selama cairan yang hilang cepat digantikan.
Kasus lainnya dapat mengancam jiwa, terutama pada individu yang masih sangat muda atau sudah tua.
Pada keadaan yang gawat, cairan atau elektrolit dapat diberikan secara intravena.
Pasien-pasien dengan dehidrasi yang ringan mungkin megalami hanya dahaga atau mulut yang
kering. Dehidrasi yang sedang sampai parah mungkin menyebabkanorthostatic hypotension dengan
syncope (pingsan waktu berdiri yang disebabkan volume darah yang berkurang, yang menyebabkan
kejatuhan dari tekanan darah waktu berdiri), hasil urin yang berkurang, kelemahan yang parah, shock,
gagal ginjal, kebingungan,acidosis (terlalu banyak asam dalam darah), dan koma.
 
VOMITING (MUNTAH)

A.    Konsep Penyakit
1.      Pengertian
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi secara
paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan abdomen (Markum : 1991).
Muntah merupakan keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi
setelah agak lama makanan masuk ke dalam lambung (Depkes R.I, 1994).
Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut dengan bantuan
kontraksi otot- otot perut. Perlu dibedakan antara regurgitasi, ruminasi, ataupun refluesophagus.
Regurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan kembali kemulut akibat gerakan peristaltic esophagus,
ruminasi adalah pengeluaran makanan secra sadar untuk dikunyah kemudian ditelan kembali.
Sedangkan refluesophagus merupakan kembalinya isi lambung kedalam esophagus dengan cara pasif
yang dapat disebabkan oleh hipotoni spingter eshopagus bagian bawah, posisi abnormal sambungan
esophagus dengan kardial atau pengosongan isi lambung yang lambat.
Pada masa anak, terutama masa neonatal, muntah jarang terjadi. Oleh karena itu, bila terjadi
muntah maka harus segera dilakukan observasi terhadap kemungkinan adanya gangguan.

2.      Etiologi
a.       Kelainan kongenital saluran pencernaan, iritasi lambung, atresia esofagus, atresia /
stenosis, hirschsprung, tekanan intrakranial yang tinggi, cara memberi makan atau minum yang salah,
dan lain-lain.
b.      Pada masa neonatus semakin banyak misalnya factor infeksi (infeksi traktus urinarius, hepatitis,
peritonitis, dll)
c.       Gangguan psikologis, seperti keadaan tertekan atau cemas terutama pada anak yang lebih besar.
3.      Patofisiologi
Impuls – impuls aferens berjalan ke pusat muntah sebagai aferen vagus dan simpatis. Impuls-
impuls aferen berasal dari lambung atau duodenum dan muncul sebagai respon terhadap distensi
berlebihan atau iritasi, atau kadang- kadang sebagai respon terhadap rangsangan kimiawi oleh bahan
yang menyebabakan muntah. 
Muntah merupakan respon refleks simpatis terhadap berbagai rangsangan yang melibatkan
berbagai aktifitas otot perut dan pernafasan.
Proses muntah dibagi 3 fase berbeda, yaitu :
a.       Nausea (mual) merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat rangsangan pada organ dan
labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh retching atau muntah.
b.      Retching (muntah) merupakan fase dimana terjadi gerak nafas spasmodic dengan glottis tertutup,
bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada dan diafragma sehingga menimbulkan tekanan
intratoraks yang negatif.
c.       Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching mencapai puncaknya dan ditandai dengan kontraksi kuat
otot perut, diikuti dengan bertambah turunannya diafragma disertai dengan penekanan mekanisme
antirefluks. Pada fase ini, pylorus dan antrum berkontraksi, fundus dan esofagus berelaksasi dan mulut
terbuka.

4.      Tanda dan Gejala


Ada beberapa gangguan yang dapat diidentifikasi akibat muntah, yaitu :
a.       Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai dengan sedikit darah.
Kemungkinan ini terjadi karena iritasi akibat sejumlah bahan yang tertelan selama proses kelahiran.
Muntah kadang menetap setelah pemberian makanan pertama kali.
b.      Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak, tidak secara proyektif,
tidak berwarna hijau, dan cenderung menetap biasanya terjadi sebagai akibat dari obstruksi usus halus.
c.       Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak berwarna kehijauan merupakan tanda adanya stenosis
pylorus.
d.      Peningkatan tekanan intrakranial dan alergi susu.
e.       Muntah yang terjadi pada anak yang tampak sehat. Karena tehnik pemberian makanan yang salah
atau pada faktor psikososial.
5.      Sifat Muntah
a.       Keluar cairan terus menerus maka kemungkinan obstruksi esophagus.
b.      Muntah proyektil kemungkinan stenosis pylorus (pelepasan lambung ke duodenum).
c.       Muntah hijau (empedu) kemungkinan obstruksi otot halus, umumnya timbul pada beberapa hari
pertama, sering menetap, biasanya tidak proyektil.
d.      Muntah hijau kekuningan kemungkinan obsruksi dibawah muara saluran empedu.
e.       Muntah segera lahir dan menetap kemungkinan tekanan intrakranial tinggi atau obstruksi usus.
6.      Pencegahan
a.       Perlambat pemberian susu. Bila diberi susu formula, beri sedikit saja dengan frekuensi agak sering.
b.      Sendawakan bayi selama dan setelah pemberian susu. Bila bayi diberi ASI, sendawakan setiap kali akan
berpindah ke payudara lainnya.
c.       Susui bayi dalam posisi tegak lurus, dan bayi tetap tegak lurus selama 20-30 menit setelah disusui.
d.      Jangan didekap atau diayun-ayun sedikitnya setengah jam setelah menyusu.
e.       Jika diberi susu botol, pastikan lubang dot tidak terlalu kecil atau terlalu besar.
7.      Penatalaksanaan
a.       Cepat miringkan tubuhnya, atau diangkat ke belakang seperti disendawakan atau ditengkurapkan agar
muntahannya tak masuk ke saluran napas yang dapat menyumbat dan berakibat fatal.
b.      Jika muntahnya keluar lewat hidung, orang tua tidak perlu khawatir. Bersihkan saja segera bekas
muntahnya. Justru yang bahaya bila dari hidung masuk lagi terisap ke saluran napas. Karena bisa masuk
ke paru-paru dan menyumbat jalan napas. Jika ada muntah masuk ke paru-paru tak bisa dilakukan
tindakan apa-apa, kecuali membawanya segera ke dokter untuk ditangani lebih lanjut.
8.      Komplikasi
a.       Kehilangan cairan tubuh/elektronik sehingga dapat menyebabkan dehidrasi dan alkaliosis.
b.      Karena tidak mau makan/minum dapat menyebabkan ketosis.
c.       Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya bisa menjadi renjantan (shock).
d.      Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot dinding perut, pendarahan konjungtiva,
rupture esofagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah, jahitan bisa terlepas pada penderita pasca
operasi dan timbul pendarahan.
9.      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
a.       Darah lengkap
b.      Elektrolit serum pada bayi dan anak yang dicurigai mengalami dehidrasi.
c.       Urinalisis, kultur urin, ureum dan kreatinin untuk mendeteksi adanya infeksi atau kelainan  saluran
kemih atau adanya kelainan metabolik.
d.      Feses lengkap, darah samar dan parasit pada pasien yang dicurigai gastroenteritis atau infeksi
parasit.
2.1  Pengertian dan Ciri-ciri Anoreksia Nervosa
     Anoreksia (Anorexia) berasal dari bahasa Yunani an-, yang artinya “tanpa”, dan oreexis, artinya
“hasrat untuk”. Anoreksia memiliki arti “tidak memiliki hasrat untuk (makanan)”, yang
sesungguhnya keliru, karena kehilangan hawa nafsu makan di antara penderita anoreksia nervosa
jarang terjadi. Namun demikian, penderita mungkin menolak makan lebih dari yang dibutuhkan
untuk mempertahankan berat badan minimal sesuai tinggi badan dan usia mereka. Sering terjadi,
mereka melaparkan diri hingga mencapai suatu titik yang membahayakan. Anoreksia Nervosa
adalah suatu ganguan makan yang ditandai oleh adanya usaha untuk mempertahankan
berat  badan di bawah standar nornmal, citra tubuh yang terdistrosi, ketakukan yang mendalam
akan bertambahnya berat badan, dan pada wanita yang telah menstruasi terjadi amenorea.
     Seseorang yang menderita AN disebut sebagai anoreksik atau (lebih tidak umum) anorektik.
Istilah ini sering kali namun tidak benar disingkat menjadi anorexia, yang berarti gejala medis
kehilangan nafsu makan.Anorektik dapat juga menunjuk ke obat penahan nafsu.
     Anoreksia nervosa berkembang pada tahap remaja awal dan akhir, antara usia 12 dan 18 tahun,
namun kemunculan pada usia yang lebih awal atau lebih tua juga terkadang ditemukan.
            Karakteristik diagnostik untuk anoreksia nervosa :
1.    Menolak untuk memperthankan berat badan pada atau diatas berat badan minimal yang
normal sesuai dengan usia dan tinggi seseorang; misalnya, berat badan 15% di bawah normal.
2.    Ketakutan yang kuat terhadap penambahan berat badan atau menjadi gemuk, meskipun
tubuhnya kurus
3.    Citra tubuh yang terdistorsi di mana tubuh seseorang-atau bagian tubuh seseorang-dipandang
sebagai gemuk, walaupun orang lain memandang orang tersebut kurus
4.    Mempelajari tentang makanan dan kalori secara berlebihan
5.    Menyembunyikan atau sengaja membuang makanan
6.    Dalam kasus wanita yang telah mengalami menstruasi, terjadi ketidakhadiran tiga atau lebih
periode menstruasi

 Tanda dan gejala medis lainnya :


1.      Denyut jantung lambat
2.      Tekanan darah rendah
3.      Suhu tubuh rendah
4.      Pembangkakan jaringan karena penimbunan cairan (edema)
5.      rambut yang tipis dan lembut atau rambut tubuh dan wajah yang berlebihan
Malaise adalah istilah medis untuk menggambarkan kondisi umum yang lemas, tidak nyaman, kurang fit
atau merasa sedang sakit. Malaise ini bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu gejala dari penyakit.
Oleh karena itu tetap harus dicari sumber penyebab timbulnya malaise. Hampir semua orang pernah
merasakan malaise, terutama apabila sedang sakit. Keluhan dapat dirasakan secara fisik maupun psikis.
Namun bisa juga dapat timbul tanpa disertai penyakit, biasanya disebabkan karena adanya gangguan
psikis.

Mengenal Gejala Malaise 

Malaise merupakan gejala yang tidak spesifik dan bersifat subyektif pada setiap orang. Derajat
keparahan malaise seseorang tidak dapat diukur. Dengan penyakit yang sama, seseorang dapat
merasakan gejala malaise namun pada orang lain belum tentu merasakannya. Kondisi ini bisa menjadi
sinyal bagi tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak beres atau mulai terserang suatu penyakit. Selain
perasaan lemas, tidak nyaman, dan kurang fit tersebut, malaise juga dapat disertai dengan keluhan-
keluhan lain. Keluhan yang menyertai malaise akibat penyakit fisik berbeda dengan yang diakibatkan
oleh gangguan psikis.

Keluhan lain yang menyertai malaise karena penyakit fisik, biasanya berupa : Nyeri perut, Nafsu makan
menurun, Pembesaran kelenjar getah bening, Demam dan menggigil, Nyeri sendi, Siklus menstruasi
tidak teratur, Nyeri otot, Lemas hebat, Penurunan berat badan

Penyebab Malaise

Penyebab utama terjadinya malaise masih belum diketahui secara pasti, diduga ada peranan dari sistem
kekebalan tubuh, faktor nutrisi, perubahan tekanan darah dan kadar glukosa dalam darah, serta
pasokan oksigen yang tidak cukup ke jaringan tubuh. Malaise dapat terjadi pada berbagai penyakit
apapun dan menjadi gejala yang sangat umum dari setiap penyakit. Dapat timbul secara tiba-tiba atau
lambat tergantung dari jenis penyakitnya.

Contoh beberapa penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya malaise, antara lain : Penyakit infeksi
akut, seperti : influenza, pneumonia, sindroma infeksi virus akut, infeksi bakteri akut, dan sebagainya.
Penyakit infeksi kronis, seperti : AIDS, hepatitis kronis, TBC, dan sebagainya. Penyakit jantung paru
Kegagalan fungsi organ, seperti : ginjal atau hati Gangguan jaringan penyambung, seperti : rheumatoid
arthritis, sarcoidosis, systemic lupus erythematous (SLE) Gangguan metabolic dan endokrin, seperti :
diabetes mellitus, gangguan tiroid Kanker, seperti : leukemia, kanker usus, dan sebagainya Kelainan
darah, seperti anemia Gangguan psikiatri Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat anti-kejang,
anti-histamin, golongan beta blocker untuk mengatasi gangguan jantung, dan sebagainya

Anda mungkin juga menyukai