Seven Jumps
Terjemahan :
Tim Medis Darurat (EMT) adalah bagian penting dari tenaga kesehatan global dan
memiliki peran khusus. Setiap dokter, perawat, atau tim paramedis yang datang dari
negara lain untuk mempraktikkan perawatan kesehatan dalam keadaan darurat harus
datang sebagai anggota tim. Tim tersebut harus memiliki kualitas, pelatihan dan
perlengkapan / perbekalan sehingga dapat merespon dengan sukses dan bukannya
membebani sistem nasional. EMT harus berjuang untuk swasembada, kualitas
perawatan yang sesuai dengan konteksnya, dengan kredensial yang memenuhi standar
minimum yang dapat diterima.
EMT merupakan salah satu pelaku utama selama fase respon gawat darurat, peran
mereka paling dominan untuk menolong korban bencana. EMT berasal dari berbagai
unsur pemerintahan, lembaga sosial, organisasi profesi, akademisi dan sebagainya.
Mereka terdiri dari beragam profesi seperti dokter, bidan, perawat, apoteker, dokter
spesialis, analisis laboratorium, tenaga kesehatan masyarakat dan psikolog. Orientasi
EMT sebagai kelompok profesional akan membantu local health system, bukan
mengambil alih sistem yang ada. Kemudian karena sudah berbicara tim bukan lagi
mengedepankan darimana asal organisasinya namun sudah ke profesionalisme
bekerja. EMT harus mengikuti prosedur sistem komando klaster kesehatan di bawah
dinkes. Selama bekerja di lapangan, EMT diwajibkan melakukan evaluasi dan
memberikan laporan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati. Pada saat mission-
end EMT mengadakan briefing dengan dinkes dimana laporan akhir tim kesehatan
diserahkan kembali ke dinkes.
EMT diklasifikasikan menjadi 4 tipe yaitu EMT tipe 1 (outpatient emergency care);
EMT tipe 2 (inpatient surgical emergency care); EMT tipe 3 (inpatient referral care);
dan additional specialized care team. EMT yang paling banyak ditugaskan selama
terjadi bencana di Indonesia adalah EMT tipe 1 dan EMT tipe 2. EMT tipe 1 terbagi
menjadi 2 tim yaitu mobile team dan fix team. Mobile artinya cari, temukan dan layani
karena korban tidak bisa mengakses fasilitas kesehatan. Mobile team akan bekerja di
luar fasilitas kesehatan dan fix team memberikan layanan di kelompok pengungsian.
EMT tipe 2 bertugas untuk melakukan operasi di fasilitas kesehatan.
Sumber :
https://www.who.int
WHO. 2017. The Regulation and Management of International Emergency
Medical Teams.
2. Disaster Management
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.
Sedangkan definisi krisis kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
64 tahun 2013 tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan adalah peristiwa/rangkaian
peristiwa yang mengancam kesehatan individu atau masyarakat yang disebabkan oleh
bencana dan/atau berpotensi bencana.
(Disaster management) adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang merupakan siklus kegiatan :
Manajemen bencana meliputi tahap - tahap sebagai berikut :
1) Sebelum bencana terjadi, meliputi langkah – langkah pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan dan kewaspadaan.
2) Pada waktu bencana sedang atau masih terjadi, meliputi langkah – langkah
peringatan dini,penyelamatan, pengungsian dan pencarian korban.
3) Sesudah terjadinya bencana, meliputi langkah penyantunan dan
pelayanan,konsolidasi, rehabilitasi, pelayanan lanjut, penyembuhan,
rekonstruksi dan pemukiman kembali penduduk.
Sumber :
RHA pada status tanggap darurat difokuskan pada penilaian dampak kesehatan
masyarakat yang terjadi dan proyeksi kebutuhan awal pada status tanggap darurat.
Prinsip dasar dalam melakukan RHA pada status tanggap darurat:
a. RHA dilakukan dalam jangka waktu 24 jam pertama saat terjadi
Krisis Kesehatan sesuai dengan jenis Krisis Kesehatan
b. Hasil penilaian dilaporkan secepatnya kepada para pengambil
kebijakan.
c. RHA juga dapat diulang setiap saat berdasarkan perubahan situasi
yang signifikan.
Sumber :
Uraikan disini!
1.Sebutkan kalsifikasi EMT serta EMT mana yang sering digunakan beserta
manfaatnya?
JAWABAN :
The providers of international medical assistance in past and recent disasters are by no means
a homogeneous group, and the response from EMTs has differed widely in terms of their
capacity, health objectives, and scale. The capacity and type of services offered by EMTs
ranges from isolated and improvised groups of medical doctors with minimal resources or
support, up to ‘third level’ 1000-bed ship hospitals. A classification and terminology of
EMTs was long overdue until the EMT working group and the WHO (as Lead Agency of the
Global Health Cluster (GHC)) proposed a simple global classification (WHO / GHC 2013).
This classification can be summarized as follows:
EMT Type 1: Outpatient Emergency Care: Includes EMTs offering outpatient initial
emergency care of injuries and other significant health care needs. The majority of
responders fall into thiscategory.
- EMT Type 1 teams can be further sub-classified as responding with a health
facility (fixed) or without (mobile).
EMT Type 2: Inpatient Surgical Emergency Care: providing inpatient acute care,
general and obstetric emergency surgery for trauma and other major conditions.
EMT Type 3: Inpatient Referral Care: Complex inpatient referral and surgical care
including intensive care capacity.
Additional specialized care teams such as: rehabilitation, burn injuries, and renal
dialysis, specialist disease management teams such as for cholera or EVD.
Terjemahan :
Penyedia bantuan medis internasional pada bencana masa lalu dan baru-baru ini sama sekali
bukan kelompok yang homogen, dan tanggapan dari EMT sangat berbeda dalam hal
kapasitas, tujuan kesehatan, dan skalanya. Kapasitas dan jenis layanan yang ditawarkan oleh
EMT berkisar dari kelompok dokter medis yang terisolasi dan diimprovisasi dengan sumber
daya atau dukungan minimal, hingga rumah sakit kapal dengan 1000 tempat tidur 'tingkat
ketiga'. Klasifikasi dan terminologi EMT sudah lama tertunda sampai kelompok kerja EMT
dan WHO (sebagai Badan Utama Klaster Kesehatan Global (GHC)) mengusulkan klasifikasi
global sederhana (WHO / GHC 2013). Klasifikasi ini dapat diringkas sebagai berikut:
EMT Tipe 1: Perawatan Darurat Rawat Jalan: Termasuk EMT yang menawarkan
perawatan darurat awal pasien rawat jalan untuk cedera dan kebutuhan perawatan
kesehatan penting lainnya. Mayoritas responden termasuk dalam kategori ini.
- Tim EMT Tipe 1 dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai menanggapi dengan
fasilitas kesehatan (tetap) atau tanpa (bergerak).
EMT Tipe 2: Perawatan Darurat Bedah Rawat Inap: memberikan perawatan rawat
inap akut, bedah darurat umum dan kebidanan untuk trauma dan kondisi utama
lainnya.
EMT Tipe 3: Perawatan Rujukan Rawat Inap: Rujukan rawat inap yang kompleks dan
perawatan bedah termasuk kapasitas perawatan intensif.
Tim perawatan khusus tambahan seperti: rehabilitasi, luka bakar, dan dialisis ginjal,
tim manajemen penyakit spesialis seperti untuk kolera atau EVD.
Sumber :
https://www.who.int
WHO. 2017. The Regulation and Management of International Emergency
Medical Teams.
2.Tujuan dan tindakan seperti apa yang harus diketahui dari pelatihan Disaster
Management?
JAWABAN :
Manajemen bencana (Disarter Management) adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan
yang menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang merupakan siklus kegiatan :
1) Sebelum bencana terjadi.
a. Pencegahan, yaitu kegiatan yang lebih dititik beratkan pada upaya penyusunan
berbagai peraturan perundang-undangan yang bertujuan mengurangi resiko
bencana. Misal peraturan tentang RUTL, IMB, rencana tata guna tanah, rencana
pembuatan peta rawan bencana dsb.
b. Mitigasi, upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan bencana, misal
pembuatan tanggul, sabo dam, check dam, Break water, Rehabilitasi dan
normalisasi saluran.
c. Kesiapsiagaan, Yaitu kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan kepada
masyarakat, petugas di lapangan maupun operator pemerintah, disamping itu perlu
dilatih ketrampilan dan kemahiran serta kewaspadaan masyarakat.
2) Pada waktu bencana sedang atau masih terjadi.
a. Peringatan dini, yaitu kegiatan yang memberikan tanda atau isyarat terjadinya
bencana pada kesempatan pertama dan paling awal. Peringatan dini ini diperlukan
bagi penduduk yang bertempat tinggal didaerah rawan bencana agar mereka
mempunyai kesempatan untuk menyelamatkan diri.
b. Penyelamatan dan pencarian, yaitu kegiatan yang meliputi pemberian pertolongan
dan bantuan kepada penduduk yang mengalami bencana. Kegiatan ini meliputi
mencari, menyeleksi dan memilah penduduk yang meninggal, luka berat, luka
ringan serta menyelamatkan penduduk yang masih hidup.
c. Pengungsian, yaitu kegiatan memindahkan penduduk yang sehat, luka ringan dan
luka berat ketempat pengungian (evakuasi) yang lebih aman dan terlindung dari
resiko dan ancaman bencana.
3) Sesudah bencana.
a. Penyantunan dan pelayanan, yaitu kegiatan pemberian pertolongan kepada para
pengungsi untuk tempat tinggal sementara, makan, pakaian dan kesehatan.
b. Konsolidasi, yaitu kegiatan untuk mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh petugas dan mesyarakat dalam tanggap darurat, antara lain
dengan melakukan pencarian dan penyelamatan ulang, penghitungan ulang korban
yang meninggal, hilang, luka berat, luka ringan dan yang mengungsi.
c. Rekonstruksi, yaitu kegiatan untuk membangun kembali berbagai yang
diakibatkan oleh bencana secara lebih baik dari pada keadaan sebelumnya dengan
telah mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya bencana di masa yang akan
datang. Disini peranan K 3 menjadi penting untuk mendukung siklus itu.
Sumber :
Bencana alam
Emergency Medical Team Sudah terlatih terhadap
disaster mangement
Team leader
1. Membangun unit
Melakukan Rapid Health Assessment
pelayanan Kesehatan
1. Identifikasi kondisi daerah lapangan dengan triase
yang terdampak bencana lapangan bagi korban
2. Mendata jumlah masyarakat yang membutuhkan
yang terdampak bencana penanganan
3. Derajat kerusakan yg dialami 2. Bagi korban yang
4. Jumlah pengungsi dan titik membutuhkan
pengungsi pertolongan atau kritis
5. Mendata masyarakat yang dilakukan rujuk ke RS
membutuhkan perawatan
6. Dan mendata masyarakat
mendaftar kebutuhan dasar
Langkah VII : Sintesis hasil belajar mandiri sesuai LO, sebutkan sumbernya
ditiap paragrapf bahasan
3. Hijau, sebagai penanda kelompok pasien yang tidak memerlukan pengobatan atau
pemberian pengobatan dapat ditunda, mencakup pasien yang mengalami:
Fraktur minor
Luka minor, luka bakar minor
Pasien dalam kategori ini, setelah pembalutan luka dan atau pemasangan
bidai dapat dipindahkan pada akhir operasi lapangan.
Pasien dengan prognosis infaust, jika masih hidup pada akhir operasi
lapangan, juga akan dipindahkan ke fasilitas kesehatan.
4. Hitam, sebagai penanda pasien yang harapanhidupnya sedikit yang telah
meninggal dunia.
Sumber :
Sumber :
Kaji Cepat Masalah Kesehatan (Rapid Health Assessment) yang selanjutnya disebut
RHA adalah serangkaian kegiatan yang meliputi mengumpulkan, mengolah dan menganalisa
data dan informasi guna mengukur dampak kesehatan dan mengidentifikasi kebutuhan
kesehatan masyarakat terdampak yang memerlukan respon segera.
Tim Kaji Cepat Kesehatan (Rapid Health Asessment Team/Tim RHA), yaitu tim yang
ditugaskan untuk melakukan penilaian kondisi kesehatan, komposisi tim terdiri dari personil
masing-masing sub klaster. Penilaian cepat dapat dilakukan dalam beberapa tahapan sebagai
berikut:
Tim yang bisa diberangkatkan bersamaan dengan Tim Reaksi Cepat atau menyusul
dalam waktu kurang dari 24 jam, terdiri dari:
2. Epidemiolog : 1 org
3. Sanitarian : 1 org
Sumber :
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
75 TAHUN 2019 TENTANG PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN
2 1 0
Langkah I-IV seven jumps Langkah I-IV seven jumps Tidak membahas pokok
searah, sesuai pokok keluar dari pokok bahasan bahasan
bahasan tapi masih sesuai tema
Langkah V: Seluruh LO Langkah V; hanya Langkah V; tidak mengenai
terpenuhi disertai memenuhi 2-3 LO LO sama sekali
penambahan LO sesuai
pokok bahasan
Seluruh hasil sintesis valid, Hasil sintesis ada yang valid
Seluruh sintesis tidak valid
sesuai referensi ada yang tidak atau tidak menyebutkan
referensi
Seluruh pembahasan sintesis Sebagian pembahasan Pembahasan sama sekali
sesuai LO sintesis sesuai LO tidak sesuai LO
Pembahasan sintesis tidak Dijumpai plagiat sebagian Plagiat total
plagiat dengan teman kelompok