Apalagi banyak perampok lain yang bertindak atas nama si Pitung, padahal
mereka bukanlah anggota si Pitung. Pemerintah Belanda kemudian
mengeluarkan perintah untuk menangkap si Pitung. Meskipun menjadi buronan,
si Pitung tak gentar. Ia tetap merampok orang-orang kaya, dengan cara
berpindah tempat agar tak mudah tertangkap.
“Pitung, kau telah meresahkan banyak orang dengan kelakuanmu itu. Untuk itu,
kau harus dihukum mati,” kata Schout Heyne.
“Kau tidak keliru? Bukannya kau dan para tuan tanah itu yang meresahkan orang
banyak? Aku tidak takut dengan ancamanmu,” jawab si Pitung.
“Huh, sudah mau mati masih sombong juga. Pasukan, tembak dia!” perintah
Schout Heyne pada pasukannya.
Pak Piun dan Haji Naipin berteriak memprotes keputusan Schout Heyne.
“Bukankah anakku sudah menyerahkan diri? Mengapa harus dihukum mati?”
ratap Pak Piun. Namun Schout Heyne tak perduli, baginya si Pitung telah
mengancam jabatannya.