Anda di halaman 1dari 10

KEWIRAUSAHAAN

NAMA : DHIMAS SETYO WIBOWO


NIM : B1B119246
KELAS :E
MATA KULIAH : KEWIRAUSAHAAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS HALUOLEO

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari
begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa
sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini yang merupakan tugas mata kuliah Kewirausahhan. Penulis sampaikan terimakasih
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan
dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca
dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.

Kendari, 24 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………..............................
KATA PENGANTAR………………………………………………................
DAFTAR ISI…………………………….....................................................
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………
1.1  Latar Belakang…………………………………………………….........
1.2  Rumusan Masalah………………………………………………………
1.3  Tujuan Penulisan………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………..
2.1  Definisi kewirausahaan………………………………………………………..
2.2 Peran Wirausahaan Dalam Perekonomian Nasional………………………….
2.3 Hasil wawancara dengan narasumber ………………………………………..

BAB III PENUTUP…………………………………………………………..


3.1  Kesimpulan……………………….................................................................
3.2  Saran……………………………...................................................................

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,


dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon
pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di
Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an
di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak
universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-
an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI
Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan
tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis
ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-
pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul
pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang
berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi
dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

1.2 Rumusan masalah


a) Apa definsi kewirausahaan….?
b) Bagaimana Peran Wirausahawan Dalam Perekonomian Nasional….?
c) Bagaimana Hasil Wawancara dengan narasumber….?

1.3 Tujuan penulisan


a) Dapat mengetahui definisi kewirausahaan
b) Dapat mengetahui peran wirusahawan dalam perekonomian nasional
c) Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif berwirausahawan
BAB I
PEMBAHASAN

2.1 Definisi kewirausahaan

Berasal dari kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga
pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha
sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan
dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian
wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda . Wiraswasta tidak
memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus berkembang dan
mencoba usaha lainnya. Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta.
Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha. Padahal,
keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur. Kata wiraswasta
berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira berarti utama, gagah,
luhur, berani, teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau mandiri; sta berarti berdiri;
swasta berarti berdiri ditas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas kemampuan
sendiri. Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan
usaha berarti daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian
yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil
keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan.

Berdasarkan makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti pejuang


yang gagah, luhur, berani dan pantas menjadi teladan di bidang usaha. Dengan kalimat lain,
wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewiraswastaan atau kewira-
usahaan. Ia bersikap berani unuk mengambil resiko. Ia juga memiliki leutamaan, kreatifitas,
dan teladan dalam menangani usaha atau perusahaan. Keberaniannya berpijak pada
kemampuan sendiri atau kemandiriannya. Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan
adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan
disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.

Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan
karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775) misalnya,
mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang
akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi inikewirausahaan adalah lebih
menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda
dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup
indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey
Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau
belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan
peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental,
pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang
menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga
diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas
dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang
selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya
meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak
inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya
kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam
mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
2.2 PERAN WIRAUSAHAAN DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL

Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal
seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain,
meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal,
seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja.
Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang
wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.

Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan


perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain
itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan
oleh karena tingginya pengangguran.

Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran
wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:

 Menciptakan lapangan kerja


 Mengurangi pengangguran
 Meningkatkan pendapatan masyarakat
 Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
 Meningkatkan produktivitas nasional.

2.3 Hasil wawancara dengan narasumber


Narasumber saya yaitu pengusaha warung coto jeneberang yang berlokasi di Jl.
Buburanda dan ketika saya melangsungkan wawancara saya mendapatkan informasi dari
anaknya dikarenakan pemilik usaha tersebut sedang keluar kota.

Pertanyaan kepada narasumber dan jawaban dari narasumber.


1. Sejarah berdirinya warung coto tersebut ?
Jawab : Awalnya, pada saat acara keluarga ayah saya membuat coto respon dari
keluarga setelah merasakan coto tersebut berkata “enak sekali cotonya”, setelah
itu Ayah saya mencoba berjualan coto dengan cara berkeliling dengan
menggunakan gerobak dan ternyata laku. Setelah itu kami mencoba mencari
tempat tetap sebagai tempat untuk berjualan selama itu terus berpindah – pindah
tempat untuk mencari tempat yang strategis, hingga pada tahun sekitaran 2006
atau 2007 akhirnya menetap di Jl. Buburanda dengan nama Coto Jeneberang dan
menetap hingga sekarang.
2. Berapa lama proses pembuatannya ?
Jawab : Untuk berapa lama proses pembuatannya tidak ada patokan berapa hari,
tapi ada dua jenis bumbu yaitu bumbu kering dan bumbu basah yang harus selalu
dijaga persediannya. Memang kedua bumbu tersebut digunakan tiap hari tapi
untuk pembuatan bumbu tersebut tidak setiap hari tapi harus selalu diperhatikan
persediaan bumbu tersebut apabila bumbu tersebut persediannya tinggal sedikit
maka akan segera dibuat, apabila bumbu tidak buat maka usaha tidak akan dapat
dijalankan.
3. Dalam sehari, bisa habis berapa porsi coto yang terjual ?
Jawab : Dalam sehari kira – kira warung kami menghabiskan 310 porsi coto.
4. Kira – kira berapa kilo daging dan berapa ketupat yang disediakan dalam sehari?
Jawab : Untuk sehari warung coto kami kurang lebih menghabiskan 10 kilogram
daging dan untuk ketupat, jadi kami membeli ketupat yang langsung jadi untuk di
jual dalam sehari yaitu 400 ketupat.
5. Berapa harga seporsi coto?
Jawab : Untuk harga seporsi coto, karena sekarang sudah dikenakan pajak jadi
harga seporsinya yaitu Rp.33.000.
6. Menggunakan karyawan atau tidak ?
Jawab : Warung kami itu menggunakan 3 orang karyawan.
7. Dalam sehari, berapa keuntungan yang didapatkan dan berapa pengeluarannya ?
Jawab : Kurang lebih dalam hitungan kotornya dapat meraup keuntungan
Rp.10.000.000 dan dalam hitungan bersihnya yaitu Rp.2.000.000 dan pengeluaran
dalam sehari kadang tidak menentu atau dalam hitungan kotornya Rp.
8.000.0000.
8. Apakah warung coto seperti ini ada musimnya atau tidak ?
Jawab : Untuk musimnya seperti itu yang terjadi biasa pada hari ahad atau hari
minggu karna pada hari itu warung cepat tutup dikarenakan jualan yang cepat
habis karena banyaknya pelanggan yang membeli pada hari tersebut beda dengan
hari – hari yang lainnya intensitas pelanggan tidak sebanyak pada hari ahad.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan :
Di jaman modern sekarang ini, setiap orang dituntut untuk mampu mandiri, termasuk
juga mahasiswa. Persaingan di dunia bisnis semakin meningkat, sedang kebutuhan ekonomi
juga semakin meningkat juga, tingkat pengangguran dan taraf kehidupan masyarakat
Indonesia harus segera dirubah. Untuk itulah perlu adanya pendidikan yang mampu
meningkatkan minat wirausaha mahasiswa demi menunjang kebutuhan dan mengajarkan
kemandirian di bidang ekonomi agar pengangguran di Indonesia semakin menurun.
Mahasiswa adalah salah satu tonggak yang merupakan generasi penerus yang
menentukan arah atau nasib Indonesia kelak. Seorang sarjana atau mahasiswa yang notabene
sekolah tinggi haruslah mampu mandiri dan mampu membuka usaha sendiri. bahkan, harus
mampu pula membuka peluang kerja bagi yang lain. agar membantu perekonomian
masyarakat lainnya.
Untuk itulah mahasiswa tidak hanya disiapkan dalam bidang akademik saja, tapi juga
praktek berwirausaha. Dan dalam kewirausahaan dibahas mengenai beberapa faktor yang
dibutuhkan dalam persiapan berwirausaha atau bussiness plan.

3.2 Saran :
Disarankan bagi mahasiswa yang nantinya akan memulai berwirausaha untuk
meneladani dan dapat mencontoh sikap, karakteristik, dan sebagainya wirausahawan
seharusnya. Seorang wirausaha memang perlu untuk menghadapi sebuah risiko, karena dari
proses risiko itu sendiri nantinya akan membawa sesuatu yang besar. Dan juga semangat,
kerja keras, ulet, serta tidak putus asa sikap yang sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha
agar terus berkarya dengan usaha yang di jalankannya.
DAFTAR PUSTAKA
1) http://makalah-laporan.blogspot.com/2017/05/makalah-kewirausahaan.html
2) Pendidikansrg.blogspot.com/2018/01/
3) http://karya-tulis-ilmiah-makalah.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai