Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL

VISUALISASI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Jaslin Ikhsan, M.App.Sc., Ph.D.

Oleh:

KELOMPOK 1

NAMA NIM
Fitri Suryani 20728251043
Habib Wijaya 21328251046
Munawaroh 21328251008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAK MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
Journal of Science Education and Technology, 2021; 30: bp.87-96
Student Perceptions Using Augmented Reality and 3D Visualization Technologies in
Chemistry Education
Maryam Abdinejad, Borzu Talai, Hossain S. Qorbani, & Shadi Dalili

A. Identitas Jurnal

Judul : Student Perceptions Using Augmented Reality and 3D Visualization


Technologies in Chemistry Education
Penulis : Maryam Abdinejad, Borzu Talai, Hossain S. Qorbani, & Shadi Dalili
Nama Jurnal : Journal of Science Education and Technology
Volume Jurnal : 30
Nomor ISSN : 15731839
Halaman : 87-96
Tahun Penerbit : 2021
Judul Jurnal : Student Perceptions Using Augmented Reality and 3D Visualization
Technologies in Chemistry Education

B. Pendahuluan
Mengajarkan konsep teoritis yang menantang merupakan sesuatu hal yang sulit bagi para
pengajar, banyak mahasiswa tingkat universitas menghadapi hal tersebut dalam pembelajaran kimia
yang merupakan ranah ilmiah yang kompleks. Salah satu topik yang paling menantang untuk
diajarkan kepada siswa adalah mengenai visualisasi tiga dimensi molekul dan stereokimia molekul
tersebut. Pemahaman mengenai bentuk struktur molekul merupakan suatu keterampilan yang sangat
diperlukan di dalam bidang kimia.

C. Kajian Teori
Augmented reality atau AR merupakan teknik yang memvisualisasikan objek secara virtual di
atas gambar nyata sehingga memberikan kesan pembelajaran yang lebih intuitif. Augmented reality
pertama kali didemonstrasikan sebagai alat pelatihan pada 1990-an untuk seluruh tingkat sekolah
(Wu et al. 2013). AR digunakan untuk meningkatkan kemampuan visualisasi 3D siswa serta
kemampuan memahami objek dalam ruang. Visualisasi 3D telah diterapkan di dalam pendidikan
belakangan terakhir (Kim et al. 2007). Terdapat beberapa penelitian yang berusaha untuk
menjelaskan dan membuktikan efektivitas dari model 3D, animasi 3D dan AR (Augmented Reality)
dalam kimia. Adapun penelitian ini difokuskan dalam menggunakan kombinasi berbagai teknologi
canggih seperti animasi 3D dan AR untuk mengukur persepsi dan sikap siswa terhadap alat tersebut
serta untuk meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dalam memahami kimia, melalui visualisasi
yang baik dalam menggambarkan struktur molekul yang rumit dan reaksi kimia organik
D. Pertanyaan Penelitian
1. bagaimana persepsi pembelajaran dengan model 3D, animasi 3D, dan augmented reality 3D
dalam kimia?
2. bagaimana sikap siswa terhadap kejelasan, kualitas, dan efektivitas model 3D, animasi 3D, dan
augmented reality 3D dalam kemampuan visualisasi molekulernya?

E. Tujuan
1. Menciptakan yang komprehensif, berbiaya rendah, fleksibel, dan mudah menggunakan konten
pendidikan untuk memfasilitasi siswa belajar dalam kimia dengan membantu mereka lebih
memahami struktur molekul dan pengaturan spasial 3D mereka.
2. Memfasilitasi siswa kemampuan visualisasi spasial dengan demengembangkan animasi 3D
interaktif untuk memvisualisasikan konformasi molekuler dan konsep kimia yang berbeda.
3. Menampilkan struktur molekul dari tampilan yang berbeda sudut dan tingkat pembesaran,
melalui pengembangan produk digital interaktif 3D dengan berbagai fitur tampilan seperti
rotasi, putaran, dan zoom.
4. Memahami siswa sikap dan persepsi 3D struktur molekul dan visualisasi menggunakan alat
yang dikembangkan.
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Peneliti menggabungkan dua teknologi berbeda untuk membantu mahasiswa dalam
pembelajaran kimia organik. Teknologi pertama menggunakan model dan animasi 3D untuk
meneggambarkan struktur molekul 2D ke dalam bentuk 3D. Teknologi kedua adalah aplikasi
augmented reality ARchemy, yang dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman pemahaman
mahasiswa tentang pengaturan spasial struktur molekul dan interaksi dalam lingkungan 3D
interaktif.
Sebuah survei komprehensif dilakukan untuk mengumpulkan umpan balik mahasiswa
mengenai efektivitas model 3D, animasi 3D dan aplikasi ARchemy dan persepsi mereka
mengenai pembelajaran menggunakan teknologi tersebut.
a. Teknik Model 3D
Model 3D merupakan teknik tradisional menggunakan kit model bola dan tongkat dalam
menggambarkan molekul.
b. Teknik Animasi 3D
Dalam proyek ini, peneliti menggunakan Autodesk 3ds Max, yang merupakan program
grafis komputer 3D profesional dengan kemampuan pemodelan tingkat lanjut untuk membuat
gambar dan animasi 3D. Pemodelan 3D dimulai dari bentuk sederhana seperti bentuk
tetrahedral dari molekul CH4, beberapa transformasi kimia mendasar seperti hibridisasi orbital
atom, diikuti oleh representasi molekul organik yang lebih sulit terlihat pada proyeksi
Newman, proyeksi Fischer, dan konformasi kursi sikloheksana. Selain itu peneliti
menggunakan model 3D untuk membuat animasi reaksi kimia dasar, seperti substitusi (SN 1)
dan reaksi kimia dasar dan reaksi Diels-Alder, untuk membantu mahasiswa
memvisualisasikan reaksi kompleks dan langkah-langkahnya pada tingkat molekuler.
c. Menggunakan 3D Augmented Reality
Pada bagian ini aplikasi yang digunakan adalah Archemy. Peneliti membuat serangkaian
ARmarker yang dapat berinteraksi dengan kamera pada perangkat seluler. Setelah aplikasi
ARchemy mengenali ARmarker ini, aplikasi tersebut akan mensimulasikan struktur molekul
yang ditentukan dalam 3D. Jenis interaksi ini memungkinkan mahasiswa untuk mengetahui
ikatan molekul dari berbagai sudut pandang, dan tingkat pembesaran, yang dapat berdampak
signifikan pada pemahaman tentang bentuk yang tepat dan sifat struktur molekul dan interaksi
kimia.
2. Sampel
Mahasiswa tingkat dua University of Toronto Scarborough (UTSC) yang mengambil mata
kuliah kimia organik, dimana mereka telah terdaftar di semester Musim Gugur 2018 dan Musim
Dingin 2019. Secara keseluruhan, terdapat 238 mahasiswa dari Musim Gugur 2018 (dari total
262 terdaftar) dan 64 siswa dari Musim Dingin 2019 (dari total 100 terdaftar) berpartisipasi
dalam penelitian ini.
Dari 238 peserta di Musim Gugur 2018, sebanyak 81% menghadiri kuliah secara teratur;
22% mengulas sebagian besar bahan bacaan sebelum setiap kuliah; 84% mencoba semua tugas
sebelum tenggat waktu; dan 72% menggunakan sumber daya pendukung kursus tambahan seperti
seminar keterampilan lab, kelompok belajar yang difasilitasi, dan pusat bimbingan ChemAid.
Lalu, dari 64 peserta di Musim Dingin 2019, sebanyak 86% menghadiri kuliah secara teratur;
25% mengulas sebagian besar bahan bacaan sebelum setiap kuliah; 85% mencoba semua tugas
sebelum tanggal jatuh tempo; dan 76% menggunakan sumber daya pendukung kursus tambahan
seperti seminar keterampilan lab, kelompok belajar yang difasilitasi, dan pusat bimbingan
ChemAid kami.
3. Instrumen
Instrumen berupa kuesioner untuk mengevaluasi proyek ini yang terdapat pada sistem
manajemen perkuliahan (Quercus), dan diisi sebelum akhir semester. Kuesioner mencakup
beberapa bagian dengan pertanyaan yang berkaitan dengan demografi siswa, animasi 3D, dan
aplikasi augmented reality. Terdapat 35 pertanyaan yang merupakan kombinasi dari pilihan
ganda dan ya/tidak untuk bagian demografi siswa, dan pertanyaan skala Likert untuk evaluasi alat
visualisasi. Instrumen juga mencakup satu pertanyaan opini jawaban singkat di akhir survei,
dimana mahasiswa dapat memberikan umpan balik dan saran terkait dengan animasi 3D dan
aplikasi augmented reality.
Pertanyaan pada isntrumen dirancang untuk menilai persepsi mahasiswa mengenai media
visualisasi animasi 3D dan augmented reality, dimana penilaiannya meliputi kejelasan
keseluruhan, efektivitas penggunaan, dan utilitas komparatif dalam membantu siswa memahami
struktur molekul dan visualisasi 3D konformasi molekul.
4. Metodologi Pengujian
Seluruh mahasiswa melakukan praktikum kering pada sesi lab lab pemodelan molekul,
yang terdiri dari menjawab pertanyaan terkait menggambar konformasi, memvisualisasikan
molekul dalam 3D, dan membangun model molekul menggunakan kit model bola dan tongkat.
Mahasiswa juga diinstruksikan untuk menggunakan animasi 3D dan aplikasi ARchemy untuk
membantu mereka dalam menjawab pertanyaan, dan untuk mengevaluasi pemahaman mereka
tentang konsep pemodelan molekul. Mahasiswa kemudian diminta untuk berbagi pengalaman
mereka menggunakan teknologi animasi 3D dan Archemy, dan membandingkannya dengan
menggunakan model 3D tongkat dan bola, dengan menanggapi kuesioner dan survei yang
dilakukan melalui Quercus sebelum akhir semester.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data menggunakan statistik deskriptif, dengan melakukan persentase atas jawaban
responden.
G. Hasil Penelitian
1. Hasil Model 3D
 Hasil evaluasi untuk kemampuan memvisualisasikan struktur molekul dan reaktivitas kimia
menggunakan model 3D statis. Sekitar 40% siswa melaporkan bahwa memvisualisasikan
struktur molekul adalah “sulit ” atau “sangat sulit” saat menggunakan model 3D tersebut.
2. Hasil Animasi 3D
 Hasil evaluasi untuk kejelasan, kualitas, dan efektivitas animasi 3D: dimana 74% menilai
kejelasan animasi dalam menyampaikan konsep kimia very good atau excellent, 62% menilai
kualitas animasi very good atau excellent, dan 72% menilai kualitas animasi very good atau
excellent.
 Hasil evaluasi animasi 3D menggunakan skala likert Animasi 3D: 83% dari seluruh peserta
penelitian menyatakan setuju membantu memvisualisasikan konformasi molekuler dalam 3D
(A); 65% dari seluruh peserta penelitian menyatakan setuju secara signifikan meningkatkan
kemampuan untuk menggambar molekul rumit (B); 46% dari seluruh peserta penilitian
menyatakan setuju membantu mempersiapkan diri lebih efektif untuk penilaian kursus (C);
60% dari seluruh peserta penelitian menyatakan netral membantu mendapatkan nilai yang
lebih tinggi pada penilaian kursus (D); 84% dari seluruh peserta penelitian menyatakan setuju
bahwa 3D adalah alat yang berharga dan harus dimasukkan sebagai sumber daya dengan buku
teks (E); 92% dari seluruh peserta penelitian menyatakan setuju menggunakan animasi untuk
visualisasi spasial/3D molekul dan konformasi dalam kimia diperlukan (F).
3. Hasil Aplikasi Archemy
 Hasil evaluasi untuk kejelasan, kualitas, dan efektivitas gambar AR, sekitar 69% peserta
menilai kejernihan gambar AR dalam menyampaikan konsep kimia sebagai good, very good,
excellent. 69% juga didapatkan dari hasil penilaian kualitas gambar AR good, very good,
excellent. 72% hasil penilaian efektivitas gambar AR dalam memahami konsep kimia good,
very good, excellent.
 Hasil evaluasi aplikasi ARchemy. Aplikasi ARchemy: sekitar 74% peserta setuju bahwa
aplikasi Archemy membantu memvisualisasikan konformasi molekuler dalam 3D (A); 57%
mengakui bahwa aplikasi ARchemy secara signifikan meningkatkan kemampuan saya untuk
menggambar molekul rumit(B); 48% dari seluruh peserta menjawab netral bahwa aplikasi
Archemy membantu mempersiapkan diri lebih efektif untuk penilaian kursus (C); 59% dari
seluruh peserta menjawab netral bahwa aplikasi Archemy membantu mendapatkan nilai yang
lebih tinggi pada penilaian kursus (D); 77% peserta setuju bahwa aplikasi Archemy adalah
alat yang berharga dan harus dimasukkan sebagai sumber daya dengan buku teks (E); 70%
peserta menjawab setuju dengan fakta bahwa kebutuhan akan alat AR untuk visualisasi
spasial/3D molekul dalam kimia itu diperlukan (F).
4. Keinginan dan Kegunaan Aplikasi ARchemy

 Hasil evaluasi keinginan dan kegunaan untuk aplikasi ARchemy. 70% peserta setuju bahwa aplikasi
ARchemy bagus untuk belajar kimia (A), 61% suka belajar kimia menggunakan aplikasi (B),
51% setuju bahwa platform ini lebih efektif dalam mempelajari konsep kimia tertentu daripada
sumber lain yang mereka pernah menggunakan (C), 69% peserta menyatakan bahwa mereka
belajar cara bekerja dengan aplikasi dalam waktu singkat (D), dan 73% menyatakan bahwa
mereka akan merekomendasikan alat pembelajaran aplikasi ARchemy kepada orang lain (E).

H. Kesimpulan dan Implikasi


1. Siswa beranggapan bahwa pembelajaran dengan model 3D dianggap lebih sulit atau sangat sulit
dari animasi 3D, dan augmented reality 3D dalam pembelajaran kimia dalam menvisualisasikan
3D molekul.
2. Sebagian besar siswa beranggapan bahwa kejelasan, kualitas, dan efektivitas model 3D, animasi
3D, dan augmented reality 3D dalam kemampuan visualisasi molekuler masuk dalam kategori
good, very good, excellent.
I. Keunggulan dan Kelemahan Artikel Jurnal

BAGIAN ARTIKEL KEUNGGULAN KELEMAHAN


Pendahuluan Penjelasan gagasan idenya -
sangat bagus
Desain Penelitian Sangat bagus desain yang Armaker tidak dijelaskan
digunakan secara rinci, sehingga
walaupun apk AR yang
dikembangkan sudah di
download tapi tidak dapat
digunakan
Instrumen - Instrument yang digunakan
tidak dijelaskan untuk
permasing-masing analisis
data menggunakan skala
likert atau Ya/tidak
Analisis Data - -
Pembahasan - Waktu penelitian dilakukan
tidak dijelaskan dalam jurnal
Sumber Pustaka Sudah sesuai aturan -

Anda mungkin juga menyukai