Anda di halaman 1dari 23

MALARIA

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Sahran S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH :

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN BENGKULU

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN NERS

JURUSAN KEPERAWATAN TA. 2020/2021


Seorang pasien Ny. E dirawat di ruang melati dengan keluhan demam tinggi intermitten
sejak 2 hari yang lalu. Keluhan yang dirasakan mual, pusing, dan tidak nyaman di perut
bagian atas.

Riwayat: Keluhan dirasakan 1 minggu sebelum demam tinggi berupa mual, kadang-kadang
demam ringan dan muntah.
Terapai yang sedang dijalani: IVFD RL 200 tetes/M, Injeksi Cefotaxime 3 x 1 Gr,
Ondansetrone 3 x 1 ampul.
Lakukan analisis terhadap kasus diatas!

A. Diagnosa
Diagnosa yang didapatkan dari kasus diatas adalah malaria. Mengapa malaria? Pada kasus
diatas dari gejala ataupun terapi yang diberikan menunjukkan ,malaria :
1. Mual muntah, Pada penyakit malaria, penyebab mual-muntahnya sebagian besar
disebabkan oleh peradangan pada hati akibat parasit malaria dan zat-zat peradangan
yang dilepaskan selama masa infeksi.
2. Sakit kepala, sakit kepala yang terjadi pada penderita malaria dapat disebabkan oleh
kekurangan cairan. Saat kekurangan cairan, pembuluh darah tubuh akan menyempit
sehingga mengakibatkan darah yang kaya oksigen sedikit mencapai otak.
Akibatnya, otak kekurangan oksigen dan setelah beberapa lama otak akan mengatur
pembuluh darah agar melebar. Pelebaran ini dapat menimbulkan sakit kepala.
3. Demam, bersifat periodik karena berkaitan dengan pecahnya skizon yang
mengeluarkan berbagai antigen. Proses pematangan skizon berbeda tiap jenis
plasmodium.
4. Rasa nyaman di perut bagian atas. Rasa tidak nyaman yang terjadi pada Ny E
terjadi pada bagian hati, pada penderita malaria Setelah gigitan nyamuk, parasit
masuk ke dalam tubuh dan menempati organ hati, di mana parasit dapat tumbuh
dan berkembang biak. Saat parasit tersebut tumbuh dan menjadi dewasa, parasit
pergi dari organ hati dan merusak sel darah merah.
5. Pemberian Injeksi Cefotaxime 3 x 1 Gr, Ondansetrone 3 x 1 ampul. Pemberian
ondansetron merupakan obat anti mual-muntah yang biasanya diberikan pada
pasien pascakemoterapi dan kasus-kasus yang memudahkan seseorang mengalami
mual-muntah, misalnya pascaoperasi, hiperemesis gravidarum dan sebagainya.
Obat ini bekerja sebagai antagonis reseptor serotonin; reseptor ini apabila
diaktifkan oleh serotonin, akan memicu rasa mual dan muntah. Reseptor ini tersebar
di saluran cerna sampai otak, karena itu fungsinya sebagai anti mual-muntah
sebetulnya cukup luas. Pada khasus diatas ondansetron berfungsi untuk memicu
adanya mual, agar Ny E tidak kehilangan cairan. Sedangkan, Cefotaxime adalah
antibiotik yang mampu melawan bakteri penyebab infeksi. Pada malaria, obat ini
membantu infeksi plasmodium.

B. Gejala lainnya
Gejala lainnya yang memungkinkan didapatkan oleh Ny E selain kasus diatas adalah:
1. Merasakan sensasi dingin dan menggigil, merupakan respon normal tubuh
untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, reaksi ini biasanya disertai
demam. Yang bertujuan untum menyerang sesuatu yang dianggap asing oleh
tubuh.
2. berkeringat, Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam. Penderita berkeringat
sangat banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah
normal. Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga tertidur. Setelah
bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain sehingga
dapat kembali melakukan kegiatan sehari-hari. Pada dasarnya, berkeringat
adalah salah satu cara tubuh untuk menurunkan suhunya secara alami. Jika
berkeringat saat demam, artinya memang saat itu tubuh sedang berusaha
untuk mengembalikan suhu normal, supaya fungsi organ tetap baik.
Pasalnya, jika suhu tubuh terlalu berlebihan, berisiko mengalami kondisi
yang disebut dengan heat stroke atau sengatan panas. Umumnya masalah ini
terjadi bila suhu tubuh mencapai 40 derajat celcius, bahkan lebih.
3. Nyeri tubuh, nyeri tubuh yang dialami penderita malaria disebabkan oleh
kuranya eritrosit. Kondisi itu diketahui bisa menyebabkan banyak bagian
tubuh akhirnya merasa lelah karena tidak mendapatkan cukup oksigen.
4. Lemah, letih lesu.
5. Lidah terasa pait. Ketika mengalami peradangan atau infeksi, kadar protein
tertentu dalam tubuh akan meningkat. Jenis protein ini dikenal dalam dunia
medis dengan sebutan TNF-α (Tumor Necrosis Factor-α). Protein Ini
dikeluarkan karena protein tersebut dibutuhkan oleh sistem kekebalan tubuh
untuk melawan infeksi yang menyerang. Meningkatnya kadar protein TNF-
α (Tumor Necrosis Factor-α) menyebabkan gangguan pada indra pengecap
yaitu lidah. Protein ini mengaktifkan sel-sel yang bertanggung jawab untuk
mengecap rasa pahit.
6. Pegal pegal pada persendian

Selain gejala diatas, jika Ny E mengalami malaria berat maka terdapat beberapa
gejala :
1. Gangguan kesadaran
2. Mengalami kejang.
3. Adanyya ganguan pernafasan.
4. Munculnya anemia berat
5. Difusi organ vital.
6. Gagl ginjal.
7. Kolaps kardio vaskuler.

Malaria berat disebabkan oleh malaria falciparum, sebagian besar eritrosit yang telah
terinfeksi oleh plasmodium disaring dan dihancurkan oleh limfa. Plasmodium falciparum,
tidak tinggal diam dengan hal ini, ia menghasilkan sebuah proten lengket yang melapisi
eritrosit. Protein ini menyebabkan penyumbatan pada pembulu darah kecil yang disebut
sebagai cytoadherence, hal ini menyebabkan penyumbatan sehingga eritrosit yang
terinfeksi tidak dapat mengalir ke limfa dan organ vital lainnya. Tentu saja hal ini memiliki
dampak yaitu anemia hemolitik dan kerusakan istemik, terjadi cukup cepat.

Ketika otak terkena dampaknya, disebut malaria selebral dan dapat menyebabkan kejang
dan koma, ketika hepar yang terkena dampak itu disebut malaria empedu dan
menuebabkan mual muntah, hepatitis dan kegagalan hati. Organ lain yang daat terkena
dampaknya adalah paru-paru, ginjal, limfa dan berujung kekamtian.

C. Jenis
Setelah dilakukan beberapa tes lanjutan yaitu hapusan darah tebal dan tipis pada Ny E
didapatkan hasil berupa malaria berat atau malaria vivax.

D. Akut/kronis
Penyakit malaria yang dialami oleh Ny E adalah akut, karena penyakit itu mulain terasa 1
minggu yang lalu.
E. Terapi yang dijalani
Penatalaksanaan Keperawatan
1) Pemantauan tanda-tanda vital (TD, nadi, pernafasan, dan suhu).
2) Cairan dan elektrolit
Pemberian cairan merupakan bagian yang penting dalam penanganan malaria, biasanya
diberikan cairan 1500-2000 cc/hari apalagi bila sudah terjadi malaria berat. Pemberian
cairan yang tidak adekuat akan menyebabkan timbulnya nekrosis tubuler akut. Sebaliknya
pemberian cairan yang berlebihan dapat menyebabkan udema paru. Cairan yang biasa
digunakan adalah dextrose 5% untuk menghindari hipoglikemi khususnya pada pemberian
kina. Bila dapat diukur kadar elektrolit (natrium), dipertimbangkan pemberian NaCl bila
diperlukan.
3) Nutrisi
Pada pasien malaria makanan biasa atau makanan lunak. Diit lunak yang diberikan
mengandung protein, energy dan zat gizi lainnya. Makanan yang diberikan dalam bentuk
mudah dicerna , rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang tajam.
4) Eliminasi
Pada pasien malaria biasanya tidak mengalami gangguan eliminasi tapi pada malaria berat
terjadi gangguan eliminasi BAK yaitu hemoglobinuria dan gangguan eliminasi BAB yaitu
diare.
5) Aktifitas dan istirahat
Malaria biasa tidak perlu istirahat mutlak hanya aktivitas yang dibatasi, mengatur posisi
yang nyaman bagi pasien.
6) Bila terjadi anemia diberi tranfusi darah.
7) Memberikan kompres hangat pada pasien (hindari kompres alcohol dan air es) dan
bila pasien menggigil berikan selimut.
F. Diagnosa aktual/yang mungkin muncul
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam
tubuh.
2. Aktual/resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak dekuat ; anorexia, mual/muntah.
3. Aktual/risiko tinggi gangguan elektrolit berhubungan dengan diuresis
osmotik, diaforesis.
4. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme, efek langsung
sirkulasi kuman pada hipotalamus.
5. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
6. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan respons inflamasi
sistemik, mialgia, artralgia.
7. Resiko penularan penyakit malaria berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang penyakit malaria, kebersihan lingkungan dan pola
hidup.
G. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama :Ny. E
Umur :50 Tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Pendidikan :SMP
Agama :Islam
Alamat :Jalan abcdef
No. RM :123456
Ruangan : Ruang Interna
Tanggal masuk :17 agustus 2021
Tanggal pengkajian :18 agustus 2021, pukul 10.00 WIB
Diagnosa medis : Malaria

Identitas Penanggung Jawab


Nama :Tn F
Umur :52 Tahun
Jenis Kelamin :Laki-laki
Pendidikan :SMP
Agama :Islam
Alamat :ja lan abcdef
Hubungan dengan Keluarga : Suami

2. Data riwayat kesehatan


1) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan klien saat masuk rumah sakit, keluhan saat dikaji : demam yang
hilang timbul, menurunnya nafsu makan, sakit kepala,mual, muntah,
lemah, menggigil, malaise, nyeri sendi dan tulang, berkeringat.
2) Riwayat kesehatan yang lalu
Riwayat kesehatan Ny E, sebelumnya Ny E tidak pernah menderita
malaria dan belum pernah mengonsumsi obat malaria. Penyakit yang
diderita Ny E hanya maag.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Sebelum Ny E terserang malaria, suami serta 2 anaknya sebelumnya
telah dilarikan ke rumah sakit dengan diagnosa malaria, sedangkan 1
anak Ny E yang menderita anemia, tidak terserang malaria. Awal mula
malaria menyerang yaitu ketika Tn F 1 bulan yang lalu pergi keluar
kota, dengan kepentingan pekerjaan. Setelah beberapa hari dirumah Tn
mengalami gejala seperti demam intermiten, pusing, badan menggigil,
mual muntah, serta lemah letih dan lesu. Setelah diperiksakan Tn
mengidap malaria.
4) Riwayat kebiasaan sehari-hari
a) Pola nutrisi
Selama dirumah sakit Ny E hanya mampu menghabiskan 4
sendok makan. Padahal sebelumnya Ny E dalam sehari Ny E
mampu menghabiskan 3-4 piring dalam seharinya. Kurangnya
nafsu makan yang di rasakan oleh Ny E disebkan karna rasa
pahit pada lidah, mual muntah dan nyeri pada bagian ulu hati..
b) Pola istirahat dan tidur
Pola istirahat Ny E cukup terganggu karna disebabkan oleh
mual, muntah, demam, pusing dan menggigil.
c) Pola aktivitas
Aktifitas yang dilakukan Ny E terhambat. Dikarenakan ketikan
melakukan aktifitas badan Ny E terasa lemas, kepala pusing dan
mual muntah.
3. Pemeriksaan Fisik
1). Keadaan umum
Ny E terlihat lemah, letih dan lesu.
2). Tanda-tandavital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 370C
Pernapasan : 22 x/menit
3). Pemeriksaan fisik
a). Pernapasan
Inspeksi : Frekuensi pernapasan meningkat, bentuk dada simetris
dan tidak ada benjolan atau bekas luka.
Auskultasi : Suara nafas vesikuler.
Palpasi : Pergerakan dinding dada simetris, tidak ada benjolan dan
nyeri tekan.
Perkusi : Resonan.
b). Pencernaan
Inspeksi : Mukosa bibir kering dan pecah-pecah, abdomen simetris,
tidak ada luka operasi.
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Ada nyeri tekan pada perut kanan bagian atas, ada
pembesaran hepar atau limfa.
Perkusi: Timpani

c). Penglihatan
Inspeksi : Konjungtiva palpebra pucat.
d). Pengecapan : Mulut terasa pahit
e). Pendengaran : Tidak ada gangguan pada pendengaran
f). Kardiovaskuler
g). Inspeksi : tidak bekas operasi dan benjolan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan jantung.
Perkusi : Redup pada bagian jantung.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan bunyi jantung II normal.
h). Perkemihan :volume air kencing berkurang, warna seperti teh.
i) Reproduksi : Tidak ada masalah pada sistem reproduksi.
j) Moskuloskeletal : Terjadi kelemahan pada otot.
k) Intergument : tampak pucat.
4. Riwayat Psikologis
Saat dikaji ekspresi wajah Ny E terlihat cemas terhadap penyakit yang
dialami, dan klien berharap cepat sembuh.
5. Pemeriksaan penunjang
1). USG : pada penderita malaria kronis terdapat pembesaran limpa.
2).Rontgen : pada penderita malaria kronis terlihat pembesaran hati dan
limpa.
3). Laboratorium
a. Hitung leukosit darah tinggi (n : 4.000-10.000 mm3)
yaitu 17.400/mm3
b. Jumlah trombosit normal (n : 150.000-400.000 sel/mm3).
c. Pemeriksaan ureum serum dan kreatinin serum normal
yaitu ureum serum 29.0 mg/dl (n= 20-40 mg/dl) dan
kreatinin serum 0.6 mg/dl (n= 0.5-1.2 mg/dl)
d. Hemoglobin darah rendah (<10 gr/dl).
e. Plasmodium terlihat dalam sediaan, DDR (+).

H. Intervensi

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


keperawatan kriteria hasil
1 Perubahan perfusi Tujuan : setelah 1. Memeriksa 1. Memantau
jaringan berhubungan dilakukan perawatan tanda-tanda perkembangan
dengan penurunan dalam vital. tekanan darah
komponen seluler waktu 4x24 jam dan perubahan
yang di perlukan tidak terjadi pada tekanan
untuk pengiriman penurunan tingkat nadi. Hipotensi
oksigen dan kesadaran akan berkembang
nutrient dalam tubuh. dan dapat bersamaan dengan
mempertahankan kuman
cardiac output yang menyerang
secara adekuat guna darah.
meningkatkan 2. Catat adanya 2. Keluhan pusing
perfusi jaringan. keluhan merupakan
pusing. manifestasi
penurunan suplai
Kriteria hasil : darah ke jaringan
 Tanda-tanda otak.
vital normal 3. Kurangi 3. Respons valsava
 Klien tidak aktivitas yang akan
mengeluh merangsang meningkatkan
pusing timbulnya beban jantung
 Klien tidak respons sehingga akan
gelisah valsava/ menurunkan

 Tidak terdapat aktivitas. curah jantung ke

sianosis otak.

 Kulit segar 4. Tingkatkan 4. Menurunkan


tirah baring. beban kerja
 Hemoglobin
normal miokard dan
konsumsi oksigen,
 Akral hangat
memaksimalkan
 Conjungtiva
efektifitas dari
ananemis
perfusi jaringan.
 Mukosa bibir
5. Bukti aktual
tampak lembab 5. Observasi
terhadap
 Hasil perubahan
penurunan aliran
pemeriksaan sensori dan
darah ke jaringan
DDR (-) tingkat
serebral adalah
kesadaran
adanya perubahan
pasien yang
respons sensori
menunjukan
dan penurunan
penurunan
tingkat kesadaran
perfusi otak
pada fase akut.
(gelisah,
Adanya
confuse/bingu
kegagalan harus
ng, apatis,
dilakukan
somnolen).
monitoring ketat.
6. Jalur yang paten
6. Kolaborasi
penting untuk
Pemberian
pemenuhan lisis
transfusi darah darah sebagai
PRC (packed intervensi
red cells). kedaruratan.
2 Hipertermi Tujuan : Setelah 1. Evaluasi TTV 1. Sebagai
berhubungan dilakukan perawatan pada setiap pengawasan
dengan dalam pergantian sif terhadap adanya
peningkatan waktu 4x24 atau setiap ada perubahan
metabolisme, jamterjadi keluhan dari keadaan umum
efek langsung penurunan suhu klien. klien sehingga
sirkulasi tubuh dan panas dapat dilakukan
kuman pada tidak berulang. penanganan dan
hipotalamus. perawatan secara
Kriteria hasil : 2. Anjurkan klien cepat dan tepat.
 Pada palpasi untuk 2. Dengan baju
tubuh teraba memakaikan yang tipis dan
tidak panas pakaian yang menyerap
 Suhu tubuh tipis dan dapat keringat
normal menyerap diharapkan klien
 Mukosa bibir keringat. tidak gerah dan
lembab panas tubuh akan
 DDR (-) 3. Anjurkan turun.

 Klien tidak memberikan 3. Pemberian

gelisah selimut bila selimut

 Klien mampu menggigil. digunakan untuk

menjelaskan mengurangi

kembali ketidak

pendidikan nyamanan pada

kesehatan yang saat demam dan

diberikan. menggigil
sebagai respon
 Klien mampu
sekunder dari
termotivasi
4. Beri kompres hipertermi.
untuk
dengan air 4. Terjadi
melaksanakan
penjelasan yang hangat - hangat vasodilatasi pembuluh
telah diberikan. kuku pada darah, sehingga terjadi
aksila, lipat penguapan
(evaporasi).
paha, dan
temporal bila
terjadi panas. 5. Dengan banyak
5. Berikan klien minum dapat
banyak minum menggantikan
2000-3000 cairan yang
cc/hari. hilang.
6. Pemberian cairan
6. Kolaborasi infus dapat
untuk mencegah
pemberian terjadinya
cairan infus. kekurangan
cairan serta untuk
mengganti cairang
tubuh

7. Kolaborasi yang hilang.

untuk 7. Anti piretik dapat

pemberian merangsang

antipiretik, anti hipotalamus

malaria, dan untuk

anti biotik. menurunkan suhu


tubuh, pemberian
anti malaria dapat
membunuh
parasit/plasmodiu
m penyebab
malaria,
antibiotik untuk
mengatasi

8. Atur infeksi.

lingkungan yang 8. Kondisi ruang

konduksif. kamar yang tidak


panas, tidak
bising, dan
sedikit pengunjung
memberi efektivitas
terhadap proses
penyembuhan.
3 Resiko ketidak Tujuan : Setelah 1. Kaji 1. Tingkat
seimbangan dilakukan perawatan pengetahuan klien pengetahuan
nutrisi kurang dalam tentang dipengaruhi oleh
dari waktu 5x24 jam intake nutrisi. kondisi sosial
kebutuhan kliendapat ekonomi klien.
tubuh mempertahankan Perawat mengunakan
berhubungan kebutuhan nutrisi pendekatan yang
dengan intake yang adekuat. sesuai dengan
yang tidak kondisi individu
dekuat: Kriteria hasil : klien. Dengan
anorexia,  Berat badan klien mengetahui tingkat
mual/muntah. normal seimbang pengetahuan tersebut,
dengan tinggi perawat dapat lebih
badan terarah dalam
 Klien mampu memberikan
menghabiskan pendidikan yang
porsi makan sesuai dengan
yang disajikan
 Keadaan umum
klien membaik
 Mual, muntah pengetahuan klien
berkurang secara
 Mukosa bibir efisien dan
tampak lembab 2.Anjurkan klien efektif.
agar makan 2. Untuk
makanan dalam mengurangi perasaan
keadaan hangat. pahit

3.Anjurkan klien pada lidah.


untuk makan 3. Untuk
makanan lunak mengurangi perasaan
dalam porsi tegang

kecil tapi sering pada lambung


sehingga tidak
terjadi mual dan

4.Diskusikan muntah.

makanan yang 4. Dapat


disukai klien meningkatkkan
dan masukan masukan makanan
dalam diet klien.
murni.
5.Kolaborasi
pemberian obat 5. Anti emetik dapat

anti emetik mengurangi mual

6.Monitor dan muntah.

perkembangan 6. Penimbangan

berat badan. berat badan


dilakukan sebagai
evaluasi terhadap
intervensi yang
diberikan.
4 Nyeri dan Tujuan : Setelah 1. Jelaskan dan 1. Pendekatan
ketidak dilakukan perawatan bantu klien dengan
nyamanan dalam dengan menggunakan
berhubungan waktu 4x24 jam tindakan relaksasi dan
dengan terjadi penurunan pereda nyeri nonfarmakologi
respons keluhan nyeri dan nonfarmakolo lainya telah
inflamasi ketidaknyamanan. gi dan menunjukan
sistemik, noninvasif. keefektifan dalam
mialgia, Kriteria hasil : mengurangi
artralgia.  Secara subjektif nyeri.
melaporkan nyeri 2. Istirahatkan 2. Istirahat secara
berkurang atau klien pada saat fisiologis akan
dapat diadaptasi nyeri muncul. menurunkan
 Skala nyeri 0-1 kebutuhan
(1-4). Dapat oksigen yang
mengidentifikasi diperlukan untuk
aktivitas yang memenuhi
meningkatkan kebutuhan
atau menurunkan metabolisme
nyeri basal.
 Klien tidak 3. Ajarkan teknik 3. Meningkatkan
gelisah relaksasi intake oksigen
pernafasan sehingga akan
dalam pada menurunkan
saat nyeri nyeri sekunder
muncul. dari iskemia
spina.
4. Manajemen 4. Lingkungan yang
lingkungan, tenang akan
Lingkungan menurunkan
yang tenang, stimulus nyeri
batasi eksternal dan
pengunjung, pembatasan
istirahatkan pengunjung akan
klien. membantu
meningkatkan kondisi
oksigen
ruangan yang
akan berkurang
apabila banyak
pengunjung yang
berada di
ruangan. Istirahat
akanmenurunkan
kebutuhan oksigen
jaringan
perifer.
5. Tingkatkan 5. Pengetahuan
pengetahuan mengenai hal
tentang sebab- yang akan di
sebab nyeri. rasakan
membantu
mengurangi
nyerinya dan
dapat membantu
mengembangkan
kepatuhan klien
terhadap rencana
terapeutik.
5 Gangguan Tujuan : Setelah 1. Observasi 1. Untuk
aktivitas dilakukan perawatan respons klien mengidentifikasi
berhubungan dalam terhadap aktivitas. indikasi kemajuanatau
dengan 5x24jam klien penyimpangan
kelemahan dapat melakukan
fisik. aktivitas sesuai dari hasil yang
dengan diharapkan.
kemampuanya. 2. Awasi tanda –
tanda vital 2. Agar mengetahui
Kriteria hasil : selama dan perubahan
 Klien mampu sesudah aktivitas. kelemahan dan
melakukan kekuatan pada
aktivitas sendiri 3. Tingkatkan pasien.
 Badan klien tidak tirah baring.
lemah lagi dan 3. Tirah baring
kekuatan otot meningkatkan
membaik istirahat dan
 Tanda-tanda vital ketenangan klien
dalam batas serta menyediakan
normal energi yang
4. Atur posisi
digunakan untuk
pasien
penyembuhan.
senyaman
4. Agar klien bisa
mungkin
beristirahat dan
5. Berikan
memulihkan
bantuan dalam
kesehatan.
aktivitas sehari-
5. Membantu klien
hari bila perlu.
bila perlu, untuk
meninggkatkan
kepercayaan diri
6. Libatkan bila klien dapat
keluarga dalam melakukan
pemenuhan aktivitas sendiri.
kebutuhan 6. Membangun
klien. hubungan yang
kooperatif antara
perawat dan
keluaraga.
6 Resiko Tujuan : Setelah 1. Beri 1. Klien dan
penularan dilakukan perawatan penjelasan tentang keluarga dapat
penyakit dalam apa itu penyakit menjelaskan
malaria waktu 3x24 malaria, cara kembali dan
berhubungan jampenularan penularan penyakit menentukan
dengan kurang penyakit malaria malaria dan pencegahan
pengetahuan tidak terjadi. pencegahanya. penyakit malaria
tentang 2. Anjurkan secara dini.
penyakit Kriteria hasil : keluarga dan
malaria,  Klien dan klien untuk 2. Dengan
kebersihan keluarga dapat memelihara dan lingkungan yang
lingkungan menjelaskan bersih dan
dan pola kembali apa itu nyaman nyamuk
penyakit malaria tidak akan
hidup. dan cara meningkatkan berkembang biak.
penularan kebersihan diri dan
penyakit lingkunganya.
malaria. 3. Anjurkan klien 3. Akan mencegah
dan keluarga terjadi penularan.
 Klien dan untuk membasmi
Keluarga dapat sarang nyamuk
menyebutkan atau tempat
cara pencegahan berkembang biak
malaria. nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai