DOSEN PEMBIMBING:
EL RAHMAYATI, .S.Kep.,M.Kep
DISUSUN OLEH :
P FADHILLA AZ ZAHRA
NIM : 2014401075
TAHUN 2021/2022
1. KONSEP PENYAKIT DIABETES MELITUS
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang disebabkankarena adanya hiperglikemia yang
dikarenakan organ pankreas tidakmampu memproduksi insulin atau kurangnya sensitivitas
insulin pada sel target tersebut. Abnormalitas yang di temukan pada metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang ada pada penderita penyakit diabetes melitus dikarenakan aktivitas
insulin pada target sel kurang (Kerner and Bruckel, 2014). Diabetes melitus merupakan
kelainan yang terjadi karena meningkatnya kadar gula darah atau hiperglikemia. Diabetes
melitus adalah penyakit metabolik yang terjadi karena peningkatan kadar gula dalam darah
yang terjadi karena adanya kelainan sekresi insulin sehingga memperlambat kerja insulin.
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan” atau mengalihkan. Militus
berasal dari bahasa latin yang berarti manis atau madu, penyadim DM dapat diartikan individu
yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa yang tinggi. DM adalah
penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan
relative sel terhadap insulin.
A. DEFINISI
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer adalah keadaan dimana individu mengalami atau
berisiko mengalami suatu penurunan dalam nutrisi dan pernapasan pada tingkat seluler perifer
suatu penurunan dalam suplai darah kapiler
B. ETIOLOGI
Umumnya diabetes melitus disebabkn oleh rusaknya sebagian kecil atau besar dari selsel beta
dari pulau Langerhans pada pankreas yang menghasilkan insulin, akibatnya terjadi
kekurangan insulin. Disamping itu ada beberapa faktor lain penyebab penyakit diabetes
melitus, antara lain:
1. Pola makan Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori serta tidak
diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai, yang dibutuhkan oleh
tubuh dapat memicu timbulnya diabetes melitus.
2. Obesitas (kegemukan) Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung
memiliki peluang untuk terkena penyakit diabetes melitus.
3. Faktor geneti Diabetes melitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebap
diabetes melitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes melitus, pewaris
gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicitnya walaupun kemungkinan kecil terjadi.
4. Pola hidup Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor prnyebab diabetes melitus, jika
orang malas berolahraga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes melitus
karena olahraga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan didalam tubuh. Kalori
yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes militus
6. Bahan - bahan kimia yang dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas.
yang berakibat fungsi pankrean menurun sehingga ada sekresi hormon –hormon untuk
proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat dalam waktu yang
lama dapat mengiritasi pankreas
7. Penyakit dan infeksi pada pankreas infeksi mikro organisme dan virus pada pankreas jugaa
dapat menyebabkan radang pankreas yang berakibat fungsi pankreas turun sehingga tidak ada
sekresi hormonehormone untuk proses metabolisme tubuh
Manifestasi klinis
Adanya penyakit diabetes melitus ini sering kali tidak di rasa kan dan di sadari oleh
penderita beberapa keluhan dan gejala yang perlu dapat perhatian adalah:
1. Gejala akut
a. Banyak kencing (poliuria)
Karna sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan sering
kencing dengan jumblah yang banyak terutama pada malam hari.
b.Banyak minum (polydipsia)
Rasa haus sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang melalui
kencing. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita banyak minum.
b. Banyak makan (polifgia)
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita diabetes melitus
ksrens pasien mengalami keseimbangan kalori negatif, sehingga timbul rasa
lapar.
c. Penurunan berat badan dan rasa lemah, mengantuk
2. Gejala kronis
a. Gangguan penglihatan, berupa pandangan yang kabur dan menyebabkan sering
ganti kaca mata
b. Gangguan saraf tepi berupa kesemutan, terutama pada malam hari sering terasa
sakit dan rasa kesemutan dikaki
c. Gatal-gatal dan bisul, gatal umumnya dirasakan pada daerah lipatan kulit
ketiak,payudara dan alat kelamin. Bisul dan luka lecet terkena sepatu atau jarum yang
lama sembuh
D. PATOFISIOLOGI
E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut setiati (2014) manifestasi klinis DM adalah peningkatan frekuensi buang air kecil
(poliuria), peningkatan rasa haus dan minum (polidipsi), dan karena penyakit berkembang,
penurunan berat badan meskipun lapar dan peningkatan makan (poliphagi).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk menentukan penyakit diabetes militus, dan gejala yang dialami pasien juga penting
adalah di lakukan tes diagnostik diantaranta :
1. Pemeruksaan gula darah atau fasting blood sugar
2. Pemeriksaan gula darah posprandial
3. Pemeriksaan toleransi glukosa oral / oral glukosa tolerance test
4. Pemeriksaan glukosa urine
5. Pemeriksaan ketone urine
6. Pemeriksaan kolesterol dan kadar serum trigleserida, dapat meningkat karna
tidak adekuat kontrol glikemik
7. Pemeriksaan henoglobin glikat
8. Kultur jaringan pada luka ganggren
9. Pemeriksaan organ lain yang mungkin terkait dengan komplikasi diabetes
militus seperti pemeriksaan mata, saraf, jantung dll.
G. PATHWAYS
Genetik
Kelainan rantal Hb
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien : selain nama klien, juga orangtua; umur, alamat, asal kota dan daerah.
a. Pola fungsi kesehatan Pola nutrisi-metabolik.
Kehilangan nafsu makan. Pada awal kejadian adanya mual atau muntah (adanya
peningkatan intra kranial) kehilangan senasai pada lidah, dagu, tenggorokan dan
gangguan menelan.
b. Pola eliminasi
Adanya perubahan pola eliminasi, anuria, inkontensia urine, distensi abdomen, tidak ada
bising usus ( illeus paralitik ).
c. Pola aktifitas-latihan
Adanya kesukaran terhadap aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau
paralysis atau hemiplegi, mudah lelah.
d. Pola tidur dan istirahat
e. Kesukaran untuk istirahat karena kelemahan secara umum dan gangguan penglihatan.
f. Pola sensorik
Adanya sinkop atau pusing, nyeri kepala menurunnya penglihatan atau kekaburan
pandangan, gangguan penciuman atau perabaan atau sentuhan menurun terutama pada
daerah luka dan ekstremitas, status mental, koma, ekstremitas lemah atau paralisis, tidak
dapat menggenggam, paralisis wajah, tidak dapat bicara, berkomunikasi secara verbal,
kehilangan pendengaran, penglihatan, sentuhan, refleks pupil, dan dilatasi
Proses terapi
Berikutnya
Bila serum K+ lebih besar dari 3.5
Elektrolit
mEq/liter berikan 40 mEq/liter secara secara intravena untuk
Permulaan
mempertahankan kadar cairan setengahdari KCl dan setengah dari
KPO4
Jam kedua dan Bila jumlah urin cukup dan serum kalsium kurang dari 5.5
jam berikutnya mEq/liter, berikan 20-30 mEq/liter K+
B . PENATALAKSANAAN
C . RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan utama : penyebab utama klien sampai dibawa ke rumah sakit
Riwayat penyakit sekarang : tanda dan gejala klinis gangguan jaringan perifer, gejala
yang mudah diamati adalah nyeri sperti krem yang hilang saat istirahat.
Riwayat penyakit dahulu : untuk mengidentifikasi adanya faktor-faktor penyulit atau
faktor yang membuat kondisi pasien menjadi lebih parah kondisinya.
Riwayat penyakit keluarga : adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang
mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
D. PEMERIKSAAN FISIK
B. Intervensi
Hari Diagnosa kep Tujuan Intervensi
/ tgl
Pola nafas Setelah dilakukan intervensi selama
Manajemen jalan napas :
tidak efektif 3x24 jam di harapkan pola napas
dapat membaik, dengan kriteria hasil 1. Monitor pola napas
:
2. Posisikan semi fowler atau
1. Frekuensi napas membaik
fowler
2. Kedalaman napas membaik
3. Berikan minum hangat
3. Penggunaan otot bantu napas
4. Monitor bunyi napas tambahan
menurun
5. Berikan oksigen jika perlu
Carpenito, L.J. 2013. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC