Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN II (PKK II)


DIRUMAH SAKIT HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU
ASUHAN KEBIDANAN PASCA PERSALINAN DAN MENYUSUI

Disusun Oleh:
Nama : Yoanda Miftahul Jannati
NPM : F0G019007

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Asmariyah,S.ST.,M.Keb) ( )

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. KONSEP TEORI

1. Pengertian

Puerperium (masa nifas) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan


untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Kejadian
yang terpenting dalam nifas adalah involusi dan laktasi ( Saifuddin, 2006 ).

Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu


kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya
anggota keluarga baru (Mitayani, 2009).

Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai beberapa jam sesudah


lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2005).
Wanita yang melalui periode puerperium disebut puerpura.

Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta


sampai alat alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.

2. Tahapan masa nifas

Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :


a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa
ini sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia
uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan
pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan
suhu.

b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)


Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu
cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.
c. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling KB (Saleha, 2009).
3. Tujuan perawatan masa nifas
Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan pengawasan
yang dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar
dari rumah sakit.
Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologi.
2. Melaksanakan skrining yang komprehrnsif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi
dan perawatan bayi sehat.
4. Untuk mendapatkan kesehatan emosi. (Bari Abdul, 2006).

4. Periode masa nifas


Nifas dibagi menjadi 3 periode
1. Peurperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan
2. Peurperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu
3. Remote peurperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi ( bisa dalam berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bertahun-
tahun )

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia intena maupun eksterna akan


berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-
perubahan alat genetalia ini dalam keseluruhannya involusio. Perubahan-
perubahan yang lain yang penting yakni hemokonsentrasi dan timbulnya
laktasi.  Yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogenik dari kelenjar
hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamma.

5. Perubahan fisiologi masa nifas


1. Involusi
Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat
kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga
mencapai keadaan seperti sebelum hamil.
Proses involusi terjadi karena adanya:
1. Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang
tumbuh karena  adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang
membesar menjadi lebih panjang sepuluh kali dan menjadi lima
kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut kembali
mencapai keadaan semula. Penghancuran jaringan tersebut akan
diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal yang
menyebabkan ibu mengalami beser kencing setelah melahirkan.
2. Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot
setelah anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah
yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk
mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna. Karena kontraksi dan
retraksi menyebabkan terganggunya peredaran darah uterus yang
mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang diperlukan sehingga
ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil.
3. Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan
atropi pada jaringan otot uterus.

2. After pains/ Rasa sakit (meriang atau mules-mules)

Disebabkan koktraksi rahim biasanya berlangsung 3 – 4 hari pasca


persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila
terlalu mengganggu analgesik.( Cunningham, 430).

3. Lochia
Lochia adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam
masa nifas. Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari darah
menstruasi. Lochia ini berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi tidak
busuk.
Pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan  jumlah dan warnanya yaitu
lokia rubra berwarna merah dan hitam terdiri dari sel desidua, verniks
kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah dan keluar mulai hari
pertama sampai hari ketiga.
a. Lochea rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
vernik caseosa, lanugo, mekonium. Selama 2 hari pasca persalinan.
b. Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3–7 pasca
persalinan.
c. Lochea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 2–4 pasca
persalinan.
d. Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minggu.
e. Lochea purulenta
Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah, berbau busuk.
f. Lacheostatis
Lochea tidak lancar keluarnya.
4. Dinding perut dan peritonium

Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama,


biasanya akan pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan diafragma pelvis
yang meregang pada waktu partus setelah bayi lahir berangsur angsur
mengecil dan pulih kembali.Tidak jarang uterus jatuh ke belakang 
menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum jadi kendor. Untuk
memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan pasca persalinan.
5. Sistem Kardiovasculer
Selama kehamilan secara normal volume darah  untuk
mengakomodasi   penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta
dan pembuluh darah uterus. Penurunan dari estrogen mengakibatkan 
diuresis yang menyebabkan  volume plasma menurun secara cepat pada
kondisi normal. Keadaan ini terjadi pada  24 sampai 48 jam pertama
setelah kelahiran. Selama ini klien mengalami sering kencing. Penurunan
progesteron membantu  mengurangi retensi cairan sehubungan dengan
penambahan vaskularisasi jaringan selama kehamilan.
6. Ginjal
Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume
darah dan ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini
terjadi pada hari pertama post partum.
7. System Hormonal
a. Oxytoxin
Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi
pada otot uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan
aksi oxytoxin menyebabkan pelepasan plasenta. Setelah itu oxytoxin
beraksi untuk kestabilan kontraksi uterus, memperkecil bekas tempat
perlekatan plasenta dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang
memilih untuk menyusui bayinya, isapan bayi menstimulasi ekskresi
oxytoxin diamna keadaan ini membantu kelanjutan involusi uterus dan
pengeluaran susu. Setelah placenta lahir, sirkulasi HCG, estrogen, 
progesteron dan hormon laktogen placenta menurun cepat, keadaan ini
menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu nifas.
b. Prolaktin
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh
glandula  hipofise  anterior bereaksi pada alveolus payudara dan
merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui kadar
prolaktin terus tinggi dan pengeluaran FSH di ovarium ditekan. Pada
wanita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun pada hari ke 14
sampai 21 post partum dan penurunan ini mengakibatkan FSH
disekresi kelenjar hipofise anterior  untuk bereaksi pada ovarium yang
menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalam kadar
normal, perkembangan normal folikel de graaf, ovulasi dan
menstruasi.( V Ruth B, 1996: 231)

c. Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air
susu ibu. Air susu ibu ini merupakan makanan pokok , makanan yang
terbaik dan bersifat alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu yamg
baru saja melahirkan bayi akan tersedia makanan bagi bayinya dan
ibunya sendiri.
Selama kehamilan hormon estrogen dan progestron merangsang
pertumbuhan kelenjar susu sedangkan progesteron merangsang
pertumbuhan saluran kelenjar , kedua hormon ini mengerem LTH.
Setelah plasenta lahir maka LTH dengan bebas dapat merangsang
laktasi.
Lobus prosterior hypofise mengeluarkan oxtoxin yang merangsang
pengeluaran air susu. Pengeluaran air susu adalah reflek yang
ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan puting susu oleh bayi.
Rangsang ini  menuju ke hypofise dan menghasilkan oxtocin yang
menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya.
Pada hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan
nyeri. Ini menandai permulaan sekresi air susu, dan kalau areola
mammae dipijat, keluarlah cairan puting dari puting susu.
Air susu ibu kurang lebih mengandung Protein 1-2 %, lemak 3-5
%, gula 6,5-8 %, garam 0,1 – 0,2 %.   Hal yang mempengaruhi
susunan air susu adalah diit, gerak badan. Benyaknya air susu sangat
tergantung pada banyaknya cairan serta makanan yang dikonsumsi ibu.
( Obstetri Fisiologi UNPAD, 1983: 318 )
8. Tanda-tanda vital
Perubahan tanda-tanda vital pada massa nifas meliputi:  
Parameter Penemuan normal Penemuan abnormal
Tanda-tanda Tekanan darah < 140 / 90 Tekanan darah > 140 / 90
vital mmHg, mungkin bisa naik dari mmHg
tingkat disaat persalinan 1 – 3
hari post partum.
Suhu tubuh < 38 0 C Suhu > 380 C
Denyut nadi: 60-100 X / menit Denyut nadi: > 100 X /
menit

1)    Vital Sign  sebelum kelahiran bayi :


a)    Suhu  :
·      saat partus lebih 37,20C
·      sesudah partus naik + 0,50C
·      12 jam pertama suhu kembali normal
b)    Nadi :
·      60 – 80 x/mnt
·      Segera setelah partus bradikardi
c)    Tekanan darah :
TD meningkat karena upaya keletihan dan persalinan, hal ini
akan normal kembali dalam waktu 1 jam
2)    Vital sign setelah kelahiran anak :
a)    Temperatur :
Selama 24 jam pertama mungkin kenaikan menjadi 380C
(100,40F) disebabkan  oleh efek dehidrasi dari  persalinan. 
Kerja otot yang berlebihan selama kala II dan fluktuasi
hormon setelah 24 jam wanita keluar dari febris.
b)    Nadi :
Nadi panjang dengan stroke volume dan cardiacc output. Nadi
naik pada jam pertama. Dalam 8 – 10 minggu setelah
kelahiran anak, harus turun ke rata-rata sebelum hamil.
c)     Pernapasan :
Pernapasan akan jatuh ke keadaan normal wanita sebelum
persalinan.
d)    Tekanan darah :
Tekanan darah berubah rendah semua, ortistatik hipotensi
adalah indikasi   merasa pusing tiba-tiba setelah terbangun,
dapat terjadi 48 jam pertama.
Penyimpangan dari kondisi dan penyebab masalah :
 Diagnosa sepsis puerpuralis adalah jika kenaikan pada
maternal suhu menjadi 380C (100,4F0
 Kecepatan rata-rata nadi adalah satu yang bertambah
mungkin indikasi hipovolemik akibat perdarahan.
 Hipoventilasi mungkin mengikuti keadaan luar biasanya
karena tingginya sub arachnoid (spinal) blok.
 Tekanan darah rendah mungkin karena refleksi dari
hipovolemik sekunder dari perdarahan, bagaimana tanda
 terlambat dan gejala lain dari perdarahan kadang-kadang
merupakan sinyal tenaga medis
6. Perubahan psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi
dalam 3 tahap yaitu:
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi 
interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat
dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal
yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan
menciptakan hubungan yang baru.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air
besar.
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi.Sedangkan stres  emosional pada ibu nifas
kadang-kadang  dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan mudah
tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu.
Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana terjadi pada hari
ke 3-5 post partum.

7. Tanda-tanda Bahaya Postpartum


Tanda-tanda bahaya postpartum adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama
masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu. Tanda-tanda bahaya postpartum, adalah sebagai berikut.
1. Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.
a. Perdarahan postpartum primer (Early Postpartum Hemorrhage) adalah
perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir,
atau perdarahan dengan volume seberapapun tetapi terjadi perubahan
keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital sudah menunjukkan analisa
adanya perdarahan. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio placenta,
sisa placenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
b. Perdarahan postpartum sekunder (Late Postpartum Hemorrhage) adalah
perdarahan dengan konsep pengertian yang sama seperti perdarahan
postpartum primer namun terjadi setelah 24 jam postpartum hingga masa
nifas selesai. Perdarahan postpartum sekunder yang terjadi setelah 24 jam,
biasanya terjadi antara hari ke 5 sampai 15 postpartum. Penyebab utama
adalah robekan jalan lahir dan sisa placenta Prawirohardjo, 2002).
Menurut Manuaba (2005), perdarahan postpartum merupakan penyebab
penting kematian maternal khususnya di negara berkembang. Perdarahan
pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai
perdarahan postpartum, namun dari beberapa kajian evidence based
menunjukkan terdapat beberapa perkembangan mengenai lingkup definisi
perdarahan postpartum. Sehingga perlu mengidentifikasi dengan cermat
dalam mendiagnosis keadaan perdarahan postpartum sebagai berikut.
1) Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya,
kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut
bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga
tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan lantai.
2) Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan
kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal
kadangkala dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah,
namun kehilangan darah dapat berakibat fatal pada keadaan anemia.
Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat
fatal dari kehilangan darah.
3) Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa
jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok. Penilaian
faktor resiko pada saat antenatal dan intranatal tidak sepenuhnya dapat
memperkirakan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan
aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua ibu yang bersalin karena
hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat
atonia uteri. Semua ibu postpartum harus dipantau dengan ketat untuk
mendiagnosis perdarahan postpartum.
2. Infeksi pada masa postpartum
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi
masa nifas masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
ibu. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang
meluas kesaluran urinari, payudara, dan pasca pembedahan merupakan
salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa
suhu badan panas, malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa
uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau adanya
disuria.
3. Lochea yang berbau busuk (bau dari vagina)
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam
masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah
dan lendir waktu menstruasi dan berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas
melekatnya atau implantasi placenta).
Lochea dibagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai berikut (Mochtar,
2002).
a. Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum,
selama 2 hari pasca persalinan.
b. Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir
hari ke 3-7 pasca persalinan.
c. Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari
ke 7-14 pasca persalinan.
d. Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
e. Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
f. Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan di atas
kemungkinan dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
a. Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang
kurang baik.
b. Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih
banyak karena kontraksi uterus dengan cepat.
c. Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga
lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.
d. Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian
bawah kemungkinan analisa diagnosisnya adalah metritis. Metritis
adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu
penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau
kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik
(Mochtar, 2002).
4. Sub involusi uterus (Pengecilan uterus yang terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana
berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg pada 6
minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu di sebut
sub involusi (Mochtar, 2002). Faktor penyebab sub involusi, antara lain:
sisa plasenta dalam uterus, endometritis, adanya mioma uteri
(Prawirohardjo, 2007). Pada keadaan sub involusi, pemeriksaan bimanual
di temukan uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya, fundus
masih tinggi, lochea banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula
perdarahan (Prawirohardjo, 2007). Pengobatan di lakukan dengan
memberikan injeksi Methergin setiap hari di tambah dengan Ergometrin
peroral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan Antibiotika
sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2007). Bidan mempunyai peran
untuk mendeteksi keadaan ini dan mengambil keputusan untuk merujuk
pada fasilitas kesehatan rujukan.
5. Nyeri pada perut dan pelvis
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat merupakan tanda dan gejala
komplikasi nifas seperti Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada
peritonium, peritonitis umum dapat menyebabkan kematian 33% dari
seluruh kematian karena infeksi. Menurut Mochtar (2002), gejala klinis
peritonitis dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis
Tanda dan gejalanya adalah demam, nyeri perut bagian bawah tetapi
keadaan umum tetap baik, pada pemeriksaan dalam kavum dauglas
menonjol karena ada abses.
a. Peritonitis umum
Tanda dan gejalanya adalah suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut
nyeri tekan, pucat muka cekung, kulit dingin, anorexia, kadang-kadang
muntah.
6. Pusing dan lemas yang berlebihan, sakit kepala, nyeri epigastrik, dan
penglihatan Kabur
Menurut Manuaba (2008), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada
nifas. Pusing bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi (Sistol ≥140
mmHg dan distolnya ≥90 mmHg). Pusing yang berlebihan juga perlu
diwaspadai adanya keadaan preeklampsi/eklampsi postpartum, atau
keadaan hipertensi esensial. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga
disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin <10 gr%. Lemas yang
berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas
dapat disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori
sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah. Upaya
penatalaksanaan pada keadaan ini dengan cara sebagai berikut.
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral
dan vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d. Minum suplemen zat besi untuk menambah zat besi setidaknya selama
40 hari pasca bersalin.
e. Minum suplemen kapsul vitamin A (200.000 IU), untuk meningkatkan
daya tahan tubuh, mencegah infeksi, membantu pemulihan keadaan
ibu serta mentransmisi vitamin A kepada bayinya melalui proses
menyusui.
f. Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan memperlambat
proses involusi uterus.
7. Suhu Tubuh Ibu > 38 0C
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit
meningkat antara 37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi proses perlukaan
dalam uterus, proses autolisis, proses iskemic serta mulainya laktasi,
dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal ini adalah peristiwa fisiologis
apabila tidak diserta tanda-tanda infeksi yang lain. Namun apabila terjadi
peningkatan melebihi 380C berturut-turut selama 2 hari kemungkinan
terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua
peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Mochtar, 2002).
Penanganan umum bila terjadi demam adalah sebagai berikut.
a. Istirahat baring
b. Rehidrasi peroral atau infus
c. Kompres hangat untuk menurunkan suhu
d. Jika ada syok, segera berikan pertolongan kegawatdaruratan maternal,
sekalipun tidak jelas gejala syok, harus waspada untuk menilai berkala
karena kondisi ini dapat memburuk dengan keadaan ibu cepat
(Prawirohardjo, 2007).
8. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara
adekuat, puting susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet
yang kurang baik, kurang istirahat, serta anemia. Keadaan ini juga dapat
merupakan tanda dan gejala adanya komplikasi dan penyulit pada proses
laktasi, misalnya pembengkakan payudara, bendungan ASI, mastitis dan
abses payudara.
9. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mempengaruhi
nafsu makan,sehingga terkadang ibu tidak ingin makan sampai kelelahan
itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat, susu,
kopi atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang.
Berikanlah makanan yang sifatnya ringan, karena alat pencernaan perlu
proses guna memulihkan keadaanya kembali pada masa postpartum.
10. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di wajah maupun
ekstremitas.
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena
di pelvis maupun tungkai yang mengalami dilatasi. Keadaan ini secara
klinis dapat menyebabkan peradangan pada vena-vena pelvis maupun
tungkai yang disebut tromboplebitis pelvica (pada panggul) dan
tromboplebitis femoralis (pada tungkai). Pembengkakan ini juga dapat
terjadi karena keadaan udema yang merupakan tanda klinis adanya
preeklampsi/eklampsi.
11. Demam, muntah, dan rasa sakit waktu berkemih.
Pada masa nifas awal sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air
kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta
analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga
mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh
episiotomi yang lebar, laserasi, hematom dinding vagina.
8. Kunjungan Pasca Persalinan dan Menyusui
Kunjungan Waktu Tujuan Penatalaksanaan
1 6-8 jam Mencegah perdarahan Memantau tekanan
setelah masa nifas karena atonia darah, nadi, suhu, tinggi
persalinan uteri fundus uteri, kantung
Mendeteksi dan kemih dan pendarahan
merawwat penyebab lain pervaginam
perdarahan: rujuk jika Mengajarkan ibu dan
perdarahan berlanjut keluarganya bagaimana
Memberikan konseling menilai tonus dan
pada ibu atau salah satu pendarahan uterus dan
anggota keluarga bagaimana melakukan
bagaimana mencegah pemijatan jika uterus
perdarahan masa nifas lembek dengan cara
Pemberian ASI awal memijat atau memutar
Melakukan hubungan perut selama 15 kali.
antara ibu dan bayi baru Menganjurkan ibu
lahir untuk segera
Menjaga bayi tetap memberikan ASI pada
hangat dengan mencegah bayinya
hipotermia Menjaga kehangatan
Jika petugas kesehatan pada bayi dengan cara
menolong persalinan, ia selimuti Bayi
harus tinggal dengan ibu Menganjurkan ibu
dan bayi baru lahir untuk untuk segera
jam pertama kelahiran, memberikan ASI pada
atau sampai ibu dan bayi bayinya
dalam keadaan stabil Menganjurkan ibu
untuk mobilisasi dini
Menganjurkan ibu
untuk menempatkan
bayinya di tempat tidur
yang sama

2 6 hari Memastikan involusi Memantau tekanan


setelah uterus berjalan normal: darah, nadi, suhu, tinggi
persalinan uterus berkontraksi fundus uteri, kantung
dengan baik, fundus di kemih dan pendarahan
bawah umbilicus, tidak pervaginam
Memantau keadaan ibu
ada perdarahan abnormal suhu tubuh
Menilai adanya tanda- Menganjurkan ibu
tanda demam untuk makan-makanan
Memastikan ibu yang mengandung
mendapatkan cukup protein, banyak cairan,
makanan, cairan dan saturan dan buah-
buahan dan minuman
istirahat
sedikitnya 3 liter air
Memastikan ibu
setiap hari
menyusui dengan baik  Menganjurkan ibu
dan tidak untuk menyusui
memperlihatkan tanda- bayinya setiap 2 jam,
tanda pan kenyulit siang malam dengan
Memberikan konseling lama menyusui 10-15
pada ibu mengenai menit di setiap
asuhan pada bayi, tali payudara
pusat, menjaga bayi tetap Menganjurkan ibu agar
hangat dan merawat bayi istirahat cukup untuk
sehari-hari mencegah kelelahan
yang berlebihan.
Menganjurkan ibu
untuk menjaga
payudara tetap bersih
dan kering. Terutama
putting
susu,Menganjurkan ibu
untuk memakai BH
yang menyongkong
payudara
Menganjurkan ibu
untuk menyusui
bayinya setiap 2 jam,
siang dan malam hari
dengan lama menyusui
10-15 menit di setiap
payudaranya.
Melakukan imunisasi
BCG

3 2 minggu Sama seperti di atas (6 Memantau tekanan


setelah hari setelah persalinan) darah, nadi, suhu, tinggi
persalinan fundus uteri, kantung
kemih dan pendarahan
pervaginam
Memantau keadaan ibu
suhu tubuh
Menganjurkan ibu
untuk makan-makanan
yang mengandung
protein, banyak cairan,
saturan dan buah-
buahan dan minuman
sedikitnya 3 liter air
setiap hari
Menganjurkan ibu
untuk menyusui
bayinya setiap 2 jam,
siang malam dengan
lama menyusui 10-15
menit di setiap
payudara
Menganjurkan ibu agar
istirahat cukup untuk
mencegah kelelahan
yang berlebihan.
Menganjurkan ibu
untuk menjaga
payudara tetap bersih
dan kering. Terutama
putting susu,
Menganjurkan ibu
untuk memakai BH
yang menyongkong
payudara
Menganjurkan ibu
untuk menyusui
bayinya setiap 2 jam,
siang dan malam hari
dengan lama menyusui
10-15 menit di setiap
payudaranya.
Melakukan imunisasi
BCG

4 6 minggu Menanyakan pada ibu Memeriksa tekanan


setelah tentang penyulit-penyulit darah, nadi, suhu, tinggi
persalinan yang ia atau bayi alami fundus dan pengeluaran
Memberikan konseling pervaginam
untuk KB secara dini Memberitahukan pada
ibu bahwa aman untuk
memulai hubungan
suami istri kapan saja
ibu siap
Menganjurkan ibu dan
suami untuk memakai
alat kontrasepsi dan
menjelaskan kelbihan,
kekurangan, dan efek
sampingnya.

B. ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS


Tanggal pengkajian :
Jam :
Tempat Pengkajian :
Nama pengkaji :
A. DATA SUBYEKTIF
I. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Agama :
Suku/Bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2) Identitas Suami
Nama :
Umur :
Agama :
Suku/Bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
II. Keluhan utama : Ibu mengatakan perutnya merasa mules badan terasa lelah

III. Riwayat Kebidanan


1. Status Perkawinan
Kawin : Ya
Jika kawin : Perkawinan Yang Ke : 1      
Lamanya: 1 tahun
Umur : 23 Tahun

2. Riwayat Kehamilan
Umur kehamilan : 37 minggu 4hari
ANC : 6 Kali
Mulai merasakan gerakan janin : 5 bulan
Imunisasi TT : 2 Kali
Pemberian Fe : 90 tablet
Keluhan selama kehamilan : TM 1: Pusing, Mual dan muntah

TM 2: -

TM 3: sering buang air kecil

Perawatan payudara : pada usia 7 bulan


Senam hamil : tidak pernah
Rencana KB yang akan datang : suntik
Alasan : untuk menjarangkan kehamilan
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Tahun Persalinan Nifas Bayi KB Ket


No
Penolong Jenis UK Tempat Penyulit Penyulit JK BB PB ASI
1
Kehamilan ini

3. Riwayat Persalinan
Tanggal Persalinan : 24 September 2021
Pukul : 07.40 Wib
Tempat Persalinan : BPM Bidan Yati
Jenis Persalinan : Spontan
Lama Persalinan : 9 jam 40 menit
KALA I : 7 jam                                     Keluhan : Tidak ada
KALA II : 30 menit                                  Keluhan : Tidak ada
KALA III : 15 menit                                Keluhan : Tidak ada
KALA IV : sampai 2 jam PP                    Keluhan : Tidak ada
Keadaan Bayi
Keadaan Umum : Baik
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan : 3200 Gram
Panjang Badan : 50 Cm
A/S : 8/9
Kelainan : Tidak ada

IV. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Keluarga

Penyakit Menular Tidak ada, Penyakit menahun tidak ada

b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Penyakit Menular Tidak ada, Penyakit menahun tidak ada

V. Pola Kebutuhan sehari-hari


a. Pola Nutrisi
Makan : 3x sehari

jenis : nasi,sayuran, buah-buahan

b. Pola Eliminasi
BAB : 1 X/ hari

BAK : 4x/ hari

c. Pola Aktifitas Pekerjaan : ibu mengatakan melakukan aktifitas yang


ringan serta dibantu suami dan keluarga
d. Pola Istirahat : ibu mengatakan tidur 8 jam/hari dan sering
terbangun dimalam hari untuk menyusui
bayinya
e. Personal Hygiene : mandi 2x / hari ganti celana dalam minimal
2xSehari

. VI. Riwayat Psikososial Spiritual


 ibu mengatakan suami dan keluarganya selalu mendukung dia untuk
merawat bayinya dan hubungannya baik.
 Ibu mengatakan ia dan keluarganya mengerti tentang keadan masa
nifas
 Ibu mengatakan Pengambil keputusan di keluarga adalah suami dan ia
 Ibu mengatakan taat beribadah dan sering mengikuti pengajian
 Ibu mengatakan tinggal bersama suami

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital :
TD: 110/70 mmHg
N: 82x/m
R: 20 x/m
S: 36,5 O C
2. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala

Rambut : Bersih, Ketombe (-), Rontok (-)

2. Wajah : Tidak Pucat, ada cloasma gravidarum


3. Mata : Simetris, Conjungtiva merah muda, Sclera \
putih
4. Hidung : Bersih, Polip (-)
5. Mulut dan gigi : Bersih, Carries (-), Stomatitis (-)
6. Telinga : Simetris, Serumen (-)

7. Leher

Pembesaran kelenjer thyroid : Tidak ada

Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Pembesaran kelenjer limfe : Tidak ada

8. Dada

Bentuk : Simetris
Tarikan : Tidak ada

Mamae : Tidak ada tarikan,Tidak ada radang

Puting susu : Menonjol

Colostrums : Keluar

9. Abdomen

Inspeksi :Linea Alba (+), Bekas operasi (-)

Palpasi :

TFU : 3 jari dibawah pusat

Kontraksi : Ya

Konsistensi Uterus : Keras

Massa Lain : Tidak ada

10. Genitourinaria : Kosong, Tidak terpasang kateter


11. Hemoroid : Tidak ada
12. Vulva Vagina

Lochea :

Warna : Merah segar bercampur sel-sel desidua (lokea

rubra)

Luka perineum : Tidak ada, Bersih

Tanda-tanda Infeksi : tidak ada

8. Ekstrimitas

Reflek Patella : Kiri/Kanan, +/+

Edema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Human Sign : Tidak ada

3. Data Penunjang
Laboratorium          : Tidak ada
C. ANALISA

P1A0 6 jam Post Partum

D. PENATALAKSAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa kondisinya saat ini secara
keseluruhan baik-baik saja.
2. Mendiskusikan kepada ibu penyebab mules-mules yang disebabkan
oleh adanya kontr aksi uterus untuk kembali ke keadaan semula sebelum
hamil.
3. Mendiskusikan kepada ibu penyebab masih mengeluarkan darah dari
jalan lahirnya yang disebabkan oleh lokia rubra yang merupakan
mekanisme tubuh dalam membersihkan diri usai bersalin atau proses
penyembuhan lapisan rahim dan jumlah nya secara bertahap akan berubah
dari waktu ke waktu.

4. Mendiskusikan kepada ibu untuk menggunakan dan mengganti


pembalut 3-4 jam sekali agar daerah vagina tetap bersih dan terhindar dari
kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.

5. Mendiskusikan bersama ibu cara menjaga dan merawat kebersihan


genitalia setiap hari yaitu dengan cara membasuh daerah genitalia dari
arah depan ke belakang dengan menggunakan sab un, kemudian bilas
dengan air bersih dan keringkan dengan handuk atau tissue setiap habis
BAB dan BAK.

6. Mendiskusikan mengenai teknik menyusui yang benar dan manfaat


ASI eksklusif serta komponen ASI yang terdiri dari zat antibody yang
sangta diperlukan oleh bayi, mudah dicerna, memberikan perlindungan
terhaapa infeksi, selalu segar, bersih, siap untuk minum, dan hemat biaya
serta ibu untuk tidak meberikan makanan tambahn atau susu formula
sampai bayi berusia 6 bulan.
7. Mendiskusikan kepada ibu tentang pola tidur/ /istirahat yang cukup,
tidurlah pada saat bayi tidur.
8. Memberikan tablet tambah darah dan vitamin pada ibu serta
menganjurkan ibu untuk selalu meminumnya.
9. Mendiskusikan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi
10. Mendiskusikan pada ibu untuk melakukan senam nifas

11. Mendiskusikan tanda bahaya masa nifas

12. Menginformasikan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang atau


control kembali 1 minggu kedepan ke BPM

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E. dan Moorhouse, M.F. 2007. Rencana Perawatan Maternal/Bayi :
Pedoman

Hanifa Wikyasastro.2007. Ilmu Kebidanan, Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta:


Penerbit

Buku Kedokteran EGC

Mc Closky & Bulechek. (2008). Nursing Intervention Classification (NIC).


United States of

America: Mosby.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • PDF Satpel Karies Gigi
    PDF Satpel Karies Gigi
    Dokumen9 halaman
    PDF Satpel Karies Gigi
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • LP MTBS
    LP MTBS
    Dokumen24 halaman
    LP MTBS
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • SAP Kehamilan Resiko Tinggi
    SAP Kehamilan Resiko Tinggi
    Dokumen4 halaman
    SAP Kehamilan Resiko Tinggi
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • 6 Kunjungan Neo
    6 Kunjungan Neo
    Dokumen2 halaman
    6 Kunjungan Neo
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • C Majelis Etika
    C Majelis Etika
    Dokumen4 halaman
    C Majelis Etika
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • LP Persalinan
    LP Persalinan
    Dokumen29 halaman
    LP Persalinan
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • Kel 4 Terapi Tubuh
    Kel 4 Terapi Tubuh
    Dokumen43 halaman
    Kel 4 Terapi Tubuh
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • Y OANDA
    Y OANDA
    Dokumen2 halaman
    Y OANDA
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • Definisi Naturopati
    Definisi Naturopati
    Dokumen2 halaman
    Definisi Naturopati
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • Kel 4
    Kel 4
    Dokumen28 halaman
    Kel 4
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • Terapi Pikiran Kel 4
    Terapi Pikiran Kel 4
    Dokumen13 halaman
    Terapi Pikiran Kel 4
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • Homeopati
    Homeopati
    Dokumen5 halaman
    Homeopati
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • Kel. 4 Makalah 4 Terapi Kommplementer Dalam Masa Hamil
    Kel. 4 Makalah 4 Terapi Kommplementer Dalam Masa Hamil
    Dokumen25 halaman
    Kel. 4 Makalah 4 Terapi Kommplementer Dalam Masa Hamil
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat
  • PT 11
    PT 11
    Dokumen10 halaman
    PT 11
    yoanda miftahul jannati
    Belum ada peringkat