TERAPI KOMPLEMENTER
“Terapi Tubuh”
Dosen Pengampu:
Disusun oleh
Kelompok 4
1. NazzilaUtami F0G019028
Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nyalah kami
sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah yang sudah kami susun. Makalah ini
disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Terapi Komplementer”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
makalah ini belum tentu terwujud. Kami banyak menemukan kesulitan dan tantangan, maka
dari itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
a. Yetti Purnama, S.ST., M Keb selaku dosen pembimbing mata kuliah Etika dan Hukum
Kesehatan Fakultas MIPA Universitas Bengkulu yang telah memberikan banyak
bimbingan, meluangkan waktunya, arahan, petunjuk, dan sumbangsih pemikirannya
dalam proses penulisan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan
tepat waktu.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Kami sebagai penyusun
makalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kami minta maaf atas kekurangan-kekurangan tersebut. Kritik dan saran yang
akan sangat berguna untuk kemajuan saya di masa mendatang serta kesempurnaan dari
makalah ini akan saya terima dengan tangan terbuka.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Kiropraktik dan osteopati............................................................................6
2.2 Terapi pijat ................................................................................................19
2.3 Terapi gerakan (body movement therapy) ..............................................28
2.4 Taici...........................................................................................................32
2.5 Yoga ..........................................................................................................35
BAB III PENUTUP..............................................................................................41
3.1 Kesimpulan.................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Posisi kepala yang terlihat lebih condong di depan dari badan anda. Anda
bisa meminta teman atau keluarga anda melihat apakah posisi kepala (telinga)
sejajar dengan pundak anda. Bila ada FHP maka tidak heran pundak dan
tengkuk anda kencang dan tegang. Bayangkan saja kalo kepala anda itu
seperti bola bowling, dan badan anda setiap hari harus menahan beban yang
berat pada posisi condong ke depan. Bisa bongkok! Menurut penelitian pada
sebuah Institute di Amerika, setiap inch kepala Anda maju dari pundak maka
tekanan pada syaraf anda adalah 5kg. Setiap 1 inch = 5kg tekanan di syaraf.
Tidak heran, system syaraf kita mengalami gangguan, seperti Tangan ngilu
dan kesemutan, leher nyeri, kaki pegal dan nyeri, dll.
2) Head tilted.
2. Osteopati
a. Pengertian osteopati
Osteopati berasal dari kata “osteo” yang berarti tulang, dan “pathic” yang
berarti sakit. Terapi ini, dapat menghentikan kerusakan pada sistem sirkulasi
dan memungkinkan darah mengalir lebih lancar. Dengan demikian syaraf
dapat bekerja dengan baik. Perawatan osteopati mengutamakan pada hubungan
antara struktur tubuh, tulang, otot, ligamen dan jaring-jaringannya, serta
keseluruhan fungsi dan gerak tubuh.
Cabang ilmu osteopati muncul pada akhir 1800-an. Ilmu ini dikembangkan
oleh seorang dokter yang ingin mengenalkan kemampuan tubuh untuk pulih dari
penyakit. Ilmu osteopati meyakini bahwa gaya hidup dan kebiasaan seseorang
memiliki berdampak pada kesehatan tubuhnya. Pada umumnya, pengobatan
osteopati bekerja dengan menghilangkan halangan dan membuat pasien menjadi
sehat dan nyaman dengan tubuhnya. Osteopati meyakini bahwa fungsi tubuh
adalah suatu kesatuan sistem yang saling melengkapi. Sehingga permasalahan
yang mempengaruhi struktur tubuh dapat menimbulkan permasalahan dan
gangguan pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Osteopati dipandang sebagai jenis pengobatan alternatif komplementer
(complementary alternative medicine atau disingkat cam). Cabang ilmu osteopati
merupakan salah satu dari dua jenis cam yang diatur dalam undang-undang pada
beberapa negara, cabang ilmu lainnya adalah kiropraktik. Teknik yang digunakan
dalam osteopati sangat berbeda dari teknik yang digunakan dalam pengobatan
konvensional. Teknik ini juga tidak selalu didukung oleh bukti ilmiah. Tujuan
dari osteopati adalah untuk mengobati berbagai masalah tanpa menggunakan obat
maupun operasi. Selain itu, prosedur-prosedur dalam osteopati tidak melibatkan
sayatan. Sebagai penjelasan umumnya seorang osteopath tidak akan
menyimpulkan suatu permasalahan bukan hanya pada lokasi sakit berasal seperti
sakit kepada leher. Tetapi osteopati juga mempelajari lebih jauh penyebab dari
sakit tersebut, yang dapat saya disebabkan oleh adanya gangguan pada kesehatan
fisik dan atau kesehatan mental.
b. Terapi Manipulasi
Osteopati merupakan terai manipulasi melalui sentuhan, pijatan, manipulasi
dan teknik penguluran (stretching). Seorang osteopat dapat mendiagnosa dan
melakukan perawatan terhadap masalah fisik dan emosional seseorang.
Osteopati sangat mementingkan kesatuan struktur dari seseorang, maka sulit
untuk menemukan satu spesialisasi khusus dari osteopati. Namun beberapa
terapis osteopati mefokuskan keahlian mereka di permasalahan tertentu seperti :
perawatan pada anak-anak, dewasa atau lanjut usia, cedera olah raga maupun
masalah post kehamilan.
c. Tujuan dari pengobatan osteopati
Tujuan dari pengobatan osteopati meliputi :
1) Meredakan otot tegang
2) Meningkatkan pergerakan sendi
3) Meningkatkan sirkulasi darah
4) Mempercepat penyembuhan
d. Teknik-teknik khusus osteopati
Teknik-teknik khusus yang digunakan antara lain :
1) Teknik manipulasi jaringan lunak
Teknik ini digunakan untuk memperbaiki kondisi jaringan dan
meningkatkan sirkulasi cairan dalam tubuh. Teknik ini dapat mencegah
penumpukan cairan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh
2) Teknik artikular osteopati
Teknik ini membantu mengurangi kejang otot dan meningkatkan
pergerakan sendi. Teknik ini ampuh dalam mengurangi iritasi saraf di sekitar
sendi. Selain itu, teknik ini dapat meredakan rasa sakit dan tidak nyaman
pada tubuh.
3) Osteopati kranial
Teknik ini adalah teknik osteopati yang paling lembut namun juga
yang paling sulit untuk dilakukan. Teknik ini digunakan untuk mengobati
masalah tulang belakang dan kelangkang. Teknik ini bekerja dengan
mengembalikan bioritme tubuh.
4) Manipulasi tulang visceral
Teknik ini dapat mengobati rasa sakit dan meningkatkan kelenturan
organ tubuh dan organ dalam. Teknik ini bekerja dengan memindahkan organ
fasia di sekitarnya dengan perlahan. Terapi ini sangat efektif dan dapat
meningkatkan fungsi organ.
e. Aktivitas/cara kerja osteopati
Osteopati bertujuan untuk membantu mengurangi gejala dan meningkatkan
kesehatan dan kualtas hidup pasien dengan:
1) mengidentifik mengidentifikasikan ketidakseimbangan pada sistem muskulo-
sk muskulo-skeletal.
2) Memudahkan kemampuan tubuh untuk melakukan melakukan pengobatan
pengobatan sendiri.
3) Pemijatan khusus dengan mencari titik mencari titik trigger point trigger point
pada otot dan manipulasi manipulasi lembut.
4) Memberikan program khusus latihan khusus latihan olahraga jika diperlukan
jika diperlukan pada kondisi kondisi tersebut, seta tips kesehatan.
3) Gangguan pernapasan
4) Penyakit kardiovaskular
1) Amputasi
2) Patah tulang
3) Cedera ketika berolahraga
c. Peringatan Fisioterapi
Penting untuk dipahami bahwa respons tiap pasien terhadap fisioterapi
berbeda-beda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, bentuk badan,
kebiasaan, dan aktivitas pasien. Fisioterapis akan memberikan perawatan yang
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing pasien.
a) Sebelum Fisioterapi
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum menjalani fisioterapi, yaitu:
1) Memberi tahu dokter jika sedang menggunakan obat, suplemen, atau
produk herbal, karena obat atau suplemen tertentu dikhawatirkan dapat
memengaruhi efektivitas terapi
2) Memberi tahu dokter jika sedang menderita suatu penyakit atau sedang
menjalani terapi lain
Pasien penderita nyeri leher dapat memakai baju lengan pendek atau
baju tanpa lengan agar memudahkan dokter memeriksa daerah sekitar pundak
dan lengan. Celana pendek juga sebaiknya digunakan bagi pasien yang
mengalami masalah pada tubuh bawah, misal nyeri pinggul, lutut, atau
pergelangan kaki.
b) Setelah Fisioterapi
1) Terapi manual
Pada terapi ini, fisioterapis akan memberikan latihan kepada pasien yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak (mobilitas) serta
menguatkan bagian tubuh tertentu. Contohnya, latihan menggerakkan seluruh
tubuh, berjalan dengan bantuan tongkat, atau terapi dalam kolam dengan air
hangat dan dangkal atau hidroterapi. Selain itu, fisioterapis juga akan
mengajarkan gerakan-gerakan latihan yang dapat pasien lakukan di rumah
untuk mencegah cedera dan meredakan nyeri.
3) Edukasi dan saran
Selain latihan pergerakan dan terapi manual, edukasi mengenai gaya
hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal dan olahraga teratur, juga
bagian penting dari program fisioterapi. Fisioterapis juga akan memberikan
saran mengenai posisi tubuh yang benar dalam menjalani aktivitas sehari-
hari, seperti saat mengangkat benda berat, duduk, berjalan, termasuk tidur,
guna mengurangi nyeri dan mencegah cedera. Selain melalui tiga pendekatan
utama di atas, fisioterapis juga dapat menerapkan teknik-teknik di bawah ini
untuk membantu penyembuhan pasien:
4) Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
e. Komplikasi Fisioterapi
2.4 Taici
a. Defenisi Tai Chi
Tai Chi, yang berarti "tertinggi tertinggi," adalah seni bela diri
tradisional Cina (Koh, 1981 dalam buku Snyder dkk. 2006) dan latihan
pikiran-tubuh (Forge, 1997 dalam buku Snyder dkk. 2006).tai Chi melibatkan
serangkaian postur yang lentur, anggun, seperti tarian, dan kinerja gerakan
yang dikenal sebagai bentuk . Gerakan tubuh yang anggun adalah konsentrasi
pikiran terintegrasi, pergeseran berat badan yang seimbang, relaksasi otot, dan
kontrol napas. Tai chi dilakukan dengan cara yang lambat, berirama, dan
terkontrol dengan baik (Plummer, 1983 dalam buku Snyder dkk. 2006).
b. Dasar Ilmiah
Prinsip Tai Chi adalah untuk mempromosikan aliran bebas chi ke
seluruh tubuh yang meningkatkan kesehatan individu. Pada tahun 1992, Tse
dan Bailey melaporkan bahwa latihan Tai Chi reguler meningkatkan kontrol
keseimbangan secara signifikan dalam tiga dari lima tes dan menganjurkan
faktor-faktor berikut:
1) Semua gerakan Tai Chi melingkar, lambat. kontinu, dan halus. Pola
pergerakan mengalir dari satu ke yang berikutnya. Bahkan, tempo lambat
memfasilitasi kesadaran sensorik dari kecepatan, kekuatan, lintasan, dan
eksekusi gerakan selama latihan.
2) Gerakan dikontrol dengan baik.
3) Peningkatan keseimbangan berdiri dinamis. Selama latihan, bagian tubuh
yang berbeda berperan sebagai penstabil dan penggerak. Hal ini
memungkinkan gerakan dilakukan tanpa mengurangi keseimbangan dan
stabilitas tubuh.
c. Manfaat Tai Chi
Senam Tai Chi terdiri dari gerakan-gerakan ringan yang berulang-
ulang dan diikuti dengan tarikan dan hembusan napas secara teratur, hal ini
memungkinkan terjadinya peningkatan kemampuan otot-otot pernafasan,
peningkatan elastisitas rongga dada dan paruparu, sehingga kemampuan
pengembangan paru-paru dan dinding dada meningkat pula.
d. Intervensi
Tai Chi adalah latihan yang nyaman yang dapat dilakukan di mana saja,
kapan saja, dan tanpa peralatan apa pun (Setiabudhi, T. Dan Hardywinoto. 2013).
e. Teknik Tai Chi
Teknik dasar senam Tai Chi terdiri dari 3 bagian yaitu :
1) Setiap pesenam harus dalam kondisi menghilangkan pikiran dan bermeditasi
selama senam berlangsung.
2) Pesenam harus mampu mengatur pernafasannya secara halus, panjang dan
dalam, berkesinambungan, yang dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam dada
secara teratur sesuai aba-aba.
f. Gerakan senam Langkah Kerja Tai Chi
Senam Tai Chi dilakukan dengan diiringi musik yang lambat.
1) Balloon Breathing
a) Duduk pada kursi dan punggung tidak bersandar pada kursi.
b) Posisi relaks dengan kaki dibuka selebar bahu dan menempel di lantai.
c) Pertahankan posisi pinggul dan posisi bahu sedikit dibuka.
d) Gerakan ini untu menjaga energi chi yang mengalir keluar dari dalam
tubuh.
e) Kepala dan leher tetap tegak dan menghadap ke depan.
f) Tangan digerakkan ke daerah perut secara perlahan-lahan.
g) Gerakan ini dapat membantu mengatur pola pernapasan.
h) Menarik nafas dalam-dalam melalui hidung kemudian tahan napas
keluarkan melalui mulut.
i) Gerakan tersebut diulangi sampai sembilan kali.
2) Flower Bud Opens
a) Posisi duduk tanpa bersandar di kursi dan buka kaki selebar bahu dengan
kaki tetap menyentuh lantai.
b) Tarik nafas yang dalam hingga tulang rusuk berkontraksi.
c) Konsentrasi penuh agar udara masuk ke paru-paru.
d) Kedua telapak tangan menempel di depan ulu hati.
e) Ketika kedua telapak tangan menempel kemudian gerakkan tangan ke
atas kepala.
f) Saat siku sudah lurus ke atas, lengan dibuka ke samping seperti gerakan
mengibaskan sayap dan diikuti dengan gerakan punggung ke depan.
g) Kembali ke posisi awal kemudian lakukan lagi sebanyak sembilan kali
3) Push Up Sky
a) Posisi duduk di kursi dan tidak bersandar.
b) Buka kaki selebar bahu.
c) Kedua tangan bertumpu di atas paha.
d) Tangan kanan ke atas dengan telapak menghadap ke atas dan dengan saat
yang bersamaan tangan kiri ke bawah dengan telapak tangan menghadap
ke bawah.
e) Menarik nafas melalui hidung hingga diafragma mengembang.
f) Kedua lengan digerakkan hingga siku ditekuk ke depan ulu hati.
g) Menarik nafas hingga diafragma berkontraksikan kemudian tahan sampai
muncul rasa ingin bernapas lagi.
h) Gerakan di atas dilakukan secara bergantian sambil diikuti tarikan nafas
yang dalam sambil menggerakkan satu lengan ke atas dan satu lengan ke
bawah secara bergantian.
i) Gerakan tersebut dilakukan sebanyak sembilan kali.
4) Brushing tree trunk
a) Posisi duduk di kursi tanpa bersandar.
b) Gerakan dimulai dengan mengangkat tangan kiri ke arah belakang hingga
siku lurus.
c) Pertahankan posisi tangan kiri pada saat mengayunkan lengan kanan ke
belakang diikuti punggung yang membungkuk.
d) Kepala diputar ke kanan dengan mata melirik ke atas dan kepala melewati
bahu kanan.
e) Gerakan yang sama juga dilakukan pada sisi lainnya.
f) Gerakan tersebut diulangi sebanyak sembilan kali pengulangan pada
setiap sisinya.
5) Centering Chi
a) Posisi tubuh duduk di kursi tanpa bersandar.
b) Kedua tangan di atas kepala tanpa saling bersentuhan.
c) Menarik nafas yang dalam melalui hidung hingga diafragma berontraksi.
Pada latihan ini selama menarik napas diafragma tidak diperluas.
d) Saat diafragma berkontraksi dorong kedua tangan ke atas kepala hingga
lengan lurus dengan telapak tangan menghadap ke atas.
e) Lengan diturunkan ke samping secara perlahan-lahan sambil buang nafas
melalui mulut.
f) Gerakan tersebut dilakukan sebanyak sembilan kali pengulangan.
g. Indikasi / kontraindikasi
1) Indikasi
Ada beberapa indikasi dalam melakukan senam Tai Chi seperti gangguan
tidur, gangguan keseimbangan, hipertensi, merasa kesulitan dalam
konsentrasi serta gangguan emosi dan mental.
2) Kontraindikasi
Dalam melakukan senam Tai Chi juga terdapat kontra indikasi antara lain
seseorang yang menderita infark miokard baru atau angina yang tidak stabil,
gagal jantung, diabetes melitus, aritmia, demam, batuk, flu dan pusing.
2.5 Yoga
a. Definisi Terapi Yoga
Yoga merupakan suatu tehnik latihan untuk mengenal diri sehingga dapat
menganalisis lebih lanjut tentang pikiran dan tindakan yang sudah dilakukan.
Latihan dilakukan melalui sikap tubuh (asana), pernafasan (pranayama), dan
tehnik relaksasi sehingga dapat mengembangkan kecerdasan intuisi alamiah dan
membantu pikiran agar dapat terpusat, dan pada akhirnya dapat membuat
perubahan berupa ketenangan pikiran dan terpusatnya perhatian (Worby, 2007).
Pranayama berasal dari kata prana dan ayama. Prana berarti energi
kosmik yang diwujudnyatakan dengan nafas, dan ayama berarti ekspansi atau
perluasan. Dengan demikian prayama berarti perluasan dan kontrol terhadap
pernafasan, atau mengontrol pernafasan secara sadar (Weller, 2001).
b. Manfaat Pernafasan Yoga (pranayama)
Teknik pernafasan yoga mengendalikan pernafasan dan pikiran. Latihan
inin dapat menguatkan sistem pernafasan, menenangkan sistem saraf, membantu
mengurangi atau menghilangkan berbagai kecanduan, dan dapat menguatkan
sistem kekebalan tubuh. Pernafasan juga memainkan peranan penting dalam
metabolisme tubuh, yaitu proses tubuh menguraikan nutrisi (Weller, 2001).
Manfaat nyata yang dapat dirasakan dari latihan ini adalah berkurangnya
kelelahan, pikiran dan emosi menjadi tenang (Worby, 2007).
Mekanisme latihan pernafasan yoga terhadap perubahan fisik yang terjadi
pada tubuh diawali dengan terciptanya suasana relaksasi alam sadar yang secara
sistematis membimbing pada keadaan relaks yang mendalam. Terciptanya
suasana relaksasi akan menghilangkan suara-suara dalam pikiran sehingga tubuh
akan mampu untuk melepaskan ketegangan otot. Ketika tubuh mulai santai nafas
menjadi lambat dan dalam, sehingga sistem pernafasan dapat beristirahat.
Melambatnya ritme pernafasan ini akan membuat detak jantung menjadi lebih
lambat dan memberikan pengaruh positif terhadap keseluruhan sistem sirkulasi
jantung untuk beristirahat dan mengalami proses peremajaan. Sistem saraf
simpatik yang selalu siap beraksi menerima pesan “aman” untuk melakukan
relaksasi sedangkan sistem saraf parasimpatik akan memberikan respon untuk
relaksasi. Selain saraf simpatik, pesan untuk relaksasi juga ditrerima oleh
kelenjar endokrin yang bertanggung jawab terhadap sebagian besar keadaan
emosi dan fisik (Worby, 2007).
c. Beberapa Tehnik Pranayama
a) Tehnik Pranayama
Pranayama dilakukan dengan mengatur dan mengendalikan
pernafasan. Pengendalian nafas terdiri dari pengaturan panjang dan durasi
tarikan nafas (inhalasi), panjang dan durasi hembusan nafas (ekhalasi), serta
perhentian nafas. Frekuensi nafas rata-rata mencapai 16-18 kali permenit
pada orang normal, dengan melakukan latihan pernafasan yoga kecepatan
nafas akan menjadi lebih lambat, dan setiap tarikan dan hembusan nafas akan
menjadi lebih panjang dan lebih penuh. Kondisi ini disebut dengan
pernafasan yang dalam dan akan memampukan energi yang ada untuk
bergerak mencapai setiap sel (Worby, 2007).
Latihan pernafasan yoga dapat dilakukan sambil duduk maupun
berbaring. Karena disesuaikan dengan kondisi pasien DM, maka latihan
pernafasan ini akan dilakukan sambil berbaring. Bentuk latihan pernafasan
yoga sama dengan latihan pernafasan dalam yang sering dipraktekkan di
lingkungan keperawatan, diantaranya yaitu latihan relaksasi nafas dalam,
slow deep breathing, pursed lip breathing. Namun pada latihan pernafasan
yoga terdapat latihan pernafasan lainnya yaitu bernafas bergantian
menggunakan salah satu lubang hidung, serta memasukkan unsur-unsur
spiritualitas pada akhir latihan. Berikut ini adalah protokol pernafasan yoga
yang dikeluarkan oleh bagian psikologi universitas Fayetteville (2008).
1) Pernafasan Dasar (Pernafasan Dada dan Pernafasan Diafragma)
2) Berbaring dengan nyaman sambil memejamkan mata.
3) Rasakan pernafasan saat menarik nafas dan mengeluarkannya dari
hidung.
4) Letakkan satu tangan di atas dada, dan yang satunya di atas perut.
5) Tarik nafas dan rasakan dengan tangan perut yang membesar. Pada saat
menghembuskan nafas rasakan perut tertarik kearah dalam. Jangan
pindahkan tangan dari dada. Dan jangan menekan perut kearah dalam,
biarkan bebas dari ketegangan.
6) Letakkan telapak tangan di sisi dada, tepatnya dibawah tulang dada
dengan pergelangan tangan terletak bebas diatas tubuh sedangkan ujung
jari sedikit saja menyentuh dada. Hembuskan nafas secara perlahan.
Kemudian tarik nafas secara perlahan sampai dada mengembang.
Perhatikan/rasakan pengembangan di seluruh sisi dada saat dada maju,
mundur, dan tertarik ke atas. Pada saat ekhalasi, tekan dengan lembut
tulang dada ke dalam.
7) Letakkan tangan di sisi tulang dada, pada saat inhalasi rasakan
pengembangan tulang dada ke tangan, dan pada saat ekhalasi rasakan
tulang iga berkontraksi menjauhi tangan ke pusat tubuh.
8) Tarik nafas kemudian hembuskan dengan penuh. Paru-paru yang kosong
ini menyiapkan ruang untuk deep inhalasi.
9) Pada saat inhalasi, relaksasikan perut dan biarkan perut sedikit
mengembang ke depan. Jangan lakukan apapun. Jangan menekan perut
kearah dalam. Biarkan perut menggembung dengan sendirinya. Pada saat
itu udara akan masuk tanpa kesukaran atau tahanan.
10) Kemudian buat pernafasan menaikkan dan mengembangkan dada
(pernafasan dada). Jangan naikkan bahu. Pertahankan dan relaks.
11) Pada saat ekhalasi, biarkan tulang dada relaks dan biarkan udara secara
perlahan keluar dari perut.
12) Buat pernafasan pada saat inhalasi dan ekhalasi seperti aliran air yang
keluar masuk.
b) Latihan Bernafas Bergantian
1) Dengan posisi berbaring dan kedua tangan disisi tubuh, lakukan
pernafasan dasar (pernafasan dada atau pernafasan diafragma). Latihan
dimulai dengan menghembuskan nafas secara penuh dan menarik nafas
melalui kedua hidung.b. Dengan menggunakan tangan kanan tutup
cuping hidung sebelah kanan dengan ibu jari kanan sambil dengan
perlahan menghembuskan nafas melalui hidung sebelah kiri.
2) Pada bagian akhir dari hembusan nafas tutup lubang hidung sebelah kiri
dengan menggunakan jari manis tangan kanan dan tarik nafas dengan
lancar serta perlahan melalui lubang hidung kanan. Ulangi putara ini 2
kali lalu bernafaslah dengan normal sebanyak tiga kali.
c) Latihan Pengembangan Dada Pada Saat Ekhalasi
1) Dengan posisi berbaring lakukan pernafasan dasar (pernafasan dada atau
pernafasan diafragma).
2) Tarik nafas dalam 3 kali hitungan, kemudian hembuskan nafas dengan 3
kali hitungan. Konsentrasi pada pernafasan perut yang dilanjutkan
dengan pernafasan dada. Pada saat menghembuskan nafas rasakan
turunnya punggung yang disertai turunnya bahu. Tarik nafas dalam tiga
hitungan, keluarkan nafas dalam 3 kali hitungan.
3) Tarik nafas dalam 3 kali hitungan, keluarkan nafas dalam 4 kali hitungan
4) Tarik nafas dalam 3 kali hitungan, keluarkan nafas dalam 5 kali hitngan
5) Tarik nafas dalam 3 kali hitungan, keluarkan nafas dalam 6 kali
hitungan.
d) Latihan mengembangkan jarak antara 2 pernafasan (Slow deep
breathing)
1) Tarik nafas dalam 4 kali hitungan
2) Tahan nafas dalam 2 kali hitungan
3) Hembuskan nafas dalam 4 kali hitungan
4) Tahan nafas dalam 2 kali hitungan
5) Ulangi rangkaian pernafasan namun tahan nafas dalam tiga kali
hitungan.
6) Ulangi rangkaian pernafasan namun dalam 4 kali hitungan.
e) Latihan Nafas Pembersihan (Pursed lip breathing)
1) Dengan posisi berbaring pejamkan dan lemaskan otot serta lakukan
pernafasan dasar dengan teratur.
2) Tarik nafas melalui hidung dengan perlahan dan sedalam mungkin tanpa
dipaksakan.
3) Melalui bibir yang dibulatkan seolah-olah sedang bersiul hembuskan
udara keluar dalam aliran yang mantap. Lakukan latihan pernafasan ini
dengan perlahan, lancar dan penuh kesadaran.
4) Jika penghembusan nafas sudah selesai ulangi langkah ke-2 dan ke-3.
5) Kembali ke pernafasan normal.
d. Manfaat Yoga
1) Meningkatkan keseimbangan jiwa.
2) Meningkatkan ketenangan batin
3) Meningkatkan kepuasan dalam diri.
4) Meningkatkan konsentrasi.
5) Meningkatkan kecerdasan.
6) Membuat tubuh menjadi rileks.
7) Mengurangi stres.
e. Prosedur
1) Persiapan alat
a) Ruangan santai dan tenang
b) Alas seperti matras, karpet, handuk
c) Musik
2) Pelaksanaan
a) Persiapan pasien
1. Sebelum memulai senam yoga pasien harus memakai pakaian yang
tidak terlalu longgar dan tidak terlalu sempit
2. Menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan
3. Menjelaskan manfaat dari senam yoga
4. Menjelaskan prosedur yang akan diberikan instruktur
5. Menganjurkan pasien untuk mengikuti gerakan senam yoga yang
diberikan instruktur
f. Gerakan Senam Yoga
1) Pemanasan
2) Duduk dalam Virasana dan bernapas perlahan :
3) Duduk diatas tumit dengan kedua lutut dilipat
4) Kedua jati ibu kaki saling menempel.
5) Kedua lutut diregangkan lebih lebar sedikit daripada panggul.
6) Bernapas perlahan.
7) Putar leher perlahan selama 2 menit
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Osteopati berasal dari kata “osteo” yang berarti tulang, dan “pathic” yang
berarti sakit. Terapi ini, dapat menghentikan kerusakan pada sistem sirkulasi
dan memungkinkan darah mengalir lebih lancar. Dengan demikian syaraf
dapat bekerja dengan baik. Perawatan osteopati mengutamakan pada hubungan
antara struktur tubuh, tulang, otot, ligamen dan jaring-jaringannya, serta
keseluruhan fungsi dan gerak tubuh.
Chiropractic (siropraktik) adalah suatu bentuk terapi koreksi tulang baik
menggunakan tangan saja atau menggunakan alat khusus, yang berfokus pada
hubungan antara struktur dan fungsi, khususnya pada tulang belakang.
Chiropractor (dokter Chiropractic) melakukan manipulasi terhadap sistem
muskuloskeletal untuk mengurangi rasa sakit dan mendorong tubuh untuk
menyembuhkan dirinya sendiri. Chiropractic, “Chiro” berasal dari kata Greek
yang berarti “tangan” dan “practor” yg berarti “dikerjakan dengan”. Chiropractor
menggunakan manipulasi dgn tangan atau alat untuk memperbaiki struktur tulang
belakang.
Massage merupakan salah satu terapi komplementer yang menggabungkan
berbagai teknik dalam keperawatan seperti sentuhan, teknik relaksasi dan teknik
distraksi (Coyle, dkk 2007).
Fisioterapi atau terapi fisik adalah prosedur untuk memeriksa, menangani, dan
mengevaluasi pasien yang mengalami keterbatasan pada gerak dan fungsi tubuh.
Fisioterapi juga dapat dilakukan untuk mencegah cacat fisik dan mengurangi
risiko terjadinya cedera atau gangguan gerakan di kemudian hari.
Tai Chi, yang berarti "tertinggi tertinggi," adalah seni bela diri tradisional
Cina (Koh, 1981 dalam buku Snyder dkk. 2006) dan latihan pikiran-tubuh
(Forge, 1997 dalam buku Snyder dkk. 2006).tai Chi melibatkan serangkaian
postur yang lentur, anggun, seperti tarian, dan kinerja gerakan yang dikenal
sebagai bentuk .
Yoga merupakan suatu tehnik latihan untuk mengenal diri sehingga dapat
menganalisis lebih lanjut tentang pikiran dan tindakan yang sudah dilakukan.
Latihan dilakukan melalui sikap tubuh (asana), pernafasan (pranayama), dan
tehnik relaksasi sehingga dapat mengembangkan kecerdasan intuisi alamiah dan
membantu pikiran agar dapat terpusat, dan pada akhirnya dapat membuat
perubahan berupa ketenangan pikiran dan terpusatnya perhatian (Worby, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Beliveau, P. J. H., Wong, J. J., Sutton, D. A., Simon, N. B., Bussières, A. E., Mior, S.
A., & French, S. D. (2017). The chiropractic profession: a scoping review
of utilization rates, reasons for seeking care, patient profiles, and care
provided. Chiropractic & Manual Therapies, 25, 35.
Wiryanatha, IB. 2013. Bahan Ajar Mata Kuliah Asuhan Komplementer: Chiropraktic.
Denpasar.