Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

TERAPI KOMPLEMENTER

“Terapi Tubuh”

Dosen Pengampu:

Yetti Purnama, S.ST., M.Keb.

Disusun oleh

Kelompok 4

1. NazzilaUtami F0G019028

2. Meisy Putri F0G019018

3. Hikmah Augia Faresta F0G019016

4. Ella Dwi Sokova F0G019031

5. Athiya Dwi Tsabitha F0G019024

6. Yoanda Miftahul Jannati F0G019007

7. Nurhamidah Octarya F0G019030

8. Aulia Afita Sari F0G019043

9. Lestari Tamara F0G019037

10. Indah Pratiwi F0G019026

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nyalah kami
sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah yang sudah kami susun. Makalah ini
disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Terapi Komplementer”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
makalah ini belum tentu terwujud. Kami banyak menemukan kesulitan dan tantangan, maka
dari itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

a. Yetti Purnama, S.ST., M Keb selaku dosen pembimbing mata kuliah Etika dan Hukum
Kesehatan Fakultas MIPA Universitas Bengkulu yang telah memberikan banyak
bimbingan, meluangkan waktunya, arahan, petunjuk, dan sumbangsih pemikirannya
dalam proses penulisan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan
tepat waktu.

Akhir kata, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Kami sebagai penyusun
makalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kami minta maaf atas kekurangan-kekurangan tersebut. Kritik dan saran yang
akan sangat berguna untuk kemajuan saya di masa mendatang serta kesempurnaan dari
makalah ini akan saya terima dengan tangan terbuka.

Bengkulu, 14 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I  PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Kiropraktik dan osteopati............................................................................6
2.2 Terapi pijat ................................................................................................19
2.3 Terapi gerakan (body movement therapy) ..............................................28
2.4 Taici...........................................................................................................32
2.5 Yoga ..........................................................................................................35
BAB III PENUTUP..............................................................................................41
3.1 Kesimpulan.................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantara
banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain, seperti
pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam. Definisi CAM
(Complementary and Alternative Madacine) suatu bentuk penyembuhan yang bersumber
pada berbagai system, modalitas dan praktek kesehatan yang didukung oleh teori dan
kepercayaan (Hamijoyo, 2003) Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan
modern (Medis) ke pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga
sangat popular di perbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak
masyarakat yang memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke pelayanan
non medis (sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit ahli tulang. Sakit
adalah suatu alasan yang paling umum untuk mencari pengobatan demi memperoleh
kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu Negara modern (Israel), dimana dalam
subuah penelitian tentang penggunaan klinik pengobatan komplementer untuk
pengobatan nyeri. Di negara tersebut ada 395% terlihat warga yang mengunjungi klinik
pengobatan komplementer, 69 pasien (46,6%) dengan nyeri punggung, nyeri lutut 65
(43,9%), dan 28 (32,4%) lainnya nyeri tungkai (Peleg, 2011). 2 Menurut World Health
Organization (WHO, 2003) dalam Lusiana (2006), Negara-negara di Afrika, Asia, dan
Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang
mereka terima. Bahkan di Afrika sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal
untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Bahkan (WHO) merekomendasikan
penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat,
pencegahan, dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit
degenerative, dan kanker. WHO juga mendukung upayaupaya dalam peningkatan
keamanan dan khasiat dari obat tradisional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kiropraktik dan osteopati ?
2. Bagaimana terapi pijat ?
3. Bagaimana terapi gerakan (body movement therapy) ?
4. Bagaimana taici?
5. Bagaimana yoga ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui kiropraktik dan osteopati
2. Mengetahui terapi pijat
3. Mengetahui terapi gerakan (body movement therapy)
4. Mengetahui taici
5. Mengetahui yoga
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Koripraktik dan Osteopati


1. Koripratik
a. Definisi Terapi Chiropractic

Chiropractic (siropraktik) adalah suatu bentuk terapi koreksi tulang


baik menggunakan tangan saja atau menggunakan alat khusus, yang berfokus
pada hubungan antara struktur dan fungsi, khususnya pada tulang belakang.
Chiropractor (dokter Chiropractic) melakukan manipulasi terhadap sistem
muskuloskeletal untuk mengurangi rasa sakit dan mendorong tubuh untuk
menyembuhkan dirinya sendiri. Chiropractic, “Chiro” berasal dari kata Greek
yang berarti “tangan” dan “practor” yg berarti “dikerjakan dengan”.
Chiropractor menggunakan manipulasi dgn tangan atau alat untuk
memperbaiki struktur tulang belakang.
Seluruh tubuh manusia, baik otot, organ dan sel sekalipun dikontrol
oleh sistem saraf. Sedangkan sistem saraf (otak dan saraf tulang belakang)
dilindungi oleh tengkorak dan tulang belakang. Sehingga jika pada tengkorak
dan tulang belakang terjadi “subluksasi” atau struktur tulang yg tidak pada
tempatnya akan menyebabkan gangguan pada system saraf manusia. Jika
terjadi subluksasi (partial dislocated yang menyebabkan gerakan sendi tidak
normal) pada tengkorak dan tulang belakang, akan menyebabkan gangguan
kinerja otot dan organ.
Fokus Chiropractic atau Kiropraski adalah melihat hubungan antara
sistem saraf dengan semua sistem dalam tubuh. Terutama persendian dan otot
di sekitar tulang belakang. Gerakan pada persendian sangat berpengaruh pada
seluruh saraf dan struktur yang berhubungan dengan saraf itu, termasuk otot,
organ tubuh, sistem kekebalan tubuh, dan sistem saraf keseluruhan.
Kiropraksi merupakan sebuah kaedah perawatan atau pembetulan
tulang belakang dengan menggunakan manipulasi tangan. Dengan
berdasarkan ilmu pengetahuan yang membuktikan bahwa sistem saraf
mengontrol fungsi setiap sel tubuh, organ dan sistem tubuh, maka kiropraksi
memusatkan perhatian kepada sistem saraf secara menyeluruh.
Awalnya kiropraksi hanya dilakukan untuk memperbaiki postur dan
mengurangi sakit punggung, ternyata kiropraksi juga bisa mengurangi
keluhan penyakit di seluruh tubuh. Sehingga sejak beberapa tahun terahir
kiropraksi dipilih sebagai salah satu metode penyembuhan penyakit.
1) Kelebihan chiropractic
a) Meningkatkan kesehatan badan secara keseluruhan
b) Meningkatkan tenaga
c) Tidur yang lebih selesa
d) Membantu baiki postur tubuh
e) Melambatkan penuaan
f) Natural
g) Tidak sakit
h) Tanpa obat-obatan.
2) Kegunaan chiropractic
a) Sakit leher dan bahu.
b) Sakit kepala, migrain dan kecederaan ”whiplash”
c) Sakit tulang belakang, slip disc, sciatica.
d) Bentuk badan yang kurang tepat – bongkok dan ”round shoulders”,
scoliosis – tulang membengkok.
e) Cidera otot / radang pada tendon seperti Achilles fendinitis.
f) Sakit sendi – pinggul, kaki, lutut, bahu, siku, pergelangan tangan
seperti kaki terseliuh.
g) Flat foot, heel spur, trigger finger.
h) Frozen shoulders, tennis & golfer's elbow.
i) Kebas, arthritis, rheumatism, bonespur.

Teknik tekanan Pakar Kiropraktik menggunakan cara membetulkan


tulang untuk merawat pasien mereka. Pakar Kiropraktik memerlukan kemahiran
yang tinggi, lembut dan malakukan penekanan pada tulang untuk menambahkan
fungsi saraf dan pergerakan sendi.

b. Tahap Perawatan chiropractic


Terdiri dari 3 tahap yang berbeda, yaitu :
1) Tahap penjagaan intensif
Penjagaan semasa keadaan pasien akut. Dalam tahap ini, para kiropraktor
akan mencoba untuk menstabilkan keadaan pasien melalui rawatan dengan "
urut " atau memijat. Rawatan ini akan dilakukan kerap kali agar dapat
mengurangkan rasa sakit pasien dengan cepat. Apabila keadaan tulang
belakang pasien beransur ansur membaik, peradangan yang dialami pasien
semakin berkurang maka pasien akan merasa tidak terlalu sakit maka
kiropraktor dapat menganjurkan pasien untuk melakukan gerakan yang
semakin banyak.
2) Tahap Pemulihan

Menstabilkan keadaan pasien. Tahap ini bertujuan untuk mengembalikan


fungsi tulang belakang yang normal kepada pasien.Senamansenaman khas
untuk menguatkan otot-otot tulang belakang dapat diajarkan kepada pasien
agar dapat diteruskan di rumah sendiri.selain itu, nasihat-nasihat dari segi
nutrisi makanan serta untuk menjaga tulang belakang juga akan diberi kepada
pasien.
3) Tahap Pemulihan

Langkah pencegahan / menjaga kesehatan. Tahap pemulihan ini


diberikan dengan memberikan motivasi kepada pasien agar melakukan
kebiasaan kebiasaan baik agar gangguan yang sama tidak terulang kembali.
Pasien disarankan untuk mematuhi langkah langkah pencegahan seperti yang
diberi oleh para kiropraktor dan dinasihatkan untuk meneruskan senaman
yang telah diajarkan.Pada tahap ini adalah tahap pemulihan sehingga fungsi
fungsi syaraf dapat kembali seperti fungsi semula secara alaminya dengan
terus melakukan gerakan gerakan yang telah diajarkan. Tujuan utama tahap
ini agar pasien memiliki jaminan kesehatan yang lebih baik. Diharapkan
pasien dapat merasa lebih baik dalam hidup dan menjalankan aktivitasnya
tanpa dibayang bayangi ketakutan dikarenakan penyakitnya akan kambuh
kembali.
c. Gejala-gejala bila tubuh memerlukan koreksi Chiropractic
1) Forward Head Posture.

Posisi kepala yang terlihat lebih condong di depan dari badan anda. Anda
bisa meminta teman atau keluarga anda melihat apakah posisi kepala (telinga)
sejajar dengan pundak anda. Bila ada FHP maka tidak heran pundak dan
tengkuk anda kencang dan tegang. Bayangkan saja kalo kepala anda itu
seperti bola bowling, dan badan anda setiap hari harus menahan beban yang
berat pada posisi condong ke depan. Bisa bongkok! Menurut penelitian pada
sebuah Institute di Amerika, setiap inch kepala Anda maju dari pundak maka
tekanan pada syaraf anda adalah 5kg. Setiap 1 inch = 5kg tekanan di syaraf.
Tidak heran, system syaraf kita mengalami gangguan, seperti Tangan ngilu
dan kesemutan, leher nyeri, kaki pegal dan nyeri, dll.
2) Head tilted.

Kepala tertekuk miring ke satu sisi


3) High Shoulder or low hip.

Pundak atau pinggang tinggi sebelah


4) Asymmetry Posture.

Postur tubuh yang tidak simetris


5) Tubuh yang sakit atau kaku, mungkin ketika melakukan gerakan tertentu
ataupun posisi tertentu.
6) One leg shorter.

Kaki pendek sebelah.


7) Uneven Shoe wear.

Hak sepatu yang habis sebelah.


d. Teknik Terapi Chiropractic
Langkah-langkah dalam melakukan chiropractic:
1) Kurangi rasa sakit
2) Membuat stabil tubuh
3) Perbaikan luxatio
4) Pemberian herbal / vitamin tertentu
5) Evaluasi posisi tulang belakang
6) Menanyakan kembali keluhan
7) Perhatikan fungsi saraf yang berasal dari ruas tulang belakang tersebut
e. Indikasi/Kontraindikasi
Chiropractor selalu menyembuhkan penyakit langsung dari tulang belakang
sebagai sumbernya. Ada sejumlah tanda yang menunjukkan kesehatan tulang
belakang perlu diwaspadai, diantaranya adalah sesak napas, tumit sepatu cepat
aus dan tidak rata, sering lesu dan mudah lelah, sulit konsentrasi, mudah
terserang penyakit, kaki mengarah keluar saat berjalan, kedua kaki tak sama
panjang, postur tubuh jelek, pegal pada otot dan sendi, serta pegal di leher dan
bagian belakang tubuh. Chiropractic dapat dilakukan kepada pasien yang
mengalami:
1) Sakit kepala terutama di sekitar tengkuk dan dahi
2) Back Pain Sakit pinggang, baik yang menjalar sampai ke kaki atau tidak
3) Sakit di tubuh anda yang tidak ada diagnosanya
4) Stiff Neck leher atau tengkuk yang kaku sehingga sulit digerakkan ataupun
nyeri apabila digerakkan.
5) Kesemutan dan baal (hilang rasa) yang berlangsung lama dan terus menerus
6) Frozen Shoulder, nyeri di bahu dan tangan sulit digerakkan
7) Migraine (sakit kepala sebelah)
8) Masalah di persendian tulang punggung
9) Nyeri di lengan dan kaki
10) Sciatica (nyeri/kaku di daerah pantat)
11) Perut kembung dan sembelit pada anak-anak
12) Kerusakan pada persendian
13) Bed Wet, masalah mengompol pada anak-anak atau orang tua
14) Lutut sakit
15) Athletic Injury cedera olahraga yang menyebabkan nyeri dan bengkak
16) Pregnancy Back Fatigue Rasa pegal di pinggang ketika hamil
17) DHD atau hyperactive. (More information visit Neurology Rehab)
18) Autism (More information visit Neurology Rehab)
19) Scoliosis Tulang belakang yang bengkok biasanya ditandai dengan bahu
tinggi dan pinggul tinggi pada sisi yang sama (More information visit
Scoliosis Rehab)

Sementara itu, pasien yang mengalami osteoporosis tak dianjurkan untuk


melakukan terapi ini. Begitu juga anak di bawah 6 tahun dan orang tua di atas 65
tahun, chiropractic merupakan suatu kontra indikasi.
f. Sejarah Terapi Chiropractic

Sejarah awal dari chiropractic tertulis dalam catatan kuno di Yunani


(1500 S.M.) dan di Cina (2700 S.M.), yang mencatat "spinal manipulation" /
koreksi pada tulang belakang untuk menyembuhkan sakit pinggang.
Hippocrates (460 - 367 B.C.), bapak kedokteran dunia, juga mempublikasikan
tulisan yang detail tentang pentingnya terapi chiropractic. Di dalam tulisannya
ia menulis : "Get Knowledge of the spine, for this is the requisite for many
diseases", dan bila diterjemahkan : "Pelajarilah tentang tulang belakang,
karena ini penyebab dari banyak penyakit". Pada tahun 1895, Daniel David
Palmer menemukan profesi Chiropractic di Davenport, Iowa. D.D. Palmer
dalam sepanjang masa hidupnya sudah mempelajari banyak jurnal
kedokteran, dan mempunyai pengetahuan yang sangat baik tentang anatomi
dan faal tubuh manusia. Pada tahun 1897, D.D. Palmer membuka pendidikan
chiropratic yang dinamakan Palmer Scholl Of Chiropractic. Dikemudian hari
Bartlett Joshua Palmer (B.J. Palmer) yang merupakan anak dari D.D. Palmer,
meneruskan sekolah yang didirikan oleh ayahnya. B.J. Palmer
mengembangkan, mempromosikan profesi chiropractic serta melakukan
penelitian-penelitian yang mendalam tentang chiropractic, sehingga B.J.
Palmer dikenal sebagai "Developer Of Chiropractic". Pada abad ke 20, profesi
chiropractic berkembang sangat pesat, terutama di negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan Australia. Dikarenakan profesi ini tidak
hanya membantu untuk menyembuhkan sakit, tetapi terlebih dari itu
chiropractic juga membantu untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan
memaksimalkan "innate intillegence" yang dimiliki oleh tubuh manusia.
Chiropractic ditemukan pada tahun 1895, dan dengan berdasarkan
ilmu pengetahuan yang membuktikan bahwa sistem saraf mengontrol fungsi
setiap tubuh, organ dan sistem tubuh, maka chiropractor memusatkan
perhatian kepada sistem saraf secara menyeluruh. Otak dan saraf tulang
belakang (spinal cord) dilindungi oleh tengkorak dan tulang belakang.
Sehingga kalau pergerakan salah satu dari sendi tulang belakang berkurang
maka akan mengiritasi sistem saraf, iritasi ini akan menyebabkan penurunan
suplai neuron ke jaringan dan organ. Hal ini mengakibatkan fungsi jaringan
dan organ yang tidak optimal. Dengan contoh otot yang berkembang tidak
simetri, otot yang cepat lelah (fatigue). “Penurunan fungsi saraf” ini
dinamakan: “Vertebra Subluxation Complex” (Subluksasi adalah dimana
sendi tulang yang tidak bergerak dengan normal).
Pada tahun 1993, penelitian Manga yang dipublikasikan di Kanada,
menyimpulkan bahwa, chiropractic dapat menurunkan pengeluaran biaya
yang signifikan karena disabiitas bila dibandingkan dengan perawatan
kesehatan konvensional. Hingga sekarang perawatan chiropractic sudah
menjangkau hampir diseluruh negara didunia.
g. Manfaat Terapi Chiropractic
1) Perbaiki kualitas tidur

Penyesuaian tulang belakang membantu memperbaiki kesehatan sistem


saraf. Jika sehat dari dalam, Anda juga cenderung bisa tidur lebih baik.
Perawatan chiropractic membantu tubuh mengatasi tekanan berbeda dari
lingkungan dengan lebih baik. Hal ini akan membuat tubuh lebih bisa rileks
dan beristirahat.
2) Tingkatkan kesuburan perempuan

Banyak perempuan yang mengalami kesulitan hamil beralih ke perawatan


chiropractic. Studi-studi, seperti dikutip situs ezinearticles.com, menunjukkan
adanya hubungan antara ketidaksuburan perempuan di masa lalu dengan
kemungkinan segera hamil setelah mengunjungi chiropractor (praktisi
chiropractic).
3) Perbaiki respon imun

Banyak orang yang menjalani perawatan chiropractic melaporkan


mengalami penurunan frekuensi sakit. Dan saat mereka terserang flu, gejala
yang muncul lebih ringan.
4) Perbaiki pencernaan

Menjaga tulang belakang tetap sejajar akan memungkinkan semua organ


dan sistem tubuh berfungsi dengan benar. Banyak orang yang menderita sakit
perut, sensasi peningkatan jumlah asam serta gangguan lainnya mengalami
perbaikan setelah melakukan penyesuaian chiropractic secara teratur.
5) Kurangi cedera dan percepat pemulihan
Tubuh Anda didisain untuk menyembuhkan diri sendiri. Saat sistem saraf
Anda berfungsi dengan benar dan tubuh Anda sehat dengan perawatan
chiropractic, olahraga dan diet tepat, cedera cenderung berkurang dan
pemulihan akan lebih cepat.
6) Pertahankan kesehatan persendian

Seiring waktu, persendian akan mengalami degenerasi, khususnya jika


tidak disejajarkan dengan benar. Hal ini bisa menyebabkan banyak masalah
serius seperti osteoarthritis, kehilangan fungsi organ, dan gangguan lainnya.
Mempertahankan persendian dengan perawatan chiropractic secara
berkelanjutan bisa membantu mencegah gangguan kesehatan serius.
7) Perbaiki kualitas hidup

Bersamaan dengan diet bernutrisi dan rutinitas olahraga sehat, perawatan


chiropractic reguler memungkinkan Anda melawan penyakit dengan lebih
baik, pulih lebih cepat, mengontrol stres lebih mudah dan menjaga kesehatan
dari dalam. (Media Indonesia&spiritofacupuncture)
h. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika Chiropractic
1) Berat tekanan yang dilakukan
2) Lokasi yang dipilih
3) Melakukan perenggangan terlebih dahulu
4) Dalam keadaan relax/santai
5) Tubuh pesakit tidak kering
6) Tidak ada besi dalam tulang
7) Tidak ada kecederaan berdarah yang masih baru
8) Menyediakan tempat yang sesuai
9) Jangan melakukan dengan kasar
i. Dasar-dasar Hukum Chiropractic
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1076/Menkes/SK/VII/2003, chiropractor adalah seseorang yang melakukan
pengobatan kiropraksi (Chiropractie) dengan cara teknik khusus untuk gangguan
otot dan persendian. Kiropraksi sendiri digolongkan dalam pengobatan
tradisional komplementer. Ada perbedaan antara pengobatan tradisional pada
umumnya termasuk akupunktur yang bisa dilakukan dengan menempuh
pendidikan relatif singkat, seorang chiropractor sebelum praktik harus menempuh
pendidikan layaknya seorang dokter, seperti di negara Kanada, untuk
memperoleh gelar Doctorate in Chiropractic (D.C) atau Doctor of Chiropractic
minimal harus menempuh pendidikan 7 tahun. Hal ini juga dijalankan di negara-
negara Eropa seperti Amerika Serikat, Australia. Seorang chiropractor harus
benar-benar memahami tentang anatomi manusia terutama tulang belakang
artinya sangat memungkinkan seorang dokter yang mengambil keahlian
kiropraksi. Di Indonesia sendiri, ada pendidikan kiropraksi Menurut WHO
guidelines on basic training and safety in chiropractic seorang chiropractor harus
mampu:
1) Menerapkan pengetahuan saintis fundamental mengenai tubuh manusia
2) Memahami sifat biomekanik dan postur normal atau abnormal, serta
patopisiologi dari sistem neuromuskulo-skeletal dan hubungannya dengan
struktur anatomi lainnya
3) Menjalin sebuah hubungan yang memuaskan dengan pasien
4) Mengumpulkan dan mencatat informasi klinis dan mengkomunikasikan
informasi tersebut
5) Secara akurat menafsirkan temuan laboratorium klinis dan pencitraan
diagnostik dari sistem neuromuskulo-skeletal
6) Membuat sebuah diagnosa klinis yang akurat
7) Menerapkan penilaian yang sehat dalam memutuskan perawatan yang sesuai
8) Memberikan perawatan yang berkompeten
9) Memberikan perawatan kesehatan berlanjut yang kompeten
10) Memahami penerapan dari metode-metode dan teknik-teknik kontemporer
dalam bidang kesehatan
11) Menerima tanggungjawab dari seorang chiropraktor
12) Memahami keahlian dan cakupan chiropraktik dan profesi perawatan
kesehatan lainnya guna memfasilitasi kerjasama dan penghormatan intra-
disipliner dan interdisipliner
13) Memilih subyek-subyek riset, merancang proyek riset sederhana, secara
kritis menilai penelitian-penelitian klinis dan berpartisipasi dalam program-
program riset multi-disiplin
14) Berkomitmen terhadap kebutuhan pembelajaran seumur hidup dan
pengembangan profesional terus menerus. Di luar negeri ilmu chiropractic
merupakan bagian dari departemen ilmu kesehatan (health science), yang
lulusannya menyandang gelar doctor of chiropractic chiropractor mengoreksi
dengan kedua tangannya melalui teknik- teknik tertentu, terkadang dibantu
dengan peralatan khusus. Kata chiropractic berarti "dikerjakan dengan
tangan" sehingga obat dan operasi bukanlah tindakan yang diambil
chiropractor.

Salah satu teknik yang digunakan-secara awam-tampak seperti penekanan


pada bagian-bagian tertentu tubuh. Acap kali chiropractor memerlukan foto
rontgen tulang belakang untuk memperjelas kondisi pada tulang belakang yang
bermasalah. Chiropractor tidak menyembuhkan penyakit, melainkan sekadar
membantu dengan membuatnya dalam kondisi optimum untuk menyembuhkan
dirinya sendiri.

Penyelarasan tulang belakang itulah yang membuat tubuh pada kondisi


optimum karena saraf-saraf pusat yang keluar dari susunan tulang belakang
berfungsi maksimal untuk menyuplai neuron ke jaringan dan organ tubuh. Masih
menurut WHO, bila digunakan secara trampil dan benar, perawatan chiropraktik
adalah aman dan efektif untuk pencegahan dan manajemen sejumlah masalah
kesehatan. Namun, terdapat risiko dan kontraindikasi yang diketahui dari
protokol perawatan manual dan lainnya yang digunakan dalam praktek
kiropraktik. Praktek kiropraktik melibatkan suatu kisaran umum dan khusus dari
metode-metode diagnostik, termasuk pencitraan skeletal, uji laboratorium,
evaluasi ortopedik dan neurologis, serta penilaian observasional dan penilaian
taktil. Manajemen pasien melibatkan penyesuaian tulang belakang dan terapi
manual lainnya, latihan rehabilitatif, langkahlangkah pendukung dan penguat,
pendidikan dan bimbingan pasien. Praktek kiropraktik menekankan manajemen
konsertatif dari neuromuskulo-skeletal, tanpa penggunaan obat-obatan dan
pembedahan. Ada banyak cara praktek-praktek kiropraktik yang tidak benar
seperti:

1) Kebiasaan diagnostik yang tak memadai


2) Evaluasi pencitraan diagnostik yang tak memadai
3) Keterlambatan memberi rujukan

Penyebab-penyebab komplikasi dan reaksi-reaksi yang merugikan


1) Kurangnya pengetahuan
2) Kurangnya ketrampilan
3) Kurangnya sikap rasional dan teknik

2. Osteopati
a. Pengertian osteopati
Osteopati berasal dari kata “osteo” yang berarti tulang, dan “pathic” yang
berarti sakit. Terapi ini, dapat menghentikan kerusakan pada sistem sirkulasi
dan memungkinkan darah mengalir lebih lancar. Dengan demikian syaraf
dapat bekerja dengan baik. Perawatan osteopati mengutamakan pada hubungan
antara struktur tubuh, tulang, otot, ligamen dan jaring-jaringannya, serta
keseluruhan fungsi dan gerak tubuh.
Cabang ilmu osteopati muncul pada akhir 1800-an. Ilmu ini dikembangkan
oleh seorang dokter yang ingin mengenalkan kemampuan tubuh untuk pulih dari
penyakit. Ilmu osteopati meyakini bahwa gaya hidup dan kebiasaan seseorang
memiliki berdampak pada kesehatan tubuhnya. Pada umumnya, pengobatan
osteopati bekerja dengan menghilangkan halangan dan membuat pasien menjadi
sehat dan nyaman dengan tubuhnya. Osteopati meyakini bahwa fungsi tubuh
adalah suatu kesatuan sistem yang saling melengkapi. Sehingga permasalahan
yang mempengaruhi struktur tubuh dapat menimbulkan permasalahan dan
gangguan pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Osteopati dipandang sebagai jenis pengobatan alternatif komplementer
(complementary alternative medicine atau disingkat cam). Cabang ilmu osteopati
merupakan salah satu dari dua jenis cam yang diatur dalam undang-undang pada
beberapa negara, cabang ilmu lainnya adalah kiropraktik. Teknik yang digunakan
dalam osteopati sangat berbeda dari teknik yang digunakan dalam pengobatan
konvensional. Teknik ini juga tidak selalu didukung oleh bukti ilmiah. Tujuan
dari osteopati adalah untuk mengobati berbagai masalah tanpa menggunakan obat
maupun operasi. Selain itu, prosedur-prosedur dalam osteopati tidak melibatkan
sayatan. Sebagai penjelasan umumnya seorang osteopath tidak akan
menyimpulkan suatu permasalahan bukan hanya pada lokasi sakit berasal seperti
sakit kepada leher. Tetapi osteopati juga mempelajari lebih jauh penyebab dari
sakit tersebut, yang dapat saya disebabkan oleh adanya gangguan pada kesehatan
fisik dan atau kesehatan mental.
b. Terapi Manipulasi
Osteopati merupakan terai manipulasi melalui sentuhan, pijatan, manipulasi
dan teknik penguluran (stretching). Seorang osteopat dapat mendiagnosa dan
melakukan perawatan terhadap masalah fisik dan emosional seseorang.
Osteopati sangat mementingkan kesatuan struktur dari seseorang, maka sulit
untuk menemukan satu spesialisasi khusus dari osteopati. Namun beberapa
terapis osteopati mefokuskan keahlian mereka di permasalahan tertentu seperti :
perawatan pada anak-anak, dewasa atau lanjut usia, cedera olah raga maupun
masalah post kehamilan.
c. Tujuan dari pengobatan osteopati
Tujuan dari pengobatan osteopati meliputi :
1) Meredakan otot tegang
2) Meningkatkan pergerakan sendi
3) Meningkatkan sirkulasi darah
4) Mempercepat penyembuhan
d. Teknik-teknik khusus osteopati
Teknik-teknik khusus yang digunakan antara lain :
1) Teknik manipulasi jaringan lunak
Teknik ini digunakan untuk memperbaiki kondisi jaringan dan
meningkatkan sirkulasi cairan dalam tubuh. Teknik ini dapat mencegah
penumpukan cairan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh
2) Teknik artikular osteopati
Teknik ini membantu mengurangi kejang otot dan meningkatkan
pergerakan sendi. Teknik ini ampuh dalam mengurangi iritasi saraf di sekitar
sendi. Selain itu, teknik ini dapat meredakan rasa sakit dan tidak nyaman
pada tubuh.
3) Osteopati kranial
Teknik ini adalah teknik osteopati yang paling lembut namun juga
yang paling sulit untuk dilakukan. Teknik ini digunakan untuk mengobati
masalah tulang belakang dan kelangkang. Teknik ini bekerja dengan
mengembalikan bioritme tubuh.
4) Manipulasi tulang visceral
Teknik ini dapat mengobati rasa sakit dan meningkatkan kelenturan
organ tubuh dan organ dalam. Teknik ini bekerja dengan memindahkan organ
fasia di sekitarnya dengan perlahan. Terapi ini sangat efektif dan dapat
meningkatkan fungsi organ.
e. Aktivitas/cara kerja osteopati
Osteopati bertujuan untuk membantu mengurangi gejala dan meningkatkan
kesehatan dan kualtas hidup pasien dengan:
1) mengidentifik mengidentifikasikan ketidakseimbangan pada sistem muskulo-
sk muskulo-skeletal.
2) Memudahkan kemampuan tubuh untuk melakukan melakukan pengobatan
pengobatan sendiri.
3) Pemijatan khusus dengan mencari titik mencari titik trigger point trigger point
pada otot dan manipulasi manipulasi lembut.
4) Memberikan program khusus latihan khusus latihan olahraga jika diperlukan
jika diperlukan pada kondisi kondisi tersebut, seta tips kesehatan.

Cara kerja osteopati mencakupi:

1) Menelusuri detail tentang riwayat kesehatan/penyakit, termasuk penyakit,


kesehatan umum, gejala khusus serta keluhan pasien, dan lain-lain.
2) Memeriksa gerakan-gerakan tertentu dan pemeriksaan postur secara
menyeluruh termasuk keterbatasan gerak, kekakuan otot dan sendi serta
perubahan posisi struktur sendi para tubuh.
3) Pemeriksaan tubuh pasien dengan pemeriksaan tubuh pasien dengan cara
penyentuhan/perabaan untuk perabaan untuk mengidentifikasikan
kelemahan/kekakuan bagian tubuh tertentu.
4) Memeriksa tekanan darah dan pemeriksaan lain yang diperlukan.
5) penggunaan terapi manipulasi dengan manipulasi dengan teknik jaringan
lunak, gentle, release technique dan beberapa metode terapi lainnya seperti
cranial osteopati atau cranio sacral therapy adalah terapi yang mengutamakan
keseimbanga dari tulang leher/bagian atas tubuh sampai dengan tuang pinggul
seseorang.
6) Menggunakan peralatan seperti ultrasound dan papan keseimbangan,
memberikan saran kesehatan merekomandasikan pola makan, pemeliharaan
postur, latihan olahraga dan relaksasi yang dapat membantu penyembuhan
jika memang diperlukan.
f. Penyakit yang dapat ditangani dengan osteopati (tidak berkaitan dengan sistem
muskuloskeletal)
1) Sakit kepala berulang berulang
2) Migren
3) Sakit saat menstruasi menstruasi
4) Gangguan gangguan pencernaan pencernaan
5) Depresi
6) Kolik (pada bayi)
7) Asma
8) Cairan telinga telinga
9) Gangguan gangguan temporomandibular temporomandibular
g. Kontraindikasi osteopati
1) Osteoporosis
2) Patah tulang
3) Artritis
4) Gangguan gangguan darah beku
5) Radang akut
6) Kanker
7) Sklerosis sklerosis multiple multiple
8) Sedang menggunakan sedang menggunakan obat pengencer darah pengencer
darah untuk menyembuhkan penyakitnya menyembuhkan penyakitnya
9) Sedang menjalan menjalani terapi radiasi radiasi
10) Sedang hamil

2.2 Terapi Pijat


a. Definisi Massage
Massage merupakan salah satu terapi komplementer yang
menggabungkan berbagai teknik dalam keperawatan seperti sentuhan, teknik
relaksasi dan teknik distraksi (Coyle, dkk 2007).
Massage adalah stimulasi pada kulit dan jaringan dibawahnya dengan
menggunakan berbagai tingkatan tekanan tangan untuk mengurangi
nyeri, membuat rileks atau meningkatkan sirkulasi. Pijat merupakan
bagian dari metode penyembuhan tradisional yang tergolong kuno. Dipercayai
metode ini dijalankan sejak peradaban manusia purba hingga berlangsung
sampai era modern sekarang ini. Metode pijat modern dikembangkan di china
dan jepang sebagai alternatif penyembuhan bagi non medis dan terapi
psikologis.
b. Macam-Macam Massage
1) Massage tujuan terapi : suatu usaha dengan jalan massage, memberikan
pengaruh yang baik terhadap keadaan patologi postrauma.
2) Massage kecantikan : menyalurkan darah kulit yang lebih baik,untuk
menghindari pembentukan keriput dan kekeringan kulit
3) Massage kesehatan : dengan jalan massage memelihara kesehatan,
menormalkan fungsi organ, serta berguna dalam menghindari penyakit dan
kelainan.
4) Massage olahraga : bermacam – macam pegangan, yang diterapkan dengan
tangan kosong pada kulit yang tidak tertutup dari olahragawan yang sehat
pasif, dengan tujuan mempertahankan kondisi tubuh, memperbaiki dan atau
menghilangkan olahragawan yang merugikan
c. Jenis-jenis massage
Teknik pijat memijat juga diakui oleh masyarakat eropa dan amerika,
bahkan mereka mengadopsi teknik pijatan ala jepang. Berikut merupakan
jenis-jenis massage atau pijatan yang ditawarkan kepada masyarakat luas.
1) Pijat refleksi
Pijat refeksi adalah teknik memijat titik-titik syaraf yang ada dikedua
telapak kaki dan telapak tangan. Setiap organ tubuh manusia saling terhubung
melalui jalur syaraf yang ada ditubuh manusia. Telapak kaki juga terdapat
jaringan syaraf yang memberikan stimulan bioelektik kepada organ tubuh
manusia. Jika organ tubuh kita sedang terganggu maka ketika titik syaraf
pada kaki ditekan, akan terasa sakit. Pijat refleksi bermanfaat untuk
penyembuhan berbagai penyakit ringan maupun kronis. Ahli pijat refleksi
dapat mendeteksi penyakit dari pijatan kaki pasien. Awalnya pasien dipijat
seluruh kakinya . tahap berikutnya mencari titik-titik meridian yang skait.
Setelah itu ditekan-tekan selama sepuluh menit. Biasnya saat titik syaraf
ditekan, pasien akan mengerang kesakitan, ini tandanya proses penyembuhan
sedang berlangsung.
Masa pemijatan berlangsung satu jam dan diulangi lagi pada kesempatan
berikutnya dilain hari. Teknik pemijatan refleksi terkadang
menggunakan bilang kayu yang ujungnya tumpul. Fungsinya untuk
membantu menekan titik syaraf ytang terletak dibagian dalam kulit. Teknik
kedua menggunakan ujung jari seperti jempol dan ujung jari telunjuk.
Kelebihan menggunakan pijat jari ahli pijat dapat merasakan dnegan seketika
kontur syaraf yang dipijat.
2) Pijat shiatsu
Shiatsu merupakan metode pemijatan yang berasal dari jepang.
Pijat shiatsu dikembangkan untuk berbagai kebutuhan seperti kebugaran dan
penyembuhan. Teknik pemijatan shiatsu menggunakan metode ppenekan
pada jari di titik-titik pijat yang dituju.
Pijat shiatsu mengandalkan tekanan pada telapak tangan dengan laur yang
konstan agar syaraf dan otot pasien mengendur. Metode ini begitu alokatif
hanya tertuju pada titik tertentu. Jika tekanan telapak tangan terasa sakit,
maka pasien bisa meminta untuk mengendurkan sedikit agar tak sakit lagi.
Manfaat pijat shiatsu adalah untuk penyembuhan insomnia, stres,
nyeri pada punggung, rematik, meredakan otot yang cidera, sakit kepala,
dan masih banyak lagi. Pijat ini hanya bisa dilakukan ditempat tidur atau
lantai yang datar dan pasien tidur menelungkup. Agar pijatannya lancar, bisa
memakai minyak aroma terapi dan sabun mandi. Setelah selesai proses
massage, pasien akan diberi minuman air putih maupun teh hijau. Manfaat
minum air setelah pijat adalah membantu melancarkan sirkulasi darah dan
pencernaan. Sedangkan teh hijau memiliki zat antioksidan dan yang
berguna mengeluarkan racun dari dalam tubuh.
3) Pijat bayi
Pijat bayi merupakan salah satu metode pijat yang diaplikasikan khusus
untuk balita. Fungsi pijat bayi antara lain untuk rilaksasi, memacu
pertumbuhan badan, dan menjaga kesehatan bayi. Hanya orang tertentu yang
memiliki keahlian memijat bayi. Terbukti pijat pada bayi memiliki sejumlah
manfaat bagi bayi itu sendiri, antara lain meningkatkan berat badan,
melancarkan pergerakan otot motorik, dan menimbulkan rasa tenang.
d. Teknik dasar dalam massage
1) Manipulasi Massage
Manipulasi adalah pegangan atau cara melakukan pijatan, gosokan, dan
lain-lain. Dalam mempelajari pegangan atau manipulasi ini ada dua hal yang
perlu diperhatikan, yaitu mempelajari dan berlatih melaksanakan
pegangan dan berlatih meraba dan merasakan bagaimana kondisi
jaringan yang dimassage. Misalnya jalur-jalur otot dan kelainan-kelainan
yang mungkin ada. Kedua hal ini harus dilatih bersama-sama dalam praktek.
Berbagai pegangan massage adalah:
a) Stroking 6omatic66m, artinya urutan atau elusan: – Superfisial stroking –
Medium stroking – Deep stroking
b) Compressions, artinya perasan: – Kneading atau petrissage (memijat) –
Wringing (memeras) – Rolling (menggeser) – Walken (menekan)
c) Frictions, artinya gosokan: – Circulary – Rotary – spiral
d) Tapotemant, artinya pukulan: – Hacking (mencincang) – Beating
(memukul dengan kepal) – Clapping (dengan telapak jari) – Cupping
(dengan telapak tangan dicekungkan) – Typing (Mengetik) – Spatting
(Cipratan) – Chucking (tarikan lepas) – Skin rolling
e) Vibrations, artinya getaran atau goyangan: – Palmar (dengan telapak
tangan) – Knuckle (dengan kepalan)
f) Shaking, artinya guncangan: – Pada lengan – Pada tungkai
g) Diakhiri massage di kepala
2) Pelaksanaan Massage
a) Mengurut
Mengurut adalah gerakan yang lembut, meluncur, dan ritmik yang
selalu mengikuti arah drainase vena menuju ke jantung. Tekanan dapat
ringan atau dalam tergantung tujuannya dan teknik ini baik untuk
meningkatkan drainase vena dan limfatik, meningkatkan sirkulasi, dan
fungsi otot. Teknik ini dapat digunakan untuk mengkaji kondisi kulit,
tingkat ketegangan atau relaksasi, dan adanya pembengkakan dibawah
kulit.
b) Meremas
Teknik meremas tangan harus tegas karena untuk menggerakan
kulit diatas otot, otot diatas otot atau jaringan diatas jaringan. Tangan
diletakan pada posisi datar dan digerakan dengan arah sirkular baik
satu atau berlawanan. Teknik ini digunakan untuk menghilangkan
tegangan.
c) Memijat
Teknik ini menggunakan ujung luar telapak tangan untuk
membuat gerakan pendek, tajam, dan gerakan mencincang. Menekan
digunakan untuk melemaskan sekresi yang terhambat dari paru sepeti
kistik fibrosis. Tangan digerakan secara bergantian dengan cara cepat dan
berulang-ulang.
3) Waktu pada pelaksanaan massage:
a) General Massage : 40 – 60 menit
b) Regional Massage : 20 – 30 menit
c) Lokal : -- 15 menit (kepala, lengan,) saja. Arah dorongan harus 6omatic
jantung (pembuluh vena).Daerah Yang tidak boleh dipukul
/menggunakan kepalan adalah: kepala, leher, dan pinggang.
4) Posisi Pasien
a) Tidur :
1. Terlentang
2. Telungkup
3. Pada sisi badan
b) Duduk
1. Dengan menekan pada lengan
2. Dengan menekan pada dahi
5) Penggunaan Alat-alat Massage
a) Ruangan
b) Minyak parapin, talk
c) Handuk
d) Sabun
6) Manfaat massage
Manfaat massage meliputi menciptakan respon relaksasi,
meningkatkan proses metabolisme, meningkatkan fungsi jaringan
lympatik, mempercepat penyembuhan dan relaksasi otot, mengurangi
tegangan otot, dan tingkat stress (Tappan & Benjamin, 1998 dalam Turner &
Merriman, 2005). Adapun terapi massage bermanfaat untuk
memperbaikisirkulasi darah, dan limfe, dengan cara meningkatkan hantaran
oksigen dan zat makanan ke dalam sel tubuh, sekaligus juga meningkatkan
pengeluaran sampah metabolisme dari tubuh (Mulyati, 2009).
Mengurut dan meremas menstimulasi sirkulasi lokal dan mobilisasi
jaringan lunak. Manfaat secara psikologis yaitu berkaitan dengan timbal balik
sentuhan dan proses relaksasi yang berkaitan dengan masase.
Masase berguna untuk meningkatkan kesejahteraan individu baik sebagai
terapi terpisah atau pelengkap dalam pengobatan ortodoks. Masase secara
klinis dapat digunakan untuk mengurangi stress dan meningkatkan perbaikan
jaringan dan kerusakan otot. Terapi ini dapat dimasukan dalam aktivitas rutin
seperti memandikan ditempat tidur dan perawaatn daerah tekanan. Masase
dapat digunakan sebagai teknik tersendiri atau dapat dikombinasikan
dengan minyak sari yang memberi lingkup terapeutik.
7) Mekanisme kerja massage
Didalam teknik pijat refleksi atau masssage, suatu penyakit biasanya
ditandai dengan rasa sakit pada titik tertentu di tubuh ketika titik tersebut di
tekan atau dipijat. Dan ketika seorang pasien atas suatu penyakit dinyatakan
sembuh, juga ditandai dengan menghilangnya rasa sakit tersebut meski
bagian tubuh tersebut dipijat.
Sebenarnya cara kerja pijat refleksi atau massage adalah ketika suatu titik
pada tubuh dipijat dan terasa nyeri, maka tubuh otomatis akan mengeluarkan
semacam morfin atau yang dikenal dengan nama neurotransmitter yang
bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit.
Salah satu zat diantaranya yang paling penting adalah enkefalin endogen
atau endorfin. Zat tersebut berperan untuk menaikkan ambang rasa sakit pada
manusia. Endorfin yang merupakan zat semacam morfin, berbeda dengan
morfin yang dikenal sebagai zat psikotropika atau narkoba. Efeknya tidak
membuat ketagihan, namun malah memberikan efek yang baik bagi
kesehatan. Dengan adanya pemijatan, maka tubuh terus memproduksi zat
tersebut hingga akhirnya rasa sakit tersebut menghilang dan penyakitpun
sembuh.
8) Efektifitas massage
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa pasien pada semua umur,
berkurang gejala kegelisahannya hingga setengahnya dalam waktu 3 bulan
setelah menjalani rangkaian terapi pijat selama 10 jam. Penelitian ini
merupakan penelitian pertama yang memeriksa efektifitas dari terapi pijat
sebagai salah satu terapi untuk pasien yang mengalami kegelisahan.
Para peneliti secara acak memberikan kepada 68 pasien yang mempunyai
masalah kegelisahan untuk menjalani 1 dari 3 terapi yaitu terapi pijat selama
10 jam sambal mendengarkan musik, berbaring & bernafas perlahan sambil
mendengarkan musik serta di kelompok ketiga pasien dibungkus lengan &
kakinya dengan bantalan pemanas & handuk hangat sambil mendengarkan
musik.
Ketiga kelompok tersebut tidak menunjukkan hasil yang berbeda
setelah 3 bulan. Penemuan ini telah dipublikasikan baru-baru ini dalam the
journal Depression and Anxiety.
Terapi pijat ini memiliki efektifitas yang cukup tinggi, selain
melancarkan mekanistis memilki kemampuan melatih saraf dan otot
tubuh sehingga tubuh lebih fit, dan bisa menangkal berbagai penyakit.
Banyak penyakit bisa disembuhkan mulai penyakit ringan seperti capek –
capek , pusing, perut kembung hingga penyakit yang berat diabetes, jantung,
kanker , turun berok / hernia, lemah sahwat, syaraf kejepit , dll.
9) Indikasi dan Kontraindikasi Massage
a) Indikasi Massage
1. Penggunaan massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat
karena sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan
tubuh dalam keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan
kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal,
kaku, nyeri, atau perasaan lemas. Massage demikian diasanya
dilakukan kepada seluruh tubuh dalam waktu yang cukup lama, kira-
kira satu jam.
2. Pekerjaan ringan tetapi terus menerus seperti misalnya terlalu lama
duduk atau berdiri atau dalam pekerjaan yang menimbulkan kelelahan
dan kejenuhan. Dalam hal ini kelelahan mungkin bersifat mental
maupun fisik. Biasanya massage di akhir tugas tersebut
mengembalikan tubuh maupun perasaan kembali nyaman.
3. Di dalam dunia olahraga dewasa ini massage telah menjadi
sebagian upaya pemeliharaan kondisi pada olahragawan pada masa
latihan, sebelum pertandingan, masa pertandingan, dan sesudah
pertandingan. Dalam pengiriman tim olahraga dewasa ini selalu
mengikutsertakan sedikitnya seorang masseur.
4. Untuk merawat dan mengembalikan fungsi bagian badan setelah
cedera, membantu mempercepat proses penyembuhan. Seringkali
massage diperlukan untuk meneruskan pekerjaan dokter, misalnya
setelah sembuh dari operasi atau perawatan dari patah tulang.
Tugasnya adalah mengembalikan fungsi-fungsi otot dan persendian
yang biasanya mengalami kekakuan.
b) Kontra Indikasi Massage
Dalam keadaan tertentu massage tidak boleh dilakukan dan
merupakan kontra indikasi. Hal ini biasanya menyangkut keadaan sebagai
berikut:
1. Atas nasehat dokter agar tidak dilakukan massage demi keselamatan
pasien.
2. Dalam keadaan kena infeksi penyakit menular seperti : cacar, campak,
demam, liver, dan lain-lain.
3. Suhu tubuh meningkat tinggi karena infeksi.
4. Dalam keadaan sakit berat sehingga memerlukan istirahat yang benar.
5. Menderita penyakit yang berkenaan dengan pembuluh darah
6. Pada setiap jenis penyakit syaraf yang berat seperti
penderita chorea
7. Menderita penyakit haemophilia, karena cenderung terjadi
pendarahan, meskipun sebab yang kurang jelas.
8. Menderita penyakit tertentu yang bila dimassage dapat menyebabkan
meluasnya
9. infeksi seperti bisul, borok, dsb.
10. Pembengkakkan akibat cedera yang masih baru yang
menunjukkan adanya pendarahan di dalam. Kapiler-kapiler yang
tadinya pecah dan telah menutup dapat pecah kembali bila dimassage.
Judga pada luka yang belum sembuh atau baru sembuh.
11. Patah tulang yang baru sembuh. Massage dapat mengganggu letak
sambungan.
12. Menderita penyakit tumor atau kanker.
13. Sedang 6omati bulan atau pada hamil muda. Juga pada peradangan
usus buntu (appendicitis), Gastroentiritis, coliyis, dll. Demikian juga
bila ada batu dalam kandung empedu.
14. Menderita tekanan darah tinggi, pendarahan otak, penyakit jantung
dan paru-paru.
10) Pengaruh Massage pada Kesehatan
Setiap manipulasi atau pegangan massage mempunyai pengaruh tertentu
terhadap jaringan tubuh. Selain itu tekanan, arah gerakan, jumlah ulangan,
dan iramanya turut menentukan pengaruh tersebut. Keberhasilan massage
juga ditentukan oleh kecakapan dan pengalaman masseur sendiri.
Dengan teknik menekan dan mendorong secara bergantian
menyebabkan terjadinya pengosongan dan pengisian pembuluh vena dan
lymphe, sehingga membantu ekskresi dan pemberian nutrisi dan O2 ke dalam
jaringan.
Efek Reflektoris. Massage menimbulkan proses vasso dilatasi sehingga
memperlancar peredaran darah. Selain itu syaraf motorik yang terangsang
meningkatkan tonus otot.Efek Khemis. Massage menyebabkan terbebesnya
suatu zat. yang efek dilatasi terhadap pemduluh darah kapiler. Di samping
ketiga efek tadi secara psikologis massage memberikan perasaan nyaman dan
segar serta percaya diri.
Pengaruh Massage Terhadap Peredaran Darah dan Lymphe. Manipulasi
yang dikerjakan dari bagian-bagian tubuh menuju ke jantung
(sentripetal) secara mekanis mendorong aliran darah pada pembuluh vena
menuju ke jantung. Aliran darah yang lebih lancar dalam vena akan
membantu kelancaran aliran darah pada arteri dan kapiler. Dengan demikian
massage membantu proses penyerapan dan pembuangan dari dalam jaringan
serta memperlancar distribusi nutrisi dan O2. Massage memperlancar
mengalirnya cairan lymphe dari pembuluh-pembuluh kecil kepada pembuluh
yang lebih besar melalui kelenjar-kelenjar lymphe menuju ke ductus
thoracicus dan masuk ke dalam peredaran darah. Cairan lymphe memang
tidak memiliki pompa. Peredarannya terjadi karena otot, osmosis, gaya berat
dan juga dengan massage. Keadaan ini membantu penyerapan,
terutama terhadap jaringan yang mengalami peradangan ata pembengkakan.
Pengaruh Massage Terhadap Kulit. Massage dapat melonggarkan
pelekatan dan menghilangkan penebalan-penebalan kecil yang terjadi pada
jaringan-jaringan di bawah kulit sehigga dengan demikian memperbaiki
penyerapan. Peredaran darah dan lymphe menjadi lancar dan kondisi kulit
menjadi lebih baik, karena pengeluaran peluh menjadi lebih lancar.
Massage menyebabkan kulit menjadi lebih halus serta bersih karena sel-sel
sebelah luar yang mengelupas.
Pengaruh Massage Terhadap Jaringan Otot. Massage mempercepat
pengosongan dan pengisian cairan sehingga memperlancar sirkulasi dan
pembebasan sisa-sisa pembakaran, memperlancar penyajian nutrisi sehingga
mempercepat proses pemulihan. Terhadap otot yang mengalami cedera,
massage membantu penyebaran traumatic – effusion dan suplai darah terhadap
jaringan. Massage dapat menghilangkan atau mencegah terjadinya perlekatan dan
scar tissue akibat adanya cairan yang disebut traumatic yang dapat menyebabkan
melekatnya serabut otot satu sama lain dan menimbulkan penebalan
(thickening). Perlekatan yang menjadi penebalan ini bila telah berlangsung
lama sukar dihilangkan, kecuali dengan operasi.
Pengaruh Massage Terhadap Pekerjaan Syaraf. Umumnya massage
memberikan rangsangan terhadap syaraf motorik sehingga menimbulkan reflek.
Massage juga bersifat menggiatkan bila diberikan dengan cepat dalam waktu
yang singkat. Massage dengan kecepatan sedang dengan waktu agak lama dapat
menghilangkan atau mengurangi rasa sakit. Massage yang lembut
memberikan pengaruh yang menenangkan. Di samping itu massage dapat
memelihara kondisi syaraf.
2.3 Terapi Gerakan (Body Movement Therapy)
a. Definisi
Fisioterapi atau terapi fisik adalah prosedur untuk memeriksa, menangani, dan
mengevaluasi pasien yang mengalami keterbatasan pada gerak dan fungsi tubuh.
Fisioterapi juga dapat dilakukan untuk mencegah cacat fisik dan mengurangi
risiko terjadinya cedera atau gangguan gerakan di kemudian hari.
Dalam menjalani fisioterapi, pasien akan diarahkan dan dibantu oleh
seorang fisioterapis, yaitu orang yang ahli dalam menerapkan prinsip-prinsip dan
praktik fisioterapi.
Prosedur ini bisa dilakukan kepada pasien dari semua rentang usia, mulai dari
anak-anak hingga lansia. Atlet merupakan salah satu kelompok yang paling
sering memerlukan fisioterapi untuk memulihkan kondisi tubuh mereka.
b. Indikasi Fisioterapi
Umumnya, dokter akan menyarankan fisioterapi bagi pasien yang mengalami
kondisi-kondisi seperti berikut:
1) Gangguan pada sistem otot dan rangka tubuh

Fisioterapi dapat dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan sistem


otot dan rangka tubuh atau gangguan neuromuskuloskeletal, seperti nyeri
punggung, nyeri leher, nyeri bahu, frozen shoulder, dan arthritis.

2) Gangguan sistem saraf

Beberapa kondisi yang termasuk ke dalam gangguan sistem saraf, yaitu


stroke, multiple sclerosis, dan penyakit Parkinson, dapat dipertimbangkan
untuk mendapatkan fisioterapi. Pada kondisi-kondisi tersebut, fisioterapi
dilakukan untuk mengurangi gangguan fungsi tubuh, seperti sulit berbicara
dan sulit bergerak, serta untuk mengurangi nyeri.

3) Gangguan pernapasan

Gangguan pernapasan, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik, atau


fibrosis kistik, adalah kondisi yang dapat dipertimbangkan untuk mendapat
fisioterapi. Pada kondisi ini, fisioterapis akan memberikan edukasi sekaligus
membantu pasien memulihkan kondisi, seperti dengan menjelaskan
serangkaian cara mengontrol pernapasan dengan tepat.

4) Penyakit kardiovaskular

Penyakit jantung koroner dan rehabilitasi setelah serangan jantung adalah


contoh kondisi yang bisa mendapatkan fisioterapi. Fisioterapis akan
mengarahkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang dapat memicu
kerja jantung, seperti jalan santai, senam aerobik, atau lari santai.
Selain itu, fisioterapi juga umum disarankan dokter bagi pasien yang
mengalami kondisi berikut:

1) Amputasi
2) Patah tulang
3) Cedera ketika berolahraga
c. Peringatan Fisioterapi
Penting untuk dipahami bahwa respons tiap pasien terhadap fisioterapi
berbeda-beda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, bentuk badan,
kebiasaan, dan aktivitas pasien. Fisioterapis akan memberikan perawatan yang
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing pasien.
a) Sebelum Fisioterapi

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum menjalani fisioterapi, yaitu:
1) Memberi tahu dokter jika sedang menggunakan obat, suplemen, atau
produk herbal, karena obat atau suplemen tertentu dikhawatirkan dapat
memengaruhi efektivitas terapi
2) Memberi tahu dokter jika sedang menderita suatu penyakit atau sedang
menjalani terapi lain

Sebelum terapi dimulai, pasien harus menjalani pemeriksaan dan


penilaian yang dilakukan oleh dokter spesialis kedokteran fisik dan
rehabilitasi (dokter rehabilitasi medis), sehingga dapat ditentukan program
terapi yang dibutuhkan.

Sebaiknya, pasien juga menanyakan hal-hal yang belum diketahui,


misalnya tentang tujuan, keuntungan, risiko yang dapat terjadi, serta hasil
akhir yang diharapkan dari program fisioterapi. Setiap program fisioterapi
akan dilakukan dalam beberapa sesi dan dipandu oleh fisioterapis.

Untuk mempersiapkan diri sebelum menjalani fisioterapi, pasien


disarankan untuk sering menggerakkan badan. Agar gerakan lebih leluasa,
pasien dapat menggunakan pakaian yang nyaman, serta tidak ketat atau agak
longgar.

Pasien penderita nyeri leher dapat memakai baju lengan pendek atau
baju tanpa lengan agar memudahkan dokter memeriksa daerah sekitar pundak
dan lengan. Celana pendek juga sebaiknya digunakan bagi pasien yang
mengalami masalah pada tubuh bawah, misal nyeri pinggul, lutut, atau
pergelangan kaki.

b) Setelah Fisioterapi

Setelah menyelesaikan suatu program, pasien akan bertemu kembali


dengan dokter rehabilitasi medis untuk melihat perkembangan kondisi serta
melakukan evaluasi dari program yang dijalani. Berdasarkan hasil evaluasi,
pasien mungkin melakukan program fisioterapi lain atau mengulang program
yang sama.
Bila program fisioterapi dinyatakan selesai, bukan berarti saran atau
latihan yang telah diberikan juga selesai. Pasien dapat menerapkan saran dan
latihan yang bisa dilakukan di rumah untuk terus memperbaiki fungsi bagian
tubuh yang sempat bermasalah, serta untuk mencegah cedera lebih
lanjut.Pasien juga disarankan untuk beristirahat, minum air putih yang cukup,
dan segera memeriksakan diri ke dokter jika muncul rasa nyeri yang berat
atau rasa tidak nyaman pada bagian tubuh tertentu.
d. Prosedur Fisioterapi
Fisioterapi dapat berlangsung 30–60 menit per satu kali sesi, tapi bisa juga
lebih cepat ataupun lebih lama. Dalam satu minggu, pasien bisa melakukan
beberapa kali sesi, tergantung dari rencana program dan kondisi pasien.
Frekuensi dan waktu terapi juga dapat berubah, disesuaikan dengan hasil
fisioterapi terakhir.

Ada tiga pendekatan utama dalam program fisioterapi, yaitu:

1) Terapi manual

Terapi manual dilakukan oleh fisioterapis dengan cara menggerakkan


atau memijat  bagian tubuh pasien yang mengalami gangguan. Kegunaan
terapi manual adalah untuk meningkatkan rentang gerak tubuh, melancarkan
aliran darah, mengatasi nyeri atau kaku pada sendi dan otot, serta
memberikan sensasi relaksasi.
2) Latihan pergerakan

Pada terapi ini, fisioterapis akan memberikan latihan kepada pasien yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak (mobilitas) serta
menguatkan bagian tubuh tertentu. Contohnya, latihan menggerakkan seluruh
tubuh, berjalan dengan bantuan tongkat, atau terapi dalam kolam dengan air
hangat dan dangkal atau hidroterapi. Selain itu, fisioterapis juga akan
mengajarkan gerakan-gerakan latihan yang dapat pasien lakukan di rumah
untuk mencegah cedera dan meredakan nyeri.
3) Edukasi dan saran
Selain latihan pergerakan dan terapi manual, edukasi mengenai gaya
hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal dan olahraga teratur, juga
bagian penting dari program fisioterapi. Fisioterapis juga akan memberikan
saran mengenai posisi tubuh yang benar dalam menjalani aktivitas sehari-
hari, seperti saat mengangkat benda berat, duduk, berjalan, termasuk tidur,
guna mengurangi nyeri dan mencegah cedera. Selain melalui tiga pendekatan
utama di atas, fisioterapis juga dapat menerapkan teknik-teknik di bawah ini
untuk membantu penyembuhan pasien:
4) Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)

TENS bertujuan untuk meredakan nyeri. Metode ini dilakukan dengan


mengirimkan sinyal listrik menggunakan alat khusus ke daerah yang
mengalami gangguan.
5) Terapi ultrasound

Terapi ultrasound memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi


untuk mengurangi rasa nyeri, ketegangan, dan mempercepat proses
pemulihan.
Teknik di atas umumnya tidak dianjurkan untuk digunakan pada pasien
yang mengalami nyeri punggung, terutama nyeri punggung bagian bawah. Hal
itu dikarenakan belum ada bukti yang kuat bahwa teknik tersebut efektif
mengatasi nyeri punggung.

e. Komplikasi Fisioterapi

Fisioterapi tidak menimbulkan komplikasi yang berbahaya, tetapi


terapi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri pada bagian tubuh
yang ditangani. Walau demikian, tetap informasikan ke fisioterapis saat
mengalami nyeri.
Pasien juga bisa merasa cemas atau putus asa terhadap hasil yang tidak
sesuai harapan. Oleh karena itu, penting untuk mengerti dengan jelas
mengenai apa yang akan dilakukan dan batasan terhadap hasil yang akan
dicapai. Konsultasikan hal ini dengan dokter rehabilitasi medis sebelum
memulai suatu program fisioterapi.

2.4 Taici
a. Defenisi Tai Chi
Tai Chi, yang berarti "tertinggi tertinggi," adalah seni bela diri
tradisional Cina (Koh, 1981 dalam buku Snyder dkk. 2006) dan latihan
pikiran-tubuh (Forge, 1997 dalam buku Snyder dkk. 2006).tai Chi melibatkan
serangkaian postur yang lentur, anggun, seperti tarian, dan kinerja gerakan
yang dikenal sebagai bentuk . Gerakan tubuh yang anggun adalah konsentrasi
pikiran terintegrasi, pergeseran berat badan yang seimbang, relaksasi otot, dan
kontrol napas. Tai chi dilakukan dengan cara yang lambat, berirama, dan
terkontrol dengan baik (Plummer, 1983 dalam buku Snyder dkk. 2006).
b. Dasar Ilmiah
Prinsip Tai Chi adalah untuk mempromosikan aliran bebas chi ke
seluruh tubuh yang meningkatkan kesehatan individu. Pada tahun 1992, Tse
dan Bailey melaporkan bahwa latihan Tai Chi reguler meningkatkan kontrol
keseimbangan secara signifikan dalam tiga dari lima tes dan menganjurkan
faktor-faktor berikut:
1) Semua gerakan Tai Chi melingkar, lambat. kontinu, dan halus. Pola
pergerakan mengalir dari satu ke yang berikutnya. Bahkan, tempo lambat
memfasilitasi kesadaran sensorik dari kecepatan, kekuatan, lintasan, dan
eksekusi gerakan selama latihan.
2) Gerakan dikontrol dengan baik.
3) Peningkatan keseimbangan berdiri dinamis. Selama latihan, bagian tubuh
yang berbeda berperan sebagai penstabil dan penggerak. Hal ini
memungkinkan gerakan dilakukan tanpa mengurangi keseimbangan dan
stabilitas tubuh.
c. Manfaat Tai Chi
Senam Tai Chi terdiri dari gerakan-gerakan ringan yang berulang-
ulang dan diikuti dengan tarikan dan hembusan napas secara teratur, hal ini
memungkinkan terjadinya peningkatan kemampuan otot-otot pernafasan,
peningkatan elastisitas rongga dada dan paruparu, sehingga kemampuan
pengembangan paru-paru dan dinding dada meningkat pula.
d. Intervensi
Tai Chi adalah latihan yang nyaman yang dapat dilakukan di mana saja,
kapan saja, dan tanpa peralatan apa pun (Setiabudhi, T. Dan Hardywinoto. 2013).
e. Teknik Tai Chi
Teknik dasar senam Tai Chi terdiri dari 3 bagian yaitu :
1) Setiap pesenam harus dalam kondisi menghilangkan pikiran dan bermeditasi
selama senam berlangsung.
2) Pesenam harus mampu mengatur pernafasannya secara halus, panjang dan
dalam, berkesinambungan, yang dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam dada
secara teratur sesuai aba-aba.
f. Gerakan senam Langkah Kerja Tai Chi
Senam Tai Chi dilakukan dengan diiringi musik yang lambat.
1) Balloon Breathing
a) Duduk pada kursi dan punggung tidak bersandar pada kursi.
b) Posisi relaks dengan kaki dibuka selebar bahu dan menempel di lantai.
c) Pertahankan posisi pinggul dan posisi bahu sedikit dibuka.
d) Gerakan ini untu menjaga energi chi yang mengalir keluar dari dalam
tubuh.
e) Kepala dan leher tetap tegak dan menghadap ke depan.
f) Tangan digerakkan ke daerah perut secara perlahan-lahan.
g) Gerakan ini dapat membantu mengatur pola pernapasan.
h) Menarik nafas dalam-dalam melalui hidung kemudian tahan napas
keluarkan melalui mulut.
i) Gerakan tersebut diulangi sampai sembilan kali.
2) Flower Bud Opens
a) Posisi duduk tanpa bersandar di kursi dan buka kaki selebar bahu dengan
kaki tetap menyentuh lantai.
b) Tarik nafas yang dalam hingga tulang rusuk berkontraksi.
c) Konsentrasi penuh agar udara masuk ke paru-paru.
d) Kedua telapak tangan menempel di depan ulu hati.
e) Ketika kedua telapak tangan menempel kemudian gerakkan tangan ke
atas kepala.
f) Saat siku sudah lurus ke atas, lengan dibuka ke samping seperti gerakan
mengibaskan sayap dan diikuti dengan gerakan punggung ke depan.
g) Kembali ke posisi awal kemudian lakukan lagi sebanyak sembilan kali
3) Push Up Sky
a) Posisi duduk di kursi dan tidak bersandar.
b) Buka kaki selebar bahu.
c) Kedua tangan bertumpu di atas paha.
d) Tangan kanan ke atas dengan telapak menghadap ke atas dan dengan saat
yang bersamaan tangan kiri ke bawah dengan telapak tangan menghadap
ke bawah.
e) Menarik nafas melalui hidung hingga diafragma mengembang.
f) Kedua lengan digerakkan hingga siku ditekuk ke depan ulu hati.
g) Menarik nafas hingga diafragma berkontraksikan kemudian tahan sampai
muncul rasa ingin bernapas lagi.
h) Gerakan di atas dilakukan secara bergantian sambil diikuti tarikan nafas
yang dalam sambil menggerakkan satu lengan ke atas dan satu lengan ke
bawah secara bergantian.
i) Gerakan tersebut dilakukan sebanyak sembilan kali.
4) Brushing tree trunk
a) Posisi duduk di kursi tanpa bersandar.
b) Gerakan dimulai dengan mengangkat tangan kiri ke arah belakang hingga
siku lurus.
c) Pertahankan posisi tangan kiri pada saat mengayunkan lengan kanan ke
belakang diikuti punggung yang membungkuk.
d) Kepala diputar ke kanan dengan mata melirik ke atas dan kepala melewati
bahu kanan.
e) Gerakan yang sama juga dilakukan pada sisi lainnya.
f) Gerakan tersebut diulangi sebanyak sembilan kali pengulangan pada
setiap sisinya.
5) Centering Chi
a) Posisi tubuh duduk di kursi tanpa bersandar.
b) Kedua tangan di atas kepala tanpa saling bersentuhan.
c) Menarik nafas yang dalam melalui hidung hingga diafragma berontraksi.
Pada latihan ini selama menarik napas diafragma tidak diperluas.
d) Saat diafragma berkontraksi dorong kedua tangan ke atas kepala hingga
lengan lurus dengan telapak tangan menghadap ke atas.
e) Lengan diturunkan ke samping secara perlahan-lahan sambil buang nafas
melalui mulut.
f) Gerakan tersebut dilakukan sebanyak sembilan kali pengulangan.
g. Indikasi / kontraindikasi
1) Indikasi
Ada beberapa indikasi dalam melakukan senam Tai Chi seperti gangguan
tidur, gangguan keseimbangan, hipertensi, merasa kesulitan dalam
konsentrasi serta gangguan emosi dan mental.
2) Kontraindikasi
Dalam melakukan senam Tai Chi juga terdapat kontra indikasi antara lain
seseorang yang menderita infark miokard baru atau angina yang tidak stabil,
gagal jantung, diabetes melitus, aritmia, demam, batuk, flu dan pusing.
2.5 Yoga
a. Definisi Terapi Yoga
Yoga merupakan suatu tehnik latihan untuk mengenal diri sehingga dapat
menganalisis lebih lanjut tentang pikiran dan tindakan yang sudah dilakukan.
Latihan dilakukan melalui sikap tubuh (asana), pernafasan (pranayama), dan
tehnik relaksasi sehingga dapat mengembangkan kecerdasan intuisi alamiah dan
membantu pikiran agar dapat terpusat, dan pada akhirnya dapat membuat
perubahan berupa ketenangan pikiran dan terpusatnya perhatian (Worby, 2007).
Pranayama berasal dari kata prana dan ayama. Prana berarti energi
kosmik yang diwujudnyatakan dengan nafas, dan ayama berarti ekspansi atau
perluasan. Dengan demikian prayama berarti perluasan dan kontrol terhadap
pernafasan, atau mengontrol pernafasan secara sadar (Weller, 2001).
b. Manfaat Pernafasan Yoga (pranayama)
Teknik pernafasan yoga mengendalikan pernafasan dan pikiran. Latihan
inin dapat menguatkan sistem pernafasan, menenangkan sistem saraf, membantu
mengurangi atau menghilangkan berbagai kecanduan, dan dapat menguatkan
sistem kekebalan tubuh. Pernafasan juga memainkan peranan penting dalam
metabolisme tubuh, yaitu proses tubuh menguraikan nutrisi (Weller, 2001).
Manfaat nyata yang dapat dirasakan dari latihan ini adalah berkurangnya
kelelahan, pikiran dan emosi menjadi tenang (Worby, 2007).
Mekanisme latihan pernafasan yoga terhadap perubahan fisik yang terjadi
pada tubuh diawali dengan terciptanya suasana relaksasi alam sadar yang secara
sistematis membimbing pada keadaan relaks yang mendalam. Terciptanya
suasana relaksasi akan menghilangkan suara-suara dalam pikiran sehingga tubuh
akan mampu untuk melepaskan ketegangan otot. Ketika tubuh mulai santai nafas
menjadi lambat dan dalam, sehingga sistem pernafasan dapat beristirahat.
Melambatnya ritme pernafasan ini akan membuat detak jantung menjadi lebih
lambat dan memberikan pengaruh positif terhadap keseluruhan sistem sirkulasi
jantung untuk beristirahat dan mengalami proses peremajaan. Sistem saraf
simpatik yang selalu siap beraksi menerima pesan “aman” untuk melakukan
relaksasi sedangkan sistem saraf parasimpatik akan memberikan respon untuk
relaksasi. Selain saraf simpatik, pesan untuk relaksasi juga ditrerima oleh
kelenjar endokrin yang bertanggung jawab terhadap sebagian besar keadaan
emosi dan fisik (Worby, 2007).
c. Beberapa Tehnik Pranayama
a) Tehnik Pranayama
Pranayama dilakukan dengan mengatur dan mengendalikan
pernafasan. Pengendalian nafas terdiri dari pengaturan panjang dan durasi
tarikan nafas (inhalasi), panjang dan durasi hembusan nafas (ekhalasi), serta
perhentian nafas. Frekuensi nafas rata-rata mencapai 16-18 kali permenit
pada orang normal, dengan melakukan latihan pernafasan yoga kecepatan
nafas akan menjadi lebih lambat, dan setiap tarikan dan hembusan nafas akan
menjadi lebih panjang dan lebih penuh. Kondisi ini disebut dengan
pernafasan yang dalam dan akan memampukan energi yang ada untuk
bergerak mencapai setiap sel (Worby, 2007).
Latihan pernafasan yoga dapat dilakukan sambil duduk maupun
berbaring. Karena disesuaikan dengan kondisi pasien DM, maka latihan
pernafasan ini akan dilakukan sambil berbaring. Bentuk latihan pernafasan
yoga sama dengan latihan pernafasan dalam yang sering dipraktekkan di
lingkungan keperawatan, diantaranya yaitu latihan relaksasi nafas dalam,
slow deep breathing, pursed lip breathing. Namun pada latihan pernafasan
yoga terdapat latihan pernafasan lainnya yaitu bernafas bergantian
menggunakan salah satu lubang hidung, serta memasukkan unsur-unsur
spiritualitas pada akhir latihan. Berikut ini adalah protokol pernafasan yoga
yang dikeluarkan oleh bagian psikologi universitas Fayetteville (2008).
1) Pernafasan Dasar (Pernafasan Dada dan Pernafasan Diafragma)
2) Berbaring dengan nyaman sambil memejamkan mata.
3) Rasakan pernafasan saat menarik nafas dan mengeluarkannya dari
hidung.
4) Letakkan satu tangan di atas dada, dan yang satunya di atas perut.
5) Tarik nafas dan rasakan dengan tangan perut yang membesar. Pada saat
menghembuskan nafas rasakan perut tertarik kearah dalam. Jangan
pindahkan tangan dari dada. Dan jangan menekan perut kearah dalam,
biarkan bebas dari ketegangan.
6) Letakkan telapak tangan di sisi dada, tepatnya dibawah tulang dada
dengan pergelangan tangan terletak bebas diatas tubuh sedangkan ujung
jari sedikit saja menyentuh dada. Hembuskan nafas secara perlahan.
Kemudian tarik nafas secara perlahan sampai dada mengembang.
Perhatikan/rasakan pengembangan di seluruh sisi dada saat dada maju,
mundur, dan tertarik ke atas. Pada saat ekhalasi, tekan dengan lembut
tulang dada ke dalam.
7) Letakkan tangan di sisi tulang dada, pada saat inhalasi rasakan
pengembangan tulang dada ke tangan, dan pada saat ekhalasi rasakan
tulang iga berkontraksi menjauhi tangan ke pusat tubuh.
8) Tarik nafas kemudian hembuskan dengan penuh. Paru-paru yang kosong
ini menyiapkan ruang untuk deep inhalasi.
9) Pada saat inhalasi, relaksasikan perut dan biarkan perut sedikit
mengembang ke depan. Jangan lakukan apapun. Jangan menekan perut
kearah dalam. Biarkan perut menggembung dengan sendirinya. Pada saat
itu udara akan masuk tanpa kesukaran atau tahanan.
10) Kemudian buat pernafasan menaikkan dan mengembangkan dada
(pernafasan dada). Jangan naikkan bahu. Pertahankan dan relaks.
11) Pada saat ekhalasi, biarkan tulang dada relaks dan biarkan udara secara
perlahan keluar dari perut.
12) Buat pernafasan pada saat inhalasi dan ekhalasi seperti aliran air yang
keluar masuk.
b) Latihan Bernafas Bergantian
1) Dengan posisi berbaring dan kedua tangan disisi tubuh, lakukan
pernafasan dasar (pernafasan dada atau pernafasan diafragma). Latihan
dimulai dengan menghembuskan nafas secara penuh dan menarik nafas
melalui kedua hidung.b. Dengan menggunakan tangan kanan tutup
cuping hidung sebelah kanan dengan ibu jari kanan sambil dengan
perlahan menghembuskan nafas melalui hidung sebelah kiri.
2) Pada bagian akhir dari hembusan nafas tutup lubang hidung sebelah kiri
dengan menggunakan jari manis tangan kanan dan tarik nafas dengan
lancar serta perlahan melalui lubang hidung kanan. Ulangi putara ini 2
kali lalu bernafaslah dengan normal sebanyak tiga kali.
c) Latihan Pengembangan Dada Pada Saat Ekhalasi
1) Dengan posisi berbaring lakukan pernafasan dasar (pernafasan dada atau
pernafasan diafragma).
2) Tarik nafas dalam 3 kali hitungan, kemudian hembuskan nafas dengan 3
kali hitungan. Konsentrasi pada pernafasan perut yang dilanjutkan
dengan pernafasan dada. Pada saat menghembuskan nafas rasakan
turunnya punggung yang disertai turunnya bahu. Tarik nafas dalam tiga
hitungan, keluarkan nafas dalam 3 kali hitungan.
3) Tarik nafas dalam 3 kali hitungan, keluarkan nafas dalam 4 kali hitungan
4) Tarik nafas dalam 3 kali hitungan, keluarkan nafas dalam 5 kali hitngan
5) Tarik nafas dalam 3 kali hitungan, keluarkan nafas dalam 6 kali
hitungan.
d) Latihan mengembangkan jarak antara 2 pernafasan (Slow deep
breathing)
1) Tarik nafas dalam 4 kali hitungan
2) Tahan nafas dalam 2 kali hitungan
3) Hembuskan nafas dalam 4 kali hitungan
4) Tahan nafas dalam 2 kali hitungan
5) Ulangi rangkaian pernafasan namun tahan nafas dalam tiga kali
hitungan.
6) Ulangi rangkaian pernafasan namun dalam 4 kali hitungan.
e) Latihan Nafas Pembersihan (Pursed lip breathing)
1) Dengan posisi berbaring pejamkan dan lemaskan otot serta lakukan
pernafasan dasar dengan teratur.
2) Tarik nafas melalui hidung dengan perlahan dan sedalam mungkin tanpa
dipaksakan.
3) Melalui bibir yang dibulatkan seolah-olah sedang bersiul hembuskan
udara keluar dalam aliran yang mantap. Lakukan latihan pernafasan ini
dengan perlahan, lancar dan penuh kesadaran.
4) Jika penghembusan nafas sudah selesai ulangi langkah ke-2 dan ke-3.
5) Kembali ke pernafasan normal.
d. Manfaat Yoga
1) Meningkatkan keseimbangan jiwa.
2) Meningkatkan ketenangan batin
3) Meningkatkan kepuasan dalam diri.
4) Meningkatkan konsentrasi.
5) Meningkatkan kecerdasan.
6) Membuat tubuh menjadi rileks.
7) Mengurangi stres.
e. Prosedur
1) Persiapan alat
a) Ruangan santai dan tenang
b) Alas seperti matras, karpet, handuk
c) Musik
2) Pelaksanaan
a) Persiapan pasien
1. Sebelum memulai senam yoga pasien harus memakai pakaian yang
tidak terlalu longgar dan tidak terlalu sempit
2. Menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan
3. Menjelaskan manfaat dari senam yoga
4. Menjelaskan prosedur yang akan diberikan instruktur
5. Menganjurkan pasien untuk mengikuti gerakan senam yoga yang
diberikan instruktur
f. Gerakan Senam Yoga
1) Pemanasan
2) Duduk dalam Virasana dan bernapas perlahan :
3) Duduk diatas tumit dengan kedua lutut dilipat
4) Kedua jati ibu kaki saling menempel.
5) Kedua lutut diregangkan lebih lebar sedikit daripada panggul.
6) Bernapas perlahan.
7) Putar leher perlahan selama 2 menit
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Osteopati berasal dari kata “osteo” yang berarti tulang, dan “pathic” yang
berarti sakit. Terapi ini, dapat menghentikan kerusakan pada sistem sirkulasi
dan memungkinkan darah mengalir lebih lancar. Dengan demikian syaraf
dapat bekerja dengan baik. Perawatan osteopati mengutamakan pada hubungan
antara struktur tubuh, tulang, otot, ligamen dan jaring-jaringannya, serta
keseluruhan fungsi dan gerak tubuh.
Chiropractic (siropraktik) adalah suatu bentuk terapi koreksi tulang baik
menggunakan tangan saja atau menggunakan alat khusus, yang berfokus pada
hubungan antara struktur dan fungsi, khususnya pada tulang belakang.
Chiropractor (dokter Chiropractic) melakukan manipulasi terhadap sistem
muskuloskeletal untuk mengurangi rasa sakit dan mendorong tubuh untuk
menyembuhkan dirinya sendiri. Chiropractic, “Chiro” berasal dari kata Greek
yang berarti “tangan” dan “practor” yg berarti “dikerjakan dengan”. Chiropractor
menggunakan manipulasi dgn tangan atau alat untuk memperbaiki struktur tulang
belakang.
Massage merupakan salah satu terapi komplementer yang menggabungkan
berbagai teknik dalam keperawatan seperti sentuhan, teknik relaksasi dan teknik
distraksi (Coyle, dkk 2007).
Fisioterapi atau terapi fisik adalah prosedur untuk memeriksa, menangani, dan
mengevaluasi pasien yang mengalami keterbatasan pada gerak dan fungsi tubuh.
Fisioterapi juga dapat dilakukan untuk mencegah cacat fisik dan mengurangi
risiko terjadinya cedera atau gangguan gerakan di kemudian hari.
Tai Chi, yang berarti "tertinggi tertinggi," adalah seni bela diri tradisional
Cina (Koh, 1981 dalam buku Snyder dkk. 2006) dan latihan pikiran-tubuh
(Forge, 1997 dalam buku Snyder dkk. 2006).tai Chi melibatkan serangkaian
postur yang lentur, anggun, seperti tarian, dan kinerja gerakan yang dikenal
sebagai bentuk .
Yoga merupakan suatu tehnik latihan untuk mengenal diri sehingga dapat
menganalisis lebih lanjut tentang pikiran dan tindakan yang sudah dilakukan.
Latihan dilakukan melalui sikap tubuh (asana), pernafasan (pranayama), dan
tehnik relaksasi sehingga dapat mengembangkan kecerdasan intuisi alamiah dan
membantu pikiran agar dapat terpusat, dan pada akhirnya dapat membuat
perubahan berupa ketenangan pikiran dan terpusatnya perhatian (Worby, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Beliveau, P. J. H., Wong, J. J., Sutton, D. A., Simon, N. B., Bussières, A. E., Mior, S.
A., & French, S. D. (2017). The chiropractic profession: a scoping review
of utilization rates, reasons for seeking care, patient profiles, and care
provided. Chiropractic & Manual Therapies, 25, 35.

Chuang, A & Chiro, M. (2014). Chiropractic treatment of gastroesophageal reflux


disease in a pediatric patient: a case report. Journal of Clinical Chiroprctic
Pediatrics. Vol 14, No.2.

Wiryanatha, IB. 2013. Bahan Ajar Mata Kuliah Asuhan Komplementer: Chiropraktic.
Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai