HIPERGLIKEMIA
• Nama lain Status Hiperglikemia Hyperosmolar (SHH) / KHH (Koma Hiperosmolar
Hiperglikemik) / HHNK (Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik)
HIPEROSMOLAR
• Koma dapat terjadi lebih dari 50% kasus, dan ketosis ringan juga dapat ditemukan
pada pasien dengan SHH.
PADA ANAK
• Ditandai dengan hiperosmolalitas berat dengan kadar glukosa serum lebih tinggi
dari KAD murni
dr. Ayling Sanjaya, M.Kes., Sp.A
• Hiperglikemia extrim dan dehidrasi berat tanpa ketosis dan asidosis yang signifikan
1 2
dekade ketujuh
Ø Kelainan gastrointestinal → pankreatitis akut, kholesistitis akut, obstruksi
sebesar 23%-37%.
5 6
t
o ↓ Glukosa Utilization ↑ Glukoneogenesis ↑ Glikogenolisis
f
i
s Hyperglikemia
i
Glikosuria Peningkatan osmolalitas intravaskular
o
l
Kehilangan air dan elektrolit
o
g Dehidrasi Hyperosmolarity Extravascular Dehidration
i
Impaired renal
fuction
Penegakan Diagnosis
q Gejala khas pada adalah hiperglikemia, hiperosmolar dan dehidrasi berat,
Gejala-gejala klinis
dengan atau tanpa asidosis metabolik (ringan)
q Seringkali sukar didiferensial diagnosis dengan KAD
q Perbedaan manifestasi klinis antara KAD dan HHS terutama pada berat q Manifestasi klinis dapat terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu
ringannya gejala, yaitu pada SHH gejala hiperglikemia, kesadaran dan q Hiperglikemia: poliuria, polidipsia dan polifagia
tingkat dehidrasinya cenderung lebih berat q Dehidrasi: ditemukan tanda-tanda dehdrasi sedang-berat, berat badan menurun,
q Konsentrasi Serum glucose >600 mg/dL (33 mmol/L) lemah, anoreksia, nyeri otot, penurunan kesadaran, penurunan perfusi, hipotensi,
syok
q Serum osmolality >330 mOsm/Kg
q Asidosis: nyeri perut, nausea dan muntah-muntah. Pada SHH asidosis yang terjadi
q Tidak adanya ketosis dan asidosis yang signifikan (konsentrasi bikarbonat
jauh lebih ringan dibandingkan pada KAD sehingga gejala-gejala akibat asidosis
serum >15 mEq / L, konsentrasi keton urin (asetoasetat) <15 mg / dL (1,5
jarang ditemukan.
mmol / L; negatif atau 'jejak' pada dipstick urin)
9 10
13 14
Pemberian Cairan/Rehidrasi
Pemberian Insulin
1. Pemberian bolus cairan isotonik minimal 20cc/kg/jam , dan bolus ini dapat diberikan berkali-kali
hingga perfusi jaringan dan ginjal membaik secara klinis. ü Insulin boleh ditunda
2. Monitoring balance cairan dilakukan secara teratur dengan balance positif agar perfusi jaringan
ü Indikasi pemberian → apabila secara klinis pemberian cairan rehidrasi saja
berjalan baik.
3. Rumatan dapat diberikan cairan hipotonik (NaCl 0.45%- 0.75%) untuk mengganti cairan yang telah tidak menurunkan kadar gula darah secara adekuat (penurunan kadar gula
hilang dan perkiraan ongoing water loss. darah <50 mg/dl per jam)
4. Dengan rehidrasi yang adekuat diharapkan penurunan kadar gula darah adalah antara 75-100
ü Insulin diberikan dengan dosis 0.25-0.5U/kg/jam (kecepatan penurunan kadar
mg/dl per jam.
5. Pada anak -> rehidrasi dilakukan dengan kecepatan cairan yang sama seperti pada KAD glukosa darah <50mg/dl per jam dan kadar kalium serum > 3.5 mEq/L)
6. Perlu diingat -> gejala klinis dehidrasi berat pada keadaan hiperosmolar berat sukar terdeteksi, ü Monitoring dilakukan setiap jam dan dosis disesuaikan agar kecepatan
sehingga pada kasus-kasus tertentu pemberian cairan yang masif perlu dilakukan.
penurunan gula darah berkisar antara 50-75 mg/dl per jam.
ü Tujuan tatalaksana → Menurunkan kadar glukosa darah antara 250 mg/dl Koreksi Elektrolit
hingga 300 mg/dl.
NATRIUM
ü Apabila kadar glukosa telah mencapai <300 mg/dl maka tambahkan
q Hilang melalui urin selama terjadinya diuresis osmotic
dektrosa 5% dalam air (D5W) dan kecepatan insulin diturunkan.
q Hiperglikemia → pergeseran natrium dari intrasel ke ekstrasel → kadar
ü Sebaliknya apabila kadar glukosa darah tidak memperlihatkan perbaikan
natrium pada saat diagnosis dapat normal rendah atau tinggi.
maka kecepatan insulin dapat ditingkatkann menjadi 0.1-0.2U/kg/jam.
q Untuk setia kenaikan gula darah 100 mg/dl di atas nilai normal
ü Penurunan kadar gula darah >100mg/dl per jam dianggap terlalu cepat
(kesepakatannya adalah 100 mg/dl) maka terjadi penurunan kadar
hingga insulin boleh dihentikan.
natrium sebesar 1.6 mEq/L.
ü Apabila kadar gula darah <100mg/dl maka insulin dapat dihentikan.
q Perlu dikoreksis dengan rumus :
17 18
KALIUM
Pada SHH dengan hipokalemia berat: Hal Yang perlu dimonitoring
Ø Pemberian insulin dapat memicu semakin beratnya hipokalemia karena
ØHourly: serum glucose, vital signs, clinical assessment of hydration
terjadinya pergeseran kalium dari ekstrasel ke intrasel.
status
Ø Hipokalemia akan menyebabkan terjadinya aritmia yang fatal selain
ØEvery 2-3 hours: serum electrolytes, blood urea nitrogen, creatinine,
kelemahan otot-otot pernapasan
osmolality, creatine kinase, determination of intake/output balance
Ø Pemberian insulin sebaiknya dimulai apabila kadar kalium serum > 3.5
ØEvery 3-4 hours: serum calcium, phosphate, magnesium
mEq/L.
ØContinuous cardiac monitor
Ø Pemberian kalium dilakukan sejak awal tatalaksana rehidrasi dengan asumsi
tidak adanya anuria.
q Perlu diwaspadai → Edema serebri yang manifes rata-rata 4-12 jam saat terapi dimulai
q Tanda: nyeri kepala, letargi dan penurunan kesadaran (koma)
q Pemberian cairan rehdrasi yang cepat dan berlebihan
q Pemberian bikarbonat
21 22
PREVENTIF
Ø Penyuluhan mengenai pentingnya pemantauan
konsentrasi glukosa darah dan compliance yang
tinggi terhadap pengobatan yang diberikan
Ø Sick-day management
Ø Pasien atau anggota keluarganya harus mampu
1. Kapan menghubungi sarana pelayanan
dengan teliti mengukur dan mencatat kadar
kesehatan glukosa darah, benda keton pada urin atau darah
ketika glukosa darah > 300 mg/dl, dosis insulin,
2. Target glukosa darah dan penggunaan short-
suhu badan, frekuensi pernafasan dan denyut nadi
acting insulin selama penyakit, permenit, dan berat badan.
3. Mengobati demam dan infeksi,
Ø Edukasi yang baik harus diberikan sehingga pasien
4. Inisiasi dari suatu diet cairan yang mudah mengenai tanda dan gejala newonset diabetes;
kondisi-kondisi, prosedur, dan obat-obatan yang
dicerna yang mengandung karbohidrat dan memperburuk kendali kencing manis; dan
garam. monitoring glukosa dapat mengurangi kejadian
dan beratnya SHH
5. Pasien harus dinasehatkan untuk tidak pernah
menghentikan insulin
6. Mencari dokter saat mulai sakit