Makhluk hidup yaitu tumbuh – tumbuhan, hewan, dan manusia untuk melangsungkan
kehidupannya selalu membutuhkan air.Sumber – sumber air berasal dari; mata air, air tanah, air
artesis, danau, danau buatan (waduk), air hujan, air pasang surut dan sungai. Kelebihan curah
hujan dan kelebihan air tanah akan mengalir kelembah membentuk alaur – alur atau saluran yang
lazim disebut Sungai.
Air sungai digunkan untuk berbagai tujuan yaitu:
a) Air bersih untuk keperluan air minum
b) Air untuk keperluan pertanian
c) Air untuk keperluan tenaga listrik
d) Air untuk keperluaan industri
e) Air untuk keperluan navigasi
f) Dan sebagainya.
2. DEFINISI
Teknik sungai adalah ilmu yang memepelajari bagaimana metode untuk menetapkan
manfaat air sungai semaksimal mungkin dan bagaimana metode menekan agar aspek – aspek
negatif pengaruhnya seminimal mungkin.Dengan kata lain bagaiman kita mengaplikasikan ilmu
dan teknologi secara integral, agar sungai tersebut dapat dimanfaatkan sebesar – besarnya bagi
keperluan kehidupan makhluk.
Ilmu dan teknologi yang dimaksud menyangkut aspek – aspek sebagai berikut:
a) Topografi
b) Meteorologi, Klimatologi
c) Hidrologi
d) Hidrolika
e) Geologi dan Mekanika Tanah
f) Geomorpfologi
g) Tata guna tanah
h) Ekologi
i) Lingkungan hidup
Jenis pekerjaan sungai tergantung pada maksud dan tujuan pemanfaatkan sungai
apakah untuk keperluan ekaguna (single-purpose) atau untuk keperluan serbaguna
(multipurpose). Maksud dan tujuan pemanfaatan sungai yaitu untuk keperluan:
• Penanggulangan banjir
• Navigasi
• Tenaga air
• Air minum
• Air untuk industry
• Kolmatase (meninggikan tanah yang rendah / rawa dengan pengendapan lumpur yang
dikandung oleh air irigasi)
• Irigasi
• Dan sebaginya
a) Pengaturan Saluran
Maksud dan tujuan normalisasi adalah untuk keperluan navigasi, melindungi tebing
sungai karena erosi (kikisan), atau untuk memperluas profil sungai guna menampung banjir –
banjir yang terjadi.Pekerjaan untuk normalisasi untuk sungai antara lain menggunakan mesin
pengurukan (dredging machine), pemasangan krib (groynes), pemasangan tanggul kanan kiri
sungai (levee), pemasangan pelindung tebing (revetment), pemasangan ambang terendam
(submerged sill) dan lain – lain.
b) Pengaturan Debit
Curah hujan sepanjang tahun selalu berubah – ubah tergantung pada musim, hal ini
mempengaruhi banyaknya air yang mengalir disungai. Maka kondisi ini akan menyulitkan
pengaturan debit bagi keperluan navigasi, irigasi, tenaga air dan lain – lain. Maka untuk itu sungai
– sunagi yang fluktuasi debit sungai besar yaitu perbandingan debit maksimum dan minimum
cukup besar, maka debit sungai perlu diatur. Pengaturan dilakukan dengan cara membangun
bendungan besar, sehingga air ditampung dalam suatu waduk (reservoir) tahunan sedangkan
debit sungai melalui outlet structure (bangunan pengeluaran) dapat diatur sepanjang tahun.
Maka perlu dipasang peralatan debit hydrograph pada sungai disebelah hilir (downstream)
waduk.
Pengaturan muka air sungai ini dimaksudkan untuk meninggikan muka air sungai dengan
membangun sebuah ambang pada palung sungai yang berupa “BENDUNG” (WEIR) dan air yang
dialirkan melalui saluran buatan.Maksud dan tujuan tersebut digunakan untuk berbagai tujuan
yang telah disebutkan dimuka.
4. METODE PENDEKATAN
Toeri teknik sungai dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu:
a. Tenik sungai secara umum (General river engineering) yang mengaplikasikan berbagai macam
tipe pekerjaan di sungai yaitu:
• Pengaturan saluran
• Konstruksi pelindung tebing (revetment protection)
• Konstruksi pelindung dasar sungai (bottom revetment)
• Konstruksi tanggul (dike construction) untuk melindungi terhadap luapan banjir
• Pengeruk dasar sungai (dredging works)
• Konstruksi pengalihan aliran sungai (river diversion works)
• Pengaturan muka air sungai (river water level regulation)
• Pengendalian aliran sedimentasi (sediment control)
Karakter sungai berbeda-beda, tergantung pada factor geologi, morfologi, vegatasi, iklim,
curah hujan dan sebagainya.Volume rata-rata air yang diangkut bervariasi setiap sungai, nilainya
daripada Qmaks/Qmin. Ini menunjukan kondisi rata-rata sungai-sungai yang memiliki tingkat
variasi musiman memiliki perbedaan yang menyolok.
2. Faktor Sedimentasi
Faktor sedimentasi dipertungkan atas dasar sejumlah sedimen yang diangkut dan terhadap
rasio sejumlah sedimen yang mengalir melalui penampang sungai per satuan waktu dan
didasarkan atas luas DAS. Untuk menyederhanakan perhitungan dapat dianalisa dari 9 variabel
berdasarkan geomorfologi sungai, yaitu arah utama pengaliran (X), waktu (t), debit air (Q),
sedimen transpor (S), Lebar saluran sungai (B), kedalaman saluran sungai (h), gradient sungai (i),
diameter sedimen (D), koefisien dasar sungai (C).
Fungsi sungai pada dasarnya adalah sebagai pengaliran sejumlah air dan sejumlah
sedimentasi.Perubahan kondisi sungai tergantung dari konteks dasar equilibrium. Untuk
mengendalikan sebagian dari pengaruh sedimen dpat dibangun bendung pada palung sungai
.intinya aspek sungai yang paling menarik adalah sejumlah air yang dialirkan dan sejumlah
sedimen yang diangkut.
Volume sedimen yang terbawa oleh pengaliran sebagai hasil erosi maupun reruntuhan
tebing-tebing sungai dimulai dari sumber mata air di daerah pegunungan dan terangkut ke hilir
kemudian terkumpul ke sungai yang seterusnya terangkut ke laut.Di daerah pegunungan
kemiringan sangat tajam sehingga pengaliran menjadi deras dan kecepatan tinggi. Kecepatan
pengaliran semakin ke hilir semaki melambat dan akan mencapai nol (V = 0) apabila mencapai
muara di danau atau di laut.
Endapan-Endapan sedimen tersebut diangkut, endapan sedimen yang berat jenisnya tinggi
diendapakan terlebih dahulu berangsur-angsur yang berat jenisnya lebih ringan diendapkan
kemudian. Kejadian tersebut dipengaruhi oleh poses erosi dan sedimentasi.
Pada sungai-sungai dimana perbedaan debit makasimum dan debit minimum lebih besar
daripada 50 maka tidak akan membentuk meander. Perilaku sungai lainnya akan didapatkan
yaitu pada banjir-banjir besar dimana dinding lembah tererosi dan mengangkut material kasar
dan kemudian membentuk sungai-sungai cabang yang parallel dan saling berhubungan yang
disebut tioe berjalin (braided river).
5. Tipe Sungai
Dari sudut topgrafi susunan sungai induk dan cabang-cabangnya dapat dibedakan dalam 3
tipe :
▪ Tipe Bulu Ayam
Susunan sungai induk dengan anak-anak sungai semacam bulu ayam yang terdiri dari
batang, cabang dan ranting.
▪ Tipe Sejajar
Cabang-cabang besar menngalir parallel (sejajar) kemudian setelah mendekati muara
mereka bertemu dan berkumpul menjadi sungai induk.
▪ Tipe Kipas
Anak-anak yang mengalir dari segala penjuru menuju ke titik pusat dan mengalir ke laut.
Secara umum dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :
- Pada kondisi tanah yang lapisannya rembes air (permeable), angka kerapatannya kecil.
- Pada kondisi tanah yang lapisannya kedap air (impermeable), angka kerapatannya besar.
A. Kondisi Topografi
Berdasarkan kondisi topografi transisi antara daerah pegunungan dan daerah dataran
berbeda-bada, ada yang perubahan dari pegunungan ke dataran kelandaiannya beraturan, ada
yang tidak beraturan bahkan ada yang sekoyong-koyong (abrupt) berubah, sehingga terjadi air
terjun. Hal ini sangat tergantung daripada kondisi geologi maupun kondisi geomorfologi, antara
lain alur sungai melalui patahan (fault).
Dalam keadaan transisi yang tiba-tiba dari pegunungan ke daratan, maka kemampuan
transportasi dari pengaliran sungai juga akan berkurang sekali. Kalau daratan itu luas, maka
sungai akan membentuk cabang-cabang sungai atau delta sungai di dekat muara. Di sini endapan
alluvium akan tersebar luas dimulai dari kaki pegunungan dan berbentuk kipas.
Jenis-jenis endapan dimulai dari batu bongkahan (boulder) yang diendapkan terlebih
dahulu di kaki pegunungan atau puncak kipas (apex) berturut-turut batuan yang ukuran lebih
kecil, kemudian krakal-krikil-pasir dan terakhir lumpur (silt) dan tanah liat (clay). Lumpur dan
tanah liat diendapkan pada bagian alas (base) dari kipas tersebut. Kipas alluvial luasnya
bervariasi kadang-kadang radiusnya mencapai lebih daripada 50 km. Sudut celupan (dip) pada
permukaan kipas alluvial jarang melebihi 10°, pada umumnya 5° atau 6°. Pada umumnya kipas
alluvial ditemukan pada daerah pegunungan yang reliefnya tajam-tajam dan pembentukan
sungai-sungai menonjol.Kipas alluvial jga dapat terbentuk di daerah yang kondisi iklimnya
lembab. Alluvial terbentuk karena tumpukan endapan dari hasil pelapukan tanah dari sebelah
hulu.
Kelompok-kelompok endapan yang terkumpul di dataran atau di dearah kipas dapat
dibedakan sebagai alluvial sebagai berikut.
- Alluvial berupa lembaran karena banjir
- Alluvial berupa lembaran karena pengaliran normal
- Alluvial berupa hasil dari hujan local
Alluvial yang terbentuk dari banjir-banjir karena dibawa oleh pengaliran dari pegunungan
melalui lembah-lembah (jumlah butiran kasar banyak tetapi sesaat).Alluvial yang terbentuk
karena pengaliran normal komposisi butiran dapat dikatakan seragam, tetapi karena periodenya
lama, maka tumpukan cukup tebal.
Adapun distribusi ukuran butiran (the grain size distribution) dari endapan sangat
bervariasi dan dalam hal ini sebagai fungsi dari :
a. Komposisi ukuran butiran dari hasil pelapukan batuan asli.
b. Tipe pengangkutan endapan dan jenis butiran endapan, yaitu besarnya debit pengaliran dan
ukuran butiran (grain size) yang diangkut.
c. Jarak material yang diangkut. Material yang diangkut dengan jarak yang dekat dengan
sendirinya butirannya besar-besar dan sedikit terurai menjadi butiran yang lebih kecil.
Struktur Makro
Struktur makro dari tanah dapat dibedakan oleh :
a. Susunan sederhana, berhubungan (coherent) atau tidak berhubungan (non coherent), dimana
bidang-bidang belahannya (cleaved plane) tidak tersusun.
G. Kelembaban Tanah
1. Air yang dapat dipindahkan dari tanah
Sejumlah air yang dapat dipindahkan dapat melalui gravitasi atau oleh tenaga kapilaritas atau oleh
kedua-duanya.Struktur tanah berarti kondisi susunan butir tanah yang menghasilkan suatu
bentuk ikatn tertentu secara alamiah. Tanah yang berbutir kasar didapatkan ruang pori yang
tidak terputus atau kontinyu yang menyababkan mudah meloloskan air. Tanah yang berbutir
halus, air di dalam pori tidak dapat dengan segera meloloskan air apabila tanah di atas tidak
mendapatkan beban. Keluarnya air dari pori-pori tanah menyababkan butir-butir semakin
merapat karena terjadi penurunan tanah.
2. Air yang dapat ditahan oleh tanah
Suatu lapisan dikatakan lolos air apabila karena gravitasi air dapat dipindahakan atau tanah
tersebut mempunyai sifat mengalirkan air cukup baik.
Suatu lapisan tanah disebut semi pervious apabila sifat-sifat meloloskan air kurang baik.Aliran air
dalam lapisan ini hanya bergerak secara vertical.
Sutu lapisan tanah disebut impervious apabila kemampuan meloloskan air sangat kecil dan hanya
sedikit sekali air yang dapat melaluinya baik secara vertical maupun horizontal.
Lapisan tanh yang kedap air jarang dijumpai di permukaan tanah tetapi banyak didapat pada
lapisan yang lebih dalam akibat proses pemadatan, sedimentasi dan proses konsolidasi.
Masalah aliran air tanah dari sistem aquifer dikenal :
- Air tanah yang tidak terkurung atau tidak tertekan (Unconfined groundwater)
- Aiar tanah yang agak terkurung (Semi confined groundwater)
- Air tanah yang terkurung (Confined groundwater)
Air tanah yang dapat dipindahkan dapat juga disebut air bebas.
Dalam istilah teknik sipil klasifikasi tanah dibedakan dalam batuan massif (rock), batu
glondongan (boulder atau cobble stone), kerikil (gravel), pasir (sand) dan lempung (clay).