Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

RONDE KEPERAWATAN
DI RUANG PERAWATAN I BEDAH RSUD OTANAHA

OLEH :
KELOMPOK I

1. Anshor Ahmad, S.Kep


2. Cindra Umar Hasan, S.Kep
3. Deisy Cintiya Ismail, S.Kep
4. Delfiyana,S.Kep
5. Edi Darmawan, S.Kep
6. Lisdawati Mandrong, S.Kep
7. Miftahul Janna Atuna, S.Kep
8. Muhlis Tahir, S. Kep
9. Nurhikma F. Sulasni, S. Kep
10. Serla Nusi , S.Kep
11. Siti Nursela Pulogo, S. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah Azza wa jalla, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan konsep kegiatan "Ronde
Keperawatan" dalam proposal ini. Kami bermaksud untuk mengadakan kegiatan "
Ronde Keperawatan " sebagai pemecahan masalah klien dengan diagnose CA
Mamae.
Karena itu kami berharap agar kegiatan ini dapat menjadi suatu hal bermanfaat
bagi mahasiswa. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, kami sangat berharap partisipasi
dan dukungan dari seluruh pihak yang terkait.
Semoga kegiatan ini dapat terlaksana dengan lancar dan berdampak positif.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan terimakasih kepada
pembimbing Akademik dan pembimbiing Klinik yang selalu membimbing dalam
proses manajemen keperawatan. Mohon maaf bila terdapat kesalahan penulisan.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, 2020

Hormat kami

DAFTAR ISI
BAB I Latar Belakang
1.1 Latar
Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum................................................................................2
1.2.2 Tujuan khusus................................................................................2
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi klien.......................................................................................3
1.3.2 Bagi Perawat..................................................................................3
1.3.3 Bagi Rumah
Sakit...............................................................................................3
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Dasar CA Mamae .......................................................................4
2.2 Kosep Dasar Ronde Keperawatan............................................................8
BAB III Kegiatan
3.1 Pelaksanaan Kegiatan...............................................................................14
3.2 Tujuan Ronde Keperawatan......................................................................14
3.3 Pengorganisasian.......................................................................................14
3.4 Materi........................................................................................................14
3.5 Metode.....................................................................................................14
3.6 Media........................................................................................................15
3.7 Mekanisme kegiatan..................................................................................15
BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan................................................................................................20
4.2 Saran..........................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak
terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat menyerang
jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan besar dari jaringan
yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak semua
tumor merupakan kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam
nyawa. Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar ke seluruh
tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor ganas. Teorinya,
setiap jenis jaringan pada payudara dapat membentuk kanker, biasanya timbul
pada saluran atau kelenjar susu (www.pitapink.com, situs resmi Yayasan Kanker
Payudara Jakarta).
Ronde keperawatan merupakan suatu metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada klien dan kebutuhan
klien akan perawatan yang dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor,
kepala ruangan, perawat associate, supervisor dan seluruh tim keperawatan
dengan melibatkan klien secara langsung sebagai fokus kegiatan (Nursalam,
2002). Kegiatan ini mempunyai karakteristik yaitu : Klien dilibatkan langsung,
klien merupakan fokus kegiatan, PP/ PA dan konselor melakukan diskusi.
Konselor memfasilitasi kreatifitas dan membantu mengembangkan kemampuan
PP dan PA dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah keperawatan.
Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah sebagai berikut: Klien dengan
penyakit kronis, penyakit langka atau baru, klien dengan penyakit komplikasi,
klien dengan penyakit akut dan klien dengan permasalahan keperawatan yang
belum terselesaikan.
Pelaksanaan ronde keperawatan pada tanggal 02 January 2021 hari sabtu,
tepat pukul 10.00 dilaksanakan di ruangan Perawatan I Bedah yang dihadiri oleh
Pembimbing akademik, Pembimbing klinik, koordinator keperawatan dan
supervisi dengan pembahasan klien Ny. H. h karena memiliki keluhan nyeri pada
payudara dan telah melakukan operasi sehingga di buatlah ronde keperawatan
untuk dipecahkan masalah tersebut dengan melibatkan profesi dokter dan ahli gizi
untuk diminta usulan dalam pemecahan masalah.
Ronde keperawatan merupakan media bagi perawat untuk membahas lebih
dalam masalah dan kebutuhan pasien serta sebagai proses belajar bagi perawat
dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu
transfer pengetahuan dan mengaplikasikan konsep teori ke dalam praktik
keperawatan. Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai
hal tersebut adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan
merupakan sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate
untuk membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan
klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu
tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan. Pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan ini
dapat meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan di Ruang
Perawatan I Bedah RSUD. Otanaha.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang dialami
klien dapat diatasi.
1.2.2 Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu :
1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam pemecahan
masalah keperawatan klien
2) Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan
klien
3) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
5) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
7) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
8) Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Klien :
a. Membantu menyelesaikan masalah klien sehingga
mempercepat masa penyembuhan.
b. Mengurangi masa rawat inap
c. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada
pasien.
d. Memenuhi kebutuhan pasien.
1.3.2 Bagi Perawat :
a. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
perawat.
b. Menjalin kerjasama tim antar multidisiplin.
c. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
1.3.3 Bagi Rumah Sakit :
a. Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit
b. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan
c. Meningkatkan loyalitas konsumen terhadap rumah sakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar CA Mamae


2.1.1 Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada
payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini
menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak
dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada
bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel
kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
(Erik T, 2005, hal: 39-40). Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh
dan berkembang dengan tidak terkendali, inilah yang disebut kanker
payudara. Sel-sel tersebut dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar
ke seluruh tubuh. Kumpulan besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini
disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak semua tumor merupakan
kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa.
Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar ke seluruh
tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor ganas.
Teorinya, setiap jenis jaringan pada payudara dapat membentuk kanker,
biasanya timbul pada saluran atau kelenjar susu (www.pitapink.com, situs
resmi Yayasan Kanker Payudara Jakarta).
2.1.2 Etiologi
Belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para
peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut
tentang faktor-faktor resiko akan membantu dalam mengembangkan
strategi yang efektif untuk mencegah kanker payudara. Faktor-faktor
resiko mencakup:
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker
payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja
membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang
diantaranya berubah ke arah sel ganas.
2. Riwayat kanker payudara
Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ
berpasangan
3. Anak perempuan dari ibu dengan kanker payudara (herediter)
4. Menarke dini
Resiko Ca payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi
sebelum usia 12 tahun.
5. Nulipara dan usia maternal
Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang melahirkan setelah usia
30 tahun lebih berisiko mengalami kanker payudara.
6. Menopause pada usia lanjut (setelah usia 50 tahun).
7. Riwayat penyakit payudara jinak
8. Kontrasepsi oral
9. Mengkonsumsi alkohol setiap hari
10. Hormon
Diduga tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat menyebabkan
carcinoma mammae. Oleh sebab itu carcinoma mammae lebih banyak
perempuan dibandingkan dengan laki-laki
11. Pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium
12. Pernah mengalami radiasi didaerah dada.
13. Pernah mengalami operasi pada payudara kelainan jinak atau tumor ganas
mammae
14. Disebabkan oleh tumor yang terjadi karena trauma yang berulang-ulang
iritasi yang berjalan kronis oleh karena rangsangan oleh bahan-bahan
kimiawi, zat pewarna, sinar radioaktif
15. Obesitas pasca maunopause
2.1.3 Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-
ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak
mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna
terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak
terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi
dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ
yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel
di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi
bourgeois lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam
terjadinya kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun
samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini
tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut,
tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat
karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. Fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-
cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-
paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di
payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke-3 dan ke-4 berlangsung antara beberpa minggu
sampai beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke
tempat-tempat lain bertambah.
2.1.4 Manifestasi klinis
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payudara, rasa
sakit, keluar cairan dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau
deviasi putting susu,   nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah, dari
putting. Kulit Peau d’ orange, kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol
sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya
merupakan tanda lanjut dari penyakit. Tanda dan gejala metastasis yang
luas meliputi pembesaran kelenjar getah bening, nyeri pada daerah bahu,
pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis, batuk menetap, anoreksi
atau berat badan yang turun, gangguan pencernaan, pusing,  penglihatan
yang kabur dan sakit kepala.
Ca payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara
tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar
jaringan payudara terdapat. Ca payudara umumnya terjadi pda payudara
sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan
batas yang tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan
nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan
dengan penyakit payudara jinak. Metastasis ke kulit dapat
dimanifestasikan adanya Ca payudara pada tahap lanjut
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfederma. Hal ini
terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi
umum tidak berfungsi dengan adekuat. Jika nodus eksilaris dan sistem
limfe diangkat, maka sistem kolateral dan aksilaris harus mengambil alih
fungsi mereka. Apabila mereka diinstruksikan dengan cermat dan
didorong untuk meninggikan, memasase dan melatih lengan yang sakit
selama 3-4 bulan. Dengan melakukan hal ini akan membantu mencegah
perubahan bentuk tubuh dan mencegah kemungkinan terbukanya
pembengkakan yang menyulitkan.
2.1.6 Jenis kanker payudara
a. Karsinoma insitu
Karsinoma insitu artinya adalah kanker yang masih berada pada
tempatnya, merupakan kanker dini yang  belum menyebar atau
menyusup keluar dari tempat asalnya.
b. Karsinoma ductal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang
menuju puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan
karsinoma duktal.
c. Karsinoma lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya
terjadi setelah menopause.
d. Karsinoma invasive
Karsinoma invasive adalah kanker yang telah menyebar dan
merusak jaringan lainnya, biasanya terinkalisir (terbatas pada
payudara) maupun melastatik (menyebar kebagian tubuh lainnya).
e. Karsinoma meduler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
2.1.7 Stadium kanker payudara
Pentahapan Kanker Payudara dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Tahap 0: Kanker insitu dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya
didalam payudara yang normal
b. Tahap I: Terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai
nodus limfe dan tidak terdeteksi adanya metastasis.
c. Tahap II: Terdiri tas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang
dari 5 cm dan tidak terdeteksi adanya metastasis.
d. Tahap III: Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau tumor
dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding dengan
nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular dan tanpa bukti
adanya metastasis.
e. Tahap IV: Teridri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus
limfe normal atau kankerosa dan adanya metastasis jauh.
2.2 Konsep Dasar Ronde Keperawatan
2.2.1 Pengertian
Ronde keperawatan merupakan suatu metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada klien dan
kebutuhan klien akan perawatan yang dilakukan oleh perawat primer dan atau
konselor, kepala ruangan, perawat associate, supervisor dan seluruh tim
keperawatan dengan melibatkan klien secara langsung sebagai fokus kegiatan
(Nursalam, 2002).
2.2.2 Karakteristik Ronde
a. Pasien dilibatkan secara langsung
b. Pasien merupakan fokus kegiatan.
c. PA, PP dan konselor melakukan diskusi
d. Konselor memfasilitasi kreativitas
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
2.2.3 Tujuan Ronde Keperawatan
a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah klien yang belum teratasi melalui pendekatan
berfikir kritis
b. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu:
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis
b. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
c. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
e. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
f. Meningkatkan kemampuan justifikasi
g. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
2.2.4 Manfaat Ronde Keperawatan
a. Masalah pasien dapat teratasi
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
d. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
e. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar
2.2.5 Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk ronde keperawatan adalah pasien yang
mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Mempunyai
masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan
b. Pasien dengan
kasus baru atau langka
2.2.6 Tim Pelaksana Ronde Keperawatan
a. Kepala Ruangan
b. Perawat Primer 1 dan 2
c. Perawat Associate 1 dan 2
d. Perawat Konselor
2.2.7 Peran Masing-masing Anggota
Peran Perawat Primer dan Perawat Associate
a. Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
d. Menjelasakan hasil yang didapat
e. Menentukan tindakan selanjutnya
f. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil.
g. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji
Peran Perawat Konselor :
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan
serta rasional tindakan.
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari.
2.2.8 Metode
a. Diskusi
b. Bed Side Teaching
2.2.9 Alat Bantu
a. Sarana diskusi: alat tulis, handout (materi ronde keperawatan), laptop
b. Status / dokumentasi keperawatan pasien

2.2.10 Alur Ronde Keperawatan


Gambar 2.1 : Alur pelaksanaan ronde keperawatan (Nursalam, 2007)

TAHAP PRA PP
RONDE

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien :
 Informed Concent
 Hasil Pengkajian/
Validasi data

 Apa diagnosis keperawatan?


TAHAP  Data apa yang mendukung?
PELAKSANAAN Penyajian  Bagaimana intervensi yang
DI NURSE Masalah sudah dilakukan?
STATION  Apa hambatan yang ditemukan?

TAHAP RONDE
DI BED PASIEN Validasi data

TAHAP Diskusi PP-PP,


PELAKSANAAN Konselor,KARU, dokter,
DI NURSE
STATION Lanjutan diskusi
di Nurse Station

Simpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
TAHAP PASCA
Keterangan
RONDE :
1. Pra ronde
a. Menentukan kasus dan topik
b. Menetukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literatur
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian
f. Diskusi: apa diagnosis keperawatan, apa data yang mendukung,
bagaimana intervensi yang sudah dilakukan, dan apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan
dan atau serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala
ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan
3. Pasca ronde
a. Evaluasi pelaksanaan ronde
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis dan
intervensi keperawatan selanjunya
c. Revisi dan perbaikan
2.2.11 Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Persyaratan administrative (alat, informed consent dll)
b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. Seluruh anggota tim ronde keperawatan mengikuti kegiatan dari
awal hingga akhir
b. Seluruh anggota tim ronde keperawatan berperan aktif dalam
kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan
3. Hasil
a. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan
b. Masalah klien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
BAB III
KEGIATAN
3.1 Pelaksanaan Kegiatan
Topik :Perawatan klien dengan CA Mamae
Sasaran :Klien Ny. H. h
Waktu :09.00 WIB
Hari/tanggal :Sabtu, 02 Januari 2020
3.2 Tujuan Ronde Keperawatan
3.2.1 Tujuan Umum :
Menyelesaikan masalah-masalah klien yang belum teratasi.
3.2.2 Tujuan Khusus :
1) Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.
2) Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer lain dan
tim kesehatan yang lain
3) Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien
4) Merumuskan intrevensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien
3.3 Pengorganisasian
Kepala ruangan : Lisdawati Mandrong S.Kep
Perawat Primer 1 : Anshor Ahmad, S.Kep
Perawat Primer 2 : Nurhikma Fatmala Sulasni, S.Kep
Perawat Associate 1 : Miftahul Jannah M Atuna, S.Kep
Edi Darmawan S. Kep
Siti Nursela Pulogu S. Kep
Deisy Cintiya Ismail S. Kep
Perawat Associate 2 : Delfiyana, S.Kep
Serla Nusi S. Kep
Cindra Umar Hasan S. Kep
Muhlis Tahir S. Kep
3.4 Materi
1. Teori asuhan keperawatan klien dengan CA Mamae
2. Masalah-masalah Keperawatan yang muncul pada klien dengan CA Mamae
3.5 Metode
1. Diskusi
2. Bed side teaching
3.6 Media
1. Laptop
2. Status pasien
3. Materi yang disampaikan secara lisan
3.7 Mekanisme Kegiatan

TAHA TEMPA
KEGIATAN PELAKSANA WAKTU
P T
Pra Pra Ronde
Ronde 1) Menetapkan kasus dan topik Ruang PP 1 Sehari
sehari sebelum pelaksanaan Bedah H sebelum
ronde. pelaksana
2) Menentukan tim ronde. an ronde
3) Menentukan literatur.
4) Membuat proposal
5) Mempersiapkan klien
6) Informed consent kepada
keluarga
7) Diskusi pelaksanaan

Ronde Pembukaan dan Penyajian Data


1) Salam pembukaan
2) Memperkenalkan klien dan Nurse Kepala 15 menit
tim ronde dan menjelaskan Station Ruangan
tujuan kegiatan ronde serta Nurse
mempersilahkan PP Station
menyampaikan kasusnya
3) Menjelaskan riwayat penyakit
4) Menjelaskan masalah klien Nurse PP1
dan tindakan yang telah Station PP1
dilaksanakan Nurse
5) Menyampaikan evaluasi Station
6) Menyampaikan dasar PP1
pertimbangan dilakukan ronde Nurse
Station PPI

15 menit
Validasi Data
1) Memberi salam dan Bed Karu
memperkenalkan tim ronde Klien
kepada klien dan keluarga.
2) Memvalidasi data yang Bed Konselor,
telah disampaikan Klien Karu, PP,
PA, Gizi,
3) Memberikan respons dan Bed Dokter
menjawab pertanyaan Klien Keluarga
klien
4) Karu membuka dan Nurse Karu
memimpin diskusi. Station
5) Diskusi antar anggota tim dan Nurse Konselor,
klien tentang masalah Station Karu, PP,
keperawatan tersebut PA, Gizi,
Dokter
6) Pemberian justifikasi oleh Nurse Konselor,
perawat primer atau konselor Station Karu, PP2
atau kepala ruangan tentang
masalah klien serta rencana
Pasca tindakan yang akan dilakukan.
Ronde 15 menit
Pasca Ronde
1) Menyimpulkan Nurse Karu
hasil diskusi dan Station
merekomendasikan solusi yang
dilakukan dalam mengatasi
masalah. Nurse Karu
2) Reward dan Salam Station
penutup
3.8 Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pelaksaan ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Bedah
RSUD. Otanaha
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
c. Menyusun proposal
d. Menetapkan kasus
e. Perawat yang bertugas dalam pelaksanaan ronde
2. Evaluasi Proses
a. Kelancaran kegiatan
b. Peran serta perawat yang bertugas
c. Pelaksanaan ronde keperawatan sesuai dengan rencana dan alur
yang telah ditentukan
3. Evaluasi Hasil
a. Klien puas dengan hasil pelaksanaan ronde keperawatan
b. Masalah klien dapat teratasi
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Ronde keperawatan yang dilaksanakan pada hari Sabtu,
02 Januari 2021 terhadap klien Ny. H. h dengan CA Mamae mempunyai
keluhan nyeri. Pada pelaksanaan telah disampaikan intervensi yang harus
dilakukan untuk menyelesaikan masalah diantaranya memberikan terapi obat
yang sudah di instruksi oleh dokter untuk pasien Ny. H. h .
4.2 Saran
1. Memfokuskan pembahasan laporan pasien pada CA Mamae
2. Lebih memperdalam pemeriksaan fisik pada pasien
3. Memasukan edukasi

Anda mungkin juga menyukai