Anda di halaman 1dari 15

USULAN PERENCANAA JUMLAH KETENAGAKERJAAN

DIRUANG ICU RSUD KOTA GORONTALO

DISUSUB OLEH :
KELOMPOK I
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2021
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
Alamat : Jl. Prof. DR. H. Mansoer Pateda Desa Pentadio Timur, Kab. Gorontalo
Website : http://www.umgo.ac.id/Email : Info@umgo.ac.id Tlp/Fax (0435)881135.881136
Lamp. :
Perihal : Usulan Draft Perencanaan Jumlah Ketenagakerjaan Ruang ICU RSUD
OTANAHA

Kepada Yth
Direktur RSUD Otanaha
Di –
Tempat

Assalamu Alaikum Warahmatullahi. Wabarakatuh.


Teriring salam dan doa semoga Allah subahannahuwataalla selalu melimpahkan
Rahmat-Nya dan meridhoi aktivitas keseharian kita. Amin.
Sesuai dengan hasil pengkajian dan observasi Mahasiswa Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Gorontalo tanggal 04 s/d 09 Oktober 2021 di Ruang ICU RSUD Otanaha
tentang Jumlah Ketenagakerjaan yang tersedia di ruang ICU masih kurang / tidak sesuai dengan
standar DEPKES tahun 2004. Oleh karena itu kami mengajukan pengusulan perencanaan jumlah
ketenagakerjaan di ruang ICU RSUD Otanaha.
Demikian usulan ini kami sampaikan, atas bantuan dan kerjasamanya selama ini kami
ucapkan terima kasih.
Billahi fissabilil haq Fastabikul khairat , Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Gorontalo, 19 Oktober 2021


Mengetahui
Ketua kelompok

Rustam Dahiba, S.Kep


NIM : C031200052
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam sistem kesehatan
suatu negara untuk meningkatkan kesehatan hidup masyarakat. Ketenagaan membutuhkan
masa persiapan yang terpanjang dibandingkan dengan sumber daya yang lain dan tergantung
yang menyalurkan mobilisasi atau usaha-usaha untuk pemerataan pelayanan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah telah merencanakan kebutuhan tenaga


dengan menyusun modul dasar susunan personalia (DSP) yang memuat tentang metode
perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi beban kerja. Metode ini memuat bahwa tiap-tiap
pegawai dapat dihitung beban kerjanya berdasarkan tugas dan fungsinya.

Efektifitas dan efisiensi ketenagakerjaan merupakan salah satu indikator keberhasilan


rumah sakit bila didukung oleh ketersediaan jumlah sumberdaya manusia yang cukup dengan
kualitas yang tinggi professional sesuai dengan fungsi dan tugas setiap pegawai. Pelayanan
keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dirumah sakit, begitu
pentingnya pelayanan dirumah sakit, bahkan Huber tahun (Dalam Nurdjanah, 1999)
melaporkan bahwa 70% tenaga kesehatan dirumah sakit adalah perawat. Sedang Gillies
(1994) memperkirakan bahwa sekitar 75% tenaga keperawatan dirumah sakit adalah perawat,
dan 60-70% dari total anggaran digunakan untuk menggaji perawat. Kualitas asuhan
keperawatan dapat dapat mencapai hasil ayng optimal apabila beban kerja dan sumber daya
perawat yang ada memiliki proporsi yang seimbang. Berdasarkan penelitian WHO (1997),
beberapa Negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia ditemukan fakta bahwa perawat yang
bekerja dirumah sakit menjalani peningkatan beban kerja dan masih mengalami kekurangan
perawat. Hal ini disebabkan karena peran perawat belum didefinisikan dengan baik, dan
perawat yang lain masih banyak yang tidak mementingkan absensi. Perawat merupakan
kelompok terbesar di rumah sakit sehingga baik buruknya pelayanan rumah sakit adalah
merupakan citra dari kelompok perawat sebagai jasa pemberian pelayanan keperawatan.

Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan juga sangat ditunjang oleh p
emberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat memadai. Oleh karena itu,
perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan sistematis dalam memenuhi
kebutuhan tenaga keperawatan. Perencanaan yang baik mempertimbangkan klasifikasi klien
berdasarkan tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan
kategori tenaga keperawatan serta perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu
diperlukan kontribusi dari manager keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan
kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit rumah sakit.

1.2. Tujuan

Tujuan dari perencanaan ini sebagai pemenuhan standar jumlah kebutuhan tenaga
keperawatan di ruang ICU.

1.3. Sasaran

Sasaran dari penyusunan pedoman ini adalah pihak manajemen rumah sakit, para
pengembang rumah sakit, yang akan merencanakan tenaga keperawatan, sehingga jumlah
tenaga keperawatan sesuai standar.
BAB II
ANALISA KASUS

A. Hakekat Ketenagakerjaan
Hakekat ketenagakerjaan pada intinya adalah pengaturan, mobilisasi pasein,
proses motivasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan
melaui keryanya. Hal ini berguna untuk tercpainya tujuan individu, organisasi, ataupun
komuniats di mana ia berkarya.
Keputusan yang diambil tentang ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh falsafah
yang di anut oleh pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga kerja. Misalnya
pandangan tentang motivasi kerja dan konsep tentang tenaga keperawatan. Dari
pandangan tersebut akan terbentuk pola ketenagakerjaan yang disesuaikan dengan
gambaran pimpinan.
B. Prinsip-Prinsip Dalam Ketenagakerjaan
1. Pembagian Kerja
Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap
orang memiliki tugas tertentu. Untuk ini kepala bidang keperawatan perlu mengetahui
tentang.
a) Pendidikan dan pengalaman setiap staf
b) Peran dan fungsi perawat yang diterapkan di RS tersebut
c) Mengetahui ruang lingkup tugas kepala bidang keperawatan dan kedudukan
dalam organisasi
d) Mengetahui batas wewenang dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya
e) Mengetahui hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga
non keperawatan
f) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelompokan dan pembagian kerja
g) Jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan
kemampuannya
h) Tiap/bangsal bagian yang memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis
i) Tiap staf memiliki tugas perincian tugas yang jelas
j) Variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis erat hubungannya
k) Mencegah terjadinya pengkotakkan antar/kegiatan
l) Penggolongan tugas berdasarkan kepentingan mendesak, kesulitan dan waktu.
Disampaikan itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia harus melapor, minta
bantuan atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta dari siapa dia
menerima tugas.
2. Pendelagsian tugas
Pendelegasian tugas adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada
staf untuk bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang
pemimpin dapat mencapai tujuan dan sarana kelompok melalui usaha orang lain, hal
mana merupakan inti manajemen. Selain itu dengan pendelegasian, seorang
pemimpin mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal lain yang lebih
penting seperti perencanaa dan evaluasi. Pendelegasian juga merupakan alat
pengembangan dan latihan manajemen yang bermanfaat. Staf yang memiliki minat
terhadap tantangan yang lebih besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan
kesempatan untuk memegang tugas atau tantangan yang penting. Sebaliknya
kurangnya pendelegasian akan menghambat inisiatif staf.
3. Koordinasi
Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar
tenaga yang ada di bangsal. Keselarasan ini terjalin antar perawat dengan anggota tim
kesehatan lain maupun dengan tenaga dari bagian lain.
4. Manajemen waktu
Dalam mengorganisir sumber daya, serinng kepala bidang keperawatan
mengalami kesulitan dalam mengatur dan mengendalikan waktu. Banyak waktu
pengelola dihabiskan untuk orang lain. Oleh karena itu perlu pengontrolan waktu
sehingga dapat digunakan lebih efektif.
C. Dasar Permasalahan

1. Jumlah Tenaga di Ruang Perawatan Icu Rsud Otanaha

Diagram 2.1 Distribusi Berdasarkan Ketenagaan Tingkat Pekerjaan Di Ruangan


ICU RSUD Otanaha Tahun 2021

Berdasarkan tabel 2.1 diatas, ketenagaan diruangan ICU adalah tenaga PNS
sebanyak 2 orang dengan presentasi 14% dan honorer sebanyak 12 orang dengan
presentasi 86%.

2. Karakterstik Ketenagaan Berdasarkan

Diagram 2.2 Distribusi Berdasarkan Ketenagaan Pekerja Di Ruangan ICU RSUD


Otanaha Tahun 2021
Berdasarkan diagram diatas tenaga kerja di ruang ICU terdapat 16 orang yang terdiri
dari Kepala Ruangan sebanyak 1 orang dengan presentasi 6%, Katim sebanyak 2 orang
dengan presentasi 13%, Perawat Pelaksana 11 orang dengan presentasi 69%, administrasi 1
orang dengan presentasi 6%, cleaning service 1 orang dengan presentasi 6%.
3. Karakterisik ketenagaan Perawat berdasarkan tingkat pendidikan di ruangan ICU RSUD
Otanaha

Diagram 2.3 Distribusi ketenagaan Perawat berdasarkan tingkat pendidikan di


ruangan ICU RSUD Otanaha Tahun 2021

Berdasarkan diagram diatas perawat yang berpendidikan Ners berjumlah 7 orang


dengan presentasi sebanyak 50%, yang berpendidikan D3 berjumlah 6 orang dengan
presentasi sebanyak 43%, dan yang berpendidikan D4 berjumlah 1 orang dengan presentasi
7%.

Menurut Abdelah dan levine (1965) yaitu tenaga perawat profesional 55% dan
perawat vokasional 45%.
4. Karakteristik ketenagaan berdasarkan Masa Kerja

Diagram 2.4 Distribusi Tenaga Perawat Berdasarkan Masa Kerja Di Ruangan ICU
RSUD Otanaha Tahun 2021
Berdasarkan diagram diatas menurut lama kerja dimana perawat yang berkerja
kurang dari 5 tahun sebanyak 11 orang dengan presentasi 79% dan yang bekerja di atas 5
tahun sebanyak 3 orang dengan presentasi 21%.
5. Karakteristik ketenagaan berdasarkan pelatihan yang diperoleh

Diagram 2.5 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Pelatihan Yang Diikuti Di


Ruangan ICURSUD Otanaha 2021
Berdasarkan diagram di atas menurut tingkat mengikuti pelatihan dimana sebagian
besar perawat pelaksana, katim, termasuk karu sudah mengikuti pelatihan BTCLS
berjumlah 12 orang dengan presentasi 88% untuk yang sudah ikut, BHD 6 orang dengan
presentasi 43%, ICU Dasar 3 orang dengan presetasi 21%, dan Triage & Code Blue 1 orang
dengan presetasi 7%.
1) Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatandi Ruang ICU
Analisa perkebutuhan tenaga keperawatan diruang ICU berdasarkan rumusan adalah
sbb:
1. Rumus Douglas

Tabel 2.5 Perhitungan ketenagaan menurut Douglas


Kualifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga
Jumlah Pasien
Pasien Pagi Sore Malam
Total Care 7 7x0,36 = 3 7x0,30=2 7x0,20=1
Sumber:Data primer2021
Total tenaga perawat
Pagi :3
Sore :2
Malam :1 +
6
Jumlah tenaga lepas dinas perhari adalah :

Jumlah libur setahun x total ppenjumlahan : 86 x 6 = 516


Jumlah hari dalam setahun (hari kerja) 279 279

= 1,84 (dibulatkan menjadi 2 orang)

Ket :
Angka 86 (berasal dari hari minggu, sebanyak 52 hari + cuti tahunan 12 hari + hari
besar 12 hari + cuti, izin, sakit 10 hari)
279 adalah jumlah hari dalam setahun (hari kerja efektif berasal dari 365-86)

2. Menurut Gillies
Ruang ICU Rumah sakit otanaha berkapasitas 7 tempat tidur, jumlah pasien yang
dirawat 7 per hari. kriteria pasien yang dirawat adalah total care 7. Pendidikan
perawat yaitu S1 Ners dan D3 keperawatan. hari kerja efektif 6 hari perminggu.
bersasarkan situasi tersebut maka dapatdihitung kebutuhan tenaga perawat
diruangan terebut adalah sebagai berikut.

a) Keperawatan langsung
Totalcaredibutuhkan 1–1 ½ X4 jam :4-6 jam
Jadi, keperawatan total care = 7 orang
= 7 x 4 =28 jam
b) Keperawatan tidak langsung
Menurut Wolfe dan Young (Gillies, 1989. H.245) = 60 menit/ klien/ hari.
Jadi, 7 orang pasien x 1 jam = 7 jam
c) Penyuluhan kesehatan
15 menit/ klien/hari
Jadi, 7 orang x 0,25 jam = 1,75 jam
Kesimpulan: Total jam secara keseluruhan yaitu 36,75 jam
(a) Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan klien/hari
36,75 :7 pasien = 5,25 jam = 5 jam
(b) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruanagan icu

Jumlah jam keperawatan rata-rata yang dibutuhkan klien/hari x jumlah pasien x 365 hari
( 365 Hari -86 hari ) x 7 jam

= 5 jam x 7 pasien x 365 = 12.775


279 x 7 jam 1.953

= 6,54 dibulatkan 7 orang


20% x 7 = 1,4 = 1 orang
Ket : 20% ( jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus
ditambah 20%) 7 (jumlah bed).
Jadi, jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 7+1 = 8 orang
a) Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan
Jumlah rata-rata pasien/hari x jumlah total perawatan klien/hari
Jumlah jam kerja efektif

= 7 orang x 5 jam = 35 = 5rang/Hari


7 jam 7

b) Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang di butuhkan pershift, yaitu dengan


ketentuan menurut caster (swanburg,1990)
c) Shift pagi 47% x 5 orang = 2,35 (2 orang)
d) Sift sore 36% x 5 orang = 1,8 (2 orang)
e) Shift malam 17% x orang + 0,85 ( 1 orang)
3. Menurut Depkes
Rumus Depkes 2013

= Jumlah jam perawatan pasien/Hari


Jumlah jam kerja efektif/Shift

= 5 jam
7 jam
= 0,71 jam = 1 orang

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan hari
libur/cuti/hari besar (Los day)

= jumlah hari libur dalam 1 tahun (78) x jumlah perawat


Jumlah hari kerja efektif

= 78 x 8 orang = 624 = 2,17


287 hari 287
= 2,17 dibulatkan 2 orang

membuat perincin pasien pulang, kebersihan ruangan diperkirakan 25% dari jam
keperawatan
= Jumlah tenaga keperawatan = loss day x 25 %
= ( 8 orang + 2 orang ) x 25% = 2,5 dibulatkan 3
Jumlah tenaga = tenaga tersedia + faktor koreksi + 10+2,5 +12,5 di bulatkan 13.
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan diruangan icu adalah 13 orang.
Jumlah perawat yang dibutuhkan dalam 1 hari yaitu : jumlah kebutuhan perawat + tenaga
lepas dinas + karu = 8 orang + 2 orang + 1 orang = 11 orang dalam 1 hari
BOR
Bor % = Jumlah hari perawatan periode tertentu x 100
Jumlah Total x Jumlah hari persatuan waktu
Bor ideal = 60-85 %
September 2021, total hari perawatan adalah 150 jam dan total bad 7 bed
Bor% = 150 x100
7x30
Bor% = 150 x 100
210
Bor 71,42 % (Ideal)
Toi (Bad turnover interval)
(Jumlah total x jumlah hari pada periode tertentu) Hari perawatan
Jumlah klien keluar hidup dan mati pada periode yang sama
Total Ideal 1-3 hari

= ( 7bed x 30 ) -150 perawatan RS


15
= 210 - 150 = 4 hari
15
BAB III
PENUTUP

Demikian permohonan usulan ini disusun sebagai bahan pertimbangan bagi semua pihak
yang terkait didalamnya. Agar jumlah ketenagakerjaan keperawatan ruang ICU RSUD Otanaha
Kota Gorontalo dapat terpenuhi sesuai standar yang ada

Gorontalo, Oktober 2021

Mahasiswa Profesi Ners Ang. XII


KELOMPOK 1

Anda mungkin juga menyukai