Anda di halaman 1dari 4

Hipertensi: Penyebab Hipertensi, Gejala Hipertensi, Pengobatan

dan Pencegahannya

Hipertensi, dikenal dengan istilah the silent killer atau pembunuh diam-diam karena
gejalanya sering tidak disadari dan setelah komplikasi baru disadari. Penyakit ini bisa menyerang
hampir setiap orang dalam berbagi kategori umur baik tua maupun muda.
Seseorang bisa dikategorikan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari
120/80 mmHg. Oleh karena itu, terutama bagi orang dewasa, sangat direkomendasikan untuk
melakukan pengukuran tekanan darah ke dokter melalui cek lab rutin setidaknya setiap 1 tahun
sekali, atau 6 bulan sekali jika punya riwayat penyakit dalam, dan jika punya hipertensi maka
bisa melakukan cek sendiri di rumah seminggu sekali.

Penyebab dari tekanan darah tinggi atau hipertensi sangat beragam. Beberapa dari
penyebab penyakit ini, bahkan sering terabaikan. Berikut ini, adalah kemungkinan penyebab
yang bisa menjadikan seseorang menderita  penyakit yang muncul karena tekanan darah pada
dinding arteri tak stabil ini.

 Kebiasaan Merokok sejak Usia Muda


Untuk Anda yang punya kebiasan merokok, patut waspada bahwa hipertensi bisa jadi
akan lebih mudah terjadi daripada yang bukan perokok. Asap rokok punya kemungkinan besar
meracuni darah, yang seharusnya menjadi sarana pembawa oksigen ke seluruh tubuh. Nikotin
pada rokok juga berperan besar untuk mempengaruhi pembuluh darah sehingga terjadi
pengerasan. Darah yang mengandung nikotin dapat mengganggu kinerja jantung saat memompa
darah, akibatnya jantung bekerja lebih keras.

 Genetika, faktor risiko yang tidak bisa dihindari namun bisa dikontrol
Riwayat hipertensi pada keluarga juga adalah salah satu sebabnya, tak heran jika anak-
anak dari keluarga dengan riwayat hipertensi punya potensi lebih besar untuk mengidap penyakit
yang sama.

 Obesitas, Overweight atau Kegemukan
Jagalah pola makan Anda, sebab ternyata kelebihan berat badan atau kegemukan adalah
salah satu sebab penyakit hipertensi. Kondisi Overweight pada seseorang berpengaruh pada
sistem renin-angiotensin-aldosteron, yang berfungsi mengontrol volume darah dalam tubuh.
Sistem ini akan rusak, saat terjadi obesitas pada seseorang, sehingga darah yang keluar akan
semakin tidak terkendali, dengan demikian maka hipertensi bisa terjadi.
 Konsumsi Garam Berlebihan
Garam yang dikonsumsi dalam waktu konstan dan jumlah tak terkontrol akan menumpuk
pada pembuluh darah. Akhirnya, dinding pembuluh darah mengalami penebalan, inilah yang
menjadikan saluran darah semakin sempit dan menyebabkan tekanan darah kian tinggi.
 Kebiasan Konsumsi Alkohol Berlebihan
Saat alkohol dikonsumsi, detak jantung seseorang bisa mengalami peningkatan.
Selanjutnya, bila konsumsi tetap dilanjutkan hingga 2-3 gelas pada satu waktu tentunya ada
hubungannya dengan detak jantung yang semakin tinggi. Obesitas juga mungkin muncul, akibat
kebiasaan konsumsi alkohol berlebih, dan diketahui ini juga adalah penyebab penyakit
hipertensi.

 Faktor Usia, Kontrol dengan Rutin Olah Raga


Lansia yang berusia diatas 60 tahun dideteksi sebagai kelompok umur terbanyak
pengidap hipertensi. Ini terjadi karaena semakin bertambah usia, maka organ tubuh, terutama
pembuluh darah dan jantung sering mengalami penurunan fungsi. Terlebih bila ditambah lagi
dengan gaya hidup di masa muda yang tidak sehat, peluang hipertensi juga akan semakin tinggi.

 Tingkat Stess Yang Tinggi, Kontrol dengan Banyak Rekreasi


Tekanan dari kebutuhan hidup serta pekerjaan, apalagi yang tak terselesaikan dan
menumpuk memberikan andil bagi tingginya kinerja jantung. Ujungnya jantung akan memompa
darah lebih cepat. Salah satu tAndanya, kepala bagian belakang sering pusing.

Dengan mengenali penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi, setidaknya risiko
munculnya penyakit ini dapat ditekan. Terutama dengan mengendalikan factor-faktor ekstrenal
seperti, mengurangi atau menghentikan kebiasaan mengkonsumsi alkohol, juga rokok,
menjalankan gaya hidup sehat, dengan pola makan lebih baik, serta berolahraga cukup.
Dampak ikutan dari penyakit hipertensi yang ditakutkan adalah terjadinya serangan
stroke. Sebab ditengai 50% kasus stroke terjadi disebabkan penyumbatan pembuluh darah yang
kebanyakan dipicu secara awal karena hipertensi.

Ukuran untuk menjalankan tekanan darah adalah merkuri per millimeter (mmHG),
dicatat dalam dua bilangan diastolik dan sistolik. Tekanan sistolik adalah tekanan saat jantung
berdetak memompa darah keluar. Sedangkan yang disebut dengan tekanan diastolik adalah
ukuran tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi atau fase relaksasi. Secara umum, tekanan
diastolic juga menunjukan kekuatan dari dinding arteri saat menahan laju dari aliran darah.

Sebagai contoh, bila saat dilakukan pengukuran maka dinyatakan tekanan darah Anda
adalah 130/90 mmHG, yang ini berarti 130 mmHg adalah tekanan sistolik Anda dan 90 mmHg
adalah tekanan diastolik Anda. Jika dalam beberapa pemeriksaan ternyata tekanan darah tetap
pada kisaran 140/90 mmHg maka seseorang tersebut akan dinyatakan mengidap hipertensi atau
darah tinggi. Saat inillah maka sebaiknya perlu untuk waspada.

Ini karena, dampak ikutan dari penyakit hipertensi yang ditakutkan adalah terjadinya
serangan stroke. Sebab ditengai 50% kasus stroke terjadi disebabkan penyumbatan pembuluh
darah yang kebanyakan dipicu secara awal karena hipertensi.
Penanganan Hipertensi, Cegah Jangan Sampai Terjadi Komplikasi

Mencegah Hipertensi

Darah tinggi bila sudah terjadi dan disebabkan faktor internal seperti genetik atau usia
maka tindakan yang paling tepat adalah dengan kontrol diri dan pengendalian yang baik.
Perubahan gaya hidup paling banyak disarankan oleh dokter. Hal yang demikian dilakukan
dengan harapan tidak sampai terjadi struk. Selain itu, upaya penanganan berikut ini juga bisa
untuk dicoba.

1. Membatasi Asupan Garam, Perbanyak Sayur


Sifat garam yang mampu mengikat air menjadikan potensi konsumsi makanan yang
terlalu asin atau yang diasinkan secara berlebihan tidak pas untuk pengidap hipertensi. Terlebih
untuk menghindari terjadinya stroke, konsumsi garam berlebihan malahan depat memicu yang
demikian. Oleh karena itu, sangat tepat bagi penderita hipertensi untuk membatasi asupan garam
agar tekanan darah tetap normal.

2. Perbanyak Olah Raga Kardio seperti Berjalan Secara Rutin, atau Olahraga Jalan Cepat
Berjalan kaki adalah kebiasan sehat, malahan berjalan dengan langkah yang cepat
terbukti menurunkan tekanan darah hingga 8/6mmHg. Selain itu, olahraga ringan dan mudah ini
mengefisiensi suplai oksigen ke jantung, dampaknya kinerja jantung jadi lebih stabil. Butuh 30
menit total dalam seminggu, dengan jarak dan kecepatan yang bervariasi agar tekanan darah
tetap normal.

3. Banyak Konsumsi Kentang karena Kaya Potassium untuk Kontrol Tekanan Darah
Beberapa bahan pangan, seperti kentang dipercaya untuk menurunkan tekanan darah. Hal
yang senada juga diamini peneliti Linda Van Horn, PhD, RD seorang profesor kedokteran
preventif di Northwestern University Feinberg School of Medical yang menyatakan,”buah dan
sayuran yang kaya potassium dengan jumlah 2000-4000 mg per hari, menjadi bagian penting
dari program penurunan tekanan darah apapun”. Sebagai bahan pangan, kentang tak hanya kaya
dengan karbohidrat, tetapi juga punya kandungan potassium yang tinggi.

4. Menambah Asupan Suplemen


Laporan dari 12 studi, menunjukan bahwa koenzim Q10m punya dampak yang maksimal
dalam penurunan tekanan darah sampai 17 mm/Hg. Didalam suplemen ini terkandung,
antioksidan, yang diperlukan dalam produksi energi yang secara umum bermanfaat untuk
melebarkan pembuluh darah. Karena sifatnya yang bersifat medical, maka perlu untuk konsultasi
dengan dokter tentang ukuran berapa milligram sebaiknya suplemen ini harus dikonsumsi untuk
setiap harinya.

5. Dark Chocolate, Cara Menyenangkan Tangani Hipertensi


Konsumsi setengah ons dark chocolate dengan kandungan kakao minimal 70% secara
teratut setiap hari dipercaya dapat meminimalisir tekanan darah. Ini karena didalam dark
chocolate terdapat kandungan flavanol yang merangsang pembuluh darah untuk jadi lebih
elastis. Hal yang senada dibuktikan dengan sebuah penelitian dimana tak kurang dari 18% pasien
hipertensi yang rutin mengkonsumsi dark chocolate setiap harinya mengalami penurunan
tekanan darah yang signifikan.

Pahami Gejala Umum Hipertensi Berikut Ini, Jangan Sampai Terlambat

Gejala Umum Hipertensi 

Dengan memahami cara yang tepat, serta tahu tentang penyebabnya diharapkan orang
akan lebih waspada dengan gejala hipertensi yang secara umum sering dirasakan oleh
pengidapnya. Jika merasakan gejala berikut ini, sebaiknya perlu untuk segera memeriksa tekanan
darah ke dokter.

 PAndangan mata sering kabur dan juga jantung terasa berdebar-debar


 Sakit kepala, akibat meningkatnya tekanan darah
 Susah berkonsentrasi, intensitas buang air kecil yang semakin sering
 Cepat lelah menjalani beragam aktifitas kadang diselingi  vertigo dengan intensitas
hampir setiap hari
 Mudah marah, atau sensitif terhadap hal-hal yang dirasa tidak menyenangkan atau tidak
disukai
Bila gejala-gejala awal yang demikian sudah muncul, bisa jadi maka seseorang tersebut
terserang hipertensi. Untuk menjaga agar jangan sampai mengarah semakin parah sehingga
menyebabkan terjadinya hal-hal seperti stroke dan sejenisnya maka, perlu untuk mengantisipasi
dengan melakukan 5 langkah sebagaimana dijelaskan di awal. Tak kurang dari itu, beberapa
langkah berikut ini sebaiknya juga dijalankan beriringan agar semakin efektif.

 Bila terjadi obesitas atau overweight, maka segeralah melakukan pola diet untuk
menurunkan berat badan
 Kurangi asupan garam berlebihan, juga alkohol dan minuman yang mengandung kafein
seperti kopi
 Hentikan kebiasaan merokok, serta mulailah kebiasaan sehat disertai olahraga secara
teratur
 Menurunkan dan menghindari penyebab stress

Anda mungkin juga menyukai