Anda di halaman 1dari 7

TUGAS OLAHGARA PANJAT TEBING

KEBIJAKAN OLAHRAGA

OLEH :

DINI OKIVIANI
07011181924260

DOSEN PENGAMPUH : ALAMSYAH S.IP.,


M.SI.

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
PANJAT TEBING

Panjat tebing atau rock climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olahraga alam
bebas dan merupakan salah satu bagian ketika mendaki gunung yang bisa dilakukan dengan cara
berjalan kaki, melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik - teknik tertentu agar bisa
melewatinya. Panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut
kemiringan mencapai lebih dari 450 dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu. Olahraga ini lebih
mengutamakan kelenturan, kekuatan atau daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta
ketrampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri.

Jenis-Jenis Panjat Tebing


1. Free Climbing adalah pemanjatan yang dilakukan hanya memanfaatkan peralatan sebagai
pengaman.
2. Free Solo adalah pemanjatan yang dilakukan seorang diri tanpa menggunakan alat.
3. Artificial adalah pemanjatan yang memanfaatkan peralatan yang ada untuk menambah
ketinggian karena adanya kesulitan pada jalur yang akan ditempuh.

Alat-alat yang digunakan untuk Panjat Tebing


1. Tali carmantel, yang digunakan biasanya tali yang memiliki tingkat kelenturan (dynamic
rope).
2. Static, memiliki daya lentur 6% - 9%.
3. Dynamic, memiliki daya lentur hingga 25%.
4. Harnest, alat pengikat tubuh sebagai pengamanan yang nantinya dihubungkan dengan
tali.
5. Carbinner, cincin kait yang terbuat dari aluminium allog sebagai pengait dan dikaitkan
dengan alat lainnya (skru dan snap).
6. Helmet, pelindung kepala dari benda-benda yang jatuh dari atas.
7. Webbing, berbentuk pipih, tidak terlalu kaku dan lentur, bisa digunakan sebagai harnest
(jika kepepet).
8. Sepatu panjat sebagai pelindung kaki dan mempunyai daya friksi yang tinggi sehingga
dapat melekat di tebing, terbuat dari karet.
9. Chock atau calk bag, sebagai tempat MgCo3 (magnesium carbonat) yang berfungsi agar
tangan tidak licin karena berkeringat.
10. Grigri untuk membelay, mempunyai tingkat keamanan paling tinggi karena dapat
membelay dengan sendirinya.
11. Hammer, untuk menanamkan pengaman dan melepaskan kembali, yang biasa dipakai
jenisnya ringan ujungnya, berfungsi untuk mengencangkan mur pada saat memasang
hanger.
12. Handdrill, media untuk mengebor tebing secara manual dan untuk menempatkan
pengaman berupa bolt serta hanger.
13. Piton adalah Pasak yang ditancapkan pada rekahan atau celah tebing.

Simpul Dasar Panjat Tebing


1. Simpul Double Delapan fungsinya untuk pengaman utama dalam penambatan dan
pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest.
2. Simpul Delapan fungsinya untuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman
utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest apabila carabiner tidak ada.
3. Simpul Pangkal fungsinya untuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai
pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb.
4. Simpul Jangkar fungsinya untuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai
pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb.
5. Simpul Kambing/bowline knot, untuk gaman penutama dalam penambatan atau
pengaman utama yang dihubungkan dengan penambat atau harnest.
6. Simpul Kupu–kupu/Butterfly knot, untuk lintasan horizon. Bisa juga membuat ditengah
atau diantara digunakan untuk menghindari tali yang sudah friksi. Toleransi pada
kekuatan tali sekitar 50%.
7. Simpul Nelayan atau Fisherman Knot, untuk menyambung 2 tali yang sama besarnya dan
bersifat licin.
8. Simpul Pita, fungsinya Menyambung Tali yang sejenis, yang sifatnya licin atau
bentuknya pipih (umumnya digunakan sebagai penyambung Webbing)
9. Simpul Italy, untuk repeling jika tidak ada figure eight atau grigri. Toleransi pada
kekuatan tali akan berkurang sekitar 45%.

Aba-Aba Pemanjatan
Komunikasi dalam pemanjatan dilakukan agar terjalin kerja sama yang baik antara leader
(pemanjat) dan belayer. Untuk itu dilakukan dengan jelas, tegas dan ringkas dalam bentuk aba-
aba seperti :
1. On Belay : akan memanjat (kondisi siap memanjat) apakah belayer siap .. ?
2. Belay on : saya sudah siap (jawaban belayer).
3. Climbing : saya mulai akan memanjat
4. Climb : silakan memanjat
5. Slack : kendurkan tali
6. Up rope : tali kencangkan kerena terlalu kendor
7. Pull : kencangkan tali
8. Off belay : dalam posisi baik tidak perlu lagi belay
9. Belay of : belayer meyakinkan kembali
10. Tension : tahan tali dengan kuat
11. Fall : saya akan jatuh, mohon tali belaying di tahan
12. Rock : ada batu jatuh, agar hati - hati.

Teknik Dasar Pemanjatan


1. Face Climbing : memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau
rongga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan kedua tangan.
2. Friction/Slab Climbing : Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan
sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan
tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran permukaan
cukup untuk menghasilkan gaya gesekan.
Gambar. 40 Slab Climbing
3. Fissure Climbing : Teknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota
badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak. Pengembangan teknik dari Fisure
Climbing
a. Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak
begitu besar. Jari - jari tangan, kaki, atau tangan dapat dimasukkan
atau diselipkan pada celah sehingga seperti menyerupai pasak.
Gambar. 41 Jamming

b. Chimneying, yaitu teknik memanjat celah vertical yang


cukup lebar (chomney). Badan seperti masuk diantara celah,
dan punggung di salah satu sisi tebing. Satu kaki menempel
pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke belakang. Kedua
tangan diletakkan menempel juga. Kedua tangan membantu mendororng
keatas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat
badan.
Gambar. 42 Chimneying
c. Bridging, yaitu teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar
(gullies). Caranya, menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan
pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai
tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi sebagai penjaga
keseimbangan tubuh.
d. Lay Back, yaitu teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan tangan
dan kaki. Pada teknik ini jari mengait ke tepi celah tersebut dengan punggung miring
sedemikian rupa untuk menenpatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan.
Tangan menarik kebelakang dan kaki mendorong kedepan dan kemudian bergerak
naik ke atas bergantian.

Penambatan /Anchor
Anchor adalah sebuah sistem pengamanan pada kegiatan yang diaggap beresiko tinggi.
Sebuah sistem pengaman yang bisa terpasang horizontal maupun vertikal tergantung dari jenis
jalur dalam kegiatan tersebut. Kegiatan seperti Rock Climbing, Caving, Rescue adalah yang
paling sering menggunakan sistem anchor sebagai pengaman.
1. Natural Anchor adalah titik penambatan yang dibuat langsung dengan memanfaatkan
benda-benda yang ada di alam bisa berupa pohon, tonjolan bebatuan, lubang yang ada
dipermuakan tebing dan lain - lain.

Gambar. 43 Natural Anchor

2. Artifisial Anchor adalah titik penambatan yang dibuat dengan


peralatan-peralatan khusus seperti cam, piton, bolting dan lain-lain.
Gambar. 44 Artifisial Anchor
Contoh gambar Slab Climbing (Lokasi Tebing Alam Lahat)

Contoh gambar jamming (Lokasi Tebing Alam Lahat)

Anda mungkin juga menyukai