Anda di halaman 1dari 20

PERBEDAAN RATA-RATA SKOR PERIODONTAL

PASIEN PNEUMONIA DAN TIDAK MENDERITA


PNEUMONIA DI TIGA RUMAH SAKIT
MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi


syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:
HANDINI NAIBAHO
NIM: 090600100

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
Tahun 2013

Handini Naibaho
Perbedaan rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak menderita
pneumonia di tiga rumah sakit Medan.
ix + 24 halaman
Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru yang dapat
terjadi akibat aspirasi bahan-bahan yang terdapat di nasofaring dan orofaring. Gigi
dan jaringan periodontal dapat berperan sebagai tempat bermulanya infeksi
pernafasan. Bakteri anaerob penyebab pneumonia banyak ditemukan pada plak
dental, khususnya pada pasien dengan penyakit periodontal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata skor periodontal pasien
pneumonia dan tidak menderita pneumonia dan untuk mengetahui perbedaan rata-rata
skor periodontal pasien pneumonia dan tidak menderita pneumonia. Rancangan
penelitian adalah kasus kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah pasien pneumonia
yang sedang berobat di Poli Paru dan bukan pneumonia di Poli Mata RSUD dr.
Pirngadi, RSUP H.Adam Malik dan RS Martha Friska. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling, diambil sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi. Jumlah responden adalah 66 orang yakni 33 responden penderita pneumonia
(kasus) dan 33 responden yang tidak menderita pneumonia (kontrol). Pengumpulan
data dilakukan dengan cara pemeriksaan klinis menggunakan Indeks Periodontal oleh
Ramfjord. Analisis perbedaan rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak
menderita pneumonia dilakukan dengan uji t tidak berpasangan (t-test unpaired).
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor periodontal pasien penderita
pneumonia adalah 2,73 ± 0,48 dan rata-rata skor periodontal pasien yang tidak
menderita pneumonia adalah 1,37 ± 0,89. Rata-rata skor periodontal pasien yang
menderita pneumonia lebih tinggi dari rata-rata skor periodontal pasien yang tidak

Universitas Sumatera Utara


menderita pneumonia. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan
tidak menderita pneumonia (p=0,014).
Daftar Rujukan: 30 (1988-2012)

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan


dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 5 September 2013

Pembimbing: Tanda tangan

Prof.Lina Natamiharja, drg., SKM .......................................


NIP: 130 353 780

Universitas Sumatera Utara


TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji


pada tanggal 5 September 2013

TIM PENGUJI

KETUA : Prof.Lina Natamiharja, drg., SKM

ANGGOTA : 1. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D

2. Gema Nazri Yanti, drg., M.Kes

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmatNya skripsi
ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana
Kedokteran Gigi.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D., selaku Ketua Departemen Ilmu
Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara dan dosen penguji atas segala saran, dukungan dakn
keluangan waktu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM., selaku dosen pembimbing atas
bimbingan, keluangan waktu, saran, dukungan, dan motivasi kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Gema Nazri Yanti, drg., M.Kes selaku dosen penguji atas segala saran,
dukungan, dan keluangan waktu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Taqwa Dalimunthe, drg., Sp.KGA., selaku penasehat akademik yang
banyak memberikan motivasi dan arahan selama penulis menjalani masa pendidikan
di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga penulis persembahkan
kepada orangtua penulis, Ayah T.Naibaho dan Ibu L.Sianipar, kakak penulis Tresna
Naibaho,S.Sc dan adik Dewi Naibaho dan Ingrid Clairine Naibaho atas segala doa,
kasih sayang, dukungan, dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.
Sahabat-sahabat tersayang penulis Epifeni, Debora, Sri Fitria, Sri Dewi,
Febryana, Beatrice, Rachel, Romauli, Dameria, Maria, Dewi, Yohana, Melinda, Ruth,
Tellia, Jane, Joice, Devi, Nana, Widya, Fransiska, Freddy, Welf, Erick, dan kakak

Universitas Sumatera Utara


tersayang Iiyani serta teman-teman stambuk 2009 lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu per satu atas bantuan, doa, dan dukungan selama penulis melakukan
penelitian dan penulisan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan
sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan
mutu kesehatan gigi masyarakat.

Medan, 5 September 2013


Penulis,

(Handini Naibaho)
NIM.090600100

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ............................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4 Hipotesis ..................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penyakit Periodontal ................................................................... 5
2.1.1 Gingivitis.................................................................................. 5
2.1.2 Periodontitis ............................................................................. 6
2.1.3 Faktor Risiko Penyakit Periodontal ......................................... 6
2.2 Pneumonia ................................................................................. 8
2.2.1 Pneumonia Aspirasi .................................................................. 8
2.2.1.1 Etiologi Pneumonia Aspirasi.................................................. 9
2.2.1.2 Diagnosis Pneumonia Aspirasi .............................................. 9
2.2.1.3 Komplikasi dan Mortalitas ..................................................... 9
2.3 Indeks Penyakit Periodontal ....................................................... 10
2.4 Landasan Teori ........................................................................... 10
2.5 Kerangka Konsep ........................................................................ 12

Universitas Sumatera Utara


BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 13
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 13
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 13
3.4 Variabel dan Definisi Operasional .............................................. 14
3.5 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 14
3.6 Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 16

BAB 4 HASIL PENELITIAN


4.1 Karakteristik Responden ............................................................. 17
4.2 Persentase Penyakit Periodontal ................................................. 18
4.3 Perbedaan Rata-Rata Skor Periodontal Pasien Pneumonia dan
Tidak Menderita Pneumonia ....................................................... 18

BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................ 20

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 22

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Persentase karakteristik responden pasien pneumonia dan bukan


pneumonia di RSUD dr. Pirngadi, RSUP H.Adam Malik dan RS
Martha Friska (n=66) .............................................................................. 17

2. Persentase penyakit periodontal pada pasien pneumonia dan tidak


menderita pneumonia di RSUD dr. Pirngadi, RSUP H.Adam Malik
dan RS Martha Friska ............................................................................ 18

3. Hasil uji statistik perbedaan rata-rata skor periodontal pasien


pneumonia dan tidak menderita pneumonia di RSUD dr. Pirngadi,
RSUP H.Adam Malik dan RS Martha Friska ...................................... .. 19

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Perhitungan besar sampel
2. Kuesioner perbedaan rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak
menderita pneumonia di Poli Paru tiga rumah sakit Medan
3. Kuesioner perbedaan rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak
menderita pneumonia di Poli Mata tiga rumah sakit Medan
4. Surat persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan
5. Surat Keterangan pelaksanaan penelitian dari RSUD dr.Pirngadi Medan
6. Surat Keterangan pelaksanaan penelitian dari RSUP H.Adam Malik Medan
7. Surat Keterangan pelaksanaan penelitian dari RS Martha Friska Medan
8. Output analisis perhitungan statistic

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/
Kesehatan Gigi Masyarakat
Tahun 2013

Handini Naibaho
Perbedaan rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak menderita
pneumonia di tiga rumah sakit Medan.
ix + 24 halaman
Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru yang dapat
terjadi akibat aspirasi bahan-bahan yang terdapat di nasofaring dan orofaring. Gigi
dan jaringan periodontal dapat berperan sebagai tempat bermulanya infeksi
pernafasan. Bakteri anaerob penyebab pneumonia banyak ditemukan pada plak
dental, khususnya pada pasien dengan penyakit periodontal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata skor periodontal pasien
pneumonia dan tidak menderita pneumonia dan untuk mengetahui perbedaan rata-rata
skor periodontal pasien pneumonia dan tidak menderita pneumonia. Rancangan
penelitian adalah kasus kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah pasien pneumonia
yang sedang berobat di Poli Paru dan bukan pneumonia di Poli Mata RSUD dr.
Pirngadi, RSUP H.Adam Malik dan RS Martha Friska. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling, diambil sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi. Jumlah responden adalah 66 orang yakni 33 responden penderita pneumonia
(kasus) dan 33 responden yang tidak menderita pneumonia (kontrol). Pengumpulan
data dilakukan dengan cara pemeriksaan klinis menggunakan Indeks Periodontal oleh
Ramfjord. Analisis perbedaan rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak
menderita pneumonia dilakukan dengan uji t tidak berpasangan (t-test unpaired).
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor periodontal pasien penderita
pneumonia adalah 2,73 ± 0,48 dan rata-rata skor periodontal pasien yang tidak
menderita pneumonia adalah 1,37 ± 0,89. Rata-rata skor periodontal pasien yang
menderita pneumonia lebih tinggi dari rata-rata skor periodontal pasien yang tidak

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi
penduduk yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut adalah sebesar 23,4%.1
Epidemiologi penyakit periodontal menunjukkan bahwa prevalensi dan keparahan
penyakit periodontal dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, faktor lokal rongga mulut,
dan faktor sistemik.2 Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa keparahan penyakit
periodontal akan sejalan dengan bertambahnya usia.3,4,5 Menurut penelitian
Situmorang, prevalensi penyakit periodontal tertinggi dan terparah adalah pada usia
45-65 tahun yakni sekitar 18,75%, sedangkan prevalensi penyakit periodontal yang
paling rendah adalah usia 25-34 tahun sebesar 6,12%.3
Penyebab utama penyakit periodontal adalah plak. Plak merupakan deposit
lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dan melekat
erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Diperkirakan bahwa 1mm3 plak
gigi dengan berat 1 mg mengandung 200 juta sel mikroorganisme.6 Plak dalam
jumlah sedikit dapat ditolerir oleh individu yang sehat tanpa menimbulkan penyakit
gingiva atau penyakit periodontal karena peranan mekanisme pertahanan pejamu
(host). Apabila seseorang tidak melakukan prosedur oral higiene, maka bakteri yang
ada dalam plak akan meningkat jumlahnya secara signifikan dan memproduksi faktor
virulensi yang melampaui daya ambang individu.6 Faktor-faktor virulensi yang
dihasilkan bakteri dalam plak akhirnya dapat menyebabkan gingivitis (peradangan
pada gusi). Gingivitis adalah bentuk penyakit periodontal yang ringan, biasanya
gingiva berwarna merah, membengkak dan mudah berdarah. Penyakit ini bersifat
reversible yaitu jaringan gusi dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan
2,4,5,7
plak dengan sikat gigi secara teratur. Apabila plak penyebab gingivitis tidak
dibersihkan dalam waktu 48 jam, akan menjadi suatu deposit yang keras yang disebut
kalkulus.6,8 Sejalan dengan waktu, toksin yang dihasilkan bakteri akan terus

Universitas Sumatera Utara


mengiritasi gingiva sehingga merusak jaringan pendukungnya. Gingiva menjadi tidak
melekat lagi pada gigi dan membentuk saku yang akan bertambah dalam sehingga
semakin banyak tulang dan jaringan pendukung yang rusak. Keadaan ini
menunjukkan bahwa gingivitis telah berkembang menjadi periodontitis. 5,6
Beberapa studi epidemiologis menunjukkan bahwa infeksi rongga mulut,
khususnya periodontitis dapat menjadi faktor risiko penyakit sistemik (fokal infeksi).
Salah satunya adalah pneumonia9,10 Pneumonia merupakan peradangan pada saluran
nafas bawah yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.11 Penyakit saluran nafas ini
menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi di seluruh dunia. Di
Amerika, ada 200.000 kasus pneumonia dengan angka kematian 15.000 per
tahunnya.12 Berdasarkan penelitian Awano, et al. di Jepang, selama empat tahun
periode Maret 1998 sampai Maret 2002 ada 22 kematian akibat pneumonia, 16 orang
diantaranya pria dan 6 orang wanita.13 Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi
saluran nafas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-20%.11
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
mikroorganisme. Mikroorganisme dapat masuk ke saluran nafas bawah dengan cara
inhalasi langsung dari udara, penyebaran secara hematogen, dan aspirasi bahan-bahan
yang terdapat di nasofaring dan orofaring. Bakteri rongga mulut dari plak gigi masuk
ke saliva dan kemudian akan masuk ke saluran nafas bawah, terjadi kegagalan
mekanisme pertahanan pejamu (host) untuk mengeliminasi benda asing yang masuk.
Hal ini menyebabkan terjadinya multiplikasi mikroorganisme dan menyebabkan
kerusakan jaringan paru.6,9
Bakteri penyebab pneumonia adalah bakteri anaerob. Plak dental menjadi
sumber utama mikroorganisme ini, khususnya pada pasien dengan penyakit
periodontal. Pada penyakit periodontal dijumpai sekitar 500 spesies mikroorganisme
yang didominasi oleh bakteri anaerob gram negatif. Beberapa bakteri periodontal
yang dapat menyebabkan pneumonia antara lain Actinomyces
actinomycetemcomitans, Actinomyces israelii, Capnocytophaga sp, Eikenella

Universitas Sumatera Utara


corrodens, Prevotella intermedia, Porphyromonas gingivalis dan Streptococcus
constellatus.9,11,14-21
Menurut Paju dan Scannapieco, ada hubungan oral higiene dengan
pneumonia, seseorang dengan oral higiene yang buruk memiliki risiko mengalami
infeksi paru-paru seperti pneumonia.13,18 Azarpazooh dan Leake melaporkan pada 4
studi kohort prospektif dan 1 studi kasus kontrol diperoleh bahwa pneumonia
berhubungan dengan status oral higiene.14 Margareth dalam penelitiannya pada 358
subjek usia di atas 55 tahun menyatakan rata-rata skor periodontal subjek penderita
pneumonia 2,5±0,5 dan subjek yang tidak menderita pneumonia 2,3±0,7.12 Oral
higiene yang baik dapat mengurangi insiden pneumonia hingga 40%.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan
rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak menderita pneumonia di RSUD
dr. Pirngadi, RSUP H.Adam Malik dan RS Martha Friska. Rumah sakit ini dipilih
karena jumlah pasien rawat jalan dan inap penderita pneumonia usia 30-50 tahun
banyak dan mudah ditemui.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan pada penelitian ini adalah apakah ada perbedaan rata-rata skor
periodontal pasien pneumonia dan tidak menderita pneumonia?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak
menderita pneumonia.
2. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata skor periodontal pasien pneumonia
dan tidak menderita pneumonia.

1.4 Hipotesis
Ada perbedaan rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak
menderita pneumonia.

Universitas Sumatera Utara


1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat:
1. Bagi Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi
Masyarakat Universitas Sumatera Utara sebagai bahan referensi tentang keadaan
periodontal pada pasien pneumonia.
2. Bagi rumah sakit sebagai bahan masukan untuk menekankan pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut kepada pasien sehingga morbiditi dan
mortaliti pneumonia akibat keadaan jaringan periodontal yang buruk dapat diperkecil.
3. Bagi masyarakat untuk menambah kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
4. Bagi peneliti untuk memberikan pengalaman meneliti.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Periodontal


Penyakit periodontal adalah infeksi yang telah mengenai jaringan pendukung
gigi. Penyakit periodontal terjadi bila racun bakteri dan enzim merusak jaringan
pendukung gigi dan tulang.2,8 Plak yang melekat pada gigi jika tidak dibersihkan
dalam waktu 48 jam akan menjadi suatu deposit keras yang disebut kalkulus.
Kalkulus yang berada di bawah gusi akan menyebabkan infeksi dan inflamasi, proses
ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga seringkali seseorang tidak sadar jika dia
sudah terjangkit penyakit periodontal.8 Penyakit yang paling sering mengenai
jaringan periodontal adalah gingivitis dan periodontitis. 2,4,6

2.1.1 Gingivitis
Gingivitis merupakan peradangan pada gusi yang disebabkan oleh bakteri.
Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gusi dapat kembali normal apabila
dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi secara teratur. Tanda klinis terjadinya
gingivitis adalah adanya perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan
berdarah pada tekanan ringan. Keparahan pendarahan dan mudahnya terjadi
pendarahan tergantung pada intensitas inflamasi. 2,4,8
Etiologi utama terjadinya gingivitis adalah plak dental. Plak dental adalah
deposit lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dan
melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Komposisi utama plak
dental adalah mikroorganisme, yang mana 1 gram plak mengandung 2x10~ bakteri.
Dua bakteri yang mendominasi awal pembentukan plak adalah keluarga
Streptococcus dan Actinomyces. Kemampuannya untuk berikatan dengan bakteri lain
dan juga terhadap molekul pejamu menunjukkan bahwa Streptococcus memiliki
peranan penting dalam pembentukan plak gigi pada tahap awal. Meningkatnya
keragaman bakteri dan terdapatnya dominasi spesies tertentu dalam plak berkaitan

Universitas Sumatera Utara


erat dengan peradangan gingiva.6,15 Bakteri yang paling awal dijumpai dalam proses
perkembangan gingivitis adalah bakteri batang gram positif, kokus gram positif dan
kokus gram negatif. Spesies gram positif terutama Streptococcus sanguis,
Streptococcus mitis, Actinomyces viscosus, Actinomyces naeslundii, dan
Peptostreptococcus micros. Mikroorganisme gram negatifnya didominasi
Fusobacterium nucleatum, Prevotella intermedia, Veillonella parvula dan spesies
Haemophilus dan Champylobacter.6
Daerah penumpukan plak tersebut berkaitan sekali dengan berbagai proses
penyakit pada gigi dan periodonsium. Sebagai contoh, plak marginal berperan
penting dalam perkembangan gingivitis. Plak supragingiva dan subgingiva yang
berkaitan dengan gigi berperan dalam pembentukan kalkulus dan karies akar,
sedangkan plak subgingiva yang berkaitan dengan jaringan berperan dalam
penghancuran jaringan lunak pada berbagai bentuk periodontitis.6

2.1.2 Periodontitis
Periodontitis merupakan peradangan yang sudah sampai ke jaringan
pendukung gigi yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat progresif dan irreversible.
Apabila tidak dirawat dapat menyebabkan kehilangan gigi.2,4,8 Periodontitis
merupakan kelanjutan dari gingivitis yang tidak dirawat, dimana plak yang menjadi
penyebab utama sudah terdapat dibagian subgingiva yang berkaitan dengan jaringan.
Pengamatan mikroskopis terhadap plak periodontitis menunjukkan persentase yang
tinggi dari spesies anaerob gram negatif.6
Bakteri yang terkultur dari lesi periodontitis dalam jumlah yang tinggi adalah
Porphyromonas gingivalis, Bacteroides forchytus, Prevotella intermedia,
Fusobacterium nucleatum, Actinomyces actinomycetemcomitans, dan spesies
Treponema dan Eubacterium.6

2.1.3 Faktor Risiko Penyakit Periodontal


Selain plak gigi sebagai penyebab utama penyakit periodontal, ada beberapa
faktor yang menjadi faktor risiko penyakit periodontal. Secara umum, faktor risiko

Universitas Sumatera Utara


penyakit periodontal adalah umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, oral higiene
dan penyakit sistemik.5,6
1. Umur
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa keparahan penyakit periodontal
akan meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Penyakit periodontal lebih
banyak dijumpai pada orang tua daripada kelompok yang muda.3,4,5 Menurut
penelitian Situmorang, prevalensi penyakit periodontal tertinggi dan terparah adalah
pada usia 45-65 tahun yakni sekitar 18,75%, sedangkan prevalensi penyakit
periodontal yang paling rendah adalah usia 25-34 tahun sebesar 6,12%.3
2. Jenis Kelamin
Faktor jenis kelamin masih diragukan, ada yang mengatakan kondisi
periodontal wanita lebih baik daripada pria dan sebaliknya. Walaupun demikian, bila
dibandingkan status kebersihan mulut pria dan wanita, maka dijumpai kebersihan
mulut wanita yang lebih baik daripada pria.5,25
3. Kebiasaan Merokok
Beberapa survei menunjukkan bahwa rerata oral higiene pada perokok lebih
buruk daripada yang tidak merokok. Oleh karena itu, tidak heran bila penyakit
periodontal lebih parah pada perokok daripada yang tidak merokok. Seorang perokok
mempunyai risiko menderita periodontitis 2-7 kali lebih besar daripada bukan
perokok.5,6,25,26
4. Oral Higiene
Beberapa ahli menyatakan bahwa penyakit periodontal dihubungkan dengan
kondisi oral higiene yang buruk. Loe et al. melaporkan bahwa pada individu yang
memiliki gingiva sehat akan segera mengalami gingivitis bila tidak melakukan
pembersihan rongga mulut selama 2-3 minggu. Sebaliknya, bila dilakukan
pemeliharaan kebersihan mulut maka peradangan akan hilang dalam waktu 1
minggu.5,6,27
5. Penyakit Sistemik
Selain kondisi rongga mulut, penyakit sistemik juga menjadi faktor risiko
seseorang menderita penyakit periodontal. Misalnya, pada seseorang yang menderita

Universitas Sumatera Utara


Diabetes Melitus (DM). Penderita DM lebih rentan terhadap infeksi terutama pada
penderita diabetes yang tidak terkontrol.5,25

2.2. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveolus serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.11,16,28
Istilah pneumonia lazim dipakai bila peradangan terjadi oleh proses infeksi akut,
sedangkan istilah pneumonitis sering dipakai untuk proses non infeksi. Bila proses
infeksi teratasi, terjadi resolusi dan biasanya struktur paru normal kembali.11
Dulu, pneumonia diklasifikasikan sebagai pneumonia tipikal yang disebabkan
oleh Streptococcus pneumoniae dan atipikal yang disebabkan kuman atipik seperti
halnya M. pneumoniae. Ternyata manifestasi dari patogen lain seperti S. aureus dan
bakteri gram negatif memberikan sindrom klinik yang identik dengan pneumonia
oleh Streptococcus pneumoniae dan bakteri lain dapat menimbulkan gambaran yang
sama dengan pneumonia oleh M. pneumoniae.11,19,21,28 Pneumonia ada yang didapat
secara umum (community-acquired, CAP) dan dari rumah sakit (hospital-acquired,
HAP) atau disebut juga pneumonia nosokomial.5,7,13,16,17,19 Di samping kedua bentuk
utama ini, terdapat pula pneumonia bentuk khusus yang masih sering dijumpai, yakni
Pneumonia Aspirasi.

2.2.1 Pneumonia Aspirasi


Pneumonia aspirasi disebabkan oleh proses terbawanya bahan pada saat
respirasi ke saluran nafas bawah dan dapat menimbulkan kerusakan parenkim paru.
Kerusakan yang terjadi tergantung jumlah dan jenis bahan yang teraspirasi serta daya
tahan tubuh. Di Amerika, pneumonia aspirasi yang terjadi pada komunitas adalah
sebanyak 1200 per 100.000 penduduk per tahun, sedangkan pneumonia aspirasi
nosokomial sebesar 800 pasien per 100.000 pasien rawat inap per tahun. Pneumonia
aspirasi lebih sering dijumpai pada pria daripada perempuan, terutama usia anak atau
usia lanjut.11

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai