Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika (JSPF) ISSN Cetak: 1858-330X dan

Jilid 15, Nomor 3. Desember 2019 ISSN Online: 2548-6373


Hal: 17 - 24 Website:http://ojs.unm.ac.id

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI SAINS PESRTA DIDIK DITINJAU DARI


KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL FISIKA DI SMAN 2 BULUKUMBA

1)
Andi Pratiwi Irwan, 2)Usman, 3)Bunga Dara Amin
1,2,3)
Universitas Negeri Makassar
Kampus UNM Parangtambung Jln. Daeng Tata Raya, Makassar, 90224
1)
e-mail: pratiwiirwan@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)Untuk mengetahui gambaran kemampuan literasi sains
peserta didik ditinjau dari kemampuan menyelesaikan soal fisika di SMAN 2 Bulukumba; (2)Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi sains peserta didik ditinjau dari
kemampuan menyelesaikan soal fisika di SMAN 2 Bulukumba. Jenis penelitian ini adalah penelitian
ex-post facto. Sampel penelitian berjumlah 39 orang yang dipilih melalui random sampling. Hasil
penelitian berdasarkan analisis deskriptif dan triangulasi data menunjukkan bahwa peserta didik dapat
menjawab soal dengan baik dan benar paling tinggi pada indikator pengetahuan konten indikator
mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah dikarenakan dalam menjawab soal tersebut peserta
didik mengandalkan hafalan mereka terkait materi yang ada pada soal. Sedangkan, kesalahan paling
banyak dilakukan peserta didik pada soal dengan indikator pengetahuan epistemik dan indikator
menafsirkan data dan bukti secara ilmiah dikarenakan dalam menjawab soal tidak mengendalkan
hafalan peserta didik melainkan kemampuan berfikir untuk memahami sebuah hal dan memberikan
alasan maupun kesimpulan atas hal tersebut. Serta faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
literasi sains peserta didik ditinjau dari kemampuan menyelesaikan soal fisika diantaranya adalah faktor
perilaku guru selama proses pembelajaran yang kurang dalam pemberian bimbingan kepada peserta
didik dalam pengerjaan soal, faktor minat peserta didik terhadap fisika yang kurang, faktor kebiasaan
belajar peserta didik ketika diberi tugas saja.

Kata Kunci: Literasi Sains, Kemampuan menyelesaikan soal fisika

Abstract. Analysis of Students’ Scientific Literacy in Terms of Their Ability to Solve Physics
Questions in SMAN 2 Bulukumba. This study aims to: (1) To determine the description of students'
scientific literacy skills in terms of their ability to solve physics problems at SMAN 2 Bulukumba; (2)
To find out the factors that influence students' scientific literacy skills in terms of their ability to solve
physics questions at SMAN 2 Bulukumba. This type of research is ex-post facto research. The research
sample amounted to 39 people selected through random sampling. The results of the study based on
descriptive analysis and data triangulation showed that students can answer the questions well and
correctly the highest on the knowledge indicator the content indicators evaluate and design scientific
investigations because in answering these questions students rely on their memorization related to the
material in the questions. Whereas, the most mistakes made by students on questions with epistemic
knowledge indicators and indicators interpreting data and evidence scientifically because in answering
questions do not relax the rote learners but the ability to think to understand a thing and give reasons
and conclusions on it. As well as the factors that influence the scientific literacy abilities of students in
terms of the ability to solve physics questions, among them are factors of teacher behavior during the
learning process that are lacking in providing guidance to students in the execution of questions, lack
of student interest in physics, participant learning habits students when given assignments.

Keywords: Scientific Literacy, Ability to solve physics questions

PENDAHULUAN yang berkaitan dengannya serta perubahan-


Pendidikan sains berkontribusi dalam perubahan yang terjadi didalamnya. Tujuan
pengembangan kemampuan dalam memahami pembelajaran fisika adalah membentuk kemampuan
penggunaan ilmu pengetahuan yang diperoleh secara bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui
efektif dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kemampuan berfikir kritis, logis, sistematis, dan
pemahaman mengenai sains tidak hanya sebatas teori memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam
melainkan juga dari segi implementasinya. memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang
Fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu fisika, bidang ilmu lain, maupun dalam kehidupan
sains yang mempelajari tentang alam dan hal-hal sehari-hari (Hastuti, 2012 dalam Putri, Firdaus, &
18 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jild 15, Nomor 3, Desember 2019, hal 17 - 24

Angraeni, 2018). Berdasarkan pemahaman diatas sains. Hal ini mengakibatkan mereka mengalami
dapat dikatakan bahwa pendidikan sains khususnya kesulitan dalam membuat hubungan antara konsep
fisika memiliki andil dalam pengembangan literasi materi pelajaran dengan aplikasi dalam kehidupan
sains peserta didik. sehari-hari dalam menggunakan sains untuk
Menurut PISA, literasi sains adalah: memecahkan berbagai permasalahan yang terjadi
“The capacity to use scientific knowledge, to identify (Ahmad, Enawaty, & Lestari, 2018).
questions and to draw evidence-based conclusions in Kemampuan literasi sains peserta didik dapat
order to understand and help make decisions about diamati dari kemampuan mereka dalam
the natural world and the changes made to it through menyelesaikan soal fisika yang diberikan. Dengan
human activity.” (OECD, 1999) mengidentifikasi kemampuan literasi sains peserta
Hal ini menunjukkan bahwa literasi sains didik, maka dapat diketahui penanganan yang tepat
menggunakan pengetahuan ilmiah untuk untuk mengatasi kekurangan yang ada dalam
mengidentifikasi pertanyaan dan untuk menarik pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
kesimpulan yang berdasar bukti dalam hal untuk literasi sains peserta didik, serta kesalahan dalam
memahami dan mengeambil keputusan. Selain itu, menyelesaikan soal dapat berkurang dan tujuan
penilaian untuk literasi sains menurut PISA berdasar pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.
kepada 4 aspek dalam yaitu:
METODE
a. Aspek konteks sains, yaitu penilaian terhadap
Penelitian ini merupakan penelitian ex-post
kompetensi dan pengetahuan peserta didik dalam
facto. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta
konteks/situasi tertentu;
didik kelas XI MIPA di SMA Negeri 2 Bulukumba.
b. Aspek kompetensi, melingkupi kemampuan
Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan
menjelaskan fenomena secara ilmiah, mengevaluasi
teknik random sampling yaitu dengan sistem undian.
dan merancang penyelidikan ilmiah, serta
Jumlah sampel sebanyak 39 orang atau sebesar 30%
menafsirkan data dan bukti secara ilmiah;
c. Aspek pengetahuan, yaitu penilaian terhadap dari populasi yang berjumlah 131 orang.
pemahaman peserta didik mengenai fakta, konsep, Variabel dalam penelitian ini adalah
dan teori pokok yang membentuk dasar dari Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik ditinjau dari
pengetahuan ilmiah; Kemampuan Menyelesaikan Soal Fisika yang
d. Aspek sikap, menunjukkan minat pada sains, merupakan kemampuan peserta didik untuk
dukungan untuk penyelidikan ilmiah, dan motivasi menerapkan pengetahuan dan pemahaman sains
untuk bertindak secara bertanggung jawab terhadap, untuk menyelesaikan sebuah permasalahan dalam
misalnya, sumber daya alam dan lingkungan (OECD, bentuk soal yang diberikan berdasarkan aspek
2012). pengetahuan dan aspek kompetensi. Indikator pada
Berdasarkan U.S. Departement of Education, aspek pengetahuan, yaitu pengetahuan konten,
(2015), Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 pengetahuan prosedural, dan pengetahuan epistemik.
negara dengan skor 403. Skor yang diperoleh berada Sedangkan pada aspek kompetensi, yaitu indikator
di bawah standar Internasional yang telah ditetapkan menjelaskan fenomena secara ilmiah, mengevaluasi
yaitu sebesar 496. Hal ini menunjukkan bahwa dan merancang penyelidikan ilmiah, serta
kemampuan literasi sains peserta didik berada pada menafsirkan data dan bukti secara ilmiah.
kategori rendah. Hal ini dikarenakan rata-rata Teknik pengumpulan data yang akan digunakan
kemampuan sains siswa Indonesia masih pada tahap dalam penelitian ini adalah metode tes, metode
mengenali fakta dasar, dan mereka belum mampu dokumentasi dan metode wawancara. Instrumen yang
mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai topik digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal fisika
Andri Pratiwi Irwan, dkk. Analisis Kemampuan Literasi Sains … 19

yang berupa soal uraian atau essay sebanyak 6 butir didik berdasarkan tabel 1. Peserta didik
soal. Soal yang dibuat berbasis literasi sains pada dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu tinggi,
materi gelombang bunyi. sedang, dan rendah. Hasil distribusi perolehan nilai
Penelitian menggunakan analisis deskriptif. literasi sains peserta didik berdsarkan kategori dapat
Teknik analisis ini bermaksud untuk dilihat pada tabel berikut.
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang Tabel 3. Distribusi Perolehan nilai peserta didik tiap
telah terkumpul. Untuk data yang diperoleh yaitu ketegori
pada hasil tes serta data hasil dokumentasi akan Kategori Rentang Skor Jumlah siswa
ditentukan besarnya persentase dari aspek literasi Tinggi ≥7.1 4
sains dan data hasil tes dilakukan perhitungan rata- Sedang 4.4 - 7.0 28
Rendah ≤4.3 7
rata (mean) serta standar deviasi.
Hasil tes perolehan nilai peserta didik Perolehan skor peserta didik pada tes
selanjutnya akan dikategorikan menjadi tiga yaitu kemampuan literasi sains, kemudian didistribusikan
tinggi, sedang, dan rendah yang pengkategoriannya tiap nomor soal untuk masing-masing skor yang
berdasarkan tabel berikut (Arikunto dalam Yana, diperoleh peserta didik. Berdasarkan pendistribusian
2018). skor perolehan tiap nomor soal, maka persentase skor
Tabel 1. Kategori Tingkat Kemampuan Literasi perolehan pada tiap nomor soal berdasarkan indikator
Sains Peserta Didik aspek literasi sains dapat diamati pada diagram
Kategori Keterangan
Tinggi 𝑥 > 𝑥̅ + 𝑆 berikut.
Sedang 𝑥̅ − 𝑆 ≤ 𝑥 ≤ 𝑥̅ + 𝑆
Skor 0 Skor 1 Skor 2
Rendah 𝑥 < 𝑥̅ − 𝑆
Analisis data juga menggunakan analisis model 80,00%
Persentase jawaban

60,00%
Miles dan Huberman pada lembar jawaban peserta
peserta didik

40,00%
didik serta hasil wawancara. Berdasarkan analisis 20,00%
model Miles dan Huberman (Wijaya, 2018), aktivitas 0,00%
A.01 A.02 A.03
dalam analisis data yaitu, data reduction, data
Indikator aspek pengetahuan
display, dan conclusion drawing/verification.

HASIL DAN DISKUSI Gambar 1. Diagram persentase jawaban peserta didik


berdasarkan indikator aspek pengetahuan
Pemeriksaan lembar jawaban peserta didik yang Keterangan:
dijadikan sebagai sampel penelitian diperoleh skor tes A.01 = Pengetahuan konten (soal nomor 1)
kemampuan literasi sains peserta didik tersebut yang A.02 = Pengetahuan prosedural (soal nomor 2)
hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut. A.03 = Pengetahuan epistemik (soal nomor 3)
Tabel 2. Hasil analisis skor tes peserta didik Soal nomor 1 dengan indikator pengetahuan
Statistik Skor konten, peserta didik banyak memperoleh skor 0
Skor maksimum soal 12
Skor minimun soal 0 karena kurang memahami maksud soal karena
Skor tertinggi peserta didik 9 mereka memberikan penjelasan yang tidak ada kaitan
Skor terendah peserta didik 2 dengan fenomena yang diberikan ataukah mereka
Skor rata-rata 5.7
Standar deviasi 1.4 menuliskan secara keseluruhan karakteristik
gelombang bunyi meskipun tidak ada kaitan dengan
Perolehan skor rata-rata dan standar deviasi yang
fenomena yang diberikan. Peserta didik yang
diperoleh digunakan untuk mengelompokkan peserta
memperoleh skor 1, sudah mampu mengidentifikasi
20 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jild 15, Nomor 3, Desember 2019, hal 17 - 24

karakteristik gelombang bunyi terkait fenomena yang pengetahuan konten jauh lebih sedikit dibanding pada
diberikan namun tidak menjelaskan karakteristik soal dengan indikator pengetahuan prosedural dan
tersebut sesuai permintaan soal. indikator pengetahuan epistemik.
Soal nomor 2 dengan indikator pengetahuan Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
prosedural, peserta didik mendapatkan skor 0 karena aspek literasi sains yaitu aspek pengetahuan, peserta
menuliskan langkah-langkah hanya sebatas didik dapat menjawab soal dengan baik dan benar
penggunaan alat namun tidak menjelaskan paling tinggi pada indikator pengetahuan konten
pengambilan datanya ataukah menjawab hanya kemudian indikator pengetahuan prosedural, terakhir
sebatas teknologi yang digunakan pada alat tersebut. indikator pengetahuan epistemik.
Serta pada nomor ini kebanyakan peserta didik
mendapat skor 1 dan hanya sedikit yang memperoleh
Skor 0 Skor 1 Skor 2
skor 2 karena hanya beberapa peserta didik yang
menuliskan cara memperoleh variabel yang 80,00%

Persentase jawaban
60,00%
dibutuhkan dan rumus yang digunakan sedangkan

peserta didik
40,00%
kebanyakan yang lain antara menuliskan cara 20,00%
0,00%
memperoleh variabel yang dibutuhkan ataukah B.01 B.02 B.03
menuliskan rumus yang digunakan. Indikator aspek kompetensi
Soal nomor 3 dengan indikator pengetahuan
epistemik, peserta didik mendapatkan skor 0 karena Gambar 2. Diagram persentase jawaban peserta didik
berdasarkan indikator aspek kompetensi
menuliskan jawaban dengan tidak mengaitkannya
dengan data pada soal yaitu penggunaan gelombang Keterangan:
bunyi pada kelelawar namun mangsa tidak kabur. B.01 = Menjelaskan fenomena secara ilmiah (soal
Serta pada nomor ini kebanyakan peserta didik nomor 4)
menjawab dengan skor 1 dan hanya sedikit yang B.02 = Mengevaluasi dan merancang penyelidikan
memperoleh skor 2 karena hanya beberapa peserta ilmiah (soal nomor 5)
didik yang menuliskan bahwa mangsa tidak kabur B.03 = Menafsirkan data dan bukti secara ilmiah
karena tidak mendengar suara yang dipancarkan (soal nomor 6)
kelelawar serta waktu yang sekilas mengakibatkan Soal nomor 4 dengan indikator menjelaskan
mangsa tidak memiliki waktu untuk kabur sedangkan fenomena secara ilmiah, peserta didik mendapat skor
kebanyakan yang lain antara menuliskan karena tidak 0 karena tidak menjelaskan bagaimana fenomena
mendengar ataukah karena tidak memiliki waktu ekolokasi dari kelelawar dapat membantunya terbang
untuk kabur. di malam hari. Mayoritas peserta didik mendapat skor
Pada aspek pengetahuan, peserta didik yang 1 dan tidak ada yang mendapat skor 2, hal ini karena
menjawab soal dengan skor maksimum yaitu 2 paling peserta didik hanya bisa menjelaskan bagaimana
banyak pada soal dengan indikator pengetahuan ekolokasi dapat membantu kelelawar yaitu dengan
konten. Meskipun pada soal dengan indikator bunyi pantulan yang dikeluarkan, namun tidak
pengetahuan konten yang mendapat skor 1 lebih mengidentifikasi bahwa adanya perbedaan frekuensi
sedikit dibanding pada soal dengan indikator sehingga objek yang terkena pancaran suara dapat
pengetahuan prosedural dan pengetahuan epistemik, dibedakan.
namun peserta didik yang menjawab salah atau Soal nomor 5 dengan indikator mengevaluasi
mendapat skor 0 pada soal dengan indikator dan merancang penyelidikan ilmiah, tidak ada peserta
Andri Pratiwi Irwan, dkk. Analisis Kemampuan Literasi Sains … 21

didik yang memperoleh skor 0. Peserta didik didik dapat menjawab soal dengan baik dan benar
memperoleh skor 1 karena tidak menuliskan variabel paling tinggi pada indikator mengevaluasi dan
yang diketahui ataukah salah dalam penggunaan merancang penyelidikan ilmiah kemudian indikator
rumus hal ini akibat kurang memperhatikan intruksi menjelaskan fenomena secara ilmiah, terakhir
pada soal yang diberikan. serta mayoritas indikator menafsirkan data dan bukti secara ilmiah.
memperoleh skor 2 dengan menuliskan variabel yang Banyaknya peserta didik yang menjawab benar
diketahui serta penggunaan rumus yang tepat serta pada soal dengan indikator pengetahuan konten dan
hasil perhitungan yang benar. Meskipun ada beberapa indikator mengevaluasi dan merancang penyelidikan
yang menggunakan rumus yang telah dipelajari ilmiah dikarenakan dalam menjawab soal tersebut
sebelumnya dan bukan berdasarkan instruksi yang peserta didik mengandalkan hafalan mereka terkait
ada pada teks. materi yang ada pada soal. Sedangkan, kesalahan
Soal nomor 6 dengan indikator menafsirkan data paling banyak dilakukan peserta didik pada soal
dan bukti secara ilmiah, peserta didik mendapat skor dengan indikator pengetahuan epistemik dan
0 karena menuliskan jawaban yang tidak berdasarkan indikator menafsirkan data dan bukti secara ilmiah.
data yang ada pada soal. kebanyakan peserta didik Hal ini dikarenakan pada soal dengan indikator
hanya mendapat skor 1 dan hanya sedikit yang pengetahuan epistemik dan indikator menafsirkan
memperoleh skor 2, hal ini karena hanya beberapa data dan bukti secara ilmiah tidak mengendalkan
peserta didik yang menuliskan penafsiran data secara hafalan peserta didik melainkan kemampuan berfikir
terperinci kemudian menarik kesimpulan berdasrkan untuk memahami sebuah hal dan memberikan alasan
penafsiran data tersebut. Sedangkan yang maupun kesimpulan atas hal tersebut.
memperoleh skor 1 menjawab antara menuliskan Hal tersebut diatas bersesuaian dengan yang
penafsiran data secara terperinci ataukah menuliskan diungkapkan Rusilowati (2014), bahwa siswa lebih
kesimpulan dari data tanpa menuliskan penafsiran pandai menghafal dibandingkan dengan keterampilan
data terlebih dahulu. proses sains. Hal ini terkait dengan kecenderungan
Pada aspek kompetensi, peserta didik yang siswa dalam menguasai pengetahuan menggunakan
menjawab soal dengan skor maksimum yaitu 2 paling hafalan bukan kemampuan berpikir. Penyebab lain
banyak pada soal dengan indikator mengevaluasi dan adalah kebiasaan pembelajaran sains di sekolah yang
merancang penyelidikan ilmiah. Meskipun pada soal lebih menekankan pada aspek kognitif bukan
dengan indikator mengevaluasi dan merancang mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
penyelidikan ilmiah yang mendapat skor 1 lebih Dalam proses belajar mengajar disekolah, cara
sedikit dibanding pada soal dengan indikator guru mengajar memegang peranan penting dalam
menjelaskan fenomena secara ilmiah dan upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Apabila
menafsirkan data dan bukti secara ilmiah, namun seorang guru dalam pengajaran berpedoman pada
peserta didik yang menjawab salah atau mendapat dimensi dimensi mengajar yang baik maka akan
skor 0 pada soal dengan indikator mengevaluasi dan menimbulkan persepsi yang baik dari siswa, sehingga
merancang penyelidikan ilmiah jauh lebih sedikit pada akhirnya guru dikatakan berhasil mengajar
dibanding pada soal dengan indikator menjelaskan siswanya karena menimbulkan kesan yang baik dari
fenomena secara ilmiah dan indikator menafsirkan siswa. (Sahidin & Jamil, 2013).
data dan bukti secara ilmiah. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh hasil
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada bahwa cara mengajar guru dimulai dengan
aspek literasi sains yaitu aspek kompetensi, peserta menjelaskan gambaran umum materi yang memuat
22 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jild 15, Nomor 3, Desember 2019, hal 17 - 24

indikator pengetahun konten kemudian dilanjut tahap tugas yang diberikan sehingga dapat dinyatakan
literasi peserta didik kemudian tanya jawab yang juga kembali bahwa indikator literasi sains yang dapat
memuat indikator pengetahun konten. Setelah itu dikembangkan dengan membaca buku siswa
soal-soal diberikan kepada peserta didik pada bagian bergantung pada soal yang diberikan.
uji kompetensi. Proses pembelajaran di kelas yang
Peneliti melakukan pula analisis terhadap Buku
lebih banyak mengerjakan soal tentunya akan
siswa untuk mengidentifikasi aspek literasi sains
mempengaruhi kemampuan literasi sains seseorang.
yang terdapat dalam buku tersebut terkhusus pada uji
Perkembangan kemampuan literasi sains peserta
kompetensi pada Bab 10. Gelombang bunyi.
didik sangat bergantung pada jenis soal yang
Persentase tiap aspek literasi sains pada Buku siswa
diberikan.
khusus uji kompetensi dapat diamati pada diagram
Selain cara mengajar guru, buku ajar juga
berikut
termasuk komponen pendidikan yang sangat penting
dalam proses pembelajaran. Tersedianya buku ajar 80,00%

persentase tiap
yang berkualitas akan mendukung keberhasilan 60,00%

indikator
proses pembelajaran. Buku ajar merupakan sumber 40,00%
belajar dan media yang sangat penting untuk 20,00%
0,00%
mendukung tercapainya kompetensi yang menjadi
A.01 A.02 A.03 B.01 B.02 B.03
tujuan pembelajaran, yang mengacu pada kurikulum Indikator aspek literasi sains
(Rusilowati, 2014).
Peneliti melakukan analisis terhadap Buku siswa Gambar 4. Diagram persentase aspek literasi sains
pada Buku siswa bab 10. Gelombang bunyi Khusus Uji
untuk mengidentifikasi aspek literasi sains yang Kompetensi
terdapat dalam buku tersebut pada Bab 10.
Berdasarkan hasil dokumantasi buku siswa pada
Gelombang bunyi. Persentase tiap aspek literasi sains
Bab 10. Gelombang bunyi khusus uji kompetensi
pada Buku siswa dapat diamati pada diagram berikut.
tersebut diatas dapat dinyatakan bahwa soal uji
40,00% kompetensi pada buku siswa tersebut hampir
persentase tiap

30,00% mencakup keseluruhan indikator selain indikator


indikator

20,00%
menafsirkan data dan bukti secara ilmiah, serta
10,00%
mayoritas soal mencakup indikator mengevaluasi dan
0,00%
A.01 A.02 A.03 B.01 B.02 B.03 merancang penyelidikan ilmiah lanjut pada indikator
indikator aspek literasi sains pengetahuan konten. Sehingga jelas bahwa
pemberian soal pada uji kompetensi ini sangat
Gambar 3. Diagram persentase aspek literasi sains
pada Buku siswa bab 10. Gelombang bunyi mempengaruhi kemampuan literasi sains peserta
Berdasarkan hasil dokumantasi buku siswa pada didik diamati dari peserta didik yang paling banyak
Bab 10. Gelombang bunyi tersebut diatas dapat mendapat skor 2 pada soal dengan indikator
dinyatakan bahwa pada buku siswa tersebut sudah mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah
mencakup keseluruhan indikator pada aspek literasi dan pada indikator pengetahuan konten.
sains. Namun, berdasarkan hasil wawancara yang Disamping faktor guru sesungguhnya faktor
telah dilakukan peserta didik dalam membaca sebuah siswa juga tidak kalah penting untuk menjadi
buku hanya membaca yang penting yang ingin pertimbangan dalam proses pembelajaran (Sahidin &
diketahui dan kebanyakan yang berkaitan dengan Jamil, 2013). Berdasarkan hasil wawancara yang
Andri Pratiwi Irwan, dkk. Analisis Kemampuan Literasi Sains … 23

dilakukan untuk mengetahui minat peserta didik diinginkan. Kebiasaan belajar mempengaruhi prestasi
terhadap fisika diperoleh bahwa peserta didik yang belajar, karena prestasi belajar yang diperoleh siswa
menyatakan sangat minat dengan fisika berada pada banyak faktor yang mempengaruhinya salah satunya
kategori tinggi sedangkan yang menyatakan tidak adalah kebiasaan belajar siswa (Siagian, 2015).
suka sama sekali dengan fisika berada pada kategori Peserta didik sangat jarang memilki waktu luang
rendah. Responden yang lain yang menyatakan tidak khusus untuk belajar di rumah sehingga pembelajaran
begitu minat dengan fisika ataukah minat yang di sekolah harus benar-benar di buat efektif sehingga
kadang ada kadang tidak berada pada kategori kemampuan literasi sains peserta didik dapat
sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat dikembangkan. Pembelajaran di SMAN 2 bulukumba
terhadap fisika dapat mempengaruhi kemampuan kelas XI MIPA yang menitik beratkan pada kegiatan
literasi sains peserta didik jika ditinjau dari mengerjakan soal-soal secara mandiri, maka
kemampuannya mengerjakan soal fisika. pemilihan soal harus benar-benar dipertimbangkan
Pencapaian siswa dalam sesuatu mata pelajaran dengan baik, memilih soal yang tidak hanya
adalah bergantung kepada minat. Siswa yang mencakup satu indikator literasi sains saja namun
memiliki minat terhadap subjek tertentu memberikan harus menyeimbangkan kadar tiap indikator literasi
perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. sains pada setiap soal.
Minat merupakan faktor yang menentukan
SIMPULAN
tercapainya tujuan belajar. Karena dengan adanya
minat untuk belajar dalam diri siswa akan a. Peserta didik dapat menjawab soal dengan baik
dan benar paling tinggi pada indikator
memudahkan guru dalam membimbing dan
pengetahuan konten indikator mengevaluasi dan
mengarahkan siswa. Dan siswa yang memiliki
merancang penyelidikan ilmiah dikarenakan
kebiasaan belajar cenderung hidup dengan penuh
dalam menjawab soal tersebut peserta didik
disiplin dan tanggung jawab dalam setiap tindakan
mengandalkan hafalan mereka terkait materi
belajarnya untuk mencapai prestasi dan hasil belajar
yang ada pada soal. Sedangkan, kesalahan paling
yang tinggi (Siagian, 2015).
banyak dilakukan peserta didik pada soal dengan
Berdasarkan hasil wawancara pula dapat
indikator pengetahuan epistemik dan indikator
diketahui bahwa peran guru dapat mempengaruhi
menafsirkan data dan bukti secara ilmiah
minat belajar fisika dari peserta didik yang dikarenakan dalam menjawab soal tidak
menyatakan bahwa kemauan belajar bergantung pada mengendalkan hafalan peserta didik melainkan
guru yang mengajar. Sebagaimana yang diungkapkan kemampuan berfikir untuk memahami sebuah hal
dalam Sahidin & Jamil (2013) bahwa cara mengajar dan memberikan alasan maupun kesimpulan atas
yang baik akan membuat proses belajar mengajar hal tersebut.
dapat berlangsung dengan efektif sehingga siswa b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
dapat termotivasi untuk belajar. Motivasi berprestasi literasi sains peserta didik ditinjau dari
yang baik berpengaruh positif pada hasil belajar kemampuan menyelesaikan soal fisika
siswa. Sebaliknya jika motivasi tersebut kurang baik diantaranya adalah faktor perilaku guru selama
maka akan berpengaruh negatif pada hasil belajar proses pembelajaran yang kurang dalam
siswa, akibatnya hasil belajarnya akan relatif rendah. pemberian bimbingan kepada peserta didik dalam
Kebiasaan belajar yang tertanam pada diri siswa pengerjaan soal, pemberian soal kepada peserta
dapat terlihat pada aktivitas belajar siswa dan dapat didik yang kebanyakan hanya pada satu indikator
dilakukan secara kontinyu sepanjang waktu yang aspek literasi sains, faktor minat peserta didik
24 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jild 15, Nomor 3, Desember 2019, hal 17 - 24

terhadap fisika yang kurang, faktor kebiasaan yang tidak hanya mencakup satu indikator literasi
belajar peserta didik ketika diberi tugas saja. sains saja namun harus menyeimbangkan kadar
tiap indikator literasi sains pada setiap soal.
SARAN
b. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya
a.Pembelajaran yang menitik beratkan pada melakukan penelitian untuk mengetahui cara
pengerjaan soal, maka guru harus benar-benar untuk meningkatkan literasi sains peserta didik.
mempertimbangkan dengan baik soal yang akan
diberikan kepada peserta didik, memilih soal
DAFTAR RUJUKAN Rusilowati, A. (2014). Analisis Buku Ajar IPA yang
Digunakan di Semarang Berdasarkan Muatan
Ahmad, Enawaty, E., & Lestari, I. (2018). Deskripsi
Literasi Sains. Proceeding Seminar Nasional
Kemampuan Literasi Sains Siswa Kelas XII
Konservasi dan Kualitas Pendidikan 2014,
IPA 1 di SMA Mujahidin Pontianak pada
(pp. 6-10). Semarang.
Materi Larutan Asam Basa. Jurnal
pendidikan dan Pembelajaran, 7(5). Sahidin, L., & Jamil, D. (2013). Pengaruh Motivasi
Retrieved Maret 5, 2019, from Berprestasi dan Persepsi Siswa Tentang Cara
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/arti Guru Mengajar Terhadap Hasil Belajar
cle/view/25555 Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika,
4(2), 211-222.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
(2016). KBBI Daring. Retrieved Juni 25, Siagian, R. F. (2015). Pengaruh Minat dan Kebiasaan
2019, from Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/literasi%2 Matematika. Jurnal Formatif, 2(2), 122-131.
0sains
U.S. Departement of Education. (2015). Retrieved
Hill, R. (1998). What Sample Size is "Enough" in from PISA 2015 Result:
Internet Survey Research. IPCT Journal, 6(3- https://nces.ed.gov/surveys/pisa/pisa2015/ind
4). ex.asp
OECD. (1999). Measuring Student Knowledge And Wijaya, H. (2018). Analisis Data Kualitatif: Ilmu
Skill: A New Framework For Assessment. Pendidikan Teologi. Makassar: Sekolah
Paris: OECD Publishing. Tinggi Theologia Jaffray.
OECD. (2012). PISA 2012 Assessment and Analytical Wikipedia contributors. (2015). Literasi Saintifik.
Framework: Mathematics, Reading, Science, Retrieved Juni 25, 2019, from
Problem Solving and Financial Literacy. https://id.wikipedia.org/wiki/Literasi_saintifi
Paris: OECD Publishing. k
Putri, S. E., Firdaus, M., & Angraeni, L. (2018). Yana, E. T. (2018). Analisis Kemampuan Literasi
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Sains pada Aspek Kompetensi dan
Menyelesaikan Soal Pada Materi Tekanan Di Pengetahuan Calon Guru Fisika pada Materi
Kelas VII MTs. Al-Husna Kota Pontianak. Gelombang Bunyi. Skripsi. Tidak
Jurnal pendidikan sains dan aplikasinya, Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan
1(1), 39-46. Keguruan. Universitas Islam Negeri Raden
Intan: Lampung.

Anda mungkin juga menyukai