Disusun oleh
Kelompok 6
Melania kontesa
Melyani paressa
Mersy
Agnes monika
Kristovorus gepot
Rouzwati palindangan
Sherin amelyani
Sintia simon
Sintike
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongannya dalam
menyelesaikan Askep ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami
tidak akan sanggup menyelesaikan askep ini dengan baik.
Askep ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Anstabel Angina
Pectoris”, yang kami sajikan berdasarkan hasil pencarian kami dari berbagai sumber. Askep ini
kami susun dengan berbagai rintangan, baik yang datang dari dalam diri kami sendiri maupun
yang datang dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya askep ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Semoga askep ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun askep ini tidak luput dari kekurangan. kami mohon saran dan keritiknya untuk ke
depan yang lebih baik.
KONSEP DASAR MEDIS
1. Defenisi
Angina pektori tidak stabil adalah nyeri dada yang dirasakan tanpa penyebab awal
yang jelas dan biasanya tidak kunjung membaik setelah beristirahat atau mengkonsumsi
obat. Rasa nyeri yang dialami lebih lama dibanding angina stabil , yaiyu sekitar 30 menit.
Angina pectoris di defenisikan sebagai perasaan tidak enak didada (chest
discomfort) akibat iskemia miokard. Perasaan tidak enak didada ini berupa nyeri, rasa
terbakar, atau rasa tertekan. Kadang – kadang tidak dirasakan didada melainkan dileher ,
rahang bawah, bahu, atau ulu hati. (Oktavianus dan sari 2014)
Hempdinamika jantung
Prinsip penting yang menentukan aliran darah adalah cairan dari daerah
bertekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran darah dalam
sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot berkontraksi,
darah terdorong dari ventrikel ke aorta selama periode di mana tekanan ventrikel kiri
melebihi tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang, katup aorta akan
mentup dan keluaran dari ventrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta
akan menaikkan tekanan dalam pembuluh darah tersebut. Akibatnya terjadi
perbedaan tekanan yang akan mendorong darah secara progresif ke arteri, kapiler, dan
ke vena. Darah kemudian kembali ke atrium kanan kerena tekanan dalam kamar ini
lebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan tekanan juga bertanggung jawab terhadap
aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan kembali ke atrium kiri. Perbedaan
tekanan dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih rendah dari tekanan sirkulasi
sistemik karena tahanan aliran di pembuluh daran pulmonal lebih rendah.
Sirkulasi janting. Perhatikan perubahan tekanan yang terjadi dalam kamar
jantung selama sirkulasi jantung, dimulai dengan diastolik saat ventrikel berelaksasi .
selama diastolik, katup antrioventrikularis terbuka, dan darah yang kembali dari vena
mengalir ke atrium dan kemudian kembali ke ventrikel. Mendekati akhir periode
diastolik tersebut, otot atrium akan berkontraksi sebagai respons terhadap sinyal yang
ditimbulkan oleh nodus SA. Kontarksi kemudian meningkatkan tekanan di dalam
atrium dan mendorong sejumlah darah ke ventrikel. Darah yang masuk tadi akan
meningkatkan volume ventrikel sebanyak 15% sampai 25%. Pada titik ini, ventrikel
itu sendiri mulai berkontraksi (sistolik) sebagai respons terhadap propagasi impuls
listrik yang memulai di nodus SA beberapa milidetik sebelumnya.
Selama sistolik, tekanan di dalam ventrikel dengan cepat mningkat, mendorong
katup AV untuk menutup. Konsekuensinya tidak ada lagi pengisian ventrikel dari
atrium, dan darah yang semburkan dari ventrikel tidak dapat mengalir balik ke atrium.
Peningkatan tekanan secara cepat di dalam ventrikel akan mendorong katup
pulmonalis dan aorta terbuka, dan darah kemudian disemburkan ke arteri pulmonalis
dan ke aorta. Keluarnya darah mula – mula cepat, dan kemudian, ketika tekanan
masing – masing ventrikel dan arteri yang bersangkutan mendekati keseimbangan,
aliran darah secara bertahap melambat.
Pada saat berakhirnya sisitolik, otot ventrikel berelaksasi dan tekanan dalam
kamar menurun dengan cepat. Penurunan tekanan ini cenderung mengakibatkan darah
mengalir balik dari arteri ke ventrikel, yang mendorong katup seminuler untuk
menutup. Secara bersamaan, begitu tekanan didalam ventrikel menurun drastis
sampai bawah tekanan atrium, nodus AV akan membuka, ventrikel mulai terisi, dan
urutan kejadian berulang kembali.
Curah jantung
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama satu
satuan waktu. Curah jantung pada orang dewasa normal sekitar 5 L/ menit namun sangat
bervariasi, tergantung kebutuhan metabolisme tubuh. Curah jantung (CO) sebanding
dengan volume sekuncup (SV) kali frekuensi jantung (HR).
Volume sekuncup adalah sejumlah darah yang desmburkan setiap denyut. Maka
curah jantung dapat di pengaruhi oleh perubahan volume sekuncup maupun frekuensi
jantung. Frekuensi jantung istirahat pada orang dewasa rata – rata 60 sampai 80 denyut /
menit dan rata – rata volume sekuncup sekitar 70 ml/ denyut.
Kontrol frekuensi jantung. Karena fungsi jantung adalah menyuplai darah
keseluruh jaringan tubuh, maka keluarannya harus dapat berubah sesuai perubahan
kebutuhan metabolisme jaringan itu sendiri. Misalnya, selama latihan, curah jantung
dapat meningkat sampai empat kali, sampai 20 L/menit . peningkatan tersebut dapat
dicapai dengan cara meningkatkan frekuensi jantung dan volume sekuncup sebanyak dua
kali lipat. Perubahan frekuensi jantung dapat terjadi akibat kontrol refleks yang dimediasi
oleh sistem saraf ototnom, meliputi bagian simpatis dan parasimpatis. Impuls
parasimpatis, yang berjalan kejantung, sementara impuls, simpatis meningkatkannya.
Efeknya terhadap frekuensi jantung berakibat mulai pada aksi pada nodus SA untuk
meningkatkan maupun menurunkan keceoatan depolarisasi intrinsiknya. Keseimbangan
antara kedua refleks tadi mengontrol sistem normalnya menentukan frekuensi jantung.
Frekuensi jantung dirangsang juga oleh peningkatan kadar katelodamin (yang disekresi
kelenjar adrenal) dan oleh adanya kelebihan hormon tiroid, yang menghasilkan efek
menyerupai katekolamin.
Kontrol volume sekuncup. Volume sekuncup terutama ditentukan oleh tiga
faktor:
1. Kontraksi intrinsik toto jantung
2. Derajat peregangan otot jantung sebelum kontraksi (preload)
3. Tekanan yang harus dilawan otot jantung untuk menyemburkan darah selama
kontraksi (afterload)
Kontraksi intrinsik adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan tekanan yang
dapat dibangkitkan oleh kontraksi miokardium pada kondisi tertentu. Kontraksi
ini dapat meningkat akibat katekolamin yang beredar, aktivitas saraf simpatis dan
berbagai obat (seperti digitalis) serta dapat menurun akibat hipoksemia dan
asodisis. Peningkatan kontraktilitas dapat terjadi pada peningkatan volume
sekuncup.
3. Etiologi
4. PATOFISIOLOGI
Nyeri dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard
atau karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Aliran darah berkurang
karena penyempitan pembuluh darah koroner (arteri koronaria). Penyempitan terjadi
karena riwayat penyakit diabetes militus dan hpertensi yang diderita pasien dan faktor
lainya yaitu merokok. Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di
intima arteri besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu
absorbsi nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh
darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh
darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi
jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat.
Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi
pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi
intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi
tersering aterosklerosis.
Pada mulanya, suplai darah tersebut walaupun berkurang masih cukup untuk
memenuhi kebutuhan miokard pada waktu istirahat, tetapi tidak cukup bila kebutuhan
oksigen miokard meningkat seperti pada waktu pasien melakukan aktivitaas fisik
yang cukup berat. Pada saat beban kerja suatu jaringan meningkat, kebutuhan
oksigennya juga meningkat. Apabila kebutuhan oksigen meningkat pada jantung yang
sehat, arteri-arteri koroner akan berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan
oksigen ke otot jantung. Akan tetapi apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau
menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapatberdilatasi sebagai respon terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen, dan terjadi iskemia(kekurangan suplai darah)
miokardium dan sel-sel miokardium mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Proses pembentukan energy ini sangat tidak efisien
dan menyebabkan pembentukan asam laktat. Asam laktat menurunkan pH
miokardium dan menyebabkan nyeri ang berkaitan dengan angina pectoris. Apabila
kebutuhan energy sel-sel jantung berkurang, suplai oksigen oksigen menjadi adekut
dan sel-sel otot kembali keproses fosforilasi oksidatif untuk membentuk energy.
Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan menghilangnya penimbunan asam
laktat, nyeri angina pectoris mereda.
5. Manifestasi klinis
Unstable Angina Pectoris Disebabkam primer oleh kontraksi otot poles pembuluh
koroner sehingga mengakibatkan iskeia miokard. patogenesis spasme tersebut hingga kini
belum diketahui, kemungkinan tonus alphaadrenergik yang berlebihan (Histamin,
Katekolamin Prostagglandin). Selain dari spame pembuluh koroner juga disebut peranan
dari agregasi trobosit. penderita ini mengalami nyeri dada terutama waktu istirahat,
sehingga terbangun pada waktu menjelang subuh. Manifestasi paling sering dari spasme
pembuluh koroner ialah variant (prinzmental). Elektrokardiografi tanpa serangan nyeri
dada biasanya normal saja. Pada waktu serangan didapati segmen ST elevasi. Jangan
dilakukan uji latihan fisik pada penderita ini oleh karena dapat mencetuskan aritmia yang
berbahaya. Dengan cara pemeriksaan teknik nuklir kita dapat melihat adanya iskemia saja
ataupun sudah terjadi infark.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Komplikasi paling berbahaya yang mungkin terjadi pada angina adalah serangan jantung.
Kondisi ini membutuhkan penanganan segera di rumah sakit. Gejala yang yang dapat muncul
pada serangan jantung, meliputi:
Nyeri dada seperti ditekan untuk waktu yang lama dan berulang-ulang.
Nyeri menyebar ke anggota tubuh lainnya seperti punggung, bahu, lengan, rahang, gigi,
dan perut.
Nyeri perut berkepanjangan.
Merasa gelisah.
Mengalami serangan panik.
Mual.
Muntah.
Napas pendek.
Keringat dingin.
Pingsan.
Mengalami kesulitan berbicara dan bergerak.
8. PENATALAKSANAAN
1. Denyut jantung Apabila denyut jantung bertambah cepat maka keperluan oksigen permenit
akan meningkat.
2. Kontraktilitas Dengan bekerja maka banyak dikeluarkan katekolamin (Adrenalin dan Nor
Adrenalin), sehingga akan menambah tenaga kontraksi jantung.
3. Tekanan sistolik ventrikel Kiri. Makin tinggi tekanan ini, makin banyak pemakaian oksigen.
4. Ukuran jantung Jantung yang besar memerlukan oksigen yang banyak.
Etiologi: Adanya aterosklerosis koroner dimana terjadi kelainan pada intima bermula berupa
bercak fibrosa (fibrous plaque) dan selanjutnya terjadi ulserasi, pendarahan, kalsifikasi dan
trombosis. Perjalanan dalam kejadian aterosklerosis tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal,
akan tetapi diberati juga banyak faktor lain seperti : hipertensi, kadar lipid, rokok, kadar gula
darah yang abnormal. Angina Pectoris Adanya Angina Pectoris dapat dikenal secara:
1. Kwalitas nyeri dada yang khas yaitu perasaan dada tertekan, merasa terbakar atau susah
bernafas.
2. Lokasi nyeri yaitu restrosternal yang menjalar keleher, rahang atau mastoid dan turun ke
lengan kiri.
3. Faktor pencetus seperti sedang emosi, bekerja, sesudah makan atau dalam udara dingin. Stable
Angina Pectoris Kebutuhan metabolik otot jantung dan energi tak dapat dipenuhi karena terdapat
stenosis menetap arteri koroner yang disebabkan oleh proses aterosklerosis. Keluhan nyeri dada
timbul bila melakukan suatu pekerjaan. sesuai dengan berat ringannya pencetus dibagi atas
beberapa tingkatan :
Diagnosa
1. Pemeriksaan EKG
2. Uji latihan fisik (Exercise stress testing dengan atau tanpa pemeriksaan radionuclide)
3. Angiografi koroner.
Terapi
4. Penghambat Beta
5. Antagonis kalsium
6. Kombinasi