Anda di halaman 1dari 3

RANCANGAN TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN/KEPERAWATAN DENGAN

MENERAPKAN KONSEP HOLISTIK


Oleh jerry fahrain

A. Latar Belakang

Kebutuhan akan layanan kesehatan komplementer menjadi bagian penting dalam


pelayanan kesehatan di negara maju dan negara berkembang. Salah satu alasannya adalah
filosofi holistik pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi
kesehatan dalam terapi holistik. Alasan lainnya karena klien ingin terlibat untuk
pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas hidup dibandingkan
sebelumnya. Sejumlah 82% klien melaporkan adanya reaksi efek samping dari pengobatan
konvensional yang diterima menyebabkan memilih terapi komplementer. Alasan lainnya
karena klien ingin terlibat untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan
peningkatan kualitas hidup dibandingkan sebelumnya.

Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat.
Pemilihan layanan ini membuka wawasan masyarakat tentang apa dan bagaimana layanan
kesehatan holistik baik melalui media cetak maupun media internet. Masyarakat ingin
mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya, sehingga apabila keinginan
terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat menjadi peluang bagi perawat
untuk berperan memberikan terapi komplementer. Di negara maju, layanan holistik telah
terintegrasikan dengan sistem kesehatan nasional bahkan pendidikan kesehatan, hal inipun
di dukung hasil penelitian yang semakin marak tentang keperawatan komplementer.

Bentuk terapi yang digunakan dalam terapi komplementer ini beragam sehingga
disebut juga dengan terapi holistik. Terminologi kesehatan holistik mengacu pada integrasi
secara menyeluruh dan mempengaruhi kesehatan, perilaku positif, memiliki tujuan hidup,
dan pengembangan spiritual . Terapi komplementer dapat diterapkan dalam berbagai level
pencegahan penyakit berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun rehabilitasi.

Hak pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan optimal terdapat dalam UU


Kesehatan no 23 tahun 1992 pasal 14. Perawat mempunyai wewenang melakukan praktik
keperawatan holistik baik secara mandiri maupun terintegrasi dengan layanan kesehatan di
rumah sakit (UU no 38 tahun 2014.). Tantangan keperawatan kedepan adalah
mengintegrasikan keperawatan holistik ke dalam sistem kesehatan nasional, meningkatkan
kuantitas dan kualitas ilmu pengetahuan dan ketrampilan keperawatan holistik yang
didukung hasil penelitian.
B. Jenis Usaha
Jenis usaha yang dimaksud adalah memfokuskan di bidang apa saja bentuk
pelayanannya, sehingga memudahkan dalam pencarian bagi klien. Adapun Langkah
Langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan aspek produk yang akan dibuat (jenis usaha yang diinginkan)
Dalam perencanaan Usaha Pelayanan khususnya di bidang keperawatan Holistic
meliputi :
a) Terapi manipulatif dan sistem tubuh ( Terapi Urut Quasa )
b) Mind-body therapy /Terapi Qur’an Audio (Quranic Healing)
c) Alternatif sistem pelayanan/Terapi Bekam Medis (standar Perkumpulan
Bekam Indonesia)
2. Menetapkan aspek pemasaran produk, menetapkan aspek teknis,
seperti penyaluran produk/jasa
a) Iklan: media sosial
b) Pemeriksaan gratis : seperti tekanan darah, gula darah sewaktu, asam urat &
kolesterol
c) Memilih lokasi yang strategis, plang nama yang mudah di baca dan dilihat,
parkiran tersedia, aman, jam praktek dan nama praktisi.
3. Menetapkan aspek manajemen dan menetapkan aspek yuridis serta melaksanakan
aspek administrasi
a) Manajemen di tuangkan dalam SK kepengurusan, terjabarkan dalam tugas dan
fungsi masing masing bidang/jabatan
b) Aspek yuridis berisikan tentang SOP pemeriksaan dan intervensi , surat ijin
pengobat tradisional dari pihak terkait atau rekomendasi dari Organisasi
Profesi dengan surat keterangan dari himpuna perawat holistic Indonesia,
termasuk perijinan tempat usaha
c) Administrasi: tercatat dalam dokumentasi keperawatan dan administrasi
bersifat umum, missal tarif pengobatan
4. Mengetahui aspek sumber keuangan
Sumber keuangan mesti dimasukkan dalam perencanaan, apakah bersumber dari
dana tabungan pribadi atau pihak ketiga misal Bank.
5. Mempelajari aspek kebijakan pemda (pemerintah daerah)
Kebijakan pemerintah daerah melalui peraturan daerah ataupun kantor yang
menanganinya, sebagai contoh kantor pelayanan terpadu dan Dinas Kesehatan.
6. Mempelajari aspek AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan)
7. Analisa :
kemudahan dalam penerapan,
1. Faktor pendukung : SDM Ahli /tersertifikat, tempat tersedia, ijin yang mudah
diurus
2. dan penghambat, : dana yang belum cukup, iklan yang belum tersosialisasi,
pengaturan jam kerja/prkatik yang belum rampung,
3. sosial : lokasi praktik ditengah area comersil/pasar, klien multi cuture dan latar
belakang pekerjaan pegawai/karyawan
4. budaya masyarakat setempat : budaya sudah familiar dengan bekam, urut dan
ruqyah.

8. Denah

1 2 3 4 5 6

1= meja periksa, 2,3,4,5=bed pasien, 6=toilet


9. Contoh Dokumen

Anda mungkin juga menyukai