Anda di halaman 1dari 5

1.

Rencana Penelitian

a. Judul Penelitian : Profill Kadar Asam Urat Sebagai Salah Satu Faktor

Pebyakit Tidak Menular (PTM) Pada Wanita di RSUD dr. La Paloloi.

b. Latar Belakang :

Penyakit Tidak Menular (PTM) dapat diketahui sebagai penyakit

yang tidak dapat ditularkan dari seseorang ke orang lain (Kemenkes,

2019). Penyakit tidak menular dikelompokkan sebagai salah satu penyakit

yang susah untuk didefinisikan (Kemenkes, 2017). Penyakit Tidak

Menular (PTM) mulai muncul dari beberapa faktor risiko yang tidak

dapat divariasikan dan faktor risiko yang dapat divariasikan. Dari faktor

risiko yang tidak dapat divariasikan oleh individu yaitu usia, jenis

kelamin, dan genetika. Sedangkan faktor risiko yang dapat divariasikan

yaitu faktor kesadaran individu itu sendiri dan intervensi social (Alifariki,

2015).

Dari data Riskesdas 2018, menunjukkan bahwa prevalensi

Penyakit Tidak Menular (PTM) mengalami kenaikan yang jika

dibandingkan dengan data Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke,

penyakit ginjal, diabetes mellitus dan hipertensi. Prevalensi penyakit

kanker naik mulai dari 1,4 permil menjadi 1,8 permil, prevalensi stroke

naik dari 7 per mil menjadi 10,9 per mil, dan adapun penyakit ginjal

kronik dari 2 per mil menjadi 3,8 per mil. Berdasarkan dari pemeriksaan

glukosa darah, diabetes mellitus mengalami kenaikan dari 6,9% menjadi


8,5% dan hasil dari pengukuran tekanan darah, hipertensi juga mengalami

kenaikan dari 25,8% menjadi 34,1%. Beberapa penyakit tidak menular

seperti gout, gagal ginjal, hipertensi, penyakit kardiovaskuler, disebabkan

karena adanya peningkatan asam urat dalam darah (hiperurisemia)

(Riskesdas, 2018).

Asam urat dihasilkan oleh setiap makhluk hidup sebagai hasil dari

proses metabolisme sel yang berfungsi untuk memelihara kelangsungan

hidup. Tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan

setiap hari, hal ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya

sekitar 15 persen. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan

diubah menjadi asam urat. Hiperurisemia dapat membentuk kristal asam

urat/ batu ginjal yang akan membentuk sumbatan pada ureter (Kanbara,

2010).

Menurut Elisabet dan Choi (dikutip dalam Rini, 2017),

menunjukkan bahwa adanya hubungan hiperurisemia dengan jenis

kelamin terutama pada perempuan dimana meningkatnya hiperurisemia

paling banyak terjadi pada responden yang berjenis kelamin perempuan.

Hal ini dikarenakan pada usia lanjut wanita yang telah mengalami

menopause sehingga hormon estrogen dapat menurun dan dapat juga

mempengaruhi tingkat kadar asam urat. Hormon estrogen memiliki fungsi

sebagai uricosuric agent, yaitu adanya suatu zat kimia yang berfungsi

membantu eksresi asam urat melalui ginjal.Mekanisme uricosuric agent


dalam eksresi asam urat yaitu dapat menghambat URAT1 (urate

transporter-1) yang dari lumen menuju ke sel tubular proksimal pada saat

pengaturan dalam keseimbangan cairan elektrolit.

Dari data Riskesdas 2018 hiperurisemia dari penyakit sendi di

Indonesia tertinggi terdapat pada daerah Aceh dengan hasil 13,26%,

Bengkulu 12,11%, Bali 10,46%, dan Papua 10,43%. Prevalensi dari

penyakit sendi dari golongan jenis kelamin, pada wanita 8,46% dan pada

pria 6,13%. Pada data Riskesdas 2018 di Sulawesi Selatan penyaki sendi

dengan hasil 6,38%.

Hiperurisemia salah satu penyakit tidak menular yang dimana kita

ketahui bahwa hiperurisemia itu sendiri adalah meningkatnya kadar asam

urat dalam darah dan penyakit tidak menular suatu penyakit yang biasa

tidak kita ketahui dikarenakan tidak adanya muncul gejala ataupun

keluhan. Hiperurisemia dapat timbul akibat dari produksi asam urat yang

berlebihan dan pembuangan asam urat yang kurang. Adapun faktor yang

menyebabkan hiperurisemia adalah produksi asam urat dalam tubuh yang

meningkat karena tubuh memproduksi asam surat secara berlebihan

dengan penyebabnya antara lain adanya penyakit keturunan, berlebihnya

mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar purintinggi, dan adanya

penyakit kanker yang dialami atau sedang menjalankan pengobatan

seperti kemoterapi serta kurangnya pembuangan asam urat (Tinah, 2010).


Faktor risiko yang menyebabkan seseorang terserang penyakit

asam urat adalah dari segi usia, asupan senyawa purin yamg berlebihan,

berlebihnya mengkonsumsi alcohol, kegemukan (obesitas), kurangnya

melakukan aktivitas fisil, mengkonsumsi obat-obatan diuretika,

hipertensi, penyakit jantung dan gagal ginjal (Sholihah, 2014).

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka perlu

dilakukan tentang profil kadar asam urat sebagai salah satu faktor risiko

penyakit tidak menular (PTM) pada wanita di RSUD dr. La Paloloi.

c. Rumusan Masalah : Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana profil kadar

asam urat sebagai salah satu faktor risiko penyakit tidak menular (PTM)

pada wanita di RSUD dr. La Paloloi ?

d. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui profil kadar asam urat sebagai

salah satu faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) pada wanita di

RSUD dr. La Paloloi.

e. Kerangka Toeri/Metode Penelitian :

Genetic5. Obesitas

Usia6. Konsumsi Alkohol

Jenis kelamin7. Obat-obatan

Pola makan

Asam urat (Hiperurisemia)

Penyakit Tidak Menular


(PTM)

Penyakit Hipertensi Aterosklerosis Gout


Jantung
f. Variabel Penelitian :

1) Variabel Bebas

Variable bebas dalam penelitian ini adalah kadar asam urat

2) Variable terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penyakit tidak

menular.

Anda mungkin juga menyukai