DISUSUNOLEH
YAYASANRUMAHSAKITISLAMNUSATENGGARABARAT
SEKOLAHTINGGIILMUKESEHATANYARSIMATARAM
PROGRAMSTUDIS1KEPERAWATAN
MATARAM
2020
BAB I
TINJAUAN TEORI
1
1.1 Konsep Dasar Penyakit Diare
1.1.1 Pengertian
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan
yang terjadi kerena frekuensisatu kali atau lebih buang air besar dengan
tinja encer dan cair. (Suriadi dan Rita, 2001).
Diare adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus
yang di tandai dengan defikasi encer lebih dari tiga kali sehari atau tampa
darah dalam tinja yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang
dari tujuh kali pada anak dan bayi yang sebelumnya sehat (Dr. Henra T.
Laksamana, 2000).
Diare adalah Inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus
dan di tandai dengan muntah-muntah dan gastroenteritis yang berakibat
kehilangan cairan dan elektrolityang menimbulkan dehidrasi dan ganguan
keseimbangan elektrolit (Betz, swoden, 2001).
Diare adalah meningkatnya frekuensi dan berkurangnya konsistensi
buang air besar (BAB) dibanding dengan pola BAB normalnya.
Terjadinya BAB 3x atau lebih dalam sehari dengan konsistensi lembek
atau cair yang tidak seperti biasanya, yang biasanya hanya dua atau tiga
kali dalam seminggu (Yulinah, 2008).
1.1.2 Etiologi
1. Faktor internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare, meliputi, Infeksi virus, Ecoli cholera,
singela, Infeksi pasif: entovirus, adeno virus, infeksi parasit, cacing,
(ascorosis, oxyuris) protozoa dan jamur.
2. Faktor parenteraladalah infeksi di luar perencanaan makanan seperti,
OMA, paringitis, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak di
bawah dua tahun.
3. Factor malabsorbsi adalah disakarida intoleransi laktosa, mokosa,
sukrosa) monosakarida (intoleransi, glukosa dan galaktosa).
4. Factor makanan adalah makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
1.1.3 Klasifikasi Diare
1. Diare Akut
2
Diare akut adalah diare yang disebabkan oleh virus yang disebut
Rotavirus yang ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan
dapat berupa air saja yang frekuensinya biasanya (3kali atau lebih dalam
sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari.Diare Rotavirus ini
merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan pertama sebagai
penyebab diare akut pada anak-anak.
2. Diare Persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari,
merupakan kelanjutan dari dare akut atau peralihan antara diare akut dan
kronik.
3. Diare Kronis
Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama
dengan penyebab noninfeksi, seperti penyakit sensitif terhadap gluten
atau gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronis lebih dari
30 hari.
1.1.4 Manifestasi Klinis
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah
2. Suhu tubuh meninggi/demam
3. Feces encer, berlendir atau berdarah
4. Warna feces kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
5. Anus lecet
6. Muntah sebelum dan sesudah diare
7. Anoreksia
8. Gangguan gizi akibat intake makanan kurang
9. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan,
turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, membran
mukosa kering.
10. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
11. Kram abdominal
12. Mual dan muntah
13. Lemah
14. Pucat
15. Perubahan TTV : Nadi dan pernafasan cepat.
3
16. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
1.1.5 Patway
4
5
1.1.6 Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
2. Gangguan sekresi
6
2) Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
4) Gangguan gizi
1.1.7 Komplikasi
7
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak,
dapat terjadi berbagai macam komplikasi, seperti:
1. Dehidrasi
a. Dehidrasi Ringan
b. Dehidrasi Sedang
c. Dehidrasi Berat
Penatalaksanaan :
8
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg bb/24 jam, pemberian cairan
adalah 4 glukosa 10% + 1 NaHCOз 1½%, dengan pemberian
4 jam pertama 25 ml/kg bb/jam, 20 jam berikutnya 150 ml/kg
bb/20 jam.
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Hipoglikemia
9
c. Biakan dan uji resisten
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,
bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa
gas darah atau astrup, bila memungkinkan.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi
ginjal.
4. Elektrolit terutama natrium, kalium dan fosfor dalam serium.
5. Pemeriksaan Intubasi deudenum untuk mengetahui jenis jasad renik
atau parasit.
1.1.9 Penatalaksanaan
1. Medis
a. Pemberian cairan.
2) Cairan parenteral.
10
2) Parenteral dibagi rata dalam 24 jam
b) Dehidrasi ringan
c) Dehidrasi sedang
d) Dehidrasi berat
1) Memberikan asi.
c. Obat-obatan.
11
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air
tajin, tepung beras, dll)
4) Obat antibiotik.
12
bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan
sebagainya.
13
a. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang.
7. Pola Fungsi
a. Pola ilminasi: Akan mengalami penurunan yaitu BAB lebih dari
empat kali sehari, BAK sedikit dan jarang.
14
b. Pola nutrisi: di awali dengan mual, muntah dan anorexia,
menyebankan penurunan berat badan klien.
c. Pola tidur dan istirahat: Akan tergantung akan adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
d. Pola hygiene: kebiasan biasa mandi setiap hari.
e. Aktivitas: Akan tergantung dengan kondisi tubuh yang lemah dan
adanya rasa nyeri akibat distensi abdomen.
B. ANALISA DATA
No Symptom Etiologi Problem
1 DS : Faktor infeksi Diare
1. Urgency
2. Nyeri/kram abdome
DO: Masuk dan berkembang
1. Defekasi lebih dari tiga kali dalam usus
dalam 24 jam
2. fases lembej atau cair
3. frekuensi feristaltik meningkat Hipersekresi air dan
4. bising usus hiperaktif elektrolit (isi rongga usus)
1.
Diare
2 DS: Faktor infeksi Defisit nutrisi
1.Cepat kenyang setelah makan
2.Kram/nyeri abdomen Masuk dan berkembang
3.Nafsu makan menurun dalam usus
DO:
1. Berat badan menurun minimal Hipersekresi air dan
10% dibawah rentang ideal elektrolit (isi rongga usus)
2. Bising usus hiperaktif
3. Otot menelan lemah Diare
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan Frekunsi BAB meningkat
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
15
8. Diare Kehilangan nutrisi
berlebihan
Defisit nutrisi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kehilangan nutrisi berlebih
3. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
. Keperawatan
1. Diare Setalh dilakukan tindakan 1. Manajemen diare
berhubungan keperawatan .... di harapkan a. Identifikasi penyebab diare
dengan proses diare membaik dengan b. Monitor tanda dan gejala
16
infeksi kriteria hasil: hipovolemia
1. Eliminasi Fekal c. Berikan asupan cairan oral
a. Konsistensi feses d. Anjurkan makanan porsi
membaik dan sering secara bertahap
b. Frekuensi defekasi e. Anjurkan menghindari
membaik makanan pembentuk gas,
c. Peristaltik usus pedas dan mengandung
membaik laktosa
d. Distensi abdomen f. Kolaborasi pemberian obat
membaik antitematik (misalnya
2. Keseimbangan cairan domperidon)
a. Asupan cairan 2. Manajemen cairan
meningkat a. Monitor status dehidrasi
b. Kelembaban membran b. Berikan asupan cairan,
mukosa membaik sesuai kebutuhan
c. Dehidrasi menurun 3. Manajemen elektrolit
d. Denyut nadi membaik a. Identifikasi kehilangan
e. Membran mukosa elektrolit melalui cairan
membaik b. Jelaskan jenis, penyebab
f. Mata cekung membaik dan penanganan
g. Turgor kulit membaik ketidakseimbangan
3. Status cairan elektrolit
a. Tekanan nadi c. Kolaborasi pemberian
membaik suplemen elektrolit
b. Turgor kulit (misalnya oral) sesuai
meningkat indikasi
c. Intake cairan 4. Manajemen eliminasi fekal
membaik a. Monitor tanda dan gejala
diare, konstipasi atau
impaksi
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan 1. Fluid Management
berhubungan tindakan .... didapatkan a. Pertahankan
dengan nutrisi membaik dengan catatan intake dan
17
kehilangan kriteria hail: output yang akurat
nutrisi berlebih 1. Fluid Balance b. Monitor status
2. Hydration dehidrasi
3. Nutritional status : (kelembaban
Food and Fluid membran mukosa,
4. Intake nadi adekuat,
Kriteria Hasil tekanan darah
ortostatik) jika
1. Mempertahankan urine
diperlukan
output sesuai dengan
c. Monitor masukan
usia dan BB, BJ urine
makanan atau
normal dan HT normal
cairan dan hidung
2. TTV dalam batas
intake kalori harian
normal
d. Kolaborasikan
3. Tidak ada tanda-tanda
pemberian cairan
dehidrasi
IV
4. Elastisitas turgor kulit
e. Monitor status
baik, membran mukosa
nutrisi
lembab, tidak ada rasa
f. Dorong keluarga
haus yang berlebihan
untuk membantu
pasien makan
g. Kolaborasi dengan
dokter
3. Hipovolemia Setalah dilakukan
berhubungan tindakan 2. Nutrition Management
dengan keperawatan ... a. Kaji adanya alergi
kehilngan diharapkan cairan dan makanan
cairan dan elektrolit membaik b. Kolaborasi dengan
elektrolit dengan kriteria hasil: ahli gizi untuk
1. Nutritional status : menentukan
Food and Fluid jumlah kalori dan
2. Intake nutrisi yang
3. Nutritional status : dibutuhkan pasien
18
Nutrien Intake c. Anjurkan pasien
4. Weight Control untuk
Kriteria Hasil meningkatkan
intake Fe
1. Adanya peningkatan
d. Anjurkan pasien
berat badan sesuai
untuk
dengan tujuan
meningkatkan
2. Berat badan ideal
protein dan
sesuai dengan tinggi
Vitamin C
badan
e. Monitor jumlah
3. Mngidentifikasi
nutrisi dan
kebutuhan nutrisi
kandungan kalori
4. Tidak ada tanda-tanda
f. Berikan informasi
malnutrisi
tentang kebutuhan
5. Menunjukkan
nutrisi
peningkatan fungsi
g. Kaji kemampuan
pengecapan dari
pasien untuk
menelan
mendapatkan
6. Tidak terjadi
nutrisi yang
penurunan berat badan
dibutuhkan
yang berarti
3. Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam
batas normal
b. Monitor adanya
penurunan berat
badan
c. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang bisa dilakukan
d. Monitor interaksi
anak atau orangtua
selama makan
e. Monitor
19
lingkungan selama
makan
f. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam makan
g. Monitor mual dan
muntah
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Impelementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya: Implementasi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah setelah dilakukan validasi; keterampilan
interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien di
lindungi serta dokumentasi intervensi dan respon pasien.
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan,
dimana evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan tercapai tujuan
intervensi dari setiap diagnosa keperawatan, yaitu sebagai berikut:
20
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23