ganas.
Kanker hati sering disebut "penyakit terselubung". Pasien seringkali tidak
mengalami gejala sampai kanker pada tahap akhir, sehingga jarang ditemukan dini. Pada
pertumbuhan kanker hati , beberapa pasien mungkin mengalami gejala seperti sakit di
perut sebelah kanan atas meluas ke bagian belakang dan bahu, bloating, berat badan,
kehilangan nafsu makan, kelelahan, mual, muntah, demam, dan ikterus. Penyakit-
penyakit
hati lainnya dan masalah-masalah kesehatan juga dapat menyebabkan gejala -gejala
tersebut, tapi setiap orang yang mengalami gejala seperti ini harus berkonsultasi
Kanker hati atau karsinoma hepato seluler merupakan tumor ganas hati primer
yang sering di jumpai di #ndonesia. KH$ merupakan tumor ganas dengan prognosis
yang amat buruk, di mana pada umumnya penderita meninggal dalam %aktu 2-&
B. Etiologi
1. Vi!s He"#titis B
Hubungan antara infeksi kronik H)* dengan timbulnya hepatoma terbukti kuat,
baik se+ara epidemiologis, klinis maupun eksperimental. $ebagian besar %ilayah
yang hiperendemik H)* menunjukkan angka kekerapan hepatoma yang tinggi.
mur saat terjadinya infeksi merupakan faktor resiko penting karena infeksi H)*
pada usia dini
berakibat akan terjadinya kronisitas. Karsinogenitas H)* terhadap hati mungkin
terjadi melalui proses inflamasi kronik, peningkatan proliferasi hepatosit,
integrasi H)* ke dalam sel penjamu, dan aktifitas protein spesifik-
0
H)* berinteraksi dengan gen hati. Pada dasarnya, perubahan hepatosit dari
kondisi inaktif menjadi sel yang aktif
bereplikasi menentukan tingkat karsinogenesis hati. $iklus sel dapat diaktifkan se+ara
0
tidak langsung akibat dipi+u oleh ekspresi berlebihan suatu atau beberapa gen yang
berubah akibat H)*. #nfeksi H)* dengan pajanan agen onkogenik seperti
aflatoksin dapat menyebabkan terjadinya hepatoma tanpa melalui sirosis hati.
$. Vi!s He"#titis %
i %ilayah dengan tingkat infeksi H)* rendah, H1* merupakan faktor resiko
penting dari hepatoma. #nfeksi H1* telah menjadi penyebab paling umum
karsinoma hepatoseluler di epang dan 3ropa, dan juga bertanggung ja%ab atas
meningkatnya insiden karsinoma hepatoseluler di merika $erikat, &4
dari kasus karsinoma hepatoseluler dianggap terkait dengan infeksi H1*.
$ekitar 5-&4 orang dengan infeksi H1* akan berkembang
menjadi penyakit hati kronis. alam kelompok ini, sekitar &4 berkembang
menjadi sirosis, dan sekitar 0-24 per tahun berkembang
menjadi karsinoma hepatoseluler. 6esiko karsinoma hepatoseluler pada pasien
dengan H1* sekitar 54 dan mun+ul & tahun setelah infeksi. Penggunaan alkohol
merika
$erikat dikaitkan dengan alkohol, infeksi hepatitis 1, dan infeksi hepatitis ). $etiap
tahun, &-54 dari pasien dengan sirosis hati akan menderita hepatoma.
Hepatoma merupakan penyebab utama kematian pada sirosis hati.
Pada otopsi pada pasien dengan sirosis hati , 2-84 di antaranya telah
menderita hepatoma.
'. Afl#tosin
flatoksin )0 (9)0 meruapakan mikotoksin yang diproduksi oleh
jamur Aspergillus. ari per+obaan pada he%an diketahui bah%a 9)0
bersifat karsinogen. flatoksin )0 ditemukan di seluruh dunia dan
terutama banyak
berhubungan dengan makanan berjamur. 0 Pertumbuhan jamur yang menghasilkan
2
aflatoksin berkembang subur pada suhu 0&:1, terutama pada makanan
yang menghasilkan protein. i #ndonesia terlihat berbagai makanan yang ter+emar
dengan
aflatoksin seperti ka+ang-ka+angan, umbi-umbian (kentang rusak, umbi rambat
rusak,singkong, dan lain-lain, jamu, bihun, dan beras berjamur.
2
$alah satu mekanisme hepatokarsinogenesisnya ialah kemampuan 9)0
menginduksi mutasi pada gen supresor tumor p5&. )erbagai penelitian
dengan menggunakan
biomarker menunjukkan ada korelasi kuat antara pajanan aflatoksin dalam diet dengan
morbiditas dan mortalitas hepatoma.
. O*esit#s
$uatu penelitian pada lebih dari ;. indi7idu di merika $erikat diketahui
bah%a terjadinya peningkatan angka mortalitas sebesar 5< akibat kanker pada
kelompok indi7idu dengan berat badan tertinggi (#'= &5-> kg/m 2
dibandingkan dengan kelompok indi7idu yang #'=-nya normal. ?besitas
merupakan faktor resiko
utama untuk non-alcoholic fatty liver disesease (NAFLD), khususnya non-alcoholic
steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis hati dan kemudian
berlanjut menjadi hepatoma.
+. Di#*etes Mellit!s
=idak lama ditengarai bah%a ' menjadi faktor resiko baik untuk penyakit
hati kronis maupun untuk hepatoma melalui terjadinya perlemakan hati dan
steatohepatitis non-alkoholik ($H. i samping itu, ' dihubungkan dengan
peningkatan kadar insulin dan insulin-like groth factors ( !"Fs) yang
merupakan faktor promotif
potensial untuk kanker. #ndikasi kuatnya aasosiasi antara ' dan hepatoma
terlihat dari banyak penelitian. Penelitian oleh 3l $erag dkk. yang melibatkan0&.!
>& pasien
' dan !5.!2 pasien bukan ' menunjukkan bah%a insidensi hepatoma
pada kelompok ' lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan insidensi
hepatoma kelompok bukan '.
,. Alo-ol
'eskipun alkohol tidak memiliki kemampuan mutagenik, peminum berat
alkohol (@5- g/hari atau @ !- botol per hari selama lebih dari 0 tahun
terjadinya sirosis hati dan hepatoma pada pengidap infeksi H)* atau H*1.
$ebaliknya, pada sirosis alkoholik terjadinya H11 juga meningkat bermakna pada
&
pasien dengan H)sg
positif atau anti-H1* positif. #ni menunjukkan adanya peran sinergistik alkohol
terhadap infeksi H)* maupun infeksi H1*.
&
%. P#tofisiologi
#nflamasi, nekrosis, fibrosis, dan regenerasi dari sel hati yang terus berlanjut
merupakan proses khas dari +irrhosis hepati+ yang juga merupakan proses
dari
pembentukan hepatoma %alaupun pada pasien pasien dengan hepatoma, kelainan
+irrhosis tidak selalu ada. Hal ini mungkin berhubungan dengan proses replikasi
7irus dari 7irus hepatitis yang juga memproduksi H)* B protein yang
tidak dapat
bergabung dengan sel hati, yang merupakan host dari infeksi *irus
hepatitis, dikarenakan protein tersebut merupakan suatu 6. 6 ini akan
berkembang dan mereplikasi diri di sitoplasma dari sel hati dan menyebabkan
suatu perkembangan dari
keganasan yang nantinya akan mengahambat apoptosis dan meningkatkan proliferasi
sel hati. Para ahli genetika men+ari gen A gen yang berubah dalam perkembangan sel
hepatoma ini dan didapatkan adanya mutasi dari gen p5&, P#K1, dan C-1atenin.
$ementara pada proses +irrhosis terjadi pembentukan nodul A nodul di hepar, baik
nodul regeneratif maupun nodul diplastik. Penelitian prospektif menunjukan bah%a
tidak ada progresi yang khusus dari nodul A nodul diatas yang menuju kearah
hepatoma tetapi,
pada nodul displastik didapatkan bah%a nodul yang terbentuk dari sel sel yang ke+il
meningkatkan proses pembentukan hepatoma. $el sel ke+il ini disebut sebagai stem +el
dari hati. $el A sel ini meregenrasi sel A sel hati yang rusak tetapi sel A sel ini
juga
berkembang sendiri menjadi nodul nodul yang ganas sebagai respons dari adanya
penyakit yang kronik yang disebabkan oleh infeksi 7irus.nodul A nodul inilah yang pada
>
perkembangan lebih lanjut akan menjadi hepatoma.
>
$tadium Hepatoma
$tadium # D $atu fokal tumor berdiameter E & +m
• $tadium ## D $atu fokal tumor berdiameter @ & +m. =umor terbatas pada segment # atau
multi-fokal tumor terbatas padlobus kanan atau lobus kiri hati.
• $tadium ### D =umorpada segment # meluas ke lobus kiri (segment #* atau ke lobus
kanan segment * dan *### atau tumordengan in7asi peripheral ke sistem pembuluh darah (7as+ular ata
$tadium #* D 'ulti-fokal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus kiri hati. atau tumor d
ke pembuluh darah di luar hati (e<tra hepati+ 7essel seperti pembuluh darah 7ena
limpa (7ena lienalis atau 7ena +a7a inferior-atau adanya metastase keluar dari hati
(e<tra hepati+ metastase.
5
P#t-#/
$irosis hepatik
Hepatoma
Pembedahan
iskontinuitas
#nsisi bedah jaringan
lebih dahulu, bila perlu dapat digunakan 1= atau '6#. Iang dimaksud kelompok
risiko tinggi hepatoma umumnya adalahD masyarakat di daerah insiden tinggi
hepatomaJ
pasien dengan ri%ayat hepatitis atau H)sg positifJ pasien dengan ri%ayat
keluarga hepatomaJ pasien pas+a reseksi hepatoma primer.
$. He"#to# f#se linis
Hepatoma fase klinis tergolong hepatoma stadium sedang, lanjut, manifestasi
utama yang sering ditemukan adalahD
a yeri abdomen kanan atasD hepatoma stadium sedang dan lanjut sering datang
berobat karena kembung dan tak nyamanatau nyeri samar di abdomen kanan atas.
yeri umumnya bersifat tumpul (dulla+he atau menusuk intermiten atau
kontinu, sebagianmerasa area hati terbebat ken+ang, disebabkan tumor tumbuh
dengan
+epat hingga menambah regangan pada kapsul hati. ika nyeri abdomen
bertambah hebat atau timbul akut abdomen harus pikirkan ruptur hepatoma.
b 'assa abdomen atasD hepatoma lobus kanan dapat menyebabkan batas atas hati
bergeser ke atas, pemeriksaan fisik menemukan hepatomegali di ba%ah arkus
kostae berbenjol benjolJ hepatoma segmen inferior lobus kanan sering dapat
langsung teraba massa di ba%ah arkus kostae kananJ hepatoma lobus kiri
tampil
sebagai massa di ba%ah prosesus <ifoideus atau massa di ba%ah arkus kostae kiri.
+ Perut kembungD timbul karena massa tumor sangat besar, asites dan
gangguan fungsi hati.
d noreksiaD timbul karena fungsi hati terganggu, tumor mendesak
gangguan fungsi hati, biasanya sudah stadium lanjut,juga dapat karena sumbat
kanker di saluran empedu atau tumor mendesak saluran empedu hingga
timbul
ikterusobstruktif.
h sitesD juga merupakan tanda stadium lanjut. $e+ara klinis ditemukan
perut membun+it dan pekak bergeser, seringdisertai udem kedua tungkai.
i FainnyaD selain itu terdapat ke+enderungan perdarahan, diare, nyeri bahu
belakang kanan, udem kedua tungkai ba%ah, kulitgatal dan lainnya, juga
manifestasi sirosis
hati seperti splenomegali, palmar eritema, lingua hepatik, spider ne7i,
7enodilatasi dinding abdomen dll. Pada stadium akhir hepatoma sering timbul
metastasis paru, tulang dan banyak organ lain.
E. Peeis##n Pen!n4#ng
1. Bio"si
)iopsi aspirasi dengan jarum halus (fine needle aspiration biopsy terutama
ditujukan untuk menilai apakah suatu lesi yang ditemukan pada pemeriksaan
radiologi imaging dan laboratorium 9P itu benar pasti suatu hepatoma.
1ara melakukan biopsi dengan dituntun oleh $G ataupun 1= s+an mudah,
aman, dan dapat ditolerir oleh pasien dan tumor yang akan dibiopsi dapat terlihat
jelas pada layar tele7isi berikut dengan jarum biopsi yang berjalan persis menuju
tumor, sehingga jelaslah hasil yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik dan
akurasi yang tinggi karena benar jaringan tumor ini yang diambil oleh jarum
biopsi itu dan bukanlah jaringan sehat di sekitar tumor.
2. R#2iologi
ntuk mendeteksi kanker hati stadium dini dan berperan sangat menentukan
dalam pengobatannya. Kanker hepato selular ini bisa dijumpai di dalam hati
berupa
benjolan berbentuk kebulatan (nodule satu buah, dua buah atau lebih atau bisa
sangat banyak dan diffuse (merata pada seluruh hati atau berkelompok di dalam
hati kanan atau kiri membentuk benjolan besar yang bisa berkapsul.
8
&. Ult#sonog#fi
engan $G hitam putih (grey s+ale yang sederhana (+on7entional hati
yang normal tampak %arna ke-abuan dan te<ture merata (homogen. $G
+on7entional
8
hanya dapat memperlihatkan benjolan kanker hatidiameter 2 +m A & +m saja. =api
bila $G +on7entional ini dilengkapi dengan perangkat lunak harmonik sistem
'. %T s5#n
1= s+an sebagai pelengkap yang dapat menilai seluruh segmen hati dalam satu
potongan gambar yang dengan $G gambar hati itu hanya bisa dibuat sebagian-
sebagian saja. 1=s+ann dapat membuat gambar kanker dalam tiga dimensi dan
empat dimensi dengan sangat jelas dan dapat pula memperlihatkan hubungan
kanker ini dengan jaringan tubuh sekitarnya.
. Angiog#fi
ngiografi ini dapat dilihat berapa luas kanker yang sebenarnya. Kanker
yang kita lihat dengan $G yang diperkirakan ke+il sesuai dengan ukuran
pada $G bisa saja ukuran sebenarnya dua atau tiga kali lebih besar. ngigrafi
bisa memperlihatkan ukuran kanker yang sebenarnya.
penanganan kanker ini serta pengobatannya menjadi lebih mudah. i samping itu
juga dapat melihat metastase (penyebaran.
6. Pen#t#l#s#n##n Me2is
;
Pemilihan terapi kanker hati ini sangat tergantung pada hasil pemeriksaan
radiologi dan biopsi. $ebelum ditentukan pilihan terapi hendaklah dipastikan
besarnya ukuran kanker,lokasi kanker di bagian hati yang mana, apakah lesinya
banyak (multiple, atau merupakan satu kanker yang sangat besar berkapsul, atau
kanker sudah merata pada seluruh hati, serta ada tidaknya metastasis (penyebaran ke
tempat lain di dalam tubuh penderita ataukah sudah ada tumor thrombus di dalam
7ena
porta dan apakah sudah ada sirrhosis hati. =ahap penatalaksanaan dibagi menjadi dua
yaitu tindakan non-bedah dan tindakan bedah.
1. Tin2##n Be2#- H#ti Dig#*!ng 2eng#n Tin2##n R#2iologi
=erapi yang paling ideal untuk kanker hati stadium dini adalah tindakan
bedah yaitu reseksi (pemotongan bahagian hati yang terkena kanker dan juga
reseksi daerah sekitarnya. Pada prinsipnya dokter ahli bedah akan membuang
seluruh kanker
dan tidak akan menyisakan lagi jaringan kanker pada penderita, karena bila
tersisa tentu kankernya akan tumbuh lagi jadi besar, untuk itu sebelum menyayat
kanker dokter ini harus tahu pasti batas antara kanker dan jaringan yang sehat.
6adiologilah satu-satunya +ara untuk menentukan perkiraan pasti batas itu yaitu
dengan pemeriksaan 1= angiography yang dapat memperjelas batas kanker
dan
jaringan sehat sehingga ahli bedah tahu menentukan di mana harus dibuat
sayatan. 'aka harus dilakukan 1= angiography terlebih dahulu sebelum
dioperasi.
ilakukan 1= angiography sekaligus membuat peta pembuluh darah
kanker sehingga jelas terlihat pembuluh darah mana yang bertanggung ja%ab
memberikan makanan (feeding artery yang diperlukan kanker untuk
0
$ebelum dilakukan =3 dilakukan dulu tindakan =rans rterial
1hemotherapy (=1 dengan tujuan sebelum ditutup feeding artery lebih
dahulu kanker-nya disirami ra+un (+hemotherapy sehingga sel-sel kanker yang
sudah kena ra+un dan ditutup lagi suplai makanannya maka sel-sel kanker
benar-benar akan mati dan tak
dapat berkembang lagi dan bila sel-sel ini nanti terlepas pun saat operasi tak perlu
0
dikha%atirkan, karena sudah tak mampu lagi bertumbuh. =indakan =3
digabung dengan tindakan =1 yang dilakukan olehdokter spesialis radiologi
disebut tindakan
=rans rterial 1hemoembolisation (=13. $elain itu =3 ini juga untuk
tujuan supportif yaitu mengurangi perdarahan pada saat operasi dan juga
untuk menge+ilkan ukuran kanker dengan demikian memudahkan dokter ahli
bedah.
$etelah kanker disayat, seluruh jaringan kanker itu harus diperiksakan
pada dokter ahli patologi yaitu satu-satunya dokter yang berkompentensi dan
yang dapat menentukan dan memberikan kata pasti apakah benar pinggir
sayatan sudah bebas kanker. )ila benar pinggir sayatan bebas kanker artinya
sudahlah pasti tidak ada lagi
jaringan kanker yang masih tertinggal di dalam hati penderita. Kemudian diberikan
+hemotherapy (kemoterapi yang bertujuan mera+uni sel-sel kanker agar tak
mampu lagi tumbuh berkembang biak.
Pemberian Kemoterapi dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam
bahagian onkologi (medi+al on+ologist ini se+ara intra 7enous (disuntikkan melalui
pmbuluh darah 7ena yaitu epirubu+in/de<orubi+in 8 mg digabung
dengan mitomy+ine 1 0 mg. engan +ara pengobatan seperti ini usia
harapan hidup
penderita per lima tahun ;4 dan per 0 tahun 84.
$. Tin2##nNon7*e2#- H#ti
=indakan non-bedah merupakan pilihan untuk pasien yang datang pada
stadium lanjut. =ermasuk dalam tindakan non-bedah ini adalahD
0
kanker dihentikan dan dengan demikian suplai makanan dan oksigen ke sel-sel
kanker akan terhenti dan sel-sel kanker ini akan mati. palagi sebelum
'g
kombinasi dengan adriblastina 0-2 'g di+ampur dengan a1l (saline 0 A
2 ++. tau dapat juga +isplatin dan 59 (5 9luoro ra+il.
'etoda ballon o++luded intra arterial infusion adalah modifikasi
infus sitostatika intra-arterial, hanya kateter yang dipakai adalah
double lumen
ballon+atheter yang di-insert (dimasukkan ke dalam arteri hepatika. $etelah
0
ballon dikembangkan terjadi sumbatan aliran darah, sitostatika diinjeksikan
dalam keadaan ballon mengembang selama 0 & menit,
tujuannya adalah memperlama kontak sitostatika dengan tumor. engan
+ara ini maka harapan hidup pasien per lima tahunnya menjadi >4 dan
per sepuluh tahunnya &4 dibandingkan dengan tanpa pengobatan
adalah24 dan 04.
c) In4esi Et#nol Pe!t#n (Pe5!t#ne!s Et#nol In4esi 8 PEI)
0
Pada kasus-kasus yang menolak untuk dibedah dan juga menolak semua
tindakan atau pasien tidak mampu membiayai pembedahan dan tak mampu
membiayai tindakan lainnya maka tindakan P3#-lah yang menjadi pilihan satu-
satunya.
=indakan injeksi etanol perkutan ini mudah dikerjakan, aman, efek
samping ringan, biaya murah, dan hasilnya pun +ukup memberikan harapan.
P3# hanya dikerjakan pada pasien stadium dini saja dan tidak pada stadium
lanjut. $ebagian
besar peneliti melakukan pengobatan dengan +ara ini untuk kanker bergaris
menyuntikkan etanol perkutan pada kasus kanker ini dengan jumlah lesi tidak
lebih dari& buah nodule, meskipun dilaporkan bah%a lesi tunggal
merupakan
kasus yang paling optimal dalam pengobatan. alaupun kelihatannya
+ara ini mungkin dapat menolong tetapi tidak banyak penelitian yang
memadai dilakukan sehingga hanya dikatakan memba%a tindakan ini
memberi hasil yang +ukup baik.
2) Te#"i Non7*e2#- L#nill#
=erapi non-bedah lainnya saat ini sudah dikembangkan dan hanya dilakukan
bila terapi bedah reseksi dan =rans rterial 3mbolisasi (=3 ataupun =rans
rterial 1hemoembolisation ataupun =rans rterial 1hemotherapy tak
mungkin dilakukan lagi. i antaranya yaitu terapi 6adio 9reLuen+y
blation =herapy (69,Proton )eam =herapy, =hree imentional
1onformal 6adiotherapy (&16=, 1ryosurgery yang kesemuanya ini
bersifat palliatif (membantu bukan kuratif (menyembuhkan
keseluruhannya.
e) Tin2##n T#ns"l#nt#si H#ti
)ila kanker hati ini ditemukan pada pasien yang sudah ada sirrhosis
hati dan ditemukan kerusakan hati yang berkelanjutan atau sudah hampir
seluruh hati terkena kanker atau sudah ada sel-sel kanker yang masuk ke
0
7ena porta (thrombus 7ena porta maka tidak ada jalan terapi yang lebih
0
kan tetapi,langkah menuju transplantasi hati tidak mudah, pasalnya ketersediaan hati untuk di-transp
transplantasi tergolong sangat mahal. an pula sebelum proses transplantasi harus dilakukan serangkaia
dan pasien agar tidak terjadi penolakan terhadap hati baru. Penolakan bisa berupa
penggerogotan hati oleh at-at dalam darah yang akan menimbulkan kerusakan
permanen dan memper+epat kematian penderita. $eiring keberhasilan tindakan transplantasi hati, usia
0. Ko"li#si
Komplikasi yang sering terjadi pada sirosis adalah asites, perdarahan saluran
+erna bagian atas, ensefalopati hepatika, dan sindrom hepatorenal. $indrom
hepatorenal adalah suatu keadaan pada pasien dengan hepatitis kronik, kegagalan
fungsi hati, hipertensi portal, yang ditandai dengan gangguan fungsi ginjal dan
sirkulasi darah
$indrom ini mempunyai risiko kematianyangtinggi. =erjadinya gangguan ginjal pada
pasien dengan sirosis hati ini baru dikenal pada akhir abad 0; dan pertamakali
dideskripsikan oleh 9lint dan 9reri+hs. Penatalaksanaan sindrom hepatorenal
masih
belum memuaskanJ masih banyak kegagalan sehingga menimbulkan kematian.
Prognosis pasien dengan penyakit ini buruk.
A. Peng#4i#n
0
1. I2entit#s
ama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku, bangsa, no. registrasi
$. Ri#/#t ese-#t#n
0
a Keluhan utamaD klien biasanya mengeluh mual, muntah, nyeri perut kanan atas,
%aktu hamil.
e 6i%ayat imunisasiD biasanya klien tidak diimunisasi untuk penyakit hepatitis )
&. Peeis##n fisi
a Keadaan umum
)iasanya klien terlihat lemah, letih, dengan perut membesar dan sesak nafas,
penurunan )).
b ==*
=D @02/8 mmHg
D @0 </mnt
66D E0!
</mnt
$D @&,5o1
0
detik, rambut kering, mukosa oral kering, penurunan serum albumin.
k )lader
)iasanya klien mengeluarkan urin ber%arna seperti teh pekat
0
l)one
ika terjadi metastase ke tulang akan terjadi nyeri tulang
'. Pol# f!ngsi ese-#t#n
a Pola akti7itas
)iasanya klien mengalami gangguan dalam berakti7itas dikarenakan nyeri,
kelemahan otot, mual, dan muntah
b Pola nutrisi
)iasanya klien mengalami anoreksia, mual dan muntah
+ Pola eliminasi
)iasanya klien mengeluarkan urin ber%arna seperti teh dan
pekat. d Pola istirahat
)iasanya klien mengalami insomnia
ePo la seksual
)iasanya klien mengalami penurunan libido
f Pola spiritual
)iasanya klien terganggu dalam menjalani ibadah
B. Di#gnos# Ke"e##t#n
1. Pe o"e#si
a Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya asites dan penekanan
diafragma.
b Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual.
+ yeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut. kibat asites
$. Post o"e#si
a Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka post operasi.
b 6esiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi.
0
Inte3ensi R#sion#l
0. Pertahankan Posisi semi fo%ler 0. Posisi ini memungkinkan tidak terjadinya
penekanan isi perut terhadap diafragma
sehingga meningkatkan ruangan
untuk ekspansi paru yang maksimal dan
mengurangi
peningkatan 7olume darah paru sehingga
memperluas ruangan yang dapat diisi oleh
2. ?bser7asi gejala kardinal dan monitor udara
2. Pemantau lebih dini pada perubahan sehingga
tanda-tanda ketidakefektifan pola
dapat diambil tindakan penanganan segera.
napas
&. Pengertian klien akan mengundang partispasi
&. )erikan penjelasan tentang klien dalam mengatasi permasalahan yang
penyebab
terjadi
- )) klien naik
- $erum albumin normal
- 'akanan 0 porsi habis
- Klien tidak terlahat lemas
Inte3ensi R#sion#l
0. Kolaborasi dengan dokter dalam 0. engan pemberian 7itamin membantu proses
pemberian 7itamin.
2.elaska n pada klien tentang pentingnya
0
nutrisi bagi tubuh dan diit yang di metabolisme, mempertahankan fungsi berbagai
0
tentukan dan tanyakan kembali apa penjelasan merupakan tolak ukur penahanan
yang telah di jelaskan. klien tentang nutrisi+.
&. engan mengidentifikasi berbagai jenis
&. )antu klien dan
makanan yang telah di tentukan iharapkan
keluarga mengidentifikasi dan
klien kooperatif
memilih makanan yang mengandung
>. engan penyajian yang menarik diharapkan
kalori dan
dapat meningkatkan selera makan
protein tinggi
5. engan kebersihan mulut menghindari rasa
>. $ajikan makanan dalam keadaan
mual sehingga diharapkan menambah rasa
menarik dan hangat.
5.n jurkan pada klien untuk menjaga !. engan monitor berat badan merupakan
sarana
kebersihan mulut. untuk mengetahui perkembangan asupan
!. 'onitor kenaikan berat badan
nutrisi klien
< & D Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding
perut akibat asites
=ujuan D $etelah dilakukan tindakan kepera%atan &<2> jam skala nyeri
berkurang KH D
- Klien terlihat tenang
- $kala nyeri -&
- = 02/8 mmHg
- adi !-0 </mnt
Inte3ensi R#sion#l
0. Fakukan kolaborasi dengan dokter 0. nalgesik bekerja mengurangi reseptor nyeri
dalam pemberian analgesik dalam men+apai sistim saraf sentral
(perhatikan fungsi faal hepar
2. engan posisi miring ke sisi yang sehat
2.tu r posisi klien yang enak
sesuai disesuaikan dengan gaya gra7itasi,maka
dengan keadaan dengan miring kesisi yang sehat maka
terjadi
0
5. ?b er7asi tanda-tanda 7ital
Post o"e#si
< 0 D Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka post operasi
=ujuan D $etelah dilakukan tindakan kepera%atan manejemen nyeri selama & < 2>
jam diharapkan nyeri klien berkurang
KH D
- Klien terlihat tenang
- $kala nyeri -&
- = 02/8 mmHg
- adi !-0 </mnt
Inte3ensi E3#l!#si
0. ?bser7asi +emas, mudah terangsang, 0. Petunjuk non 7erbal ini dapat menindikasikan
menangis, gelisah, gangguan
adanya/ derajat nyeri yang dialami
tidur
2. Ke+epatan jantung biasanya meningkat
karena nyeri. = mungkin meningkat
2. Pantau tanda-tanda
karna ketidaknyamanan insisi tetapi dapat
menurun
7ita l
atau tkidak stabil.
&. apat meningkatkan relaksasi atau
perhatian
&. )erikan tindakan nyaman, bantu
akti7itas pera%atan diri dan dorong tak langsung dan menurunkan frekuensi/
0
=ujuanD $etelah dilakukan tindakan kepera%atan selama 2<2> jam diharapkan klien
dapat melaporkan fa+tor resiko yang berkaitan dengan infeksi dan ke%aspadaan yang diperlukan
KH D
Klien dapat menhidentifikasi fa+tor-faktor resiko dan inter7ensi untuk
mengurangi infeksi
Klien dapat mempertahankan lingkungan asepti+ yang aman
-=idak ada tanda-tanda infeksi
Inte3ensi R#sion#l
0. 1ontrol infeksi, sterilisasi dan 0. 'ekanisme yang diran+ang untuk men+egah
prosedur/kebijakan asepti+infeksi
2. Periksa kulit untuk memeriksa adanya 2. Gangguan pada integritas kulit atau dekat
infeksi yang terjadi. denganlokasioperasiadalahsumber
kontaminasi luka.
#dentifikasigangguan pada tehnik &. Kontaminasidenganlingkungan/kontak
&.
asepti+ dan atasi dengan segera pada personal akan menyebabkan daerah yang steril
%aktu terjadi.menjaditidaksterilsehinggadapat
meningkatkan resiko infeksi.
>. apatdiberikanse+ara profilaksis bila
>. Kolaborasikanpemberian antibioti+
di+urigai terjadinya infeksi atau kontaminasi.
jika perlu.
DA6TAR PUSTAKA
2
1or%in, 3. . 2;. #uku Saku $atofisiologi. akartaD 3G1.
oenges, 'arilynn. 3. 2. 6en+ana asuhan kepera%atan. 3disi ###. akarta D Penerbit
)uku kedokteran 3G1
'isnadiarly. 2. $enyakit Hati (Liver) %disi &. akarta D Pustaka ?bor Populer.
Pri+e $. ., ilson F.., 2!. $atofisiologi ' onsep linis $roses-$roses $enyakit.
akarta D 3G1.
$melter, $. 1., M )are, ). G. 2!. #uku Aar eperaatan edikal #edah #runner
Suddarth (8 ed. *ol. &. akartaD 3G1.
$udoyo , et al. 2!. )uku jar #lmu Penyakit alam. akarta D 9K#.
$udoyo, ru .2. )uku jar #lmu Penyakit alam. ilid ###. 3disi #*.akartaD 9K#.
0>;5-0>;;