Anda di halaman 1dari 9

A.

Konsep Penyakit
1. Pengertian
Menurut Price (2011) Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi
medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam
jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga
bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus
menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg
dan tekanan diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani, 2014)

2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnyahipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut
Irianto (2014) yaitu:a.Hipertensi esensial atau hipertensi primer.Merupakan
90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi esensial yang
didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak 14diketahui
penyebabnya (Idiopatik). Beberapa faktor diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini:1)Genetik: individu yang
mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi untuk
mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika
memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan darah tinggi.2)Jenis kelamin
dan usia: laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi
untuk mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan darah
meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki-laki lebih
tinggi dari pada perempuan.3)Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak
secara langsung berhubungan dengan berkembangnya hipertensi. 4)Berat
badan: Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam
keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal)dikaitkan dengan
berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.5)Gaya hidup:
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat
dengan menghindari faktor pemicu hipertensi itu terjadi yaitu merokok,
dengan merokok berkaitandengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu
sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok
berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol yang sering,
atau 15berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah
pasien sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta untuk
menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan
pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi.b.Hipertensi sekunderHipertensi sekunder merupakan 10% dari
seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder, yang didefinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada
sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid, hipertensi endokrin,
hipertensi renal, kelainan saraf pusat yang dapat mengakibatkan hipertensi
dari penyakit tersebut karena hipertensi sekunder yang terkait dengan ginjal
disebut hipertensi ginjal (renal hypertension). Gangguan ginjal yang paling
banyak menyebabkan tekanan darah tinggi karena adanya penyempitan pada
arteri ginjal, yang merupakan pembuluh darah utama penyuplai darah ke
kedua organ ginjal. Bila pasokan darah menurun maka ginjal akan
memproduksi berbagai zat yang meningkatkan tekanan darah serta
ganguuan yang terjadi pada tiroid juga merangsang aktivitas jantung,
meningkatkan produksi darah yang mengakibtkan meningkatnya resistensi
pembuluh darah sehingga mengakibtkan hipertensi. Faktor pencetus
munculnya hipertensi sekunder antara lain: penggunaan kontrasepsi oral,
coarctation aorta, neurogenik (tumor otak, ensefalitis, gangguanpsikiatris),
kehamilan, peningkatan volume 16intravaskuler, luka bakar, dan stress
karena stres bisa memicu sistem saraf simapatis sehingga meningkatkan
aktivitas jantung dan tekanan pada pembuluh darah.
3. Tanda gejala
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan
gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi
tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala.
Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai
berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi mengalami nyeri
kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
dari vasokonstriksi pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan
vasculer cerebral, keadaan tersebut akan menyebabkan nyeri kepala sampe
tengkuk pada klien hipertensi

4. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai
organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi yang dapat
terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani, 2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di
otak dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang
terpajan tekanan darah tinggi.
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12
trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah.
Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak
dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor
dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak
mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang dapat
menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak
sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penumpukan dalam tubuh.

5. Patifisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh
dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug).
Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan
sirkulasi hormon.
Empatsistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah
antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh,
sistem renin angiotensin dan autoregulasi vaskular (Udjianti, 2010). Sistem
saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang
dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah (Padila,
2013).Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran keginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon inimenyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua
faktor ini cendrung mencetuskan keadaan hipertensi (Padila, 2013).

Baroreseptor arteriterutama ditemukan pada sinus carotid, tapi juga


dalamaortadan dinding ventrikel kiri. Baroreseptor ini memonitor derajat
tekanan arteri. Sistem baroreseptor meniadakan tekanan arteri melalui
mekanisme perlambatan jantung oleh respon vagal (stimulasi parasimpatis)
dan vasodilatasi dengan penurunan tonus simpatis. Oleh karena itu, reflek
kontrol sirkulasi menigkatkan tekanan arteri sistemik bila tekanan
baroreseptor turun dan menurunkan tekanan arteri sistemik bila tekanan
baroreseptor meningkat. Alasan pasti mengapa kontrol ini gagal pada
hipertensi belum diketahui. Hal ini ditujukan untuuk menaikan re-
settingsensivitas baroreseptor sehingga tekanan meningkat secara tidak
adekuat, sekalipun penurunan tidak ada.Perubahan volume cairan
memengaruhi tekanan arteri sistemik. Bila tubuh mengalami kelebihan garam
dan air, tekanan darah meningkat melalui mekanisme fisioligi kompleks yang
mengubah tekanan balik vena ke jantung dan mengakibatkan peningkatan
curah jantung. Bila ginjal berfungsi secara adekuat, peningkatan tekanan
arteri mengakibatkan diurasis dan penurunan tekanan darah. Kondisi
patologis yang mengubah ambang tekanan pada ginjal dan mensekresikan
garam dan air akan meningkatkan tekanan arteri sistemik.Renin dan
angiotensinmemegang peranan dalam pengaturan tekanan darah. Ginjal
memproduksi renin yaitu suatu enzim yang bertindak pada substrat protein
plasma untuk memisahkan angiotensin I, yang kemudian diubah oleh
converting enzymmenjadi bentuk angiotensin II kemudian menjadi
angiotensin III. Angiotensin II dan III mempunyai alat vasokontriktor yang kuat
pada pembuluh darah dan merupakan mekanisme kontrol terhadap
pelepasan aldosteron. Aldosteron sangat bermakna pada hipertensi terutama
pada aldoteronisme primer. Melalui peningkatan aktivitas sistem syaraf
simpatis, angiotensin II dan III juga mempunyai efek inhibitingatau
penghambatan pada ekskresi garam (Natrium) dangan akibat peningkatan
tekanan darah.Sekresi renin yang tidak tepat diduga sebagai penyebab
meningkatnya tekanan perifer vaskular pada hipertensi esensial. Pada
tekanan darah tinggi, kadar renin harus diturunkan karena peningkatan
arterional renal mungkin menghambat sekresi renin. Namun demikian,
sebagian besar orang hipertensi esensial mempnyai kadar ranin
normal.Peningkatan tekanan darah terus-menerus pada pasien hipertensi
esensial akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada organ-organ
vital. Hipertensi esensial mengakibatkan hiperplasia medial(penebalan)
arteriole-arteriole. Karena pembukuh darah menebal, maka perfusi jaringan
menurun dan mengakibatkan karusakan organ tubuh. Hal ini menyebabkan
infark miokard, stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal.
11Autoregulasi vaskular merupakan mekasisme lain yang terlibat dalam
hipertensi. Autoregulasi vaskular adalah suatu proses yang mempertahankan
perfusi jaringan dalam tubuh relatif konstan. Jika aliran berubah, proses-
proses autoregulasi akan menurunkan tahanan vaskular dan mangakibatkan
penurunan aliran, sebaliknya akan meningkatkan tahanan vaskular akibat dari
peningkatan aliran. Autoregulasi nampal menjadi mekanisme penting dalam
menimbulkan hipertensi berkaitan dengan overloaddaram dan air.Hipertensi
maligna adalah tipehipertensi berat yang berkembang secaraprogresif.
Seseoran gdengan hipertensi maligna biasanya memiliki gejala-gejala
morning headaches, penglihatan kabur dan sesak napas atau dispnea,
dan/gejala uremia. Tekanan darah diastolik > 115 mmHg, dengan rentang
tekanan diastolik antara 130-170 mmHg. Hipertensi maligna menigkatkan
resiko gagal ginjal, gagal Jantungkiri, danstroke. (Udjianti,2010)

6. Pathway
7. Penatalaksaan farmakologi dan non farmakologi
Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam
cara memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
(Aspiani, 2014). Pengaturan diet1)Rendah garam, diet rendah garam dapat
menurunkan tekanan darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan
konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi sistem renin-angiostensin
sehingga sangata berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium
yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per
hari.2)Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat
menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitat pada
dinding vaskular.3)Diet kaya buah sayur.4)Diet rendah kolesterol sebagai
pencegah terjadinya jantung koroner.c.Penurunan berat badan Mengatasi
obesitas, pada sebagian orang dengan cara menurunkan berat badan
mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja
jantung dan voume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa
obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri.
Jadi, penurunan berat badan adalah hal yangs angat efektif untuk
menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1 kg/minggu) sangat
dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu
menjadi perhatian khusus karenan umumnya obat penurunan penurunan
berat badan yang terjual bebas mengandung simpasimpatomimetik, sehingga
dapat meningkatkan tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal
jantung dan terjadinya eksaserbasi aritmia.d.Olahraga teratur seperti berjalan,
lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan
memperbaiki kedaan jantung.. olahraga isotonik dapat juga meningkatkan
fungsi endotel, vasoldilatasin perifer, dan mengurangi katekolamin plasma.
Olahraga teratur selama 30menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu
sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan
kadar HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat
hipertensi Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti
merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi efek
jangka oanjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran
darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
f.Penatalaksanaan Farmakologis1)Terapi oksigen2)Pemantauan
hemodinamik3)Pemantauan jantung4)Obat-obatan :(a)Diuretik :
Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium Diuretic bekerja melalui
berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dengan mendorong
ginjal meningkatkan ekskresi garam dan airnya. Sebagai diuretik (tiazid) juga
dapat menurunkan TPR.Penghambat enzim mengubah angiostensin II atau
inhibitor ACE berfungsi untuk menurunkan angiostenin II dengan
menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah angiostenin I menjadi
angiostenin II. Kondisi ini menurunkan darah secara langsung dengan
menurunkan TPR, dan secara tidak langsung dengan menurunakan sekresi
aldosterne, yang akhirnya meningkatkan pengeluaran natrium

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Anamnesa
a. Data biografi : Nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit,
nama penanggung jawab dan catatan kedatangan.
b. Riwayat kesehatan :1)Keluhan utama :Alasan utama pasien datang ke
rumah sakit atau pelayanan kesehatan 2)Riwayat kesehatan sekarang :
Keluhan pasienyang dirasakan saatmelakukan pengkajian.3)Riwayat
kesehatan terdahulu : Biasanya penyakit hipertensi adalah penyakit yang
sudah lama dialami oleh pasiendan biasanya dilakukan pengkajian tentang
riwayat minum obat klien.4)Riwayat kesehatan keluarga : Mengkaji riwayat
keluargaapakah ada yang menderita riwayat penyakit yang sama.
c. Data fisiologis, respirasi, nutrisi/cairan, eliminasi, aktifitas/istirahat,
neurosensori, reproduksi/seksualitas, psikologi, perilaku, relasional dan
lingkungan. Pada klien dengan ketidakpatuhan dalam katagori perilaku, sub
katagori penyuluhan dan pembelajaran perawat harus mengkaji data tanda
dan gejala mayor dan minor yang sudah tercantum dalam buku Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016), yaitu
:Tanda dan gejala mayor1)Subyektif : (a)Mengungkapkan minat dalam belajar
(b)Menjelaskan pengetahuan tentang suatu topic(c)Menggambarkan
pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topic2)Obyektif(a)Perilaku
sesuai dengan pengetahuan

C. Diagnosa Keperawatan
Kowalak , J. (2011).Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai