Anda di halaman 1dari 9

A.

Konsep penyakit

1. Pengertian

Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas

yang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif  s e h i n g g a

apabila terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan

n a p a s menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi

bronkus,sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang (Almazini, 2012). Asma

adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena

hiperaktivitas pada rangsangan tertentu, yang mengakibatkan peradangan,

penyempitan ini bersifat sementara (Wahid & Suprapto, 2013).

2. Etiologi

Menurut Wijaya & Putri (2014) etiologi asma dapat dibagi atas :

a. Asma ekstrinsik / alergi

Asma yang disebabkan oleh alergen yang diketahui masanya sudah terdapat

semenjak anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari, bulu halus,

binatang dan debu.

b. Asma instrinsik / idopatik

Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya faktor-

faktor non spesifik seperti: flu, latihan fisik, kecemasanatau emosi sering

memicu serangan asma. Asma ini sering muncul sesudah usia 40tahun

setelah menderita infeksi sinus.

c. Asma campuran

Asma yang timbul karena adanya komponen ekstrinsik dan intrinsik.

Adapun faktor predisposisi pada asma yaitu:


a. Genetik Diturunkannya bakat alergi dari keluarga dekat, akibat adanya

bakat alergi ini penderita sangat mudah terkena asma apabila dia terpapar

dengan faktor pencetus.

Adapun faktor pencetus dari asma adalah:

a. Alergen Merupakan suatu bahan penyebab alergi. Dimana ini dibagi

menjadi tiga, yaitu:1)Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti

debu, bulu binatang, serbuk bunga, bakteri, dan polusi.2)Ingestan, yang

masuk melalui mulut yaitu makanan dan obat-obatan tertentu seperti penisilin,

salisilat, beta blocker, kodein, dan sebagainya.3)Kontaktan, seperti perhiasan,

logam, jam tangan, dan aksesoris lainnya yang masuk melalui kontak dengan

kulit.

b. Infeksi saluran pernapasan. Infeksi saluran pernapasan terutama

disebabkan oleh virus. Virus Influenza merupakan salah satu faktor pencetus

yang paling sering menimbulkan asma bronkhial, diperkirakan dua pertiga

penderita asma dewasa serangan asmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran

pernapasan (Nurarif & Kusuma, 2015)

c. Perubahan cuaca. Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering

mempengaruhi asma, perubahan cuaca menjadi pemicu serangan asma.

d. Lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan faktor pencetus yang

menyumbang 2-15% klien asma. Misalnya orang yang bekerja di pabrik kayu,

polisi lalu lintas, penyapu jalanan.

e. Olahraga. Sebagian besar penderita asma akan mendapatkan serangan

asma bila sedang bekerja dengan berat/aktivitas berat. Lari cepat paling

mudah menimbulkan asma


f. Stress. Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya serangan

asma, selain itu juga dapat memperberat serangan asma yang sudah ada.

Disamping gejala asma harus segera diobati penderita asma yang mengalami

stres harus diberi nasehat untuk menyelesaikan masalahnya.(Wahid &

Suprapto, 2013).

3. Tanda gejala

Menurut (Padila, 2015) adapun manifestasi klinis yang dapat ditemui pada

pasien asma diantaranya ialah:

a. Stadium Dini.

Faktor hipersekresi yang lebih menonjol

1) Batuk berdahak disertai atau tidak dengan pilek

2) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang

timbul

3) Wheezing belum ada

4) Belum ada kelainan bentuk thorak

5) Ada peningkatan eosinofil darah dan IgE

6) BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan:

1) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum

2) Wheezing

3) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi

4) Penurunan tekanan parsial O2

b. Stadium lanjut/kronik

1) Batuk, ronchi

2) Sesak napas berat dan dada seolah-olah tertekan


3) Dahak lengket dan sulit dikeluarkan

4) Suara napas melemah bahkan tak terdengar (silent chest)

5) Thorak seperti barel chest

6) Tampak tarikan otot stenorkleidomastoideus

7) Sianosis

8) BGA Pa O2 kurang dari80%

9) Terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kiri dan kanan pada Ro

paru

10) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik

Gejala awal :

1. Batuk

2. Dispnea

3. Mengi (whezzing)

4. Gangguan kesadaran, hyperinflasi dada

5. Tachicardi

6. Pernafasan cepat dangkal

Gejala lain :

1. Takipnea

2. Gelisah

3. Diaphorosis

4. Nyeri di abdomen karena terlihat otot abdomen dalam pernafasan

5. Fatigue (kelelahan)

6. Tidak toleran terhadap aktivitas: makan, berjalan, bahkan berbicara.


7. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada

disertai pernafasan lambat.

8. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang disbanding inspirasi

9. Sianosis sekunder

10. Gerak-gerak retensi karbondioksida seperti : berkeringat, takikardia, dan

pelebaran tekanan nadi

4. Komplikasi

Adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan karena penyakit asma menurut

(Wahid & Suprapto, 2013)yaitu:

a. Status Asmatikus: suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma

akut yang bersifat refrator terhadap pengobatan yang lazimdipakai.

b. Atelektasis: ketidakmampuan paru berkembang dan mengempis

c. Hipoksemia

d. Pneumothoraks

e. Emfisema

f. Deformitas Thoraks

g. Gagal Jantung

5. Patofisiologi

Patofisiologi dari asma yaitu adanya faktor pencetus seperti debu, asap

rokok, bulu binatang, hawa dingin terpapar pada penderita. Benda-benda

tersebut setelah terpapar ternyata tidak dikenali oleh sistem di tubuh

penderita sehingga dianggap sebagai benda asing (antigen). Anggapan itu

kemudian memicu dikeluarkannya antibody yang berperansebagai respon

reaksi hipersensitif seperti neutropil, basophil, dan immunoglobulin E.


masuknya antigen pada tubuh yang memicu reaksi antigen akan

menimbulkan reaksi antigen-antibodi yang membentuk ikatan seperti key and

lock (gembok dan kunci). Ikatan antigen dan antibody akan merangsang

peningkatan pengeluaran mediator kimiawi seperti histamine, neutrophil

chemotactic show acting, epinefrin, norepinefrin, dan prostagandin.

Peningkatan mediator kimia tersebut akan merangsang peningkatan

permiabilitas kapiler, pembengkakan pada mukosa saluran pernafasan

(terutama bronkus). Pembengkakan yang hampir merata pada semua bagian

pada semua bagian bronkus akan menyebabkan penyempitan bronkus

(bronkokontrikis) dan sesak nafas. Penyempitan bronkus akan menurunkan

jumlah oksigen luar yang masuk saat inspirasi sehingga menurunkan ogsigen

yang dari darah. kondisi ini akan berakibat pada penurunan oksigen jaringan

sehingga penderita pucat dan lemah. Pembengkakan mukosa bronkus juga

akan meningkatkan sekres mucus dan meningkatkan pergerakan sillia pada

mukosa. Penderita jadi sering batuk dengan produksi mucus yang cukup

banyak (Harwina Widya Astuti 2010).

6. Pathway

7. Pelaksaan farmakologi dan non farmakologi

1) Pengobatan farmakologi

a)Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran napas. Terbagi menjadi dua

golongan, yaitu:(1)Adrenergik (Adrenalin dan Efedrin), misalnya

terbutalin/bricasama.(2)Santin/teofilin (Aminofilin)
b)KromalinBukan bronkhodilator tetapi obat pencegah seranga asma pada

penderita anak. Kromalin biasanya diberikan bersama obat anti asma dan

efeknya baru terlihat setelah satu bulan.

c)KetolifenMempunyai efek pencegahan terhadap asma dan diberikan dalam

dosis dua kali 1mg/hari. Keuntungannya adalah obat diberikan secara oral.

d)Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg jika tidak ada respon maka segera

penderita diberi steroid oral.

2)Pengobatan non farmakologi

a)Memberikan penyuluhan

b)Menghindari faktor pencetus

c)Pemberian cairand)Fisioterapi napas (senam asma)e)Pemberian oksigen

jika perlu(Wahid & Suprapto, 2013)

3)Pengobatan selama status asmathikus a)Infus D5:RL = 1 : 3 tiap 24

jamb)Pemberian oksigen nasal kanul 4 L permenitc)Aminophilin bolus 5mg/

KgBB diberikan pelan-pelan selama 20 menit dilanjutkan drip RL atau D5

mentenence (20 tpm) dengan dosis 20 mg/kg bb per 24 jamd)Terbutalin 0.25

mg per 6 jam secara sub kutan

2) e)Dexametason 10-2-mg per 6 jam secara IVf)Antibiotik spektrum

luas(Padila, 2013)

B. Konsep asuhan keperawata


Pemeriksaan Diagnostik Asmaa.Pemeriksaan laboratorium1)Pemeriksaan

SputumPemeriksaan untuk melihat adanya:a)Kristal-kristal charcot leyden

yang merupakan degranulasi dan kristal eosinopil.b)Spiral curshman, yakni

merupakan castcell (sel cetakan) dari cabang bronkus.c)Creole yang

merupakan fragmen dari epitel bronkusd)Netrofil dan eosinofil yang terdapat

pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan

kadang terdapat muscus plug.

2) Pemeriksaan daraha)Analisa Gas Darah pada umumnya normal akan

tetapi dapat terjadi hipoksemia, hipercapnia, atau sianosis.b)Kadang pada

darah terdapat peningkatan SGOT dan LDHc)Hiponatremia dan kadar

leukosit kadang diatas 15.000/mm3yang menandakan adanya

infeksi.d)Pemeriksaan alergi menunjukkan peningkatan IgE pada waktu

serangan dan menurun pada saat bebas serangan asma.

3) b.Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang pada pasien asma

dapat dilakukan berdasarkan manifestasi klinis yang terlihat, riwayat,

pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium (Sujono riyadi & Sukarmin, 2009).

Adapun pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah:1)Tes Fungsi

ParuMenunjukkan adanya obstruksi jalan napas reversible, cara tepat

diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator.

Pemeriksaan spirometri dilakukan sebelum atau sesudah pemberian aerosol

bronkodilator (inhaler atau nebulizer), peningkatan FEV1 atau FCV sebanyak

lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Dalam spirometry akan

mendeteksi:

a) Penurunan forced expiratory volume (FEV) b)Penurunan paek expiratory

flow rate (PEFR) c)Kehilangan forced vital capacity (FVC) d)Kehilangan


inspiratory capacity (IC)(Wahid & Suprapto, 2013)2)Pemeriksaan

RadiologiPada waktu serangan menunjukkan gambaran hiperinflamasi paru

yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta

diagfragma yang menurun. Pada penderita dengan komplikasi terdapat

gambaran sebagai berikut:a)Bila disertai dengan bronchitis, maka bercak-

bercak di hilus akan bertambah

b) b)Bila ada empisema (COPD), gambaran radiolusen semakin

bertambahc)Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrase

paru.d)Dapat menimbulkan gambaran atelektasis parue)Bila terjadi

pneumonia gambarannya adalah radiolusen pada paru.3)Pemeriksaan Tes

KulitDilakukan untuk mencari faktor alergen yang dapat bereaksi positif pada

asma secara spesifik4)Elektrokardiografia)Terjadi right axis

deviationb)Adanya hipertropo otot jantung Right Bundle Branch Bock

c) c)Tanda hipoksemia yaitu sinus takikardi, SVES, VES, atau terjadi depresi

segmen ST negatif5)Scanning paruMelalui inhilasi dapat dipelajari bahwa

redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-

paru(Wahid & Suprapto, 2013)

Anda mungkin juga menyukai