KEPERAWATAN KRITIS
Disusun Oleh:
1710105058
Keperawatan VII B
TAHUN AJARAN
2020/2021
A. Pemeriksaan Neurologis
1. Pengertian pemeriksaan Neurologis
Nervus atau saraf kranial termasuk dalam sistem saraf perifer. Sistem saraf
perifer terdiri dari dua yaitu saraf kranial yang berasal dari otak dan saraf spinal
yang berasal dari medula spinalis. Dua belas pasang saraf kranial yang tersusun
angka romawi, muncul dari berbagai batang otak. Saraf kranial tersusun dari
serabut saraf sensorik dan motorik.
Suatu anamnesis lengkap dan teliti ditambah dengan pemeriksaan fisik akan
dapat mendiagnosis sekitar 80% kasus. Walaupun terdapat beragam prosedur
diagnostik modern tetapi tidak ada yang dapat menggantikan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
Saraf-saraf kranial langsung berasal dari otak dan meninggalkan tengkorak
melalui lubang-lubang pada tulang yang dinamakan foramina, terdapat 12 pasang
saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi. Saraf-
saraf tersebut adalah olfaktorius (I), optikus (II), Okulomotorius (III), troklearis
(IV), trigeminus (V), abdusens (VI), fasialis (VII), vestibula koklearis (VIII),
glossofaringeus (IX), vagus (X), asesorius (XI), hipoglosus (XII). Saraf kranial I,
II, VII merupakan saraf sensorik murni, saraf kranial III, IV, XI dan XII
merupakan saraf motorik, tetapi juga mengandung serabut proprioseptif dari otot-
otot yang dipersarafinya. Saraf kranial V, VII, X merupakan saraf campuran, saraf
kranial III, VII dan X juga mengandung beberapa serabut saraf dari cabang
parasimpatis sistem saraf otonom.
a. Nervus Olfaktori (N. I):
B. Pemeriksaan Refleks
a. Refleks patologis
Secara umum, refleks patologis merupakan refleks primitif yang muncul pada
orang dewasa akibat inhibisi kontrol lower motor neuron (LMN). Beberapa
refleks patologis yang penting secara klinis, antara lain:
a. Refleks Babinski atau refleks plantar
b. Refleks Chaddock
c. Refleks Oppenheim
d. Refleks Gordon
e. Refleks Schaefer
b. Refleks fisiologis
Serabut saraf motorik (sel tanduk anterior dan akson motoriknya yang melalui
akar ventral dan saraf tepi) disebut sebagai LMN yang dapat memberi hasil
penurunan refleks. Sementara itu, lengkung motorik yang menurun dari korteks
serebral dan batang otak disebut sebagai UMN yang menghasilkan adanya
peningkatan refleks di sumsum tulang belakang dengan mengurangi hambatan
tonik pada segmen sumsum tulang belakang.
2. Non spesifik : merupakan sebagian dari impuls aferen spesifik yang disalurkan
melalui aferen non spesifik,menghantarkan setiap impuls dari titik manapun dalam
tubuh ke titik-titik pada seluruh kedua kortek serebri.
Tingkat kesadaran sangat penting pada pasien cedera kepala.Glasgow coma Scale
sudah digunakan secara luas untuk menentukan tingkat kesadaran penderita.Glasgow
Coma Scale meliputi :
a. Eye / Mata
b. Verbal
Berorientasi baik 5
Tidak bersuara 1
c. Motorik
Menurut perintah 6
Ekstensi spontan 2
Tak ada gerakan 1
Kriteria :
Prosedur tindakan
d. GCS :
a) Eye :
b) Verbal :
c) Motoric :
Campbell WW, Barohn RJ. Pathologic Reflexes. DeJong’sThe Neurol. Exam. Eighth edi,
Philadelphia: Wolters Kluwer; 2020, hal. 1134–64.
Hallett M. The Neurologic Examination: Scientific Basis for Clinical Diagnosis. Oxford
University Press; 2016.
Simon RP, Aminoff MJ, Greenberg DA. Motor Disorders. Clin. Neurol. 10e, New York,
NY: McGraw-Hill Education; 2017.
Ropper AH, Samuels MA, Klein JP, Prasad S. Approach to the Patient With Neurologic
Disease. Adams Victor’s Princ. Neurol. 11e, New York, NY: McGraw-Hill
Education; 2019.