Anda di halaman 1dari 3

Umumnya, sebagian besar anak melakukan langkah pertama mereka pada saat usia satu

tahun. Selanjutnya, pada usia 15 bulan sebagian besar anak sudah bisa berjalan sendiri tanpa
bantuan. Jika anak masih belum bisa berjalan sendiri tanpa bantuan di usianya yang sudah
menginjak 18 bulan, maka bisa dikatakan bahwa anak tersebut terlambat berjalan. Anak bisa
saja terlambat berjalan karena memang kurang dukungan dari keluarga dan lingkungannya,
sehingga otot-otot anak belum kuat untuk bisa berjalan sendiri pada usia 18 bulan. Untuk
mendapatkan otot yang kuat, otot-otot anak harus terus bekerja dan dilatih dengan cara
melakukan aktivitas yang dibantu oleh orangtua. Namun jika orangtua atau keluarga jarang
melakukan aktivitas bersama anak atau anak terlalu banyak duduk dan tidak didukung untuk
belajar berjalan, otot-otot anak mungkin kurang bekerja dengan baik. Hal ini bisa membuat
anak terlambat berjalan. (Veratamala, 2021)

Dalam studi kasus

Kemampuan berbicara pada anak dimulai secara bertahap. Pada usia 3 bulan anak akan
“berbicara” dengan suara yang tidak memiliki arti atau bisa dibilang bahasa bayi. Pada usia
ini, ia mungkin akan lebih banyak berkomunikasi menggunakan ekspresi, misalnya dengan
tersenyum ketika melihat atau mendengarkan suara ibunya. Memasuki usia 6 bulan, anak
mulai mengeluarkan suara-suara yang terdengar lebih jelas suku katanya, walau tetap tidak
memiliki arti, seperti “da-da” atau “ba-ba”. Pada akhir usia 6 bulan, anak sudah bisa
menggunakan suara ini untuk mengekspresikan rasa senang atau tidak suka, bukan hanya
dengan menangis. Anak umumnya sudah bisa mengucapkan kata “mama” atau “ayah” dan
menirukan kata-kata yang ia dengar. Pada usia 18 bulan anak biasanya sudah bisa
mengucapkan sekitar 10–20 kata dasar. Namun, normal jika ada beberapa kata yang masih
belum jelas pengucapannya seperti kata “makan” disebutkan “mam”. Mereka juga sudah
mengenali nama orang, benda, dan beberapa bagian tubuh serta bisa mengikuti petunjuk
sederhana yang disertai dengan gerakan. (Nareza, 2021)

Anak usia 2 tahun biasanya sudah bisa mengucapkan setidaknya 50 kata dan berkomunikasi
memakai 2 kosakata seperti “mau susu”. Ia juga sudah mulai memahami pertanyaan
sederhana. Kosakata yang dimiliki anak pada usia 3–5 tahun akan meningkat dengan cepat.
Pada usia 3 tahun, sebagian besar anak dapat menangkap sekitar 300 kosakata baru. Mereka
juga sudah bisa memahami perintah yang lebih panjang, seperti, “Ayo, cuci kaki dan sikat
gigi,” atau, “Buka sepatunya, lalu ganti baju.” Pada usia 4 tahun, umumnya anak sudah bisa
berbicara menggunakan kalimat yang lebih panjang dan menjelaskan sebuah peristiwa.
Sementara pada usia 5 tahun, mereka sudah bisa berbincang-bincang dengan orang lain.
Apabila sampai usia 5 tahun anak masih terbata-bata dalam berbicara dan berkomunikasi
berarti anak tersebut mengalami keterlambatan bicara. (Nareza, 2021)

Dalam studi kasus ini penulis (Siregar & Hazizah, 2019) melakukan penelitian terhadap 1
anak di TK Aisyiyah 29 Padang dengan inisial FHN yang berusia 6 tahun. Berdasarkan
temuan dari pengamatan serta hasil dari dokumentasi dan wawancara, faktor keterlambatan
bicara anak terbagi menjadi lima yaitu pengetahuan, bahasa kedua, gaya bicara, hubungan
orangtua, dan kesehatan.

Faktor pertama yaitu pengetahuan. Pengetahuan anak masih kurang sehingga anak tidak
percaya diri berintersi dengan lingkungannya. Emilda (Safitri: 2017) Pengamatan dengan
waktu yang lama manyatakan bahwa 42,5% balita mengalami keterlambatan bicara dan
bahasa. Akibatnya anak mengalami kesulitan belajar, membaca dan menulis sehingga
menyebabkan pencapaian akademik yang kurang secara menyeluruh, pada beberapa kasus
mempunyai IQ yang rendah. Faktor kedua yaitu penggunaan bahasa kedua yang membuat
anak bingung mengekspresikan apa yang dirasakan anak. Astuti (2017) Tujuan pembelajaran
bilingual utamanya sebagai bekal keterampilan berbahasa seperti keterampilan menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Jaenudin (2016:13) Kemampuan berbahasa sangat
tergantung pada mendengarkan oranglain bicara, untuk itu pemeriksaan lingkungan bahasa
pada anak sangatlah penting, perlu dicari apakah stimulasi bahasa cukup kuat, adakah
gangguan, kebingungan pada anak.

Faktor ketiga yaitu gaya bicara, yang digunakan anak disekolah tidak sejalan dengan
dirumah. Menurut Hernawati (2007:104) pengembangan kemampuan berbicara sebagai
upaya agar anak bisa mengekspresikan pikiran, dan perasaan dengan cara berbicara. Faktor
keempat yaitu hubungan orangtua. Orangtua yang sibuk tidak akan memiliki interaksi dengan
anak. Menurut Surhatono (Nurlaeli: 2015) yaitu bicara anak yang berkembang dapat
dipahami secara baik oleh orangtua yang mengasuhnya, jadi orangtua harus menstimulus
anak sesuatu yang dapat mengembangkan keterampilan berbicara anak. Faktor kelima,
kesehatan. Menurut Lubis (2018) kesehatan sangat mempengaruhi perkembangan bahasa
anak, terutama pada usia awal kehidupannya. Jika usia dua tahun pertama anak mengalami
sakit terus-menerus, anak akan cenderung mengalami keterlambatan perkembangan
bahasanya.
Referensi

Anda mungkin juga menyukai