Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK AUDITING 2

RISIKO BAGI HASIL PADA BANK SYARIAH MANDIRI KC MANADO

DOSEN PENGAMPU :

Prof. Dr. Tri Ratnawati, SE., MS., AK., CA., CPA

DISUSUN OLEH : Kelompok 4

1. Merciana Selvi Lasdin ( 1221900026 )

2. Richa Nor Syafitri ( 1221900058 )

3. Amelia Indriani Puspitasari ( 1221900064 )

4. Rohmatul Hasanah ( 1221900067 )

5. Sumantri ( 1221900082 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

SEMESTER GASAL 2021/2022


Pengertian Bagi hasil

Prinsip bagi hasil menurut Bank Indonesia adalah Suatu prinsip pembagian laba yang
diterapkan dalam kemitraan kerja, dimana porsi bagi hasil ditentukan pada saat akad kerja sama.
Jika usaha mendapatkan keuntungan, porsi bagi hasil adalah sesuai kesepakatan namun jika
terjadi kerugian maka porsi bagi hasil disesuaikan dengan kontribusi modal masingmasing pihak.
Dasar yang digunakan dalam perhitungan bagi hasil adalah berupa laba bersih usaha setelah
dikurangi dengan biaya operasional. Profit sharing (bagi hasil), pada dasarnya merupakan
pembiayaan dengan prinsip kepercayaan dan kesepakatan murni antara kedua belah pihak atau
lebih yaitu, pemilik modal (investor) dalam hal ini bank syariah dengan pemilik usaha dalam hal
ini nasabah adalah pengelola usaha.

Prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah yang paling banyak dipakai adalah almusyarakah
dan al-mudharabah. Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Al-mudharabah berasal dari kata dharab, yang berarti berjalan atau memukul. Secara teknis, al
mudharabah adalah kerjasama usaha antara dua orang dimana pihak pertama (shohibul maal)
menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha
dibagi menurut kesepakatan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik
modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu
diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola, pengelola harus bertanggungjawab atas
kerugian tersebut (Antonio, 2001).

Adapun metode penghitungan bagi hasil dibedakan menjadi tiga cara yaitu: 1) Menggunakan
metode profit and loss sharing, yaitu para pihak akan memperoleh bagian hasil sebesar nisbah
yang telah disepakati dikalikan besarnya keuntungan (profit) yang diperoleh oleh pengusaha
(mudharib),sedangkan apabila terjadi kerugian ditanggung bersama sebanding dengan kontribusi
masing-masing pihak.2)Menggunakan metode profit sharing, artinya para pihak mendapatkan
bagian hasil sebesar nisbah dikalikan dengan perolehan keuntungan yang didapatkan oleh
pengusaha (mudharib), sedangkan apabila terjadi kerugian financial akan ditanggung oleh
pemilik dana (shahibul maal).3)Menggunakan metode revenue sharing, yaitu para pihak
mendapatkan bagian hasil sebesar nisbah dikalikan dengan besarnya pendapatan (revenue) yang
diperoleh oleh pemilik usaha.

Risiko yang dihadapi dalam Implementasi Pembiayaan Syariah pada Perbankan Syariah

Risiko dalam konteks perbankan syari'ah merupakan suatu kejadian potensial, baik yang
dapat diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang
berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Besar-kecilnya risiko kredit
dalam perbankan islam dibandingkan perbankan konvensional menurut Khan dan Habeeb
Ahmad (2008 : 141) tergantung pada faktor berikut: Karakteristik risiko dalam pembiayaan,
Karakteristik nasabah, Akurasi dalam menghitung potensi kerugian risiko kredit, dan Penerapan
teknik pengurangan risiko. Risiko dalam pembiayaan musyarakah dan mudharabah, terutama
pada penerapannya dalam pembiayaan, relative tinggi, antara lain: side streaming, nasabah
menggunakan dana yang diberikan bank bukan seperti yang disebut dalam kontrak, lalai dan
kesalahan yang disengaja; penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur.

Risiko-risiko yang dihadapi dalam penerapan bagi hasil atas pembiayaan Syariah

Perjanjian mudarabah merupakan landasan dari perbankan Islam. Mudarabah merupakan


kontrak profit sharing dan loss bearing yang dapat digunakan pada kedua sisi aset neraca dan
kewajibannya. Tipe-tipe perjanjian atau kontrak mudharabah dapat menyebabkan bank syariah
mengalami risiko, seperti 1) displaced commercial risk, yang merupakan risiko yang muncul
ketika bank syariah mendorong investasi para pemegang rekening dengan meningkatkan tingkat
keuntungan untuk menyimpan dana. Risiko ini sebagai hasil dari risiko rate of return yang terjadi
ketika dana ditempatkan dalam aktiva dengan batas jangka panjang dan tingkat pengembalian
tidak lagi kompetitif dengan investasi alternatif lain dan ketika bank kinerjanya buruk selama
periode tertentu dan tidak dapat menghasilkan keuntungan yang cukup untuk dibagikan kepada
para pemegang rekening; 2) Operational Risk, yang dalam hal ini, investor, seperti berbagi
keuntungan dan menanggung semua kerugian tanpa kendali atau hak pemerintahan pengalihan
manajemen.

Potensi risiko dalam model pembiayaan musyarakah diantaranya adalah Credit Risk, Risiko
Pasar, Operational Risk. Selama masa kontrak tersebut berjalan, risiko yang mungkin timbul
adalah bank syariah tidak mampu untuk melihat kinerja finansial dan kontrol manajemen yang
terlalu berlebihan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menerima informasi keuangan yang
memadai dan tepat waktu karena akan memungkinkan bagi bank syariah untuk dapat melakukan
pengukuran perbaikan pada waktu yang tepat. Selain itu, Risiko Operasional yang disebabkan
oleh internal fraud antara lain pencatatan yang tidak benar atas nilai posisi, penyogokan,
penyuapan, ketidaksesuaian pencatatan pajak (secara sengaja), kesalahan, manipulasi dan mark
up dalam akuntansi/pencatatan maupun pelaporan.

Risiko-risiko yang dihadapi dalam penerapan perhitungan bagi hasil atas pembiayaan
syariah pada Perbankan Syariah di Bank Syariah Mandiri KC Manado

Secara umum perbankan akan menghadapi beberapa risiko yaitu risiko kredit, likuiditas,
pasar, operasional, hukum, reputasi, strategik dan kepatuhan (Antonio, 2001). Risiko
pembiayaan yang dihadapi oleh perbankan syariah merupakan salah satu risiko yang perlu
dikelola secara tepat karena kesalahan dalam pengelolaan risiko pembiayaan dapat berakibat
fatal pada peningkatan NPF (Non Performance Financing). Dengan berbagai macam risiko
tersebut, maka bank syariah dituntut untuk melakukan manajemen risiko pembiayaan seefektif
mungkin agar likuiditas bank tetap terjaga sehingga bank tidak mengalami kesulitan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Mengingat bahwa sebagian besar bank masih
mengandalkan sumber pendapatan utamanya dari bisnis pembiayaan. Dengan memperhatikan
fenomena tersebut, kajian mengenai perbankan syariah khususnya mengenai aspek manajemen
risikonya menjadi hal baru yang layak untuk dikaji secara mendalam.

Menurut Antonio (2003), risiko pembiayaan mudharabah antara lain adalah: (1) asymmetric
information problem yaitu kecenderungan salah satu pihak yang menguasai informasi lebih
banyak untuk bersikap tidak jujur. Oleh karena itu penetapan pembiayaan bagi hasil haruslah
dilakukan dengan memperhatikan incentive compatible constraints (batasan-batasan untuk
memberikan insentif bagi nasabah untuk berlaku jujur), (2) side streaming yaitu nasabah
menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak dan (3) lalai dan kesalahan
yang disengaja. Secara garis besar, menurut beberapa informan, risiko yang terjadi pada Bank
Syariah Mandiri Cabang Manado adalah risiko pembiayaan yang terdapat pada penerapan dalam
pembiayaan yang relatif tinggi, yaitu Side Streaming, Lalai dan kesalahan yang disengaja,
Penyembunyian keuntungan oleh nasabah, bila nasabahnya tidak jujur (adverse selection),
Tingkat risiko pembiayaan. Keempat risiko tersebut sering kali menyebabkan ketidakmampuan
peminjam untuk melunasi kewajibannya kepada pihak bank. Besarnya risiko pembiayaan
ditunjukkan dalam rasio Non Performing Finance (NPF). Tingginya NPF menunjukkan
banyaknya jumlah peminjam yang tidak dapat mengembalikan pinjaman sesuai dengan
perjanjian awal yang telah disepakati bersama antara bank dengan peminjam, sehingga
pembiayaan menjadi bermasalah. Untuk penilaian risiko pembiayaan ini mencakup tentang
risiko bisnis yang dibiayai yakni risiko yang terjadi pada karakteristik masing-masing jenis usaha
nasabah/mudharib dan kinerja keuangan jenis usaha nasabah/mudharib, risiko berkurangnya nilai
pembiayaan yaitu risiko yang dipengaruhi oleh penurunan yang drastis dari tingkat penjualan,
harga jual barang/jasa dari bisnis nasabah/mudharib dan risiko karakter buruk mudharib yaitu
risiko pembiayaan yang dipengaruhi oleh kelalaian, pelanggaran nasabah/mudharib dalam
menjalankan bisnis yang dibiayai serta pengelolaan perusahaan yang tidak profesional sesuai
standar pengelolaan yang di sepakati antara bank dan nasabah/mudharib (Adiwarman, 2004).

Jika dikaitkan dengan gambar

a) Inherent Risk ( Risiko Bawaan )

Risiko Bawaan (Inherent Risk), adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi
terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait
(maksudnya bahwa risiko bawaan timbul dengan asumsi pengedalian intern dalam perusahaan
tidak ada). Risiko Inherent pada prinsip bagi hasil bank syariah mandiri KC Manado
adalah ketika bank syariah mendorong investasi para pemegang rekening dengan meningkatkan
tingkat keuntungan untuk menyimpan dana. Risiko ini sebagai hasil dari risiko rate of return
yang terjadi ketika dana ditempatkan dalam aktiva dengan batas jangka panjang dan tingkat
pengembalian tidak lagi kompetitif dengan investasi alternatif lain dan ketika bank kinerjanya
buruk selama periode tertentu dan tidak dapat menghasilkan keuntungan yang cukup untuk
dibagikan kepada para pemegang rekening

b) Control Risk ( Risiko Pengendalian )

Risiko Pengendalian (Control Risk), adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat
terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian intern entitas. Risiko ini merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi
pengendalian intern untuk mencapai tujuan entitas yang relevan dengan penyusunan laporan
keuangan entitas Risiko Pengendalian pada prinsip bagi hasil bank syariah mandiri KC
Manado risiko yang mungkin timbul akibat bank syariah tidak mampu untuk melihat kinerja
finansial dan kontrol manajemen yang terlalu berlebihan. Oleh karena itu, sangatlah penting
untuk menerima informasi keuangan yang memadai dan tepat waktu karena akan memungkinkan
bagi bank syariah untuk dapat melakukan pengukuran perbaikan pada waktu yang tepat.

c) Detection Risk ( Risiko Deteksi )

Risiko Deteksi (Detection Risk), adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur
audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada
pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan sebagian lagi
karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut telah
diperiksa 100%. Risiko Pendektesian pada prinsip bagi hasil bank syariah mandiri KC
Manado adalah ditemukan permasalahan berupa pencatatan yang tidak benar atas nilai posisi,
penyogokan, penyuapan, ketidaksesuaian pencatatan pajak (secara sengaja), kesalahan,
manipulasi dan mark up dalam akuntansi/pencatatan maupun pelaporan.
DETAILED ASSERTION

Assertion Description

Classes Of Occurrence Transactions and events that have been recorded have
Transactions occurred and pertain to the entity
and Events for
Completeness All transactions and events that should have been
the Period
recorded have been recorded
under Audit
Accuracy Amounts and other data relating to recorded transactions
and events have been recorded appropriately

Cutoff Transaction and events have been recorded in the correct


accounting period

Classification Transactions and events have been recorded in the proper


accounts

DETAILED ASSERTION

Assertion Description

Acoount Existence Assets, liabilities, and equity interests exist


Balances at the Rights and The entity holds or controls the rights to assets and
Period End Obligations liabilities [that] are the obligations of the entity

All assets, liabilities, and equity interests that should


Completeness
have been recorded have been recorded

Assets, liabilities, and equity interests are included in


Value and the financial statements at appropriate amounts, and
Allocation any resulting valuation or allocation adjusments are
appropriately recorded.

Assertion Description

Presentation Disclosed events, transactions, and other matters have


Occurance,
and Disclosure occurred and pertain to the entry
Rights, and
Obligations

All diclosures that should have been included in the


Completeness
financial statements have been included

Classification and Financial information is appropriately presented and


Understandability described, and disclosures are clearly expressed

Accuracy and Financial and other information is disclosed fairly and


Valuation at appropriate amounts.

DETAILED ASSERTION

Assertions Classes of Account Balances Presentation and


Transactions Disclosure

Existence/occurrence   
Completeness   
Right and obligations  
Accuracy/classification  
Cutoff  
Classification and 
Understandabillity

Valuation/allocation  

Anda mungkin juga menyukai