Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

RISIKO HUKUM PADA BANK DANAMON

Disusun Oleh :

Anis Fitriah - 1221900001

Nadya Imshafira - 1221900011

Ariya Amelia - 1221900029

Yulia Eka Cahyono - 1221900061

Carolina Ika Christy - 1221900090

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

2021
A. RISIKO HUKUM
Risiko hukum adalah risiko yang diakibatkan oleh tuntutan hukum (yang
dilakukan oleh pihak internal maupun external) dan/atau kelemahan aspek yuridis
(ketiadaan dokumen hukum dan peraturan ataupun adanya kelemahan dalam
dokumen pengikatan hukum). Seiring dengan meningkatnya cakupan bisnis Danamon
dan perkembangan produk yang sangat dinamis yang juga dipengaruhi banyak faktor,
maka tingkat risiko hukum menjadi bagian yang harus dikelola secara baik. Pada
dasarnya tujuan utama dari penerapan manajemen risiko hukum adalah untuk
memastikan bahwa proses manajemen risiko dapat meminimalisir kemungkinan
dampak negatif dari kelemahan aspek yuridis, ketiadaan dan/atau perubahan peraturan
perundangundangan dan proses litigasi atas suatu aktivitas Danamon dan anak
Perusahaan.
Dalam proses identifikasi, seluruh lini bisnis, fungsi pendukung, serta anak
perusahaan perlu untuk mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor yang dapat
menyebabkan munculnya risiko hukum di dalam lini bisnis, produk, proses serta
teknologi informasinya yang berdampak kepada posisi keuangan maupun reputasi
Danamon. Pengidentifikasian risiko juga mencakup penilaian risiko hukum yang
timbul dari aktivitas operasional/produk/perjanjian dan risiko inheren.
Dalam menilai risiko inheren atas risiko hukum, parameter/indikator
yang digunakan adalah:
1. Faktor litigasi
2. Faktor kelemahan perikatan
3. Faktor ketiadaan/perubahan peraturan perundangan
Terkait dengan implementasi manajemen risiko hukum tersebut,
Danamon telah menerapkan beberapa hal yaitu:
• Pelaksanaan pengawasan risiko hukum oleh manajemen senior
Danamon (khususnya kasus-kasus hukum);
• Pembuatan “Kebijakan Hukum & Dokumentasi” serta Standard
Operation Procedure (SOP) manajemen risiko hukum.
• Pembentukan unit kerja yang ditunjuk manajemen untuk melakukan
monitoring dan mengelola risiko hukum yang melekat dari suatu
produk dan aktivitas Danamon dan anak Perusahaan agar kemungkinan
risiko hukum yang ada tidak berdampak luas dan menjadi pemicu
timbulnya risiko lain
B. CONTOH KASUS
Pada tanggal 5 Maret 2009, PT. Esa Kertas Nusantara menggugat PT. Bank
Danamon Tbk membayar ganti rugi Rp. 1.100.000.000.000 (satu trilyun seratus
miliar rupiah) akibat menderita kerugian yang disebabkan oleh Danamon yang
dianggap lalai memberikan informasi yang akurat tentang produk derivatif yang
ditawarkan, juga dinilai lalai dalam menerapkan prinsip pengenalan nasabah, prinsip
perlindungan nasabah, serta prinsip kehati – hatian bank. Pada 28 Januari 2010,
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan tuntutan PT. Esa
Kertas Nusantara dengan memutuskan Transaksi Derivatif antara kedua belah pihak
merupakan perbuatan melawan hukum dan mengabulkan tuntutan ganti rugi sebesar
Rp. 61.000.000.000 (enam puluh satu miliyar rupiah).
INHEREN RISK : LAW RISK

Kesalahan yang terjadi :

Kelalaian Danamon memberikan informasi produk


derivative yang ditawarkan serta lalai dalam
menerapkan prinsip pengenalan nasabah, prinsip
perlindungan nasabah, prinsip kehati - hatian bank.

Kesalahan yang terkontrol :

Danamon lalai mengungkap informasi mengenai transaksi


derivatif yang berupa structured finance products. EKN
disesatkan dan mengalami kerugian yang sangat besar dari
CONTROL RISK transaksi derivative tersebut.

Kesalahan yang tidak terkontrol :

Danamon tidak memberikan kepastian terhdap nilai tukar


rupiah terhadap dolar AS saat itu. Sehingga gejolak nilai
tukar yang menurun akan mengakibatkan kerugian bagi
PT. EKN.

DETECTION RISK
Kesalahan yang ditangkap Auditor :

Risiko bisnis pada Danamon termasuk dalam risiko


sistematis (eksternal) yang tidak bisa dihilangkan. Risiko
tersebut juga mengandung risiko hukum. Dalam hal ini
terkait ketidakmampuan Danamon dalam memastikan
lindung nilai kepada nasabah (PT. EKN) yang berkaitan
dengan konsistensi nilai rupiah terhadap dolar Amerika.

AUDIT RISK

Kesalahan yang tidak dideteksi Auditor :

Danamon tidak memberikan produk lindung nilai kepada


ekn serta tidak menerapkan prinsip transparansi dimana
Danamon tidak memberikan penjelasan secara akurat
mengenai produk yang ditawarkan dan dijual kepada PT.
EKN
Assertion Description
Classes of Occurance Keseluruhan transaksi derivatif dicatat oleh Danamon
transactions and Completeness Keseluruhan transaksi derivatif dicatat dengan komplit
events fot the dan didukung dengan bukti
period under Accuracy Jumlah dan data yang dicatat dalam transaksi derivatif
audit harus akurat dan dapat dipertanggung jawabkan
Cutoff Transaksi derivatif yang tercatat harus dikoreksi dengan
periode akuntansi
Classification Ada kode akun untuk transaksi derivative

Assertion Description
Account Existence Danamon memiliki asset, kewajiban, dan ekuitas
balances at the Rights and Danamon memiliki dan mengendalikan asset dan hutang
period end Obligation
Completeness Danamon mencatat asset, kewajiban dan ekuitas
Valuation and Danamon mencatat asset, kewajiban dan ekuitas dalam
Allocation jumlah yang sesuai dalam laporan keuangan dan ada
penilaian dan penyesuaian yang tercatat.

Assertion Description
Presentation Occurance, Danamon mengungkapkan seluruh kejadian, transaksi
and Disclosure Rights, and dan yang berkenaan dengan transaksi derivatif
Obligations
Completeness Danamon mengungkapkan transaksi derivatif dalam
laporan keuangan
Classification and Danamon dalam menginformasikan keuangan harus
Understandabillity sesuai dan diungkapkan secara penuh
Accuracy and Laporan keuangan Danamon harus diungkap secara
Valuation wajar dan sesuai dengan jumlah

Assertions Classes of Account Balances Presentation and


Transactions Disclosure
Existence/occurrence   
Completeness   
Right and obligations  
Accuracy/classification  
Cutoff  
Classification and 
Understandabillity
Valuation/allocation  
C. ANALISIS KASUS
1. Identifikasi Masalah
PT. Esa Kertas Nusantara menggugat Bank Danamon atas transaksi
derivatif pada tahun 2009. PT. EKN menilai bahwa pihak Bank Danamon lalai
dalam memberikan informasi yang akurat tentang produk derivatif yang
mereka tawarkan kepada nasabah. PT. EKN menganggap produk itu bersifat
spekulatif dan tidak bersifat lindung nilai atau hedging. Produk yang
ditawarkan Bank Danamon merupakan produk yang tidak sesuai dan
merugikan PT. EKN karena produk tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan
PT. EKN dan tidak mendasarkan prinsip know your customer oleh Danamon.
Menurut penasehat keuangan EKN dalam kasus ini, definisi lindung nilai
adalah produk yang melindungi pemiliknya terhadap ketidakpastian. Namun
produk Bank Danamon tidak melindungi PT. EKN dari gejolak nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS. Akibatnya, PT. EKN merasa dirugikan dan
menuntut Bank Danamon agar mau melunasi kerugian tersebut.
2. Kelemahan Bank yang Mengakibatkan Permasalahan Tersebut
Adapun kelemahan prosedur Bank Danamon yang menyebabkan
permasalahan tersebut terjadi adalah:
1) Bank Danamon tidak menerapkan prinsip Know Your Customer,
karena Bank Danamon tidak memberikan produk yang diinginkan oleh
nasabahnya. PT. EKN membutuhkan produk lindung nilai (hedging),
sebaliknya Bank Danamon memberikan produk yang tidak sesuai
dengan kebutuhan PT. EKN, sehingga hal tersebut merugikan PT.
EKN.
2) Bank Danamon tidak menerapkan salah satu prinsip perlindungan
konsumen/nasabah, yaitu prinsip transparansi karena Bank Danamon
tidak memberikan penjelasan secara akurat mengenai produk yang
ditawarkan dan dijual kepada PT. EKN, sehingga PT. EKN merasa
bahwa Bank 14 Danamon melakukan tindakan spekulatif dan hal ini
tentu saja merugikan PT. EKN
3. Tindakan yang Ditempuh Dalam Menyelesaikan Masalah
Pada awalnya, BI selaku bank sentral dan pengawas dari bank-bank
yang ada di Indonesia memberi usulan mediasi terhadap kasus yang terjadi
antara Bank Danamon dan PT. EKN. Hal ini tentu saja disambut dengan baik
oleh PT. EKN. Namun, pihak Bank Danamon belum juga mengajukan
permintaan bantuan mediasi secara resmi pada BI. Sementara di waktu yang
bersamaan, PT. EKN terlanjur mengajukan gugatan perdata senilai Rp 1 triliun
terhadap Bank Danamon. Hingga akhirnya, hasil sidang menunjukkan bahwa
majelis hakim mengabulkan gugatan PT. EKN dan meminta Danamon untuk
memberikan ganti rugi sebesar Rp 63 miliar
D. SIMPULAN
Transaksi derivatif instrumen keuangan dalam perbankan pada umumnya
ditawarkan sesuai kebutuhan nasabah melalui over the counter merupakan bisnis
beresiko tinggi. Risiko – risiko yang menjadi kelemahan Transaksi Derivatif
instrumen keuangan di pasar Over The Counter sebagai berikut :
Risiko hukum, yaitu risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek
yuridis. Termasuk risiko hukum adalah lemahnya perangkat hukum dan rendahnya
pemahaman aparat hukum serta pihak – pihak untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan usaha bank akibat banyaknya loopholes.
Oleh karenanya pihak bank perlu menyikapi secara hati – hati terhadap setiap
hal yang berkaitan dengan transaksi Derivatif ini sesuai dengan prinsip – prinsip
perbankan yang aman dan sehat serta untuk mengendalikan risiko yang dihadapi bank
jika tidak ingin merugi besar akibat terpapar risiko – risiko tersebut. Upaya
peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko tidak hanya ditujukan bagi
kepentingan bank tetapi juga bagi kepentingan para nasabahnya.

Anda mungkin juga menyukai