Disusun Oleh :
2021
A. RISIKO HUKUM
Risiko hukum adalah risiko yang diakibatkan oleh tuntutan hukum (yang
dilakukan oleh pihak internal maupun external) dan/atau kelemahan aspek yuridis
(ketiadaan dokumen hukum dan peraturan ataupun adanya kelemahan dalam
dokumen pengikatan hukum). Seiring dengan meningkatnya cakupan bisnis Danamon
dan perkembangan produk yang sangat dinamis yang juga dipengaruhi banyak faktor,
maka tingkat risiko hukum menjadi bagian yang harus dikelola secara baik. Pada
dasarnya tujuan utama dari penerapan manajemen risiko hukum adalah untuk
memastikan bahwa proses manajemen risiko dapat meminimalisir kemungkinan
dampak negatif dari kelemahan aspek yuridis, ketiadaan dan/atau perubahan peraturan
perundangundangan dan proses litigasi atas suatu aktivitas Danamon dan anak
Perusahaan.
Dalam proses identifikasi, seluruh lini bisnis, fungsi pendukung, serta anak
perusahaan perlu untuk mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor yang dapat
menyebabkan munculnya risiko hukum di dalam lini bisnis, produk, proses serta
teknologi informasinya yang berdampak kepada posisi keuangan maupun reputasi
Danamon. Pengidentifikasian risiko juga mencakup penilaian risiko hukum yang
timbul dari aktivitas operasional/produk/perjanjian dan risiko inheren.
Dalam menilai risiko inheren atas risiko hukum, parameter/indikator
yang digunakan adalah:
1. Faktor litigasi
2. Faktor kelemahan perikatan
3. Faktor ketiadaan/perubahan peraturan perundangan
Terkait dengan implementasi manajemen risiko hukum tersebut,
Danamon telah menerapkan beberapa hal yaitu:
• Pelaksanaan pengawasan risiko hukum oleh manajemen senior
Danamon (khususnya kasus-kasus hukum);
• Pembuatan “Kebijakan Hukum & Dokumentasi” serta Standard
Operation Procedure (SOP) manajemen risiko hukum.
• Pembentukan unit kerja yang ditunjuk manajemen untuk melakukan
monitoring dan mengelola risiko hukum yang melekat dari suatu
produk dan aktivitas Danamon dan anak Perusahaan agar kemungkinan
risiko hukum yang ada tidak berdampak luas dan menjadi pemicu
timbulnya risiko lain
B. CONTOH KASUS
Pada tanggal 5 Maret 2009, PT. Esa Kertas Nusantara menggugat PT. Bank
Danamon Tbk membayar ganti rugi Rp. 1.100.000.000.000 (satu trilyun seratus
miliar rupiah) akibat menderita kerugian yang disebabkan oleh Danamon yang
dianggap lalai memberikan informasi yang akurat tentang produk derivatif yang
ditawarkan, juga dinilai lalai dalam menerapkan prinsip pengenalan nasabah, prinsip
perlindungan nasabah, serta prinsip kehati – hatian bank. Pada 28 Januari 2010,
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan tuntutan PT. Esa
Kertas Nusantara dengan memutuskan Transaksi Derivatif antara kedua belah pihak
merupakan perbuatan melawan hukum dan mengabulkan tuntutan ganti rugi sebesar
Rp. 61.000.000.000 (enam puluh satu miliyar rupiah).
INHEREN RISK : LAW RISK
DETECTION RISK
Kesalahan yang ditangkap Auditor :
AUDIT RISK
Assertion Description
Account Existence Danamon memiliki asset, kewajiban, dan ekuitas
balances at the Rights and Danamon memiliki dan mengendalikan asset dan hutang
period end Obligation
Completeness Danamon mencatat asset, kewajiban dan ekuitas
Valuation and Danamon mencatat asset, kewajiban dan ekuitas dalam
Allocation jumlah yang sesuai dalam laporan keuangan dan ada
penilaian dan penyesuaian yang tercatat.
Assertion Description
Presentation Occurance, Danamon mengungkapkan seluruh kejadian, transaksi
and Disclosure Rights, and dan yang berkenaan dengan transaksi derivatif
Obligations
Completeness Danamon mengungkapkan transaksi derivatif dalam
laporan keuangan
Classification and Danamon dalam menginformasikan keuangan harus
Understandabillity sesuai dan diungkapkan secara penuh
Accuracy and Laporan keuangan Danamon harus diungkap secara
Valuation wajar dan sesuai dengan jumlah