NIM : 17/421638/PEK/23215
Materi : Code of Conduct Magister Akuntansi
Case : WorldCom’s Creative Accounting Universitas Gadjah Mada
Pengantar
Misi dari International Federation of Accountans (IFAC), sebagaimana diatur dalam
konstitusi adalah untuk melayani kepentingan umum, IFAC akan memeperkuat profesi akuntansi
di selruh dunia dan berkontribusi untuk mengembangkan ekonomi Internasional yang kuat dengan
membangun dan memprosikan kepatuhan pada kualitas terbaik standar profesi, memajukan
konvergensi Internasional dari standar semacam itu dan membicarakan pada permasalahan
kepentingan publik pada keahlian profesi yang lebih relevan.” Dalam mengejar misi ini, Badan
IFAC membangun/membuat Badan Standar Etik bagi akuntan untuk mengembangkan dan
menerbitkan, dibawah otorisasinya, kualitas terbaik standar dan pernyataan lainnya bagi akuntan
profesional untuk digunakan di seluruh dunia.
Kode etik ini untuk profesional menetapkan persyaratan etis untuk akuntan profesional.
Badan Anggota dari IFAC atau perusahaan menerapkan standar ketat dibandingkan yang tertulis
dalam Kode. Badan anggota atau perusahaan wajib memenuhi seluruh bagian dalam Kode ini.
Beberapa yurudiksi mungkin memiliki persyaratan dan panduan yang berbeda dari kode ini.
Akuntan profesional harus menyadari perbedaan tersebut dan mematuhi dengan persyaratan ketat
dan panduan kecuali dilarang oleh hukum dan peraturan. Terdapat beberapa bab dalam bagian
“General Application of The Code”, yaitu :
• Section 100 - Introduction and Fundamental Principles
• Section 110 - Integrity
• Section 120 - Objectivity
Fundamental
• Section 130 - Professional Competence and Due Care
• Section 140 - Confidentiality Principles
• Section 150 – Professional Behavior
Pada section 100 terkait perkenalan dan prinsip-prinsip dasar, membahas terkait tanggung
jawab akuntan, menetapkan prinsip-prinsip dasar etika, menyediakan kerangka kerja konseptual,
mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan, mengevaluasi ancaman dan dikelola ke kevel yang
dapat diterima. Berikut adalah prinsip-prinsip dasar:
Integrity
Seorang Akuntan profesional hanrus berterus terang dan jujur dalam semua hubungan
profesional dan bisnis.
Objectivity
Seorang profesioanal akuntan tidak boleh membiarkan adanya bias, konflik kepentigan
atau pengaruh yang tidak semestinya mengemsampingkan penilaian profesional atau bisnis
Confidentiality
Seorang akuntan profesional harus menghargai kerahasiaan informasi yang diperoleh
sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnis dan tidak boleh mengungkapkan informasi
Nama : Petrus Fraidylegif Putra Djatu
NIM : 17/421638/PEK/23215
Materi : Code of Conduct Magister Akuntansi
Case : WorldCom’s Creative Accounting Universitas Gadjah Mada
apapun kepada pihak ketiga tanpa otorisasi yang tepat dan spesifik kecuali terdapat aturan atau
hak profesional atau kewajiban untuk diungkap. Kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai
hasil hubungan profesional dan bisnis tidak boleh digunakan untuk keuntungan pribadi dari
akuntan profesional atau pihak ketiga.
Professional Behavior
Seorang akuntan profesional harus mematuhi hukum yang berlaku dan peraturan-peraturan
serta harus menghindari tindakan apapun yang akan mendiskreditkan profesi.
Tanggapan – Stakeholders dalam kasus ini adalah pegawai WorldCom, Jajaran manajemen,
rekanan WorldCom, Investor, kreditur, dan keluarga dari masing-masing pihak pada khususnya
serta masyarakat dan pemerintah pada umumnya. Urutan yang diberikan akibat dampak yang
timbul adalah setiap elemen internal WorldCom, diikuti investor, kreditor, dan rekanan bisnis.
WorldCom (Keuangan) melangar prinsip-prinsip yang diatur dalam kode etik profesinya yang
seharusnya melayani berdasarkan kepentingan publik bukan perusahaan.
Para pelaku profesional dibidang akuntansi dalam melakukan pekerjaannya seharusnya
tunduk dan patuh pada kode etik profesinya seperti memiliki intregitas diri, objektif, memiliki
keahlian dibidangnya, dan due care.Vinson selaku middle manajer keuangan seharusnya menolak
tindakan yang dilakukan yaitu memindahkan pos-pos biaya yang akan berdampak pada kesehatan
perusahaan kedepannya. Vinson sebaiknya memperingati saat transaksi menyetuh limit sehingga
hal semacam ini dapat dihindari, dan jika dilakukan sebaiknya Vinson menjadi Whistle-blower.
Ebber selaku CEO yang mengetahui dan menyetujui tindakan ini adalah pihak yang paling
bertanggung jawab diikuti oleh Vinson, Norman dan rekan lainnya (secara legal). Secara moral
yang bertanggung jawab adalah yang melakukan akuntansi kreatif ini dan memilih untuk diam di
dalamnya. Dalam kasus ini Vinson, Norman, dan rekan diikuti Ebber (CEO).