Oleh:
I Kadek Prapta Adhi Wibawa
1902612044
Penguji:
dr. I Wayan Suryanto Dusak, Sp. OT (K)
Oleh:
I Kadek Prapta Adhi Wibawa
1902612044
Penguji:
dr. I Wayan Suryanto Dusak, Sp. OT (K)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat-Nya maka Journal Reading dengan topik “Osteoartritis
Lutut Bilateral Kellgren and Lawrence III” ini dapat selesai pada
waktunya. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti
Kepaniteraan Klinik Madya (KKM) di Departemen/KSM Orthopedi dan
Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada:
1. dr. K.G. Mulyadi Ridia, Sp.OT (K) selaku Ketua Departemen/KSM
Orthopedi dan Traumatologi FK UNUD/ RSUP Sanglah Denpasar.
2. dr. I Wayan Subawa, Sp.OT (K) selaku koordinator pendidikan
profesi dokter di Departemen/KSM Orthopedi dan Traumatologi
FK UNUD/ RSUP Sanglah Denpasar.
3. dr. I Wayan Suryanto Dusak, Sp.OT (K) selaku pembimbing dan
penguji atas waktu dan kesediaannya menguji sekaligus
memberikan saran dan masukan.
4. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam penyusunan case
report ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak
kekurangan, sehingga saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan journal reading ini.
Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Denpasar, 23
Mei 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ....................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
BAB II TINJUAN PUSTAKA ..................................................................................2
2.1. Definisi ...............................................................................................................2
2.2 Epidemiologi ......................................................................................................2
2.3 Faktor Risiko......................................................................... .............................2
2.4 Manifestasi Klinis...............................................................................................3
2.5 Patofisiologi .......................................................................................................3
2.6 Diagnosis............................................................................................................4
2.7 Penatalaksanaan .................................................................................................6
BAB III LAPORAN KASUS ...................................................................................9
3.1 Identitas Pasien....................................................................................................9
3.2 Anamnesis ..........................................................................................................9
3.3 Pemeriksaan Fisik.............................................................................................. 10
3.4 Pemeriksaan Penunjang .................................................................................... 13
3.5 Diagnosis Kerja ................................................................................................ 15
3.6 Tatalaksana........................................................................................................ 15
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................................16
BAB V SIMPULAN............................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoartritis adalah salah satu bentuk artritis yang paling sering ditemukan
di masyarakat, bersifat kronis, berdampak besar dalam masalah kesehatan
masyarakat. Osteoartritis dapat disebabkan oleh etiologi yang berbeda-beda,
namun mengakibatkan kelainan bilologis, morfologis dan keluaran klinis yang
sama. Proses penyakitnya tidak hanya mengenai tulang rawan sendi namun juga
mengenai seluruh sendi, termasuk tulang subkondral, ligamentum, kapsul dan
jaringan sinovial serta jaringan ikat periartikular.1 Osteoartritis merupakan
penyakit degeneratif yang mengenai dua per tiga orang yang berumur lebih dari
65 tahun, dengan prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5% pada wanita. Karena
sifatnya yang kronik progresif, osteoartritis memiliki dampak sosio ekonomik
yang besar di negara maju dan di negara berkembang.2
Penyakit ini ditandai oleh adanya abrasi tulang rawan sendi dan adanya
pembentukan tulang baru yang irregular pada permukaan persendian. Pada
stadium lanjut tulang rawan sendi dapat mengalami kerusakan yang ditandai
dengan adanya fibrilasi, fissura dan ulserasi yang dalam pada permukaan sendi.
Nyeri menjadi gejala utama terbesar pada sendi yang mengalami osteoartritis.
Rasa nyeri diakibatkan setelah melakukan aktivitas dengan penggunaan sendi dan
rasa nyeri dapat diringankan dengan istirahat.Trauma dan obesitas dapat
meningkatkan resiko osteoartritis. Namun baik penyebab maupun pengobatannya
belum sepenuhnya diketahui. Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas
pada pasien sehingga dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.2
Prevalensi osteoartritis meningkat pada usia 40 – 60 tahun,
bertambah secara linear dengan bertambahnya usia. Di negara maju, osteoartritis
menyebabkan beban pembiayaan kesehatan yang besar dibandingkan penyakit
muskuloskeletal lainnya, namun kerugian terbesar adalah kualitas hidup,
kesehatan mental, dan psikologis pasien.3
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Osteoarthritis berasal dari kata Yunani, yaitu osteo yang berarti tulang,
arthro yaitu sendi dan itis berarti radang atau inflamasi. Osteoartritis merupakan
suatu penyakit sendi degeneratif yang ditandai dengan terjadinya proses
kerusakan pada tulang rawan sendi dan tulang subkondral sehingga menyebabkan
nyeri pada sendi. Penyakit ini bersifat kronis, dapat mengenai satu atau lebih
sendi dan paling sering menyerang sendi lutut, panggul, vertebra dan pergelangan
kaki.1
2.2 Epidemiologi
Berdasarkan dari AAOS (American Academy of Orthopaedic Surgeons),
insiden osteoartritis lutut di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 240 orang
per 100.000 tiap tahunnya. Pada tahun 2009, dikatakan lebih dari sebelas juta
pasien rawat jalan merupakan kasus osteoartritis. 2 Di Indonesia, pada tahun 2006,
penderita osteoartritis mencapai 5% pada usia di bawah 40 tahun, 30% pada usia
40-60 tahun, dan 65% pada usia di atas 60 tahun. Untuk osteoartritis lutut
prevalensinya di Indonesia juga cukup tinggi yaitu mencapai 15,5% pada laki-laki
dan 12,7% pada perempuan dari seluruh penderita osteoartritis.3
2.3 Faktor Resiko
Sebelumnya osteoarthritis dinilai sebagai suatu konsekuensi normal dari
proses penuaan dan konsekuensi mekanis dari "wear and tear", sehingga
mengarah ke istilah penyakit sendi degeneratif. Namun, sekarang disadari bahwa
osteoarthritis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh mekanisme
multifactorial dan kompleks. Osteoarthritis lutut dapat dihubungkan dengan factor
risiko sebagai berikut.4
1. Usia
Faktor resiko yang sangat dipertimbangkan pada penyakit osteartritis
adalah usia yang biasanya terjadi paling banyak pada usia lebih dari 50
tahun. Mekanismenya masih belum jelas, namun sangat berkaitan dengan
proses biologis pada sendi.3,
2
3
2. Jenis kelamin
Prevalensi osteoartritis lebih meningkat pada jenis kelamin wanita
dibanding dengan pria. Diperkirakan akibat adanya disregulasi hormonal
yang terjadi pada wanita.3
3. Faktor herediter
Faktor herediter juga berpengaruh terhadap kejadian osteoartritis, pada ibu
dengan osteoartritis pada sendi lutut, maka anaknya berpeluang besar
terkena penyakit yang sama.3
4. Obesitas
Obesitas merupakan faktor risiko osteoartritis yang dapat dimodifikasi.
Obesitas akan menyebabkan bertambah besarnya beban lutut saat posisi
berdiri, hal ini memiliki hubungan dengan terjadinya osteoartritis.6
5. Trauma, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan yang menyebabkan beban lutut meningkat dan dilakukan secara
terus-menerus dapat memicu terjadinya osteoarthritis. Olahraga yang berat
yang memicu cedera sendi juga dapat memicu terjadinya osteoarthritis.6
2.4 Manifestasi Klinis
Gejala dari osteoartritis lutut dapat bervariasi tergantung dari
penyebabnya. Gejala yang paling sering dikeluhkan penderita osteoartritis lutut
adalah nyeri disekitar sendi lutut. Nyeri yang dirasakan bisa tumpul, tajam, terus-
menerus, atau hilang timbul. Nyeri dapat dirasakan dari ringan hingga berat.
Lingkup gerak sendi dapat mengalami limitasi. Pada saat digerakkan secara aktif
mungkin dapat mendengar suara krepitasi dan bisa juga ditemukan kelemahan
otot. Pembengkakan, lutut terkunci (locking), gangguan berjalan (giving way)
merupakan permasalahan pada sendi lutut yang sering terjadi. Ketidakmampuan
tersebut, terutama yang berkaitan dengan rasa sakit sehingga dapat berdampak
negatif secara psikologis, yang kesemuanya dapat mengakibatkan penurunan
kualitas hidup.4
2.4 Patofisiologi
4
Grade 4 : Osteofit besar, penyempitan ruang sendi jelas, sklerosis berat, nampak
deformitas ujung tulang.
penurunan berat badan untuk mencapai target BMI 18,5 -25, program latihan
aerobik, latihan fisik seperti latihan perbaikan lingkup gerak sendi, penguatan
otot-otot quadrisep, dan terapi okupasi meliputi proteksi sendi dan konservasi
energi.1
Terapi farmakologi digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, obat analgetik
yang digunakan terdiri dari obat antiinflamasi non steroid (OANS), opiat dan
analgetik non opiate. Pendekatan terapi awal osteoartritis dengan gejala nyeri
ringan hingga sedang, dapat diberikan salah satu obat berikut ini, yaitu
acetaminophen (kurang dari 4 gram per hari) atau obat anti inflamasi non-steroid
(OAINS), apabila memiliki risiko sistim pencernaan dapat diberikan pemberian
obat pelindung gaster (gastro - protective agent). Untuk nyeri sedang hingga berat
yang disertai dengan pembengkakan sendi diberikan injeksi glukokortikoid
intraartikular seperti triamsinolone hexatonide 40 mg bertujuan untuk penanganan
nyeri jangka pendek. Pendekatan terapi alternatif dilakukan apabila terapi awal
tidak memberikan respon yang adekuat. Obat - obatan yang digunakan seperti
triamsinolone hexatonide 40 mg, terapi intraartikular seperti pemberian
hyaluronan atau kortikosteroid jangka pendek.1
Tindakan pembedahan dapat diindikasikan pada pasien dengan gejala
klinis osteoarthritis yang berat, gejala nyeri menetap atau bertambah berat setelah
mendapat terapi konvensional. Pasien yang mengalami keluhan progresif dan
mengganggu aktivitas fisik sehari-hari, keluhan nyeri mengganggu kualitas hidup
pasien seperti menyebabkan gangguan tidur (sleeplessness), kehilangan
kemampuan hidup mandiri, timbul gangguan psikiatri. Deformitas varus atau
valgus lebih dari 15 hingga 20 derajat pada osteoartritis lutut. Gejala mekanik
yang berat seperti gangguan berjalan (giving way), lutut terkunci (locking), tidak
dapat jongkok (inability to squat). Operasi penggantian sendi lutut (knee
replacement) dilakukan pada pasien dengan nyeri sendi pada malam hari yang
sangat mengganggu, kekakuan sendi yang berat, dan mengganggu aktivitas fisik
sehari-hari.1,15
BAB III
LAPORAN KASUS
9
10
2. Radiologi
16
17
19
DAFTAR PUSTAKA
20
14. Kohn MD, Sassoon AA, Fernando ND. Classification in brief: Kellgren-
Lawrence classification of osteoarthritis. Clin Orthop Relat Res.
2016;474:1886-93.
15. David JH. Osteoarthritis Management: Time to Change the Deck. Orthop
Sports Phys Ther. 2017;47(6):370-372. doi:10.2519/jospt.2017.0605.
21